Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. NUR KHOLIS
2. PRADINI ANJAR AGUSTIN
3. MOCHAMMAD SAIIN ALIM
150910301037/2015
140910301003/2014
130910301049/2013
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2016
Latar Belakang
Kehidupan sehari-hari, setiap orang pada umumnya mempunyai hubungan
dengan tanah karena memiliki nilai sosial ekonomi. Tanah diperlukan sebagai sarana
atau sebagai tempat berdirinya prasarana guna melaksanakan berbagai kegiatan sosial
ekonomi. Negara Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan
13.667 pulau besar dan kecil mempunyai daratan seluas 1.919.443 km2. Sebagian
besar dari penduduknya, yaitu sekitar 65% tinggal dipulau jawa yang luasnya kirakira 6,5% dari seluruh Indonesia, dan sisanya 35% menghuni pulau-pulau Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, Irian, Kepulauan Nusatenggara, Kepulauan Maluku dan pulaupulau lainnya (Jayadinata dan Pramandika, 2006:170). Karena Indonesia merupakan
negara agraris, tanah merupakan sumber daya yang utama bagi seluruh penduduk.
Dalam usaha tani, tanah (lahan) pertanian merupakan faktor produksi
(komoditi) yang penting dalam poses atau kegiatan usaha tani, terutama dalam upaya
menyediakan secukupnya kebutuhan bahan makanan untuk keluarga sendiri dan
menyisakan sebagian atau semua yang tersisa untuk di jual bagi kepentingan orang
lain (Sugihen, 1997:123). Tetapi, lahan telah menjadi komoditi yang langka di banyak
daerah pedesaan di negara berkembang,karena berbagai hal. Secara umum kerusakan
lahan terjadi karena ketidaksesuaian antara sistem penggunaan lahan dengan kelas
kemampuan lahan yang bersangkutan. Lahan kritis merupakan permasalahan utama
yang dipicu oleh beberapa faktor alam dan bencana seperti seringnya erosi dan tanah
longsor.
Persoalan lahan kritis dan sumber daya air (SDA) di Indonesia pun sampai
saat sekarang terus terjadi seiring bertambahnya jumlah penduduk dan terus
berlangsungnya kegiatan pembangunan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2011 menunjukkan bahwa luas lahan kritis di Indonesia mencapai 27.295
ha dengan rincian 22.026 ha tergolong kritis dan 5.269 ha lahan tergolong sangat
kritis. Sedangkan di Jawa Timur luas areal lahan kritis sebesar 609 ribu ha yang
dimana terbagi sekitar 506 ribu ha tergolong kritis dan 103 ribu ha sangat kritis
(sumber: www.bps.go.id/25/04/2016).
satu
daerah
yang
memanfaatkan
lahan
kritis
dengan
Peran Pendamping
Pendampingan merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan
program
terutama
dalam
pemberdayaan
masyarakat.
Tugas
utama
dari
yang
didampinginya.
Membangkitkan
kesadaran
masyarakat,
Selain itu, pemanfaatan lahan kritis di Desa Tanggul Wetan, kecamatan Tanggul,
Kabupaten Jember, juga memanfaatkan lahan sebagai lahan perikanan lele. Hasil
perikanan tersebut, bersama pendamping dan kelompok tani diolah kembali berbagai
jenis olahan makanan seperti nugget, dan sebagainya. Dimana peran pendamping
memberikan pelatihan pada kelompok tersebut untuk mengolah hasil panen ikan lele
tersebut.
sumber daya air yang berada di desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember juga memiliki sisi ekonomi kreatif dalam pengelolaannya.
Lahan kritis yang luasnya mencapai 4 hektar tersebut dijadikan sebagai daerah
agrowisata dengan dengan mengandalkan dua jenis tanaman yakni tanaman pokok
dan tanaman sela, selain itu, tepat di samping lahan tersebut ada sebuah lapangan
karapan sapi. Sehingga, konsep agrowisata tersebut merupakan salah satu unggulan
pemanfaatan lahan kritis selain hasil panen dari lahan tersebut. Selain dimanfaatkan
dalam sektor pertanian juga dimanfaatkan ke sektor perikanan yang dimana hasil
panen perikanan lele diolah menjadi berbagai macam makanan dimana pendamping
memberikan pelatihan tentang pengolahan ikan lele kepada kelompok tersebut. Hal
ini tentu sesuai dengan ruang lingkup ekonomi kreatif yakni agrowisata dan kuliner
sehingga bertambah nilai dan berdaya saing. Sesuai instruksi Presiden RI No 6 Tahun
2009 tentang pengembangan ekonomi kreatif. Sektor pertanian telah mengupayakan
tumbuhnya kreativitas dan semangat pengembangan usaha produktif yang bernilai
tambah dan berdaya saing dalam masyarakat tani. Sasaran yang ingin dicapai adalah
tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi kreatif berbasis pertanian sesuai
potensi dan kearifan lokal di masing-masing wilayah.
Dengan demikian peran pendamping dalam pemanfaatan lahan krtitis yang
berbasis pada ekonomi kreatif di desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul,
Kabupaten Jember saling erat terkait, karena peran pendamping memberikan
fasilitasi, penguatan dan pelatihan kepada kelompok tani dalam pemanfaatan dan
pengelolaan lahan kritis serta pengolahan hasil panen sehingga memiliki daya nilai
tambah dan mampu memberikan kontribusi pada kesejahteraan kelompok tani.
Daftar Pustaka
Jayadinata dan Pramandika. 2006. Pembangunan Desa dalam Perencanaan. Bandung:
ITB.
Setiawan, Iwan. 2012. Agribisnis Kreatif Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan
Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Depok: Penebar Swadaya.
Sugihen, Bahrein T. 1997. Sosiologi Pedesaan: Suatu Pengantar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Suharto, Edi. 2014. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung:
PT Refika Aditama.
Diakses dari https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1720. Pada Tanggal 25
April 2016