Вы находитесь на странице: 1из 33

Buku Putih Sanitasi

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1. Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik


Kota Madiun merupakan salah satu wilayah pemerintahan
Provinsi Jawa Timur bagian barat yang mempunyai letak
strategis. Kota Madiun menjadi perlintasan transportasi darat
utama antar Provinsi di pulau Jawa, diantaranya dilewati jalur
Surabaya Madiun Solo Jakarta, Surabaya Madiun Solo
Bandung. Kota Madiun juga merupakan kota transit yang cukup
strategis karena menjadi pilihan jalur yang mudah dilalui oleh
transportasi bus maupun kereta api serta mendukung daerah
hinterland yang mempunyai potensi budaya dan pariwisata yang
cukup terkenal.
Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111BT-112BT
dan 7LS-8LS dan berbatasan langsung dengan Kecamatan
Madiun di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Geger, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan
Wungu dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jiwan.
Tinggi daratan Kota Madiun terletak pada 63 meter hingga 67
meter di atas permukaan laut dengan kemiringan rata-rata 0% 2% atau dapat dikatakan relatif datar. Daratan dengan ketinggian
63 meter dari permukaan laut terletak di tengah, sedangkan
daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut
terletak di sebelah selatan.
Sebagai daerah tropis, Kota Madiun memiliki iklim yang
sama dengan seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia yaitu
musim kemarau sekitar bulai Mei hingga Oktober, dan
mengalami musim penghujan antara bulan November hingga
April. Suhu udara Kota Madiun berkisar antara 20 0C 350C
dengan kelembaban nisbi udara berkisar 78%. Curah hujan di
Wilayah Kota Madiun memiiki lama hari hujan rata-rata tahunan
sekitar 100 hari dan besarnya curah hujan 2.000 mm/tahun,
berdasarkan pemantauan dari 4 stasiun pengamat hujan yaitu di
Pabrik Gula Rejo Agung, Kantor Madiun, Klegen, dan Pabrik Gula
Kanigoro.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-1

Buku Putih Sanitasi


Kota Madiun berada dalam Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bengawan Solo pada Wilayah Sungai (WS) Bengawan Solo, dan
dilintasi oleh Sungai Madiun sebagai sungai utama dengan anak
sungai yaitu Sungai Catur dan Sungai Sono. Sumber air Kota
Madiun berasal dari sumber air dangkal dengan kedalaman
sekitar 8 meter, sumber air artesis terdapat pada kedalaman
kurang lebih 90 meter.
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Madiun
No
1

Nama Sungai

Luas (Ha)

DAS BENGAWAN SOLO

Sumber:

3.323

Java Water Resources Strategic Study, 2012

Luas wilayah administratif Kota Madiun sebesar 33,23 km2


yang terbagi dalam 3 (tiga) kecamatan dan 27 (dua puluh tujuh)
kelurahan, yaitu Kecamatan Manguharjo dengan luas 10,04 km 2,
Kecamatan Taman dengan luas 12,46 km 2, dan Kecamatan
Kartoharjo dengan luas 10,73 km2.
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah
kelurahan
No

Nama
Kecamatan

Jumlah
Keluraha
n

Luas Wilayah
Administrasi
(%) thd
(Ha)
total
1.004
30,21%

Kec.
9
Manguharjo
2
Kec. Taman
9
1.246
37,50%
3
Kec.
9
1.073
32,29%
Kartoharjo
Jumlah
27
3.323
100,00%
Sumber: Rencana Detil Tata Ruang Kota Madiun 2012

Luas Wilayah
Terbangun
(%) thd
(Ha)
total
605,00
18,21%
1.215
633

36,58%
19,05%

2.453

73,83%

Sistem drainase perkotaan teridiri dari berbagai elemen


yang seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi,
baik secara nasional, provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Sistem
drainase perkotaan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Drainase Makro, terdiri dari drainase primer dan sekunder
yang umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai.
Jaringan
drainase
makro
ini
bisa
berupa
sungai,
drainase/saluran primer dan sekunder. Dalam praktiknya,
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-2

Buku Putih Sanitasi


sistem ini tidak begitu memengaruhi pengelolaan harian
sistem sanitasi. Bahkan di kawasan area pertanian, sistem ini
biasanya dikelola secara tradisional untuk irigasi.
2. Drainase Mikro/Tersier, umumnya direncanakan, dibangun,
dan dirawat oleh Pemerintah Kota, dan bahkan sering pula
melibatkan partisipasi masyarakat. Drainase tersier ini punya
fungsi ganda, yaitu: i) tempat pembuangan dan pengaliran
grey water dan bahkan black water sepanjang tahun; dan ii)
penyaluran air hujan/limpasan saat musim hujan tiba.
Sistem drainase di Kota Madiun menggunakan sistem
gravitasi dan sistem pemompaan dengan panjang saluran primer
15,484 km, panjang saluran sekunder 59 km, dan saluran tersier
5,083 km. Pengelolaan drainase Kota Madiun dibantu dengan
tersedianya 8 rumah pompa yang sekaligus berfungsi sebagai
pengendali banjir. Untuk lebih jelas mengenai saluran primer dan
sekunder di Kota Madiun dapat dilihat di Tabel 2.2a.

