Вы находитесь на странице: 1из 38

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ibu mengalami masa kehamilan, maka ia memerlukan banyak kebutuhan
termasuk kebutuhan dalam peningkatan perasaannya agar lebih nyaman dan rileks
seperti ia membutuhkan massas kehamilan, membutuhkan teknik relaksasi,
membutuhkan teknik Alexander dan membutukan esensial untuk aroma terapi.
Selama hamil tubuh perempuan mengalami beberapa perubahan yang dapat
menimbulkan stres dan ketidaknyamanan. Pijatan merupakan salah satu metode yang
dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut dan meningkatkan
kebugaran.
Sangat dianjurkan agar ibu hamil belajar tentang teknik relaksasi seperti
memahami dan mempraktikan pernafasan lambat maupun ringan. Hal terpenting
disini adalah menguasai kedua pola dasar sehingga membantu Anda untuk lebih
merasa rileks dan mengalihkan perhatian selama persalinan. Ibu hamil dapat
menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan dari teknik Alexander adalah melatih orang selalu menjaga postur
tubuhyang baik. Teknik ini didasari pada ide bahwa kebanyakan orang telah terbiasa
menopang tubuh dalam cara yang tidak alami. Teknik ini bisa menjadi terapi yang
sangat baik untuk mencegah nyeri punggung menyeluruh dan mungkin bisa
membantu meringankan masalah-masalah yang berhubungan dengan postur buruk.
Sedangkan minyak aroma terapi adalah untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sekarang ini, semakin banyak digunakan
untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kecantikan, dari mulai perawatan hingga
penyembuhan. Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh setiap ibu hamil.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Bagaimana cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara massas kehamilan?
Bagaimana cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara relaksasi pernapasan?
Bagaimana cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara teknik Alexander?
Bagaimana cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara aroma terapi ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara massas
kehamilan.
2. Mengetahui cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara relaksasi
pernapasan.
3. Mengetahui cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara teknik
Alexander.
4. Mengetahui cara relaksasi pada masa kehamilan dengan cara aroma terapi.

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1.

Massas Kehamilan
Defenisi Pijat
Pijat adalah terapi sentuh yang paling tua dan populer yang dikenal manusia.
Pijat merupakan seni perawatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak
berabad-abad silam dari awal kehidupan manusia di dunia. Kedekatan ini
mungkin disebabkan oleh karena pijat berhubungan erat dengan proses kehamilan
dan proses kelahiran manusia.
Pijatan secara umum akan membantu menyeimbangkan energi dan mencegah
penyakit. Secara fisiologis, pijatan merangsang dan mengatur tubuh, memperbaiki
aliran darah dan kelenjer getah bening, sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa
makanan dibawa secara efektif ke dan dari jaringan tubuh anda dan plasenta.
Dengan mengendurkan ketegangan dan membantu menurunkan emosi pijat juga
merelaksasi dan menenangkan saraf, serta membantu menurunkan tekanan darah.
Bila kita sedang merasa tidak sehat, pijatan dapat meningkatkan kemampuan diri
kita untuk menyembuhkan diri sendiri dan cara ini dapat digunakan untuk
melengkapi terapi alami.
Adapun manfaat pijat punggung dalam persalinan antara lain memberikan
kenyamanan, mengurangi rasa sakit, membantu relaksasi pada ibu saat proses
persalinan, memperbaiki sirkulasi darah, mengembalikan kemampuan
berkontraksi, dan meningkatkan kerja system organ, sehingga dapat mengeluarkan
zat-zat beracun lebih lancar baik melalui urine maupun keringat.
1.

Pijat pada Masa Kehamilan (Pregnancy Massage)


Selama hamil tubuh Perempuan mengalami beberapa perubahan yang dapat
menimbulkan stres dan ketidaknyamanan. Pijatan merupakan salah satu metode
yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut dan
meningkatkan kebugaran berikut beberapa keuntungan dari pijat pada masa
kehamilan yang dapat diperoleh perempuan hamil :
o Pijat membantu tubuh ibu membuang produk-produk sampah melalui
sistem limfatik dan sirkulasi serta membantu ibu merasa lebih energik.
o Ketidaknyamanan akibat kram otot dan ketegangan pada bagianbagian tubuh tertentu dapat dikurangi dengan pijatan-pijatan lembut.
o Pijat mampu merangsang hormon endorfin keluar dari dalam tubuh
sehingga mengurangi stress, kecemasan dan ketegangan.
o Pijat dapat mengurangi keluhan keluhan normal saat kehamilan
Sepertinya di pinggang, nyeri leher atau pundak, kram dan edema atau
bengkak pada kaki.
o Pijat dapat meningkatkan sirkulasi darah baik lokal maupun general
yang membawa oksigen dan nutrisi Lebih banyak ke dalam sel-sel
tubuh ibu maupun janin.
Keuntungan pijat tidak secara fisik tapi dengan psikis. Pijat juga dapat
2

meningkatkan ikatan emosional yang lebih baik antara suami dan istri. Oleh
karena itu sangat penting untuk mengajarkan teknik pijat ini kepada suami.
Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik pijat :
o Jangan memulai pijat pada trimester pertama, karena bisa merangsang
terjadinya abortus
o Hindari penekanan pada titik-titik tertentu di antara kedua mata kaki
dan bagian luar jari kelingking pada kaki . Karena hal ini dapat
merangsang persalinan jika dilakukan saat usia kehamilan kurang dari
36 Minggu.
Berikut berupa pijatan / massas yang boleh diberikan kepada asuhan ibu
hamil :
o Teknik Pijat Counterperssure
Adalah pijatan dengan tekanan kuat dengan meletakan tumit
tangan atau bagian datar dari tangan atau bias juga menggunakan
bola tennis. Tekanan ini dapat diberikan dengan gerakan lurus atau
melingkar kecil. Teknik ini sangat efektif dalam menghilangkan
rasa sakit pada nyeri punggung, kaki, dan tangan.
Gate control teory dapat diukur untuk efektifitas cara ini.
Ilustras Gate control teory bahwa serabut nyeri membawa
stimulasi nyeri ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih
lambat daripada serabut sentuhan yang luas. Ketika sentuhan dan
nyeri dirangsang bersama, sensasi sentuhan berjalan ke otak
menutup pintu gerbang dalam otak.
Dengan adanya pijatan yang mempunyai efek distraksi juga
dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol
desenden dan membuat relaksasi otot.
Dapat juga digunakan dasar teori Opiate endogenous, dimana
reseptor opiate yang berada pada otak dan spinal cord menentukan
dimana sistem saraf pusat mengistirahatkan substansi morfin yang
dinamakan endorphin dan enkephalin bila nyeri diterima. Opiate
endogen ini dapat dirangsang pengeluaranya oleh stimulasi kulit
melalui pijatan. Opiate reseptor ini berada pada ujung saraf sensori
perifer.
o Cara Melakukan Teknik Counterperssure
Pijat ini sangat bermanfaat saat kontraksi menyerang punggung
khususnya bagian bawah dengan tujuan mengurangi nyeri saat
terjadinya kontraksi rahim. Pemijatan pada awal persalinan
dilakukan dengan menggunakan kedua telapak tangan untuk
menekan kedua sisi punggung dari bahu kebawah dengan gerakan
berirama naik turun.
Pijatan ini dilakukan dengan lama dan lambat untuk membuat
rasa nyaman pada ibu. Seluruh jari harus menyentuh tubuh
sehingga merasakan tegangan pada daerah tersebut. Pemijatan pada
3

tahap lanjut persalinan yaitu memijat dengan kuat dipangkal tulang


belakang atau gunakan ibu jari dengan lingkaran-lingkaran
disekitar cekungan pantat. Pijatan yang dilakukan pada daerah
punggung dilakukan dengan tekanan untuk melawan kontraksi
yang kuat.

2.2.

Teknik Relaksasi

Pada dasarnya terdapat dua latihan pernafasan ibu hamil yang harus diketahui
sebagai persiapan untuk persalinan : pernafasan lambat atau pernafasan ringan.
Rencanakan untuk menggunakan selama persalinan guna membantu relaksasi,
menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan memungkinkan ibu hamil mengubah
pernafasan sebagai respons terhadap intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila
memulai dengan pernafasan lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan
menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu
hamil mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi
yang paling enak bagi diri-nya. Beberapa wanita menggunakan pernafasan lambat
selama persalinan. Lainnya menggunakan ringan atau lambat saja. Apa yang ibu
hamil gunakan tergantung keinginan-nya saat itu dan intensitas persalinan.
Sangat dianjurkan agar ibu hamil belajar pernafasan lambat maupun ringan.
Hal terpenting disini adalah menguasai kedua pola dasar sehingga membantu Anda
4

untuk lebih merasa rileks dan mengalihkan perhatian selama persalinan. Ibu hamil
dapat menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan.
1. Teknik Relaksasi Bernafas
Teknik relaksasi bernafas merupakan tindakan pengendalian nyeri non
farmakologis yang dapat membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya
ketika rahim berkontraksi. Beberapa jenis pernafasan bisa membantu ibu
dalam menghadapi persalinan tahap 1 (Sebelum diperbolehkan mengedan).
Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu rileks) dilakukan
pada awal akhir kontraksi.
Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan
pada saat kontraksi mencapai puncaknya.
Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan
menghembuskan nafas melalui mulut dan dilakukan untuk
menahan keinginan untuk mengedan (sebelum terjadi
pembukaan lengkap).
Pada tahap ini, teknik pernafasan dapat memperbaiki relaksasi
otot-otot abdomen dan dengan demikian meningkatkan ukuran rongga
abdomen. Keadaaan ini mengurangi friksi (gesekan) dan rasa tidak
nyaman antara rahim dan dinding abdomen karena otot-otot di daerah
genitalia juga menjadi lebih rileks, otot-otot tersebut tidak
mengganggu penurunan janin.
Pada tahap II, ibu mulai boleh mengedan dan diselingi dengan
manarik nafas cepat dan pendek. Pada tahap ini, pernafasan dipakai
untuk menaikkan tekanan abdomen dan dengan demikian membantu
mengeluarkan janin. Keadaan ini juga dipakai untuk merelaksasikan
otot-otot fundamental untuk mencegah pengeluaran dini kepala janin.
2. Tujuan Teknik Pernapasan

Menyediakan oksigen untuk ibu dan bayi. Jika otot-teroksigenisasi


dengan baik,maka otot tersebut dapat berfungsi lebih efektif,
sehingga rasa sakit akan berkurang. Jika bayimemiliki banyak
oksigen, denyut jantung nya lebih maksimal.

