Вы находитесь на странице: 1из 5

Aerator adalah alat untuk mengontakkan oksigen dari udara dengan air agar zat besi atau mangan

yang ada di dalam air baku bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa ferri (Fe valensi 3)
serta mangan oksida yang relative tidak larut di dalam air. Kecepatan oksidasi besi atau mangan
dipengaruhi oleh pH air. Umumnya makin tinggi pH air kecepatan reaksi oksidasinya makin
cepat. Kadang-kadang perlu waktu tinggal sampai beberapa jam setelah proses aerasi agar reaksi
berjalan tergantung dari karakteristik air bakunya.
Di dalam proses penghilangan mangan dengan cara aerasi, adanya kandungan alkalinity, HCO 3
- yang cukup besar dalam air, akan menyebabkan senyawa mangan berada dalam bentuk
mangano bikarbonat Mn(HCO 3 ) 2 , oleh karena bentuk CO 2 bebas lebih stabil daripada HCO
3 - , maka senyawa bikarbonat cenderung berubah menjadi senyawa karbonat (reaksi 1). Dalam
reaksi tersebut dapat dilihat, jika CO 2 berkurang, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke
kanan dan selanjutnya akan terbentuk hidroksida mangan (Mn(OH) 2 ) (reaksi2). Hidroksida
mangan ini masih mempunyai kelarutan yang cukup besar, sehingga jika terus dilakukan oksidasi
dengan udara atau aerasi akan terjadi reaksi ion (reaksi 3).
Proses aerasi menggunakan bubble aerator, air sumur gali di tampung dalam bak berkapasitas 50
liter. Kemudian di masukkan alat aerator ke dalam bak dan biarkan selama 30 menit. Pada proses
menggunakan bubble aerator dilakukan pengulangan selama 10 kali.
Bubble aerator atau aerator dengan gelembung difuser, merupakan proses aerasi dengan
menyemprotkan atau menginjeksikan udara melalui dasar dari bak air yang akan diaerasi,
gelembung udara hasil injeksi udara melalui dasar bak aerasi akan naik ke atas dan akan kontak
dengan Fe dalam air sehingga terjadi reaksi yang akan merubah bentuk Fe terlarut menjadi
bentuk Fe tidak terlarut berupa endapan berwarna kekuning-kuningan. Jumlah udara yang
dibutuhkan tidak banyak, yaitu 0,3-0,5 m 3 udara per m 3 air dan volume ini dengan sangat
mudah untuk ditingkatkan (Van, 2012; Mangiorakos, 2012; Johnson, 2012).
Jumlah udara yang dibutuhkan untuk bubble aerator tidak banyak, yaitu sekitar 0.3-0.5 m 3 udara
pe m3 air dan volume ini dengan sangat mudah untuk ditingkatkan. Udara dialirkan melalui
perpipaan yang diletakkan pada dasar bak.

Unit pengolahan alternative pengolahan 2 yaitu, Aerasi dengan proses hidrolik. Intake-AeratorPrasedimentasi- flash mixer-clearator-filter-desinfeksi-reservoir.

Intake:
Intake sendiri adalah proses pemompaan air baku sungai untuk dialirkan ke dalam sumur
penyeimbang. Beberapa lokasi intake pada sumber air yaitu intake sungai, intake danau dan
waduk, dan intake air tanah. Jenis-jenis intake, yaitu intake tower, shore intake, intake crib,
intake pipe atau conduit, infiltration gallery, sumur dangkal dan sumur dalam (Kawamura,
1991).
Aerator:
Aerator dimaksudkan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO) dalam air baku, yang
disebut proses aerasi. Peningkatan kadar oksigen terlarut ini berguna untuk menurunkan kadar
besi, mangan, bahan organik, ammonia, dan sebagainya. Dalam keadaan teroksidasi, besi dan
mangan terlarut di air. Bentuk senyawa dengan larutan ion, keduanya terlarut pada bilangan
oksidasi +2, yaitu Fe+2 dan Mn+2. Ketika kontak dengan oksigen atau oksidator lain, besi dan
mangan akan teroksidasi menjadi valensi yang lebih tinggi, bentuk ion kompleks baru yang tidak
larut ke tingkat yang cukup besar. Oleh karena itu, mangan dan besi dihilangkan dengan
pengendapan setelah aerasi.
Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut
(Peavy, 1985):
4 Fe+2 + O2 + 10 H2O
2 Mn+2 + O2 + 2 H2O