Tabel 2.2a: Saluran Primer dan Saluran Sekunder di Kota Madiun


N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Nama Saluran
Kali Madiun
Kali Catur
Kali Precet
Saluran Slarangan
Saluran Semar Mendem
Saluran Terate
Saluran Banjarejo
Saluran Mojorejo
Saluran Klegen
Saluran Pelitatama
Saluran Rejomulyo
Saluran Maling
Saluran Manisrejo
Saluran Kanigoro
Saluran Pilangbango
Saluran Sono
Saluran Nila
Saluran Piring
Saluran Nambangan Kidul
Saluran Nambangan Lor
Saluran Sumber Umis
Saluran Kartini
Saluran Pasar Sepuh

Pokja Sanitasi Kota Madiun

Jenis
Saluran
Primer
Primer
Primer
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder
Sekunder

II-3

Panjang
(Km)
10,233
4,651
0,600
2,375
2,800
12,720
3,557
1,090
1,550
2,220
1,602
1,032
4,310
1,470
2,448
1,362
0,912
2,000
1,600
2,200
1,370
1,015
0,500

Buku Putih Sanitasi


24 Saluran Madiun Lor
Sekunder
25 Saluran Patihan Lor
Sekunder
26 Saluran Manguharjo
Sekunder
27 Saluran Winongo
Sekunder
28 Saluran Ngegong
Sekunder
29 Saluran PG Rejoagung
Sekunder
30 Saluran Taman
Sekunder
31 Saluran Kranggan
Sekunder
32 Saluran Mangudiprajan
Sekunder
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-4

1,475
0,435
0,772
1,819
0,902
2,173
1,295
1,465
0,531

Buku Putih Sanitasi


Peta 2.1. : Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-5

Buku Putih Sanitasi


Peta 2.2. : Peta Administrasi Kota Madiun dan Cakupan Wilayah Kajian

TAHUN 2010 - 2030

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-6

Buku Putih Sanitasi


2.2. Demografi
Jumlah penduduk Kota Madiun sampai dengan akhir tahun
2012 adalah sebanyak 174.955 jiwa, yang terdiri dari penduduk
laki-laki sejumlah 83.908 jiwa dan penduduk perempuan
sejumlah 91.047 jiwa. Dari 3 kecamatan di Kota Madiun,
pertumbuhan penduduk paling besar terjadi di Kecamatan Taman
sebesar 8,26% dengan kepadatan penduduk sebesar 61,34
jiwa/ha, diikuti oleh Kecamatan Manguharjo sebesar 3,22%
dengan kepadatan penduduk sebesar 50,14 jiwa/ha. Sedangkan
di Kecamatan Kartoharjo tercatat mengalami penurunan jumlah
penduduk sebesar 6,76% dengan kepadatan penduduk sebesar
44,91 jiwa/ha. Ilustrasi kondisi demografi Kota Madiun dalam 5
tahun terakhir disajikan dalam Tabel 2.3.
Jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun tertentu di
waktu yang akan datang dapat diperkirakan/diproyeksikan
dengan menggunakan persamaan:
Pn = P0 (1+ r ) n
dimana:Pn = jumlah penduduk tahun akhir
P0 = jumlah penduduk tahun awal
r

= pertumbuhan penduduk

= tahun perhitungan

Dengan menggunakan persamaan di atas, proyeksi jumlah


penduduk Kota Madiun untuk 5 tahun ke depan disajikan dalam
Tabel 2.4.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-7

Buku Putih Sanitasi


Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 5 tahun terakhir
Nama
Kecamat
an

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tahun

Tahun

Tingkat Pertumbuhan (%)

Kepadatan penduduk

Tahun

2008

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

Manguhar
jo
Taman

50.720

49.066

48.718

48.745

50.342

69.659

71.488

71.329

70.366

76.428

Kartoharj
o
Jumlah

46.037

47.641

54.504

51.557

48.185

166.41
6

168.19
5

174.55
1

170.66
8

174.95
5

14.66
3
19.72
3
13.84
6
48.23
2

14.54
7
20.15
0
14.18
2
48.87
9

14.83
6
20.21
9
14.30
5
49.36
0

14.86
1
19.64
2
14.36
4
48.86
7

15.01
7
21.11
3
14.72
7
50.85
7

200
8
8,00
6,51

200
9
3,32
2,59

3,14

3,42

5,99

1,06

201
0
0,71
0,22
13,4
6
3,71

Tahun
201
1
0,06

201
2
3,22

1,36
5,56
2,25

8,26
6,76
2,48

200
8
50,5
2
55,9
1
42,9
0
50,0
8

200
9
48,8
7
57,3
7
44,4
0
50,6
2

201
0
48,5
2
57,2
5
50,8
0
52,5
3

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama
Kecama
tan
Manguha
rjo
Taman
Kartoharj
o
Jumlah