Relaksasi: pernapasan yang berirama meningkatkan relaksasi fisik


denganmengurangi ketegangan otot, dan membuat relaksasi
emosional dengan mengurangi kecemasan.

Distraction: dengan melatih tehnik Pernapasan maka akan


mengalihkanfokus seorang ibu yang sedang mengalami kontraksi
sehingga focus ibu teralihkan.

3. Waktu Menggunakan Teknik Pernapasan.


Tidak ada teknik pernapasan khusus yang diperlukan dalam kala I
persalinan, ketika ibu masih mudah teralihkan fokusnya selain dari
kontraksi. Ibu Mulai menggunakan teknik bila ibu tidak dapat lagi
berjalan dan berbicara selama kontraksi. Selalu gunakan dasar teknik yang
paling mungkin, dengan sedikit usaha yang diperlukan untuk mengelola
setiap kontraksi. Ini membantu mencegah kelelahan, dan membantu
menghindari sensasi karena telah menggunakan semua teknik sejak awal.
4. Jenis Jenis Teknik Pernapasan

The Cleansing Breath (Latihan Nafas Pembersihan)


Cara: Pada awal setiap kontraksi, ambil napas dalam dalam
melalui hidung, lalu buang napas melalui mulut dengan keras/
menyentak hingga orang lain dapat mendengar. Ketika kontraksi
berakhir, ambil napas dalam, lalu perlahan hembuskan perlahan
untuk melepaskan ketegangan yang dirasakan.
Manfaat: Memberikan ibu dan bayi ekstra oksigen, berfungsi
sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai dan fokus, serta
dapat memberitahu secara tidak langsung kepada pendamping
persalinan bahwa kontraksi sudah mulai. Mengakhiri dengan nafas
dalam dan perlahan berfungsi untuk meirilis dan
menginformasikan kepada pendamping ibu bahwa kontraksi telah
berlalu, dan berfungsi sebagai pengingat untuk bersantai antara
kontraksi.

Light Breathing/ Hee-Hee Breathing (pernapasan ringan)


Cara: Tarik napas panjang melalui hidung dan menghembuskan
napas melalui mulut. Bibir santai, sedikit terbuka, dengan senyum
kecil. Pada saat membuang nafas atau menghembuskan nafas, buat
suara lunak/lembut hee. Untuk menghindari hiperventilasi,
fokus sebagian besar perhatian Anda pada napas ini membiarkan
Anda menghirup nafas dengan mudah. Nafas dangkal namun
lambat Sekitar satu napas per detik.
Waktu penggunaan: digunakan Ketika pernapasan dalam
tampaknya tidak lagi cukup untuk membantu mengatasi rasa
kurang nyaman saat kontraksi.
Manfaat: Membantu ibu lebih rileks menghadapi kontraksi dan
mengalihkan perhatian dari kontraksi.
Hee Hee -Blow Breathing/ Pernapasan Hee Hee-Blow
(pernapasan pukulan)
Cara: caranya hampir saman dengan tehnik hee hee breathing,
6

namun dalam tehnik ini nafas pendek dengan hee-hee dilakukan


sekitar 4 s.d 5 kali lalu nafas panjang dan dalam kemudian
hembuskan dengan perlahan hingga seluruh udara di paru-paru
keluar.
Waktu penggunaan : dilakukan ketika masuk dalam fase
transisi atau ketika ibu merasa pusing saat melakukan pola
pernafasan yang ringan saja.
Manfaat: Membantu untuk menghindari hiperventilasi. Nafas
pukulan /terakhir / blow akan membantu untuk melepaskan
ketegangan.
Slide Pernapasan
Cara: Ambil napas dalam-dalam. Buang napas dalam empat
nafas pendek, ringan, napas terengah-engah. Jadi,tarik nafas
panjang dan dalam, lalu huh-huh-huh-huh (pendek-pendek).
Waktu penggunaan: waktu pengguaan slide pernapasan bisa
kapan saja dalam kala I fase aktif.
Manfaat: hampir sama dengan manfaat Hee-Hee- Blow
terutama pada ibu penderita asma.

5. Keuntungan Teknik Relaksasi Bernafas

Keuntungan Emosional
o Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada
ibu
o Mengurangi ketegangan dan ketakukan ibu pada saat
persalinan
o Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya
o Membantu tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak
o Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak

Keuntungan Fisiologis
o Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obatobatan dan dapat mengurangi resiko terhadap bayi
o Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai
dengan menurunnya oksigen.
o Ibu dapat bekerja sama pada saat pemeriksaan
o Ibu tidak merasa lelah pada saat dan sesudah melahirkan

2.3.

Teknik Alexander

Teknik Alexander melatih untuk menyadari kebiasaan-kebiasaan buruk,


sehingga setiap individu bisa mulai berdiri dan bergerak dengan cara yang lebih
baik secara alami.Teknik ini menekankan agar individu selalu memastikan posisis
kepala dalam garis lurus dengan tulang belakang, sehingga leher terbebas dari
tekanan.
Teknik ini paling baik diajarkan secara personal. Selama sesi pertama,
individu akan diminta untuk melakukan berbagai posisi dan gerakan sederhanadan
instruktur akan meneliti cara berdiri, duduk dan bergerak.Individu juga akan
diminta untuk berbaring dan instruktur akan melakukan beberapa penyesuaian
terhadap anggota-anggota tubuh seperti kepala,panggul dan lain
sebagainya,sehingga individu dapat memiliki postur tubuh yang baik.
Tujuan dari teknik Alexander adalah melatih orang selalu menjaga postur
tubuhyang baik. Teknik ini didasari pada ide bahwa kebanyakan orang telah
terbiasa menopang tubuh dalam cara yang tidak alami. Teknik ini bisa menjadi
terapi yang sangat baik untuk mencegah nyeri punggung menyeluruh dan
mungkin bisa membantu meringankan masalah-masalah yang berhubungan
dengan postur buruk.
Teknik Alexander menunjukan cara duduk, berdiri, dan bergerak agar dapat
memberikan tekanan minimum pada ototdan sendi. Gerakan-gerakan sederhana
dilakukan untuk membantu melatih tubuh mengenal apa yang dikenal sebagai
pola penggunaanbaru.Lama-kelamaan postur yang lebih baik akan akan
terbentuk secara otomatis.
Pembelajaran biasanya diberikan satu per satu dan juga akan diberi latihanlatihansederhana (seperti menjawab telepon dalam cara tertentu)untuk dilakukan
di sela-sela sesi latihan .Kebanayakan orang memerlukan 20-30 pelajaran, diikuti
pelajaran lanjutan yang teratur.Selama terapi berur akan menunjukan bagaimana
melakukan berbagai kegiatan sehari-hari dengan cara Alexander, seperti
menjawab telepon, duduk dikursi danberdiri kembali ,menulis surat ,membawa tas
dan berjalan. Pelajaran-pelajaran tersebut akan dikombinasikan dengan
memanipulasi-manipulasi sederhana dengan instruksi verbal .
Tujuannya untuk membangun kesadaran tentang cara yang benar untuk
bergerak, yang disebutberpikir dalam bergerak . individu dapat membawa
kesadaran tersebut dalam kehidupan sehari;hari, dan menjaga postur tubuh yang
baik.
Sesi-sesi ini biasanya akan diberikan sekali atau dua kali dalam
semingguselama beberapa bulan, ddan setelah ituperlu dilakukan beberapa sesi
penutupan.Banyak praktisi teknik Alexander percaya bahwa bekerja dengan
8

postur tubuh yang baik bisa membantu individu kebal terhadap stress.Kondisikondisi lain lain yang mungkin akan terbantu oleh tekhnik ini adalah depresi, rasa
gelisah, sakit kepala,tekanan darah tinggi, ketidak suburban, masalah
pernafasan ,kelelahan, sakit punggung dan gangguan pencernaaan.
Saat kehamilan
Teknik Alexander dapat membantu wanitahamil beraadaptasi dengan
perubahan bentuk tubuh mereka saat janin tumbuh .Teknik ini membantu
mencegah sakit punggung yang disebabkan factor fisiologis kehamilan.
Terapi ini juga membantu mempersiapkan diri mengahdapi
kelahiran.Teknik Alexander mengajari wanitauntuk tetap tegak saat
melahirkan-dalam posisi jongkok-sehingga gaya gravitasi akan
membantukelahiran bayi.Instruktur akan membantumengurangi rasa sakit
tanpa menegangkantubuh. Hal ini dapat mempermudah proses melahirkan,
karena ketegangan dapat menambah rasa sakit.
Beberapa gerakan tubuh yang harus dicermati:
Gerakan bangun tidur
o Gerakan salah:
Bangun tidur dengan langsung bangkit dengan tumpuan
kedua tangan di sisi tubuh. Namun, gerakan ini dapat
membahayakan saraf punggung dan menimbulkan kram
pada perut Anda.
o Gerakan benar:
Pelan-pelan miringkan tubuh Anda, lalu angkat tubuh Anda
dengan tumpuan salah satu tangan. Perlahan ubah posisi
duduk dan geser tubuh Anda ke bibir tempat tidur.
Duduklah dengan nyaman di bibir tempat tidur Anda
dengan kedua kaki menampak lantai. Tarik napas Anda
untuk relaksasi. Siapkan tubuh Anda untuk berdiri secara
perlahan.