4Fe(OH)3 + 8 H+
2MnO2

+ 4 H+

Ada empat tipe aerator yang sering digunakan, yaitu gravity aerator, bubble aerator, air diffuser,
dan mechanical aerator. Fungsi dari proses aerasi adalah menyisihkan methana (CH4),
menyisihkan karbon dioksida (CO2), menyisihkan H2S, menyisihkan bau dan rasa, menyisihkan
gas-gas lain (Fair, 1968).

Prasedimentasi:
Prasedimentasi dimaksudkan untuk mengendapkan partikel diskret atau partikel kasar atau
lumpur. Partikel diskret adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran
selama mengendap di dalam air.
Pengendapan kandungan zat padat di dalam air dapat digolongkan menjadi pengendapan diskrit
(kelas 1), pengendapan flokulen (kelas 2), pengendapan zone, pengendapan kompresi/tertekan
(Martin D, 2001; Peavy, 1985; Reynolds, 1977).

Jenis bak pengendap adalah bak pengendap aliran batch dan bak pengendap dengan aliran
kontinu. Uniformitas dan turbulensi aliran pada bidang pengendap sangat berpengaruh. Oleh
sebab itu, bilangan Fraude yang menggambarkan tingkat uniformitas aliran dan turbulensi aliran
yang digambarkan oleh bilangan Reynold harus memenuhi kriteria yaitu: bilangan Fraude
Fr>10-5 dan bilangan Reynold Re < 500.
Flash mixer:
Flash mixer adalah unit pengadukan cepat yang berfungsi untuk melarutkan tawas ke dalam air
hingga homogen. Flash mixer ini merupakan bagian dari proses koagulasi flokulasi.

Clearator:
Pada clearator inilah proses koagulasi dan flokulasi terjadi, dimana pada proses koagulasi,
koagulan dicampur dengan air baku selama beberapa saat hingga merata. Setelah pencampuran
ini, akan terjadi destabilisasi koloid yang ada pada air baku. Koloid yang sudah kehilangan
muatannya atau terdestabilisasi mengalami saling tarik menarik sehingga cenderung untuk
membentuk gumpalan yang lebih besar.
Filter:
Filter merupakan bangunan untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan koloidal dengan
cara menyaringnya dengan media filter.
Desinfeksi:
Desinfeksi air minum bertujuan membunuh bakteri patogen yang ada dalam air. Desinfektan air
dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:pemanasan, penyinaran antara lain dengan sinar UV,
ion-ion logam antara lain dengan copper dan silver, asam atau basa, senyawa-senyawa kimia, dan
chlorinasi.

Reservoir:
Reservoir pada sistem IPAM ini adalah untuk menampung air hasil pengolahan sebelum
didistribusikan ke konsumen dalam sistem distribusi.

Penentuan alternative Pengolahan:

Alternative pengolahan yang diperoleh kemudian dibandingkan untuk selanjutnya dipilih


alternative mana yang digunakan untuk proses pengolahan limbah. Perbandingan antar kedua
alternative dapat dilihat pada table 2.1.

Tabel 2.1 Pengolahan Alternatif.


Efisiensi
pengolahan (%)
Biaya
Waktu
kontak
udara
Jumlah udara

Alternative 1
90.5

Sumber
Imtichani
(2011)

Alternative 2
50-80 CO2

Rendah
Rendah

Tinggi
Tinggi

0.3-0.5 m3 udara
per m3 air

0.25-0.5 m3udara per


m3air.

Sumber
Qasim
(2000)

et

al.

Вам также может понравиться