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tingkat Pertumbuhan

Kepadatan penduduk

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

51.96
3
78.40
7
49.83
3
180.2
03

53.63
6
80.43
8
51.53
7
185.6
12

55.36
3
82.52
2
53.30
0
191.1
85

57.14
6
84.65
9
55.12
3
196.9
28

58.98
6
86.85
2
57.00
8
202.8
46

201
3
17.3
21
26.1
36
16.6
11
60.0
68

201
4
17.8
79
26.8
13
17.1
79
61.8
71

201
5
18.4
54
27.5
07
17.7
67
63.7
28

201
6
19.0
49
28.2
20
18.3
74
65.6
43

201
7
19.6
62
28.9
51
19.0
03
67.6
15

201
3
3,2
2
2,5
9
3,4
2
2,9
6

201
4
3,2
2
2,5
9
3,4
2
2,9
6

201
5
3,2
2
2,5
9
3,4
2
2,9
6

201
6
3,2
2
2,5
9
3,4
2
2,9
6

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, diolah

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-8

201
7
3,2
2
2,5
9
3,4
2
2,9
6

201
3
51,
76
62,
93
46,
44
54,
23

201
4
53,
42
64,
56
48,
03
55,
86

201
5
55,
14
66,
23
49,
67
57,
53

201
6
56,
92
67,
94
51,
37
59,
26

201
7
58,7
5
69,7
0
53,1
3
61,0
4

201
1
48,5
5
56,4
7
48,0
5
51,3
6

201
2
50,1
4
61,3
4
44,9
1
52,6
5

Buku Putih Sanitasi


2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah
Perencanaan Daerah tidak terlepas dari pendapatan dan
kebutuhan belanja daerah atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD). Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) merupakan rencana pengelolaan keuangan
tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh DPRD dalam
Peraturan Daerah (Perda).
Total realisasi pendapatan Kota Madiun pada tahun 2012
adalah
Rp. 682.101.729.900,20, meningkat 28,94% dari tahun
2011, meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp.
72.030.950.610;
Dana
Perimbangan
sebesar
Rp.
493.577.045.832; dan Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp.
116.493.733.458 seperti yang tersaji dalam Tabel 2.5. Sedangkan
realisasi
belanja
Kota
Madiun
tahun
2012
mencapai
Rp. 610.542.091.934, meningkat sekitar 15,89% dari tahun 2011
meliputi belanja langsung sebesar Rp. 248.278.643.017 dan
belanja tidak langsung sebesar Rp. 362.263.448.917.
Belanja sanitasi Kota Madiun di tahun 2012 berupa fisik dan
non-fisik yang dikelola oleh beberapa Satuan Kerja Perangkat
Daerah
(SKPD)
terkait
sanitasi
adalah
sebesar
Rp.
15.675.278.775,00 meningkat 69% dibandingkan dengan tahun
2011 sebesar Rp. 9.269.596.250,00 seperti yang disajikan pada
Tabel 2.6.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-9

Buku Putih Sanitasi


Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kota Madiun Tahun 2009 2013
No
A
a.1
a.1.
1
a.1.
2
a.1.
3
a.1.
4
a.2
a.2.
1
a.2.
2
a.2.
3
a.2.
4
a.3
a.3.
1
a.3.
2

Realisasi Anggaran

Rata-rata
Pertumbuh
an (%)

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Pendapatan (a.1 + a.2 +


a.3)
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)

416.592.459.38
5,97
43.871.880.252,
97

Pajak daerah

9.427.601.807,00

Retribusi daerah

13.653.458.797,0
0

511.265.259.85
5,53
41.757.000.273,
53
12.744.350.430,0
0
19.233.818.234,0
0

528.997.038.31
6,73
61.305.077.273,
73
23.200.982.101,0
0
26.456.644.263,0
0

682.101.729.90
0,20
72.030.950.610,
20
29.323.185.454,0
0
30.451.295.552,9
5

702.906.174.00
0,00
55.683.801.000,
00
21.475.670.000,0
0
13.974.964.000,0
0

2.343.819.199,81

3.494.940.520,24

4.499.769.865,48

6.433.162.348,32

4.395.167.000,00

6.283.891.089,29

7.147.681.044,25

5.823.307.254,93

327.818.740.63
0,00
38.919.454.630,0
0
271.396.486.000,
00
17.502.800.000,0
0

363.186.940.64
1,00
35.302.049.337,0
0
297.695.488.000,
00
24.070.500.000,0
0

493.577.045.83
2,00
52.846.926.065,0
0
413.003.782.000,
00
20.273.450.000,0
0

15.838.000.000,0
0
525.721.221.00
0,00
17.903.376.000,0
0
474.093.362.000,
00
27.544.290.000,0
0

6.118.903.304,00

7.452.887.767,00

6.180.193.000,00

2,36

38.193.166.356,
00

141.689.518.95
2,00

104.505.020.40
2,00

116.493.733.45
8,00

121.501.152.00
0,00

65,13

98.300.000,00

11.500.000,00

5.000.000,00

(72,41)

24.242.971.757,0
0

Hasil pengolahan kekayaan


daerah yang dipisahkan
Lain-lain pendapatan daerah
yang sah
Dana Perimbangan
(Transfer)
Dana bagi hasil
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus

18.447.000.449,1
6
334.527.412.77
7,00
31.396.432.777,0
0
272.305.980.000,
00
30.825.000.000,0
0

Dana bagi hasil cukai


Lain-lain Pendapatan
yang Sah
Hibah
Dana darurat

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-10

14,55
9,20
29,21
9,85
22,29
25,31
12,80
(0,44)
15,72
3,60

Buku Putih Sanitasi


a.3.
3
a.3.
4
a.3.
5
B
b.1
b.1.
1
b.1.
2
b.1.
3
b.1.
4
b.1.
5
b.1.
6
b.1.
7
b.1.
8
b.2
b.2.
1
b.2.
2

Dana bagi hasil pajak dari


provinsi kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus
Bantuan keuangan dari
provinsi/pemerintah daerah
lainnya

31.867.409.568,0
0
96.333.749.384,0
0

33.188.586.442,0
0
67.000.323.960,0
0

32.250.736.458,0
0
81.339.127.000,0
0

29.911.616.000,0
0
89.937.436.000,0
0

13.476.860.000,0
0

4.311.110.000,00

2.903.870.000,00

1.652.100.000,00

389.629.298.05
1,02
237.670.127.25
0,00
227.831.860.250,
00

506.275.950.05
2,00
301.935.295.80
1,00
287.092.507.203,
00

526.846.072.31
2,60
339.766.220.92
9,60
310.622.634.849,
60

610.542.091.93
3,60
362.263.448.91
6,60
348.055.786.660,
60

744.119.039.00
0,00
416.436.667.00
0,00
389.386.362.000,
00

Bunga

Subsidi

Hibah

2.415.117.000,00

6.712.379.000,00

5.627.712.000,00

5.351.246.000,00

Bantuan sosial

7.423.150.000,00

8.130.409.598,00

23.020.971.000,0
0

8.361.513.176,00

Belanja bagi hasil

Bantuan keuangan

494.903.080,00

494.903.080,00

494.903.000,00

(0,00)