Gerakan mengambil barang jatuh di lantai


o Gerakan salah:
Langsung mengambil dengan membungkukkan badan. Cara
ini dapat menyebabkan Anda terjatuh karena kehilangan
keseimbangan. Selain itu, punggung Anda juga akan terasa
nyeri.
o Gerakan benar:
Posisi punggung Anda tetap lurus dan tekuk salah satu kaki
Anda. Lalu, perlahan berlututlah. Jika ada tembok atau
benda yang bisa Anda jadikan pegangan yang kokoh,
berpeganglah untuk menjaga keseimbangan tubuh Anda.
9

Atau Anda dapat berjongkok terlebih dulu sebelum


mengambil barang yang jatuh.

Gerakan relaksasi
o Gerakan salah:
Ibu hamil sering merasakan pegal dan kaku pada punggung.
Merenggangkan otot dengan cara memutar tubuh ke arah
kiri dan kanan, serta memiringkan kepala ke kiri dan kanan
hingga bersuara adalah gerakan yang lazim dilakukan.
Namun, gerakan itu sebaiknya dihindari karena dapat
membahayakan saraf punggung dan otot leher jika
dilakukan secara tiba-tiba.
o Gerakan benar:
Dari sekian banyak gerakan relaksasi, Anda bisa mencoba
gerakan ini, ya, Mam. Berdirilah di dekat dinding yang
kokoh, kedua tangan bertumpu pada dinding dengan lengan
terentang ke depan. Kedua kaki posisi dibuka agar menjaga
keseimbangan. Tarik napas, dekatkan dada ke dinding
sambil tangan menekan dinding. Embuskan napas perlahan
sambil menjauhi dinding. Minta tolong suami untuk
membantu mengusap punggung dan pinggang Anda.

Dengan kondisi perut yang semakin membesar, membuat gerakan ibu hamil
menjadi terbatas dan harus selalu berhati-hati. Jika, gerakan sehari-hari terpola dengan
sehat dan terjaga maka gangguan sakit pinggang, punggung, dan kaki pun bisa
terhindarkan.

10

2.4.

Aroma Terapi

a. Pengertian
Aroma terapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang berarti
wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan pengobatan,
jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangian yang yang memiliki
pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer menetapkan definisi
universal untuk aroma terapi, yaitu terapi menggunakan senyawa aromatic
atau senyawa yang mudah menguap (volatile) untuk mengobati, mengurangi
atau mencegah suatu penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara
menghirupnya (Muchtaridi, 2003).
Buckle (2002) mendefinisikan aroma terapi klinis sebagai pemakaian
minyak esensial untuk hasil tertentu yang dapat diukur. Orang Mesir Kuno
menggunakan aroma terapi untuk meredakan nyeri dan pada abad ke-19, daun
rosemary dibakar di rumah sakit untuk pengasapan. Sekarang, ahli aroma
terapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan
yang positif, termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi,
memar, dan stress.
Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang diambil dari sari tumbuh
tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga, daun, akar, batang atau ranting,
buah, biji dan lainnya) yang memberikan efek stimulasi atau relaksasi
(Hutasoit, 2002).
Aroma terapi adalah penggunaan minyak essensial konsentrasi tinggi
yang diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan dan diberikan melalui massage,
inhalasi, dicampur ke dalam air mandi, untuk kompres melalui membrane
mukosa dalam bentuk perisarium atau supositoria dan terkadang dalam bentuk
murni. Meskipun aroma memegang peranan penting dalam mempengaruhi
alam perasaan, sebenarnya zat kimia yang terkandung dalam berbagai jenis
minyak yang bekerja secara farmakologis dan kerjanya dapat ditingkatkan
dengan jenis metode pemberiannya, terutama massage (Andrew, 2009).
b. Jenis-Jenis Essential
Banyak jenis jenis essential oil yang bagus untuk ibu hamil dan
melahirkan dan ada juga yang harus di hindarkan selama masa kehamilan dan
11

persalinan antara lain:


1. Minyak yang beracun atau berbahaya dan harus dihindari setiap
saat, bahkan ketika tidak hamil. Ini termasuk almond pahit/ bitter
almond, arnica, Boldo, sapu, buchu, Calamus, kapur barus, cassia,
seledri, kulit kayu manis, Costus, deertongue, Elecampane, adas
pahit, lobak, Jaborandi, melitotus, mugwort, mustard, oregano,
pennyroyal, pinus kerdil, sage, Santolina, sassafras, Savin,
southernwood, tansy, thuja, tonka, wintergreen, wormseed,
wormwood.
2. Minyak lainnya yang hati hati penggunaannya untuk siapa saja
yang menggunakan (tidak hanya selama kehamilan) termasuk
ajowan, adas manis dan star anise, beberapa jenis basil, bay,
kamper putih, biji wortel, beberapa jenis cedarwood, daun kayu
manis, cengkeh (daun dan tunas ), ketumbar, jintan, kayu putih,
adas manis, hops, hisop, juniper, serai, pala, peterseli, lada hitam,
claryl sage, Tagetes, tarragon, thyme, tuberose, kunyit, terpentin,
valerian.
3. Minyak yang umum digunakan yang biasanya aman tetapi
mungkin memiliki efek samping saat hamil. Ini termasuk angelica,
kemangi, birch, calamintha, cedarwood, biji seledri, citronella,
clary sage, cemara, melati, labdanum, lovage, marjoram, melissa,
mur, pala, peterseli, peppermint, rosemary, yarrow.
Selain itu ada beberapa minyak yang biasanya harus dihindari pada
trimester pertama, terutama jika ada riwayat atau risiko keguguran, seperti
chamomile, geranium, lavender dan mawar.Kategori pertama selalu harus
dihindari, Yang kedua hanya harus dipertimbangkan atau penggunaannya
harus atas pertimbangan ahli aromatherapist profesional atau bidan dan dokter
yang telah menguasai tentang aromatherapy dan umumnya ini digunakan
dalam jumlah yang sangat terbatas dan/atau untuk jangka waktu terbatas.

c. Tujuan aroma terapi


Tujuan dari minyak aroma terapi adalah untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sekarang ini, semakin
banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan kesehatan dan kecantikan, dari
mulai perawatan hingga penyembuhan (Jim, 2013).
Beberapa minyak essential memiliki efek merangsang rahim, dan
beberapa juga dapat mempengaruhi hormon atau memiliki efek terlalu kuat
pada organ tertentu atau sistem tubuh. Kami juga belum tahu apa minyak yang
digunakan oleh ibu dapat mempengaruhi janin yang sedang berkembang,
12

sehingga setiap minyak yang mungkin terlalu kuat bagi anak harus dihindari.
Dan itulah mengapa penggunaan minyak essential sebaiknya setelah
kehamilan di atas 3 bulan / diatas 12 minggu.

d. Penggunaan Aroma Terapi


Jumlah tetesan yang digunakan pada setiap minyak essential jga bervariasi, ini
juga di pengaruhi oleh karena kualitas minyak esensial dapat sangat bervariasi di
pasar.Tetapi di bawah bimbingan seorang aromaterapis berkualitas, manfaat besar
dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa minyak esensial selama
kehamilan.
Hal lain yang perlu diingat adalah bagaimana & berapa banyak minyak yang
dapat gunakan :
Jangan menggunakan minyak esensial secara tunggal, usahakan
selalu encerkan minyak esensial menggunakan minyak
pembawa/carrier/campuran sebelum mengoleskannya pada kulit.
Nah minyak yang bagus untuk campuran essential oil antara lain:
jojoba oil, almond oil, virgine cocconuts oil.

Jika sedang hamil, dosis yang digunakan sebaiknya di pangkas


jumlah tetesan atau di samakan dengan dosis anak anak, ini supaya
efeknya tetap aman mengingat daya penciuman ibu hamil jauh
lebih tajam di banding dengan saat tidak hamil.

Contoh, misalnya biasanya Anda menggunakan 5 tetes dalam 10 ml minyak


pembawa, maka saat hamil gunakan hanya 2-3 tetes saja. Minyak atsiri yang
digunakan dalam alat penguap (difuser) akan membawa risiko jauh lebih kecil
daripada diterapkan secara langsung ke tubuh, baik dalam minyak pembawa, di kamar
mandi atau sebagai kompres.
Berikut ini beberapa essential oil yang berguna dan aman untuk kehamilan:
1. Mual , teteskan 2-3 tetes jahe atau minyak pepermint pada tissue atau
saputangan dan tarik napas.
2. Edema (pembengkakan tangan dan / atau kaki), teteskan 4-6 tetes (sweet
orange, geranium, grapefruit di dalam 10 ml almond oil, lalu oleskan dan
pijat dengan lembut pada kaki dan tangan yang bengkak, atau gunakan 610 tetes dalam 3 liter air hangat lalu gunakan untuk rendam kaki.
3. Minyak lainnya yang umumnya aman untuk digunakan meliputi, lemon,
jeruk manis, mandarin, kemenyan, lavender, cendana dan tea tree.
Jika memiliki riwayat keguguran, silahkan konsultasi terlebih dahulu ke ahli
aroma atau bidan dan dokter yang merawat.
Berikut ini beberapa minyak essential yang harus dihindari selama kehamilan
13

karena memiliki efek toksisitas :


Kamper (Cinnamomum camphora)

Savin (Juniperus sabina)

Spanish Sage (Salvia lavandulifolia)

Sassafras (Sassafras albidum)

Blue Artemesia (Artemesia aborescens)

Sage (Salvia officinalis)

Mugwort (Artemesia absinthum)

Tansy (Tanacetum vulgare)

Pennyroyal (Mentha pulegium)

Biji peterseli / daun (Petroselinum satium / crispum)

Rue (Rue graveolens)

Hisop (Hyssopus officinalis)

Alasan utama untuk tidak menggunakan minyak esensial dalam kehamilan


adalah kemungkinan iritasi kulit.Kulit dapat menjadi sangat gatal dan kadang-kadang
meradang pada kehamilan dan ada kemungkinan saat menggunakan minyak esensial
saat pijat atau mandi mungkin membuat kondisi lebih buruk. Berikut adalah beberapa
jenis Minyak essential berikut mungkin lebih cenderung menyebabkan reaksi jika
Anda memiliki kulit yang sensitif:
Black Pepper (Piper nigrum)

Cinnamon (Cinnamomum zeylanicum)

Cengkeh (Syzygium aromaticum)

Lemongrass (Cymbopogon citratus)

Mei Chang (Litsea cubeba)

Melissa (Melissa officinalis)

Tea Tree (Melaleuca alternifolia)

Ylang Ylang (Cananga odorata).

14

Nah jika kulit terasa sensitif, ada baiknya melakukan test dulu ke kulit
sebelum menggunakan minyak tersebut. Cukup mengoleskan beberapa tetes minyak
essensial yang diencerkan dengan minyak almond/VCO pada kulit dan tunggu selama
24 jam. Jika daerah menjadi merah atau gatal, oleskan sedikit minyak sayur di daerah
dan jangan gunakan lagi. Jika mata terkena essential oil, bersihkan dengan minyak
sayur bukan dengan air.
Berikut adalah beberapa minyak esensial yang umum digunakan selama
kehamilan :
a. Bergamot ( Citrus bergamia ) : Insomnia , kecemasan , kelelahan ,
menambah semangat, Jangan gunakan di daerah yang langsung terkena
sinar matahari karena adanya fototoksik
b.

Lada hitam ( Piper nigrum ) : mengobati dan mengurangi sakit otot dan
nyeri , mengatasi sembelit.

c. Chamomile Roman ( Chamaemelum nobile ) : Morning sickness ,


insomnia, stres , kulit yang teriritasi , kram otot , nyeri otot dan nyeri ,
sakit kepala , gangguan pencernaan .
d. Cypress ( Cupressus sempervirens ) : Varises, wasir dan pergelangan kaki
bengkak
e. Eucalyptus ( Eucalyptus radiata ) : sakit otot dan nyeri , pilek.
f. Frankincense/ Kemenyan ( Boswelli carteri ) : Pencegahan stretchmark ,
kecemasan, stres.
g. Geranium ( Pelargonium graveolens ) : Insomnia, pencegahan stretchmark,
varises, wasir, pergelangan kaki bengkak, kecemasan, stres .
h.

Jahe ( Zingiber officinale ): mengatasi Mual, morning sickness, sembelit .

i. Grapefruit ( Citrus paradisi ): mengatasi pergelangan kaki bengkak,


kelelahan otot, retensi cairan. Jangan gunakan di daerah terkena sinar
matahari fototoksik.
j. Lavender ( Lavandula angustifolia ) : Insomnia , pencegahan stretchmark ,
nyeri otot dan nyeri, iritasi kulit, sakit kepala, kecemasan.
k. Lemon ( Citrus limon ) : Mual , morning sickness , pergelangan kaki
bengkak. Jangan gunakan di daerah terkena sinar matahari fototoksik.
l. Mandarin / Tangerine ( Citrus reticulata ) : Morning sickness, insomnia,
pencegahan stretchmark.
m. Neroli ( Citrus aurantium var.amara ) : Insomnia, gelisah, semangat,
frustrasi
15

n. Peppermint (Mentha piperita) : Mual, morning sickness


o. Petitgrain ( Citrus aurantium var.amara ) : Insomnia, menenangkan dan
menenangkan, stres.
p. Sandalwood ( Santalum album ) : Insomnia, pergelangan kaki bengkak,
nyeri otot dan nyeri, stres.
q. Spearmint (Mentha spicata) : Mual, morning sickness
r. Jeruk Manis ( Citrus aurantium sinensis ): Mual, morning sickness,
sembelit, kecemasan, stres.
s. Tea Tree ( Melaleuca alternifolia ) : pilek, perdarahan
Karena wanita biasanya lebih sensitif terhadap bau pada kehamilan biasanya
encerkan menjadi 1 % yaitu 5 sampai 7 tetes untuk 25ml , kalau biasanya bisa 10
sampai 12 tetes untuk 25ml. Berikut ini beberapa resep campiran minyak plus
essential oil/blend :
Pencegahan stretchmarks :
a. 1 tetes Frankincense/ Kemenyan (Boswelli carteri)
b. 4 tetes Mandarin / Tangerine (Citrus reticulata)
c. 2 tetes Lavender ( Lavandula angustifolia )
d. Campurkan ke 25ml minyak sayur dingin, atau minyak almond
atau jojoba atau VCO, campurkan hingga rata lalu gosokkan ke
dalam perut, paha bagian atas, pantat, pinggul dan payudara dua
kali sehari dari trimester kedua untuk membantu mencegah stretch
marks.

Mengatasi Kecemasan:
a. 2 tetes Geranium (Pelargonium graveolens)
b. 2 tetes Petitgrain (Citrus aurantium var.amara)
c. 1 tetes jeruk manis/sweet orange
d. Tambahkan ke 25mls minyak sayur dingin, atau minyak almond
atau jojoba atau VCO, campurkan hingga rata dan digunakan
sebagai campuran pijat untuk menenangkan ibu hamil. Oleskan
ramuan minyak tersebut lalu pijat di pergelangan tangan ibu hamil
dan silahkan cium baunya ketika merasa cemas Ibu hamil juga
dapat menambahkan minyak ke alat penguap atau burner untuk
mengharumkan ruangan dan menenangkan ibu hamil.
16

Morning sickness:
Gunakan minyak tunggal atau campuran dan menguap di kamar
semalam (Jangan menggunakan burner lilin jika Anda menyebarkan
minyak semalam untuk alasan keamanan) Anda bisa menaruh satu atau
dua tetes di tepi sarung bantal Anda sehingga Anda dapat
menghirupnya saat tidur dan membuat Anda semakin nyaman.
Cara nya adalah Ambil botol kecil , 5 atau 10 ml dan masukkan
beberapa bola kapas di dalamnya. Tambahkan 2 atau 3 tetes minyak
esensial dan tutup.Setiap kali Anda merasa mual, buka tutupnya lalu
hirup pelan pelan.

e. Manfaat aroma terapi


1. Membantu meringankan Stress
Senyawa aromatic dari berbagai minyak esensial yang berbeda dikenal
sebagai relaksan dan bias membantu untuk menenangkan pikiran dan
menghilangkan kecemasan. Beberapa minyak esensial terbaik untuk
menghilangkan stress adalah minyak lemon, minyak esensial lavender,
bergamot, peppermint, vetiver, danylang. Beberapa studi telah
menunjukkan bahwa minyak lemon bisa meningkatkan mood dan
mengurangi kemarahan (Yuli, 2014).
2. Antidepresan
Aroma terapi juga sangat umum digunakan untuk menghilangkan
perasaan depresi, karena efek sampingnya lebih ringan daripada anti
depresan farmasi. Sementara aroma terapi berguna untuk pengobatan,
psikia terjuga tetap diperlukan untuk menilai apakah depresi masih
berlanjut atau memburuk. Minyak esensial yang digunakan untuk
mengurangi depresi yang banyak disarankan ahli adalah minyak
peppermint, chamomile, lavender, danmelati (Yuli, 2014).
3. Meningkatkan memori
Alzheimer masih dianggap sebagai penyakit yang tak tersembuhkan,
namun ada cara tertentu untuk mengurangi atau memperlambat
perkembangannya. Aroma terapi juga sering menjadi sebagai alternatif
untuk pengobatan tambahan bagi pasien demensia Alzheimer. Studi telah
menunjukkan khasiat aroma terapi pada pasien yang lebih muda dapat
meningkatkan kapasitas memori mereka dalam jangka waktu tertentu
setelah perawatan. Minyak Sage adalah minyak yang paling sering
direkomendasikan untuk efek meningkatkan memori (Yuli, 2014).

17

4. Meningkatkan jumlah Energi


Stimulan seperti kafein, nikotin, pil energi, atau zat lain bisa
memberikan efek yang sangat merusak pada tubuh, sedangkan diet dan
olahraga juga meningkatkan kesehatan tubuh, namun banyak orang
menggunakan aroma terapi untuk memperoleh sedikit rasa lebih semangat.
Banyak minyak esensial yang dikenal berguna untuk meningkatkan
sirkulasi darah, meningkatkan energi, dan merangsang tubuh dan pikiran
tanpa efek samping yang berbahaya. Minyak esensial yang terbaik untuk
mendorong energi termasuk lada hitam, kapulaga, kayu manis,
minyakcengkeh, angelica, melati, pohonteh, dan rosemary (Yuli, 2014).
5. Penyembuhan dan Pemulihan
Banyak minyak esensial yang bermanfaat untuk menstimulasi
peningkatan penyembuhan luka atau penyakit.Hal ini bisa disebabkan oleh
karena peningkatan aliran oksigen dan peredaran darah kepada luka yang
perlu disembuhkan. Sifat anti mikroba dari minyak esensial tertentu juga
bisa menjaga tubuh terlindungi selama tahap penyembuhan. Beberapa
minyak esensial yang paling populer untuk mempercepat proses
penyembuhan termasuk lavender, calendula, rosehip, everlasting, dan
minyak buckthorn. Sejumlah orang bahkan menggunakan aroma terapi
lebih dari sekedar menyembuhkan luka, tapi juga untuk mengurangi
tingkat keparahan dan ketidaknyamanan karena masalah kulit seperti
psoriasis dan eksim (Yuli, 2014).
6. Sakit kepala
Aroma terapi bisa menjadi solusi yang bagus untuk menghilangkan
sakit kepala, sekaligus mengurangi stres, kecemasan, atau untuk mencegah
sakit kepala. Beberapa minyak esensial yang terkait dapat mengurangi
sakit kepala dan migrain adalah peppermint, eucalyptus, minyak esensial
cendana, dan minyak rosemary. Pasien juga dapat mencampur minyak ini
dengan minyak pembawa dan menyebarkannya ke kulit, kulit kepala,
leher, dan pelipis. Beberapa minyak pembawa terbaik untuk sakit kepala
termasuk minyak almond, alpukat, kelapa, aprikot, dan minyak wijen
(Yuli, 2014).
7. Mengatasi Insomnia
Kurang tidur bisa memperburuk atau menyebabkan sejumlah masalah
medis, serta dapat menyebabkan rasa lelah dan kurang berenergi. Dengan
demikian, aroma terapi bias membantu untuk mengatasi masalah sulit tidur
atau insomnia, sehingga bias tidur lelap dan berkualitas. Beberapa minyak
esensial terbaik untuk mengatasi gangguan insomnia termasuk lavender,
chamomile, melati, benzoin, neroli, mawar, cendana, dan minyak esensial
18

ylangylang (Yuli, 2014).