Belanja tidak terduga

1.000.000.000,00

151.959.170.80
1,02
16.895.199.430,0
0
60.727.411.570,0
0

204.340.654.25
1,00
18.105.961.006,0
0
63.024.945.390,0
0

187.079.851.38
3,00
20.259.688.761,0
0
71.145.208.856,0
0

248.278.643.01
7,00
26.986.109.040,0
0
83.926.627.930,0
0

327.682.372.00
0,00
40.514.930.000,0
0
126.245.711.000,
00

Belanja (b1 + b.2)


Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai

Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa

Pokja Sanitasi Kota Madiun

12.975.663.000,0
0
876.231.599,00

II-11

15.414.332.000,0
0
10.141.070.000,0
0

34,92
0,51
(47,92)
17,94
15,29
14,53

86,23
37,57

22,68
25,60
21,26

Buku Putih Sanitasi


b.2.
3
C

74.336.559.801,0
123.209.747.855,
95.674.953.766,0
2
00
0
58.493.025.748, 84.456.187.083, 81.976.924.353,
Pembiayaan
93
88
41
26.963.161.334, 4.989.309.803,5 2.150.966.004,1
Surplus/(Defisit) Anggaran
95
3
3
Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun
Belanja modal

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-12

137.365.906.047,
00
63.918.755.556,
54
71.559.637.966,
60

160.921.731.000,
00
41.212.865.000,
00
(41.212.865.000
,00)

26,03
(4,03)

Buku Putih Sanitasi


Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kota Madiun. Tahun 2009 - 2013

N
o

Tahun

SKPD
2009

1
1.
a
1.
b
2
2.
a
2.
b
3
3.
a
3.
b
4
4.
a
4.
b

Ratarata
pertum
buhan
(%)

2010

2011

2012

2013

Dinas Pekerjaan Umum

9.222.902.275,0
0

26.893.471.600,
00

4.688.644.350,0
0

8.465.356.750,0
0

5.042.692.000,0
0

Investasi

9.187.960.875,00

26.592.578.400,00

4.278.907.250,00

8.032.163.600,00

4.837.692.000,00

34.941.400,00

300.893.200,00

409.737.100,00

433.193.150,00

205.000.000,00

667.402.100,00

431.037.450,00

1.047.597.950,0
0

951.706.000,00

1.827.420.000,0
0

Investasi

420.172.400,00

266.192.100,00

727.792.350,00

576.776.000,00

1.043.000.000,00

operasional/pemeliharaan
(OM)

247.229.700,00

164.845.350,00

319.805.600,00

374.930.000,00

784.420.000,00

502.417.000,00

764.118.600,00

483.089.700,00

627.830.000,00

1.878.855.000,0
0

8.000.000,00

374.601.000,00

197.466.700,00

46.960.000,00

1.330.785.000,00

494.417.000,00

389.517.600,00

285.623.000,00

580.870.000,00

548.070.000,00

147.824.900,00

550.000.000,00

Investasi

147.824.900,00

550.000.000,00

operasional/pemeliharaan
(OM)

operasional/pemeliharaan
(OM)
Kantor Lingkungan Hidup

Dinas Kesehatan
Investasi
operasional/pemeliharaan
(OM)
Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-13

37,29

47,62

61,13

Buku Putih Sanitasi


5
5.
a
5.
b
6
6.
a
6.
b
7
7.
a
7.
b
8
9
10
11
12
13

Badan Pemberdayaan
Masyarakat, Keluarga
Berencana dan Ketahanan
Pangan

34.962.950,00

48.505.500,00

47.913.300,00

50.000.000,00

200.000.000,00

125.000.000,00

34.962.950,00

48.505.500,00

47.913.300,00

50.000.000,00

75.000.000,00

1.841.002.150,0
0

1.601.023.025,0
0

1.985.096.050,0
0

4.513.590.025,0
0

3.652.092.000,0
0

709.283.650,00

63.285.700,00

540.418.900,00

2.402.450.450,00

1.170.322.000,00

operasional/pemeliharaan
(OM)

1.131.718.500,00

1.537.737.325,00

1.444.677.150,00

2.111.139.575,00

2.481.770.000,00

SKPD Lainnya

5.248.186.896,0
0

869.430.000,00

1.066.796.000,0
0

3.080.000.000,0
0

Investasi

4.499.183.646,00

869.430.000,00

1.066.796.000,00

2.780.000.000,00

749.003.250,00

300.000.000,00

17.516.873.371,
00

29.738.156.175,
00

9.269.596.250,0
0

15.675.278.775,
00

16.231.059.000,
00

18,40

14.824.600.571,
00

27.296.657.200,
00

6.761.840.100,0
0

12.125.146.050,
00

11.836.799.000,
00

21,46

2.692.272.800,0
0
151.959.170.801
,02

2.441.498.975,0
0
204.340.654.251
,00

2.507.756.150,0
0
187.079.851.383
,00

3.550.132.725,0
0
248.278.643.017
,00

4.394.260.000,0
0
327.682.372.000
,00

0,12

0,15

0,05

0,06

0,05

(8,46)