8. Sistem kekebalan tubuh
Sebagian besar medis mengatakan, aroma terapi bias memberikan
peningkatan sistem kekebalan tubuh jika digunakan dengan benar. Efek
antimikroba, efek anti jamur atau anti bakteri dari minyak esensial aroma
terapi dapat melindungi dari sejumlah penyakit dan infeksi. Beberapa
minyak yang paling efektif untuk meningkatkan system kekebalan tubuh
termasuk oregano, kemenyan, lemon, peppermint, kayu manis, dan minyak
esensial eucalyptus (Yuli, 2014).
9. Menghilangkan rasa nyeri
Analgesik yang biasa digunakan untuk mengobati rasa nyeri memiliki
banyak efek samping pada tubuh. Nyeri adalah salah satu kondisi umum
yang bias diatasi dengan aroma terapi. Minyak esensial termasuk
lavender, chamomile, clary sage, juniper, kayu putih, rosemary, dan
minyak peppermint bias digunakan untuk tujuan menghilangkan rasa nyeri
(Yuli, 2014).
10. Pencernaan
Masalah pencernaan tertentu dapat diobati dengan aroma terapi, seperti
meringankan sembelit, gangguan pencernaan, kembung, dan mempercepat
metabolism sehingga makanan bias lebih cepat dicerna. Minyak esensial
jeruk biasanya yang terbaik untuk mengobati kondisi pencernaan,
termasuk lemon. Tetapi ada juga beberapa studi yang menyarankan jahe,
adas, chamomile, clary sage, dan lavender (Yuli, 2014).

19

BAB III
REFRENSI JURNAL

3.1. Massas Kehamilan


1. Usia Responden

Dari data diperoleh usia responden didominasi oleh kategori umur 20


35 tahun sebanyak 41 responden dengan persentase sebesar 85,4%. Dalam
penelitian ini didapatkan usia responden termuda (minimum) adalah 18 tahun
(4,2%) dan usia tertua (maximum) adalah 40 tahun (2,1%). Karena usia
tersebut merupakan usia produktif, wanita produktif memiliki arti yakni suatu
keadaan wanita yang telah cukup umur untuk bisa menghasilkan keturunan
atau hamil. Usia normal wanita produktif yakni 15-45 tahun, karena pada usia
tersebut organ tubuh wanita yang disebut rahim telah mampu untuk
menghasilkan indung telur di dalam rahimnya dan bereproduksi (Salim, 2009).
Masa reproduksi sehat, dalam arti masa yang paling aman untuk hamil
dan melahirkan, adalah 20-35 tahun. Pada usia kurang dari 20 tahun wanita
belum siap secara psikis dan mental, meskipun secara biologis sudah mampu
mengandung dan melahirkan (Gilarso, 2000). Menurut Depkes RI
(2003,dalam Wulandari, 2009) usia aman untuk hamil dan melahirkan adalah
usia 20-35 tahun, dari segi kesehatan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun,
rahim dan panggul belum berkembang dengan baik. Begitu sebaliknya yang
berumur lebih dari 35 tahun, kesehatan dan keadaan rahim ibu tidak sebaik
seperti pada saat ibu berusia 20-35 tahun. Usia merupakan satuan waktu yang
digunakan untuk mengukur keberadaan makhluk hidup maupun yang telah
mati.
Wanita dengan usia muda mengalami nyeri lebih berat dari nyeri yang
dirasakan wanita dengan usia yang lebih tua, karena kesiapan psikologis yang
dapat mempengaruhi persepsi nyeri.Walaupun belum ada teori yang
menyebutkan pada usia berapa nyeri mempunyai ambang yang rendah, namun
banyak teori yang menyebutkan usia mempengaruhi persepsi nyeri yang
20

dirasakan seseorang. Hal ini dapat dijelaskan dengan pendapat Yuliatun (2008)
yang menyebutkan bahwa otak mengalami degenerasi seiring dengan
pertambahan umur seseorang sehingga orang yang lebih tua mempunyai
ambang nyeri lebih randah dan lebih banyak mengalami penurunan sensasi
nyeri.
Faktor usia dapat mempengaruhi respon nyeri seseorang, ini lebih
digunakan untuk menjelaskan respon nyeri anak dengan dewasa. Anak
mempunyai respon nyeri yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan usia
remaja, dewasa dan orang tua. Ini dikarenakan anak dapat mengekspresikan
nyeri lebih bebas sedangkan pada remaja respon nyeri lebih rendah karena
dapat mengontrol perilakunya, sedangkan usia dewasa dan tua lebih rendah
karena mereka mengganggap nyeri merupakan proses alami (Maslikhanah,
2011).
Dalam penelitian ini memiliki arti bahwa nfaktor usia bukan
merupakan pengganggu, karena semua responden berada dalam kategori usia
yang sama yaitu usia dewasa atau usia produktif. Ini ditandai dengan nilai
minimum (usia termuda) adalah 18 tahun (4,2%) dan nilai maximum (usia
tertua) adalah 40 tahun (2,1%)

Berdasarkan tabel 5.2 tersebut diketahui bahwa intensitas persalinan


(paritas) responden didominasi oleh kelompok primipara atau
kehamilan/kelahiran pertama kali sebanyak 25 responden dengan persentase
52,1%. Multipara ada 23 responden dengan persentase 47,9%. Paritas
merupakan intensitas persalinan atau juga dapat didefinisikan banyaknya
kelahiran hidup yang dimiliki seorang wanita. Dari hasil penelitian juga dapat
dijelaskan bahwa responden primipara cenderung lebih banyak mengalami
nyeri berat dibanding responden multipara, ini didukung dengan nilai rata-rata
(mean) pada primipara sebesar 8,80 lebih besar dari nilai (mean) multipara
yaitu 8,35. Skor nyeri terendah (minimum) pada primipara adalah 7 dan skor
nyeri tertinggi (maximum) adalah 10, sedangkan pada multipara juga memiliki
skor terendah (minimum) adalah 7 dan skor nyeri tertinggi (maximum) adalah
10. Hal ini sesuai dengan teori bahwa serviks pada wanita primipara tidak
mengalami perlunakan sebelum onset persalinan sehingga nyeri yang
dirasakan oleh primipara lebih berat daripada multipara (Yuliatun, 2008).
Perbedaan nyeri persalinan primipara dan multipara juga dapat
21

disebabkan adanya perbedaan mekanisme pembukaan serviks yaitu pada


primipara ostium uteri internum akan membuka lebih dahulu sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, sedangkan pada multipara ostium uteri internum
dan eksternum sudah sedikit membuka serta penipisan dan pendataran serviks
terjadi dalam saat yang sama, sehingga nyeri pada multipara cenderung lebih
ringan dibanding dengan primipara (Winkjosastro, 2002, hlm.45)

Dari data tabel 5.3 dapat dianalisis bahwa responden yang mengalami
kecemasan sebelum dilakukan intervensi sebanyak 27 responden dengan
persentase sebesar 56,2% dan 21 responden tidak mengalami kecemasan
sebelum dilakukan intervensi dengan persentase sebesar 43,8%. Kecemasan
seringkali menyertai nyeri.
Hubungan antara kecemasan dan nyeri merupakan hubungan yang
kompleks, kecemasan seringkali meningkatkan respon nyeri, tetapi nyeri juga
dapat menimbulkan kecemasan. Sangat sulit untuk memisahkan dua sensasi
tersebut, kesehatan emosional seseorang biasanya dapat mentoleransi lebih
terhadap nyeri sedang bahkan nyeri berat dibandingkan dengan seseorang
yang emosinya tidak stabil.
Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa cemas dan takut
menyebabkan peningkatan otot dan gangguan aliran darah menuju otak dan
otot. Hal tersebut menyebabkan tegangan pada otot pelvis, kontraksi uterus
terganggu, dan hilangnya tenaga pendorong ibu selama kala II persalinan.
Ketegangan yang lama akan menyebabkan kelelahan pada ibu dan
meningkatkan persepsi nyeri serta menurunkan kemampuan ibu untuk
mengontrol rasa nyerinya (Yuliatun, 2008).
Dalam penelitian ini tidak menilai tingkat kecemasan lebih mendalam,
tetapi hanya mengetahui kondisi kecemasan responden secara subjektif.
Karena mempertimbangkan secara teknis bahwa tidak memungkinkan bila ibu
bersalin harus menjalani prosedur panjang dalam pengukuran kecemasan.
Untuk mengukur tingkat kecemasan seseorang dan menggolongkannya dalam
kategori cemas ringan, sedang dan berat dapat menggunakan skala yang baku
yaitu Hamilton Anxiety Rating Scale.
Menurut Paice (1991, dikutip dari Potter dan Perry, 2005) melaporkan
bahwa stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini
mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat
22

memproses reaksi emosi.

Berdasarkan data tabel 5.4 dapat dianalisis bahwa rentang nyeri yang
dirasakan sebelum dilakukan intervensi adalah pada skala 9-10 sebanyak 13
responden dengan persentase sebesar 54,2% dan pada skala 7-8 sebanyak 11
responden dengan persentase sebesar 45,8%; hal ini dapat diartikan bahwa
nyeri yang paling banyak dialami ibu bersalin sebelum/pre intervensi
merupakan nyeri berat hingga nyeri yang tak tertahankan. Setelah/post
intervensi nyeri menurun dalam rentang skala 7-8 sebanyak 6 responden
dengan persentase sebesar 25% dan menurun dalam rentang 3-6 sebanyak 18
responden dengan persentase sebesar 75%; hal ini dapat diartikan bahwa nyeri
yang dialami ibu bersalin setelah intervensi dengan teknik Back-Effleurage
menurun menjadi nyeri berat hingga nyeri sedang.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebelum dilakukan intervensi
teknik Back-Effleurage skor nyeri terendah (minimum) adalah 7 dan skor nyeri
tertinggi (maximum) adalah 10, dengan standar deviasi sebesar 0,884 dan nilai
rata-rata (mean) sebesar 8,54. Setelah dilakukan intervensi didapatkan skor
nyeri terendah (minimum) adalah 3 dan skor nyeri tertinggi (maximum) adalah
8, dengan standar deviasi sebesar 1,345 dan nilai rata-rata (mean) adalah 5,63.
Menurut Potter dan Perry (2005), nyeri tidak dapat diukur secara
objektif, seperti menggunakan X-Ray atau pemeriksaan darah. Namun tipe
nyeri yang muncul diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Sedangkan
tipe nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri
merupakan makna yang lebih objektif yang dapat diukur dan dapat mengkaji
beratnya nyeri.

23

Dari tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa pada keadaan sebelum tindakan
Counter- Pressure ada 10 responden (41,7%) menyatakan nyeri pada rentang
skala 7-8 dan 14 responden (58,3%) menyatakan berada pada rentang skala 910. Ini berarti nyeri persalinan kala I fase aktif periode dilatasi maksimal,
memiliki rentang skala nyeri berat hingga sangat berat atau tak tertahankan.
Setelah dilakukan tindakan masase dengan teknik Counter-Pressure
didapatkan hasil yang cukup baik yaitu adanya penurunan rentang nyeri dari
skala nyeri tak tertahankan ke skala berat, dari nyeri berat ke skala sedang
hingga ringan. Pada tabel 5.7 tampak ada 6 responden (25%) yang
menyatakan nyerinya pada skala 7-8 dan 17 responden (70,8%) pada skala 36. Hal ini menunjukkan ada penurunan rasa nyeri setelah intervensi, dimana
pada rentang skala nyeri 9-10 sebelum intervensi ada 14 responden (58,3%)
setelah intervensi teknik Counter-Pressure menjadi 0%. Pada skala 7-8
sebelum intervensi ada 10 responden (41,7%) setelah intervensi CounterPressure menjadi 6 responden (25%). Dan setelah intervensi juga terjadi
penurunan yang berarti yaitu 1 responden yang menyatakan nyerinya berada
pada skala 1-2 atau nyeri ringan (4,2%). Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa sebelum dilakukan intervensi teknik Counter-Pressure skor nyeri
terendah (minimum) adalah 7 dan skor nyeri tertinggi (maximum) adalah 10,
dengan standar deviasi sebesar 0,824 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 8,63.
Setelah dilakukan intervensi didapatkan skor nyeri terendah (minimum) adalah
2 dan skor nyeri tertinggi (maximum) adalah 7, dengan standar deviasi sebesar
1,560 dan nilai rata-rata (mean) adalah 5,00.

2. Analisis Bivariat (Perbedaan efektifitas teknik Back-Effleurage dan teknik


24

Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang kala I fase aktif persalinan)


Pada analisis bivariat ini dilakukan uji normalitas data sebelum
melakukan uji yang lainnya. Hasil uji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk
didapatkan nilai p sebesar 0,022 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi tidak normal.
Hasil uji statistik perbedaan efektifitas teknik Back-Effleurage dan
tekni Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang kala I fase aktif
persalinan menggunakan uji beda non parametrik (Mann-Whitney Test)
didapatkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,046 yang artinya lebih kecil
dibandingkan dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05; sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat (ada) perbedaan yang signifikan antara teknik
Back-Effleurage dan teknik Counter- Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang
kala I fase aktif persalinan. Pada penelitian ini memberikan hasil bahwa
setelah dilakukan tindakan masase/pijat ibu bersalin mengalami penurunan
nyeri sebanyak 3,27. Sebelum dilakukan tindakan masase, rata-rata ibu
bersalin mengalami nyeri sebesar 8,58. Dan setelah dilakukan tindakan
masase, rata-rata nyeri yang dirasakan ibu bersalin menjadi 5,31. Sehingga
dapat diartikan bahwa pijatan/masase dapat menurunkan nyeri persalinan.
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kesimpulan bahwa teknik
Counter-Pressure memberikan hasil selisih mean 3,63 yang artinya lebih besar
dibandingkan dengan nilai mean teknik Back-Effleurage yaitu 2,92. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa teknik Counter-Pressure merupakan teknik
masase yang memiliki kontribusi yang lebih besar dalam mengurangi nyeri
pinggang kala I persalinan dibanding dengan teknik Back- Effleurage. Hal ini
dapat terjadi dengan beberapa kemungkinan diantaranya adalah kebenaran
teori get-control yang dapat memblokir sinaps pembawa pesan nyeri agar
tidak berlanjut ke thalamus (otak). Teknik Counter-Pressure melakukan
pemblokiran impuls nyeri yang akan ditramisikan ke otak lebih cepat
dibandingkan dengan cara kerja teknik Back-Effleurage yang harus melalui
tahap tahap dalam melakukan pemblokiran impuls nyeri saat kontraksi terjadi.
Untuk membahas lebih dalam bagaimana nyeri menjadi berkurang,
menggunakan dasar teori masase yaitu teori get-control.
Penurunan nyeri yang terjadi karena pemberian masase dengan teknik
Back- Effleurage pada area punggung menstimulasi serabut taktil kulit
sehingga sinyal nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima
sinyal nyeri tersebut, nyeri yang dirasakan pun dapat berkurang/menurun.
Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2008) Effleurage punggung selama 1020 menit setiap jam dapat menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut
jantung, dan meningkatkan pernapasan. Tetapi dalam penelitian ini hanya
menggunakan waktu 5 menit untuk pijatan, sehingga kurang memaksimalkan
pengurangan nyeri yang diharapkan.
Penjelasan tersebut sesuai dengan pustaka yang ada (Yuliatun, 2008;
Monsdragon, 2011; Maryunani, 2010) yaitu pada kala I persalinan, impuls
nyeri berasal dari serviks dan korpus uteri, ditranmisikan oleh serabut aferen
25

melalui pleksus uterus, pleksus pelviks, pleksus hipogastrik inferior, middle,


posterior dan masuk ke lumbal yang kemudian masuk ke spinal melalui
Lumbal 1, Torakal 12, 11, dan 10. Dengan intervensi teknik Back-Effleurage
berupa usapan lembut menyusuri segmen Torakal 10 hingga Sacrum
memberikan rangsangan pada saraf berdiameter besar yang banyak terdapat
dikulit akan menutup pintu jalur nyeri menuju ke korteks serebral (otak).
Pada prinsipnya rangsangan tersebut harus dilakukan awal rasa sakit
atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf yang berdiameter kecil
mencapai otak. Pijatan dengan teknik Back-Effleurage yang teratur dengan
latihan pernapasan selama kontraksi digunakan untuk mengalihkan ibu selama
kontraksi. Pijatan tersebut membuat relaksasi otot sehingga memberikan
perasaan nyaman pada ibu (Maslikhanah, 2011).
Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Alifa (2008) tentang efek teknik masase Effleurage pada
abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri pada disminore primer
mahasiswa PSIK FKUB Malang. Dengan hasil bahwa teknik Effleurage
terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri disminore primer. Dengan
pemberian masase dengan teknik Counter-Pressure dapat menutup gerbang
pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis dan otak, selain
itu tekanan kuat pada teknik ini dapat mengaktifkan senyawa endhorpine yang
berada di sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga tranmisi dari
pesan nyeri dapat dihambat dan menyebabkan status penurunan sensasi nyeri
(Monsdragon, 2004,4). Hal inilah yang membuktikan bahwa teknik ini lebih
efektif dibanding teknik Back-Effleurage.
Hasil penelitian ini sependapat dengan hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Mulati, Handayani dan Arifin (2007) tentang perbedaan antara
pengontrolan nyeri pinggang persalinan dengan teknik Superficial Heat-Cold
dan teknik Counter- Pressure terhadap efektifitas pengurangan nyeri pinggang
pada kala I persalinan. Memberikan hasil bahwa teknik Counter-Pressure
lebih efektif terhadap penurunannyeri pada persalinan normal.
Teori get-control juga dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana
teknik Counter-Pressure bekerja menurunkan rasa nyeri. Menurut (Rejeki, S.
2011) sumber nyeri kala I yang berasal dari saluran genital bawah, antara lain
perineum, anus vulva dan klitoris ditranmisikan melalui saraf pupendal
menuju spinal melalui Sacral ke 4, 3, dan 2. Dengan diberikan masase teknik
Counter-Pressure impuls nyeri tersebut dapat dihambat dan sensasi nyeri di
daerah pinggang pun dapat berkurang.
Selain teori tersebut teknik Counter-Pressure dapat juga dijelaskan
menggunakan dasar teori Opiate endogenous, dimana reseptor opiate yang
berada pada otak dan spinal cord menentukan sistem saraf pusat untuk
mengaktifkan substansi morfin yang dinamakan endhorpine dan enkephaline
bila nyeri diterima. Opiate endogen ini dapat dirangsang pengeluarannya oleh
stimulasi kulit melalui pijatan. Opiate reseptor ini berada pada ujung saraf
sensori perifer. Dengan pijatan dan tekanan yang kuat selain memberikan
26