0,85

0,92

0,73

0,77

0,73

(2,94)

Investasi
operasional/pemeliharaan
(OM)
Dinas Kebersihan dan
Pertamanan
Investasi

operasional/pemeliharaan
(OM)
Belanja Sanitasi (1+2+3+
n)
Pendanaan investasi
sanitasi Total (1a+2a+3a+
na)
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+nb)
Belanja Langsung
Proporsi Belanja Sanitasi
Belanja Langsung(8/11)
Proporsi Investasi
Sanitasi Total Belanja

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-14

85,47

29,81

42,66

14,69
22,68

Buku Putih Sanitasi


Sanitasi (9/8)
Proporsi OM Sanitasi
Total Belanja Sanitasi
0,15
0,08
(10/8)
Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun
14

0,27

0,23

0,27

46,55

Dengan melihat data tabel diatas dapat diambil beberapa analisa yaitu :
1. Proporsi belanja sanitasi terhadap belanja langsung ratarata mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 8 % selama 5
tahun terakhir. Hal ini disebabkan naiknya belanja langsung secara signifikan selama 5 tahun terakhir dengan kenaikan rata
rata sebesar 22 % namun tidak diiringi dengan kenaikan belanja sanitasi. Hal ini membuktikan kurangnya perhatian dari
Pemerintah Kota Madiun terkait pendanaan untuk masalah sanitasi.
2. Untuk program dan kegiatan tentang sanitasi telah dilaksanakan oleh beberapa SKPD terkait perencanaan, pelaksanaan fisik
maupun non fisik sanitasi. Untuk pelaksanaan program dan kegiatan tentang sanitasi secara rutin dilaksanakan oleh beberapa
SKPD, diantaranya Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan,
dan Badan Pemberdayaan Masyarakat, KB dan KP. Namun terdapat beberapa kegiatan masalah sanitasi yang tidak secara
rutin dilaksanakan oleh SKPD lainnya, diantaranya DPPKAD, Bagian Humas dan Protokol, dan Kecamatan. Kegiatan kegiatan
tersebut diantaranya DAK Sanitasi, PMDMK, Jambanisasi, dan kegiatan lainnya.
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kota Madiun Tahun 2009- 2013
N
o

Deskripsi

Total Belanja Sanitasi

Jumlah Penduduk

Pokja Sanitasi Kota Madiun

Tahun
2009

2010

17.516.873.371

29.738.156.175

166.416

168.195

II-15

2011

Rata-rata
2012

2013

9.269.596.250

15.675.278.775

16.231.059.000

174.551

170.668

174.955

17.686.192.7
14
170.957

Buku Putih Sanitasi


Belanja Sanitasi Perkapita
105.260
(1 / 2)
Sumber: APBD dan BPM, KB dan KP, diolah

176.808

53.105

91.847

92.773

103.454

Untuk belanja sanitasi perkapita di Kota Madiun secara rata rata sebesar Rp. 103.454 namun pernah mengalami kenaikan
maupun penurunan yang signifikan antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Untuk tahun 2009 2010 mengalami
kenaikan 68 % dan tahun 2010 2011 mengalami penurunan sebesar 70 %. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2010 terdapat
banyak kegiatan tentang sanitasi sebagai akibat dari banjir yang dialami oleh masyarakat Kota Madiun di tahun sebelumnya.
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kota Madiun Tahun 2009- 2013
N
o
1
2
3

Tahun

Deskripsi
PDRB harga konstan (struktur perekonomian)
(Rp.)
Pendapatan Perkapita (Rp.)
Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-16

2009

2010

2011

2012

1.977.780,
63
25,71
6,06

2.114.843,
99
29,22
6,93

2.266.725,
63
33,09
7,18

2.435.060,
97
37,15
7,43

2013

Buku Putih Sanitasi


2.4. Tata Ruang Wilayah
Perencanaan
tata
ruang
wilayah
kota
bertujuan
mewujudkan ruang wilayah kota yang memenuhi kebutuhan
pembangunan dengan senantiasa berwawasan lingkungan,
efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan
acuan dalam penyusunan program pembangunan untuk
tercapainya kesejahteraan masyarakat. Kota Madiun dalam
Kebijakan Perwilayah Pembangunan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Jawa Timur berperan sebagai pusat Satuan
Wilayah Pembangunan (SWP) pada SWP Madiun dan sekitarnya,
terdiri dari Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Ponorogo, Magetan,
Pacitan, dan Ngawi, dengan fungsi sebagai pusat pelayanan
pemerintahan,
perdagangan,
jasa,
industri,
pendidikan,
kesehatan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Madiun disusun
untuk waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan, yaitu tahun 2009
2029 dengan sasaran perencanaan:
1. Terkendalinya pembangunan di wilayah kota baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat;
2. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan
budidaya;
3. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program
pembangunan di wilayah kota;
4. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kota;
5. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar
sektor pembangunan.
2.4.1. Kebijakan
Wilayah

dan

Strategi

Penataan

Ruang

Guna mewujudkan penataan ruang wilayah yang


memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa
berwawasan lingkungan, efisien dalam alokasi investasi,
bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan
program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan
masyarakat, ditetapkan kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah Kota Madiun, yaitu:

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-17

Buku Putih Sanitasi


A. Kebijakan struktur ruang wilayah, meliputi:
1. Pengembangan sistem pusat pelayanan Kota Madiun
secara berhierarki guna pemerataan pembangunan sampai
ke tingkat bawah. Strategi untuk mewujudkan kebijakan
tersebut dilakukan dengan cara:
1) mengembangkan kawasan pusat pelayanan, sub pusat
pelayanan, dan pusat lingkungan kota yang saling
terintegrasi dan melengkapi;
2) mengembangkan pusat pelayanan kota yang melayani
skala kota dan regional;
3) meningkatkan fungsi pusat pelayanan kota sebagai
pusat pelayanan umum;
4) membagi wilayah Kota Madiun menjadi 3 (tiga) sub
pusat pelayanan yang masing-masing melayani satu
Sub Pusat Pelayanan atau setiap kecamatan;
5) mengembangkan pusat lingkungan sebagai bagian sub
pusat pelayanan kota secara proporsional dan merata;
6) melengkapi pengembangan fasilitas sosial ekonomi
skala lingkungan;
7) mengendalikan wilayah yang produktif sebagai
kawasan pertanian untuk mendukung pengembangan
pertanian berkelanjutan pada sub pusat pelayanan
kota; dan
8) mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik
skala lingkungan.
2. Pengembangan sistem prasarana wilayah Kota Madiun
guna mendukung pembangunan dan fungsi Kota Madiun
sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian
Barat. Strategi untuk mewujudkan kebijakan tersebut
dilakukan dengan cara:
1) meningkatkan aksesibilitas Kota Madiun dengan wilayah
sekitarnya;
2) meningkatkan aksesibilitas antar pusat pelayanan kota,
sub pusat pelayanan kota, dan pusat lingkungan di Kota
Madiun;

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-18

Buku Putih Sanitasi


3) mengembangkan terminal angkutan penumpang dan
terminal barang;
4) mengembangkan jalur kereta api komuter Madiun
Ponorogo Slahung beserta stasiun komuternya, serta
membangun jalur kereta api ganda;
5) mengembangkan jaringan distribusi jaringan energi dan
pelayanan ke seluruh wilayah Kota Madiun;
6) meningkatkan jumlah, mutu dan jangkauan pelayanan
komunikasi serta kemudahan mendapatkannya di
seluruh wilayah Kota Madiun yang diprioritaskan untuk
mendukung pengembangan pendidikan dan industri;
7) mengembangkan dan meningkatkan prasarana sumber
daya air di Kota Madiun;
8) meningkatkan
pelayanan
air
minum
dengan
meningkatkan jaringan perpipaan air minum di Kota
Madiun dan kapasitas pelayanan;
9) mengembangkan pengolahan limbah kota terpadu;
10) mengoptimalkan
tingkat
penanganan
dan
pemanfaatan
persampahan
guna
menciptakan
lingkungan yang sehat dan bersih;
11) mengembangkan sistem jaringan drainase secara
terpadu dan tidak terputus meliputi jaringan primer,
sekunder, dan tersier;
12) menyediakan prasarana dan sarana jalan pejalan
kaki pada kawasan fungsional kota termasuk
penyediaan jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat;
dan
13) menyediakan jalur evakuasi bencana pada lokasi
permukiman padat, kawasan perdagangan, dan
kawasan industri serta menyediakan lapangan terbuka
dan gedung-gedung pemerintah sebagai ruang
evakuasi bencana.
B. Kebijakan pola ruang wilayah, meliputi:
1. Pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan
lindung guna menghindari kerusakan lingkungan untuk
mendukung keberlanjutan pembangunan dalam jangka
panjang di Kota Madiun. Strategi untuk mewujudkan
kebijakan tersebut dilakukan dengan cara:

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-19

Buku Putih Sanitasi


1) menetapkan fungsi lindung pada kawasan lindung
setempat melalui upaya konservasi alam, rehabilitasi
ekosistem yang rusak, pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup;
2) melestarikan, memantapkan fungsi, dan nilai manfaat
kawasan cagar budaya;
3) mempertahankan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
sudah ada dan mengembangkan RTH privat maupun
RTH publik di Kota Madiun; dan
4) menangani kawasan rawan bencana alam melalui
pengendalian dan pengawasan kegiatan perusakan
lingkungan terutama pada kawasan yang berpotensi
menimbulkan bencana alam dan pengendalian untuk
kegiatan manusia secara langsung serta mitigasi
bencana di Kota Madiun.
2. Pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung
pemantapan
fungsi
Kota
Madiun
sebagai
pusat
pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat. Strategi
untuk mewujudkan kebijakan tersebut dilakukan dengan
cara:
1) mengembangkan kawasan perumahan berkepadatan
tinggi,
berkepadatan
sedang
serta
perumahan
berkepadatan rendah secara sinergis;
2) mengembangkan
Kawasan
Siap
Bangun
(Kasiba)/Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) mandiri;
3) mengembangkan kawasan perkantoran yang saling
bersinergi membentuk sistem pelayanan masyarakat
yang terpadu berkualitas;
4) mengembangkan potensi wisata yang terkait dengan
perkembangan
fungsi
kota
yang
mendorong
terbentuknya kota tujuan wisata;
5) mengembangkan dan menata kawasan perdagangan
secara merata sesuai dengan fungsi pelayanan
kawasan;
6) mengendalikan pertumbuhan industri berpolusi dalam
kota serta mengembangkan sentra industri pengolahan
sekaligus sebagai outlet dan toko souvenir;
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-20