block pada tranmisi nyeri, juga dapat mengaktifkan endhorpine atau senyawa
penawar alamiah dalam sistem kontrol desenden dan membuat relaksasi otot
sehingga nyeri pun berkurang (Maryunani, 2010).
Walaupun kedua teknik tersebut dapat mengurangi nyeri persalinan
khususnya di daerah pinggang yang merupakan daerah nyeri yang paling
dirasakan oleh kebanyakan ibu bersalin. Namun dengan adanya hasil
penelitian ini dan penjelasan bagaimana nyeri tersebut dapat dikurangi,
penelitian ini membuktikan bahwa teknik Counter-Pressure lebih efektif
dibandingkan dengan teknik Back- Effleurage.
Penelitian ini juga mendukung penerapan teori dalam penelitian yang
dilakukan oleh Maslikhanah (2011) yaitu penerapan teknik pijat Effleurage
sebagai upaya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif di
Polindes Kembangringgit Kec. Pungging kab. Mojokerto, dengan hasil
bahwa teknik pijat Effleurage belum mampu menghilangkan nyeri yang
dirasakan oleh ibu yang akan melahirkan dan tidak bisa merubah karakteristik
nyeri, tetapi efektif dalam menurunkan nyeri persalinan.

Teknik Relaksasi

3.2.

Yoga dianggap sebagai bentuk latihan yang baik pada kehamilan ( NHS
Choices merekomendasikan latihan seperti yoga , antara lain ) untuk membantu
wanita tetap fit selama kehamilan mereka dan mempersiapkan diri untuk
melahirkan. Tapi selain dari postur fisik , yoga memiliki banyak ditawarkan .
Pernapasan dan meditasi teknik menjaga ibu hamil yang sehat dan santai , dan
memberikan fokus mental untuk membantu persalinan . Pada artikel ini kita
melihat pernapasan yoga dan meditasi teknik untuk bidan untuk
merekomendasikan kepada ibu hamil , dan beberapa postur yang secara khusus
membantu untuk mendorong posisi janin yang optimal .
Tekanan darah tinggi merupakan komponen penting dari pre-eklampsia.
Mekanisme yang mendasari perkembangan hipertensi pada pre-eklampsia rumit
dan masih tetap tidak jelas. Beberapa teori telah dikemukakan termasuk disfungsi
endotel, insufisiensi uteroplasenta menyebabkan vasokonstriksi umum,
peningkatan curah jantung, dan hiperaktivitas simpatis. Peningkatan aliran darah
dan tekanan di duga menyebabkan dilatasi kapiler, yang situs kerusakan endorgan, yang menyebabkan hipertensi, proteinuria dan edema. teori tambahan telah
diajukan berdasarkan penelitian epidemiologi, melibatkan imunologi dan faktor
genetik. Tak satu pun dari teori ini telah dibuktikan. Berdasarkan tinjauan literatur
makalah ini mendalilkan bahwa kejadian awal untuk pengembangan preeklampsia adalah hipoksia intermiten berhubungan dengan pernapasan tidak
teratur selama tidur, hypoapnea, apnea, kunjungan pernapasan tidak memadai
selama jam bangun dan sinkronisasi cardiopulmonary tidak memadai (abnormal
sympatho-vagal keseimbangan).
Menurut hasil diskusi, kami setuju dengan adanya relaksasi pernapasan pada
ibu hamil, karena dengan adanya teknik relaksasi pernapasan pada masa
kehamilan dapat membuat ibu nyaman dan relax dan mencegah terjadinya pre27

eklampsia. Dan dapat melatih ibu untuk mempersiapkan persalinnya.

3.3.

Teknik Alexander

Tujuan Untuk menentukan efektivitas pelajaran dalam teknik Alexander,


terapi pijat, dan saran dari dokter untuk mengambil latihan (olahraga resep)
bersama dengan perawat disampaikan konseling perilaku untuk pasien dengan
nyeri punggung kronis atau berulang. Satu untuk satu pelajaran di teknik
Alexander dari guru yang terdaftar memiliki manfaat jangka panjang untuk
pasien dengan nyeri punggung kronis. Enam pelajaran diikuti dengan resep
latihan hampir sama efektifnya dengan 24 pelajaran.
Nyeri punggung adalah kondisi umum yang dikelola dalam perawatan
primer dan salah satu penyebab paling umum dari kecacatan di societies.1
Barat 2 Belum beberapa intervensi telah terbukti secara substansial membantu
pasien dengan nyeri punggung kronis dalam jangka panjang. kelas-terutama
latihan diawasi memperkuat dan menstabilkan latihan-mungkin memiliki
manfaat moderat untuk pain.3 kronis 4 5 6 7 A percobaan saran dari dokter
untuk mengambil latihan aerobik menunjukkan manfaat jangka pendek untuk
nyeri akut, tetapi bukti manfaat jangka panjang untuk nyeri kronis atau
berulang dan untuk latihan "resep" adalah lacking. Pelajaran dalam teknik
Alexander menawarkan pendekatan individual dirancang untuk
mengembangkan keterampilan seumur hidup untuk perawatan diri yang
membantu orang mengenali, memahami, dan menghindari kebiasaan buruk
yang mempengaruhi nada postural dan koordinasi neuromuskular. Pelajaran
melibatkan penilaian pribadi terus menerus dari pola individual penggunaan
muskuloskeletal kebiasaan saat stasioner dan dalam gerakan; membayar
perhatian khusus untuk melepaskan kepala yang tidak diinginkan, leher, dan
ketegangan otot tulang belakang, dipandu oleh instruksi lisan dan kontak
tangan, memungkinkan dekompresi tulang belakang; bantuan dan umpan balik
dari kontak tangan dan instruksi lisan untuk meningkatkan penggunaan
muskuloskeletal saat stasioner dan dalam gerakan; dan menghabiskan waktu
antara pelajaran berlatih dan menerapkan teknik (juga lihat lampiran di
bmj.com).
Teknik Alexander demikian berbeda dari manipulasi, 10 sekolah kembali,
11 dan konvensional praktek physiotherapy.12The dan teori teknik, dalam
hubungannya dengan temuan awal dari perubahan dalam nada postural dan
adaptasi dinamis terhadap perubahan beban dan posisi, 13 14 15 mendukung
hipotesis bahwa teknik ini berpotensi mengurangi nyeri punggung dengan
membatasi kejang otot, memperkuat otot postural, meningkatkan koordinasi
dan fleksibilitas, dan dekompresi tulang belakang. Sebuah percobaan kecil,
tidak sepenuhnya dilaporkan, menunjukkan hasil jangka pendek yang
menjanjikan untuk pain.16 kembali Kami tidak menyadari percobaan
melaporkan hasil jangka panjang. tinjauan sistematis dan uji coba baru-baru
ini menyoroti pentingnya penelitian untuk menilai efektivitas massage17
terapi holistik 18 19; kami sangat ingin menilai pijat karena menyediakan ada
28

unsur pendidikan jangka panjang, berbeda dengan pelajaran di teknik


Alexander.
Kami menentukan efektivitas enam atau 24 pelajaran dalam teknik
Alexander, terapi pijat, dan saran dari dokter untuk mengambil latihan
(menggunakan resep latihan) dengan perawat disampaikan konseling perilaku
untuk pasien dengan nyeri punggung kronis atau berulang. Kriteria inklusi dan
eksklusi pasien dengan nyeri punggung dalam lima tahun terakhir. Inklusi
kriteria: untuk mengidentifikasi orang-orang dengan nyeri berulang signifikan
atau sakit kronis
Presentasi dalam perawatan primer dengan nyeri pinggang lebih dari
tiga bulan sebelumnya (untuk mengecualikan episode pertama)
Saat mencetak 4 atau lebih pada skala kecacatan Roland
Nyeri saat ini untuk tiga minggu atau lebih (untuk mengecualikan
kambuhnya durasi pendek)
kriteria eksklusi
Sebelumnya pengalaman teknik Alexander
Pasien di bawah 18 dan lebih dari 65 (penyakit tulang belakang yang
serius lebih mungkin)
indikator klinis disease20 tulang belakang yang serius
Saat akar saraf nyeri (di bawah lutut dalam distribusi dermatom),
operasi tulang belakang sebelumnya, tuntutan hukum (hasil mungkin
berbeda, kelompok terlalu kecil untuk menganalisis)
Sejarah psikosis atau penyalahgunaan alkohol utama (kesulitan
melengkapi hasil)
ketidakmampuan Dirasakan berjalan 100 m (latihan sulit)
Pada pengangkatan awal, setelah persetujuan tertulis diinformasikan
telah diperoleh, peserta secara acak salah satu dari delapan kelompok oleh
perawat praktek menelepon pusat koordinasi pusat di Southampton (tabel
1and lampiran tentang bmj.com). Sebuah statistik telah menyiapkan
program aman menggunakan komputer yang dihasilkan angka acak sehingga
alokasi berikutnya tidak bisa ditebak.
Untuk setiap latihan berkontribusi 10 pasien blok delapan nomor yang
ada, dan dua ditambahkan dari blok yang disediakan empat praktik lainnya.
Praktek tidak diberitahu berapa banyak pasien akan direkrut untuk setiap
kelompok percobaan atau informasi dari blok pengacakan. Bila mungkin
setiap latihan yang cocok dengan dua guru teknik Alexander.
Rencana analisis disepakati terlebih dahulu oleh kelompok manajemen
uji coba. Analisis primer adalah analisis kovarians untuk studi faktorial pada
satu tahun untuk hasil utama antara kelompok (Roland cacat skor) dan untuk
hasil sekunder. Hari-hari dalam data nyeri yang miring sehingga kami
menggunakan non-parametrik (kuantil) regresi. Kami menilai interaksi antara
faktor sebelum melaporkan efek utama: orang-orang dari faktor teknik
Alexander dilaporkan mengendalikan efek dari latihan dan orang-orang dari
efek olahraga dilaporkan mengendalikan faktor teknik Alexander. Sebagai
studi ini didukung hanya interaksi yang cukup besar kami juga melaporkan
kelompok individu untuk hasil utama pada satu tahun. Kami menilai
signifikansi statistik clustering oleh terapis, guru, dan praktek, dan jika ini
tidak signifikan kita tidak memungkinkan untuk clustering dalam model.
29