Buku Putih Sanitasi


7) meningkatkan fungsi Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
untuk kegiatan masyarakat; dan
8) merehabilitasi dan merevitalisasi permukiman kumuh
melalui konsolidasi tanah.
3. Pengembangan kawasan peruntukkan lainnya untuk
mendukung pemantapan fungsi Kota Madiun sebagai pusat
pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Bagian Barat. Strategi
untuk mewujudkan kebijakan tersebut dilakukan dengan
cara:
1) mengembangkan jalur evakuasi bencana dan ruang
evakuasi bencana serta menetapkan langkah-langkah
pencegahan terhadap bencana banjir di Kota Madiun;
2) menetapkan dan meningkatkan kawasan beririgasi
teknis dan lahan pertanian berkelanjutan;
3) pengembangan dan menata ruang untuk
informal untuk mendukung pengembangan
perdagangan maupun sektor pariwisata;

sektor
sektor

4) mengembangkan kawasan pendidikan tinggi yang


mendukung pengembangan fungsi Kota Madiun dan
pemberdayaan masyarakat;
5) mengembangkan kawasan kesehatan yang terjamin
dan berkualitas; dan
6) mengembangkan kawasan peribadatan pada setiap unit
lingkungan dan terpadu dengan fasilitas pelayanan kota
lainnya.
4. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan. Strategi untuk mewujudkan kebijakan tersebut
dilakukan dengan cara:
1) mendukung penetapan kawasan strategis nasional
dengan fungsi khusus pertahanan dan keamanan;
2) mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan
di sekitar kawasan strategis nasional untuk menjaga
fungsi pertahanan dan keamanan;
3) mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan
budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis
nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-21

Buku Putih Sanitasi


kawasan strategis nasional dengan kawasan budidaya
terbangun; dan
4) turut serta memelihara dan menjaga
pertahanan/ Tentara Nasional Indonesia.

2.4.2.

aset-aset

Rencana Struktur Ruang Wilayah

Rencana struktur ruang wilayah Kota Madiun telah


dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Madiun tahun 20102030 yang meliputi rencana sistem pusat
pelayanan kota dan rencana sistem prasarana wilayah kota.
Rencana sistem pusat pelayanan Kota Madiun diikuti
dengan pengembangan infrastruktur untuk menunjang kegiatan
perkotaan yang meliputi:
1. Rencana pusat pelayanan kota, berfungsi sebagai pusat
perdagangan dan jasa skala regional, dan pusat pelayanan
umum.
2. Rencana sub pusat pelayanan kota, dibagi berdasarkan batas
administratif kecamatan dengan fungsi pusat pelayanan
pemerintahan skala kecamatan, pusat pelayanan industri,
perhubungan, kesehatan, dan pendidikan skala regional.
Dengan Kota Madiun hanya memiliki 3 kecamatan maka sub
pusat pelayanan kota I berada di Kecamatan Manguharjo, sub
pusat pelayanan kota II di Kecamatan Kartoharjo, dan sub
pusat pelayanan kota III di Kecamatan Taman.
3. Rencana
pusat
lingkungan,
dengan
fungsi
pusat
pengembangan
industri,
perumahan,
pemerintahan,
perhubungan, pertanian, serta perdagangan dan jasa.
Sedangkan rencana sistem prasarana wilayah Kota Madiun
meliputi
rencana
sistem
jaringan
transportasi,
energi,
telekomunikasi, sumber daya air, dan infrastruktur kota.

2.4.3.

Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola ruang wilayah Kota Madiun diwujudkan


dalam rencana kawasan lindung dan rencana kawasan budidaya.
Rencana kawasan lindung merupakan kawasan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-22

Buku Putih Sanitasi


sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan rencana
kawasan budidaya merupakan kawasan dengan fungsi utama
budidaya atas kondisi dan potensi sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan.
Rencana kawasan lindung Kota Madiun meliputi kawasan
perlindungan setempat, ruang terbuka hijau, kawasan cagar
budaya, dan kawasan rawan bencana alam. Kawasan
perlindungan setempat Kota Madiun meliputi:
1. Kawasan sempadan sungai, yaitu kawasan sepanjang kanankiri sungai dan yang mempunyai manfaat penting untuk
melestarikan fungsi sungai dimana luas sempadan yang
dikembangkan kurang lebih 119 ha.
2. Kawasan sekitar mata air adalah kawasan di sekeliling mata
air yang mempunyai manfaat penting mempertahankan
kelestarian mata air dengan jari-jari 200 meter di sekitar
mata air dimana luas sempadan mata air yang dikembangkan
kurang lebih 88 ha.
Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Madiun
memiliki fungsi sebagai taman, estetika, kawasan penyangga,
konservasi, resapan air, tempat untuk santai sambil menikmati
aktivitas kota, tempat sosialisasi, dan lain-lain. Ruang terbuka
hijau Kota Madiun terdiri dari RTH Publik dan
RTH Privat
dengan rencana pengembangan RTH Publik mencapai 717 Ha
dan RTH Privat mencapai 376 Ha.
Ruang terbuka hijau di Kota Madiun antara lain berupa
alun-alun kota, taman lingkungan, lapangan olah raga,
konservasi sungai, konservasi jalur kereta api, konservasi sekitar
SUTT, taman lingkungan perumahan dan perkantoran, boulevard,
arboretum, hutan kota, pemakaman umum, lahan kosong
(seperti lahan pertanian, pekarangan/tegalan), dan lain-lain.
Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang di dalamnya
terdapat benda dan/atau lingkungan cagar budaya yang
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Kawasan cagar budaya tersebut
meliputi:
1. Benda yang tidak dapat bergerak, seperti makam kuno,
masid kuno, sendang, dan benteng sejarah.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-23

Buku Putih Sanitasi


2. Benda yang dapat bergerak, seperti peralatan-peralatan
masyarakat terdahulu dan perlengkapan perang.
3. Bangunan kuno, seperti bangunan-bangunan peninggalan
kolonial Belanda.
Bencana alam yang potensial terjadi di Kota Madiun adalah
banjir, sehingga ditetapkan kawasan rawan bencana alam Kota
Madiun adalah kawasan rawan banjir. Kawasan rawan banjir di
Kota Madiun yaitu:
1. Sekitar Sungai Madiun yang meliputi 7 kelurahan yaitu
Kelurahan Patihan, Kelurahan Sogaten, Kelurahan Madiun Lor,
Kelurahan Pangongangan, Kelurahan Manguharjo, Kelurahan
Nambangan Lor, dan Kelurahan Nambangan Kidul.
2. Sekitar pertemuan Sungai Sono, saluran Pelita Tama, dan
saluran Nila yang meliputi 3 kelurahan yaitu Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kelun, dan Kelurahan Tawangrejo.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-24

Buku Putih Sanitasi


Peta 2.3 Rencana Pusat Layanan Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-25

Buku Putih Sanitasi


Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-26

Buku Putih Sanitasi


Peta 2.5 Rawan Bencana Kota Madiun

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-27

Buku Putih Sanitasi


2.5.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-28

Buku Putih Sanitasi


Kondisi Sosial Budaya daerah dapat dilihat dari beberapa
aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Pendidikan sangatlah penting untuk kemajuan sebuah bangsa,
karena pendidikan menyangkut masa depan sebuah negara.
Maka dari itu pendidikan merupakan salah satu prioritas
pembangunan. Tingkat kemajuan pendidikan dapat dilihat dari
data fasilitas pendidikan atau jumlah sekolah yang ada di sebuah
wilayah tersebut. Untuk Kota Madiun jumlah sekolah yang ada
bisa dikatakan lebih dari cukup bila dihitung dengan
perbandingan luas wilayah terhadap jumlah penduduk.
Jumlah sekolah yang berdiri di Kota Madiun sampai dengan
tahun 2012 adalah 72 Sekolah Dasar (SD), 21 Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), 13 Sekolah Menengah Atas (SMA), 27
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 12 Madrasah Ibtidaiyah (MI),
3 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 4 Madrasah Aliyah (MA) yang
tersebar di 3 Kecamatan di Kota Madiun seperti yang tersaji pada
Tabel 2.9.

Tabel 2.9 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kota Madiun


Jumlah Sarana Pendidikan
Umum

Nama Kecamatan

SLT
SM
SM
P
A
K
Kec. Manguharjo
24
10
3
9
Kec. Taman
25
8
5
11
Kec. Kartoharjo
23
3
5
7
Jumlah
72
21
13
27
Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan
SD

Agama
MI

MTs

MA

6
0
3
2
3
1
12
3
Olahraga Kota

0
3
1
4
Madiun

Selain pendidikan dan kesehatan, faktor kesejahteraan


masyarakat sangatlah berpengaruh bagi kondisi sosial budaya
suatu daerah. Terutama tingkat kemiskinan yang merupakan
salah satu faktor utama suksesnya kinerja pemerintah sebagai
pelayan masyarakat. Menurut data Pendataan Program
Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) yang dikeluarkan TNP2K (Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan) jumlah penduduk miskin di Kota
Madiun berdasarkan Rumah Tangga Sasaran (RTS) sebanyak
7.102 RTS, tersebar hampir merata di 3 kecamatan. Dimana

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-29

Buku Putih Sanitasi


Kecamatan Taman memiliki RTS paling banyak yaitu 2.597 RTS,
diikuti oleh Kecamatan Manguharjo 2.356 RTS dan Kecamatan
Kartoharjo sebanyak 2.149 RTS.
Tabel 2.10 Jumlah penduduk miskin per kecamatan
N
o

Nama Kecamatan

1
2
3

Jumlah keluarga
miskin (RTS)

Kec. Manguharjo
Kec. Taman
Kec. Kartoharjo
Jumlah
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan

2.356
2.597
2.149
7.102
Daerah

Pertumbuhan penduduk akan selalu diikuti dengan


pertumbuhan hunian tempat tinggal yang merupakan kebutuhan
pokok manusia. Jumlah rumah di Kota Madiun sampai tahun 2012
disajikan dalam Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Jumlah rumah per kecamatan


N
o
1
2
3

Nama Kecamatan

Kec. Manguharjo
Kec. Taman
Kec. Kartoharjo
Jumlah
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Madiun

Jumlah Rumah
12.430
18.709
12.147
43.286

2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah


Pembentukan
kelembagaan
pemerintah
daerah
berdasarkan Peaturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dalam
kebijakan tersebut tergambar bahwa perangkat daerah terbagi
atas lima unsur yaitu:
1. Unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi, diwadahi dalam Sekretariat;
2. Unsur pengawas yang diwadahi dalam bentuk Inspektorat;
3. Unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk Badan;
4. Unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik;
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-30

Buku Putih Sanitasi


5. Unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam Dinas
daerah.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007, Pemerintah Kota Madiun membentuk
kelembagaan daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kota Madiun sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis;
2. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 06 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;
3. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 07 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan;
4. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 01 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 03
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
5. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 02 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 04
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Madiun yang
memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsi secara langsung
ataupun tidak langsung dalam pembangunan sanitasi antara
lain:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan
Ketahanan Pangan;
3. Dinas Pekerjaan Umum;
4. Dinas Kesehatan;
5. Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
6. Kantor Lingkungan Hidup.

Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-31

Buku Putih Sanitasi


7. Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Madiun
8.

9.
Pokja Sanitasi Kota Madiun

II-32

Вам также может понравиться