Sidang sebelumnya untuk sakit punggung lebih kecil dan melibatkan


satu teacher.16 Studi kami menunjukkan abadi manfaat dari pelajaran yang
disampaikan oleh banyak guru yang berbeda. Bahwa enam sesi pijat jauh
kurang efektif pada satu tahun dari pada tiga bulan sedangkan enam pelajaran
di teknik Alexander ditahan efektivitas pada satu tahun menunjukkan bahwa
manfaat jangka panjang dari Alexander pelajaran teknik tidak mungkin hasil
dari efek plasebo non-spesifik perhatian dan sentuhan.
Pijat membantu dalam jangka pendek, yang mendukung kesimpulan
sementara dari sebelumnya research.17 19 Manfaat dalam jangka panjang
mungkin kurang, yang didukung oleh perbandingan sebelumnya dengan
buklet perawatan diri, 35 meskipun percobaan ini menemukan manfaat
dibandingkan dengan akupunktur. Akupresur mungkin mungkin lebih efektif
daripada pijat klasik kita used.

Aroma Terapi

3.4.

Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%


multigravida. Seratus dari seribu kehamilan, gejala mual dapat menjadi berat
bila tidak ditatalaksana dengan baik. Jumlah kunjungan ibu hamil di
Puskesmas Rengel didapatkan 58,14% mengeluhkan mual. Oleh karena itu,
perlu dilakukan terapi nonfarmakologi yang bersifat noninstruktif, noninfasif,
murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping yang merugikan berupa
aromaterapi blended peppermint dan ginger oil untuk menurunkan rasa mual pada
ibu hamil. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh aromaterapi
blended peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil
trimester satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Penelitian ini
merupakan penelitian pre eksperimental dengan desain One Group Pre-Post
Test Design. Populasi adalah seluruh ibu hamil trimester satu periode Bulan
September sampai Oktober Tahun 2013 di Puskesmas Rengel Kabupaten
Tuban. Besar sampel adalah 41 orang dengan teknik sampling Purposive
Sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui observasi.
Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai p= 0,0001 (p < 0,05), maka H1
diterima dan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh aromaterapi blended
peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu
di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban. Saat ini penggunaan aromaterapi
blended peppermint dan ginger oil oleh ibu hamil trimester satu adalah
salah satu cara alternatif untuk menurunkan frekuensi rasa mual karena
terbukti penggunaannya mudah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping
serta tidak merugikan kondisi ibu dan calon bayi.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60%
multigravida. Seratus dari seribu kehamilan, gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan hCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang
berkurang.
Data dari Dinas Kesehatan tentang rekapitulasi laporan bulanan data
kesakitan Puskesmas se-Kabupaten Tuban pada penyakit hiperemesis tahun
2010 berjumlah 406 jiwa, tahun 2011 berjumlah 547 jiwa dan tahun 2012
sampai Bulan Maret berjumlah 96 jiwa. Data dari Puskesmas Rengel tentang
hiperemesis tahun 2010 hanya 1 kasus dari 736 sasaran ibu hamil, tahun
30

2011 ada 4 kasus hiperemesis dari 709 sasaran ibu hamil sedangkan Bulan
Januari sampai November tahun 2012 berjumlah 22 kasus dari 598 sasaran
ibu hamil. Data tentang keluhan-keluhan yang dialami oleh ibu hamil trimester 1
di Puskesmas Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban tahun 2012 didapatkan 50
orang mengeluhkan mual (58,14%). Penatalaksanaan mual dan muntah pada
kehamilan tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan
cara farmakologi maupun nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan
pemberian antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi
nonfarmakologi dilakukan dengan cara pengaturan diet, dukungan emosional,
akupuntur, dan jahe.
Jahe direkomendasikan sebagai obat untuk morning sickness dengan cara jahe
(setengah sendok teh) direndam dengan air panas selama lima menit kemudian
diminum empat kali sehari. Rasa mual pada awal kehamilan dapat juga
ditanggulangi dengan menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan
aromaterapi campuran (blended) antara peppermint dan ginger oil. Aromaterapi
memberikan ragam efek bagi penghirupnya.Seperti ketenangan, kesegaran,
bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual.
Aromaterapi dapat digunakan sebagai solusi untuk mengatasi mual muntah
pada ibu hamil trimester pertama.Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik
dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan
keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik.Setiap minyak
essensialmemiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus,
diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal.Ketika minyak essensial
dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak.
Sistem limbik adalah daerah yang memengaruhi emosi dan memori serta secara
langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian
tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stess, memori,
keseimbangan hormon, dan pernafasan.
Begitu banyak jenis minyak Essensial yang ada. Jenis minyak essensialyang
biasa digunakan adalah peppermint, spearmint (tiga tetes), lemon dan jahe (dua
tetes).Mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama di masyarakat masih
terjadi dan cara penanggulangannya sebagian besar masih menggunakan terapi
farmakologis. Akan lebih baik jika ibu hamil mampu mengatasi masalah mual
pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap nonfarmakologis
terlebih dahulu.Karena terapi pelengkap nonfarmakologis bersifat noninstruktif,
noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping yang merugikan.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah: Membuktikan pengaruh aromaterapi blended
peppermint dan ginger oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu
di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban,
a. Mengidentifikasi rasa mual pada ibu hamil trimester satu sebelum
diberikan aromaterapi blended peppermint dan ginger oil,
b. Mengidentifikasi rasa mual pada ibu hamil trimester satu setelah
diberikan aromaterapi blended peppermint dan ginger oil
c. Menganalisis pengaruh aromaterapi blended peppermint dan ginger oil
terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas
Rengel Kabupaten Tuban.
METODE PENELITIAN
31

Jenis penelitian ini adalah pre eksperimen dengan desain "One


Group Pre test Post test Designs". Instrumen penelitian menggunakan lembar
observasi, Populasi penelitian adalah Seluruh ibu hamil trimester satu
periode Bulan September sampai Oktober di Puskesmas Rengel
Kabupaten Tuban. Teknik sampling dengan menggunakan Purposive
Sampling. Besar
sampel sejumlah 41 responden.Variabel bebas pada
penelitian ini adalah aromaterapi blended
peppermint
dan ginger
oil.Sedangkan untukvariabel terikat adalah rasa mual ibu hamil trimester satu.
Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon Sign Rank Test.
HASILPENELITIAN
Data Umum
a. Umur Responden
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada umumnya responden berumur 26
tahun, dengan umur termuda 18 tahun dan umur tertua 41 tahun. Sebagian
besar (87,8%) responden adalah kelompok umur risiko rendah (2035
tahun).

b. Kehamilan Responden
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar (73,2%) responden adalah
primigravida (hamil pertama).

32

Data Khusus
a. Data Rasa Mual Responden Sebelum Diberikan

Aromaterapi Blended

Peppermint dan Ginger Oil


Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umumnya responden sebelum diberikan
aromaterapi mengalami mual muntah dalam sehari sebanyak 3-4 kali, dengan
merasakan mual paling sedikit 1 kali/hari dan terbanyak 8 kali/hari. Sebagian
besar (61,0%) responden mengalami mual ringan

b. Data Rasa Mual Responden Setelah Diberikan Aromaterapi Blended Peppermint


dan Ginger Oil.
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada umumnya responden setelah diberikan
aromaterapi mengalami mual muntah dalam sehari sebanyak 1-2 kali, dan paling
rendah tidak ada yang mengalami mual serta terbanyak 4 kali/hari. Hanya
setengah (58,5%) dari responden mengalami mual ringan.

33

c. Data Pengaruh Aromaterapi Blended Peppermintdan Ginger Oil Terhadap Rasa


Mual Ibu HamilTrimester Satu
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa perbandingan rasa mual pre dan post test
pemberian aromaterapi blended peppermint dan ginger oil. Terdapat 30 orang
dengan hasil rasa mual sesudah pemberian perlakuan lebihrendah dari pada
sebelum perlakuan, 11 orang tetap,dan tidak ada orang dengan rasa mual lebih
tinggi dari sebelum perlakuan.Berdasarkan uji wilcoxon dengan tingkat
kemaknaan = 0,05, diperoleh nilai p = 0,0001 (p < 0,05), maka H1 diterima dan
H0 ditolak, yang berarti ada pengaruh aromaterapi blended peppermint dan ginger
oil terhadap rasa mual pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas Rengel
Kabupaten Tuban.

PEMBAHASAN
Dari 41 ibu hamil trimester satu yang mengalami keluhan rasa mual dapat
diketahui bahwa lebih banyak pada primigravida dari pada multigravida.Hal ini
sesuai dengan teori yang ada bahwa mual dan muntah terjadi pada 60-80%
primigravida dan 40-60% multigravida.
Namun jika dikaji dari tingkatan rasa mual, pada multigravida cenderung lebih
banyak yang mengalami rasa mual sedang dari pada primigravida.Setiap essential
oils merupakan sari dari hasil penyaringan satu jenis tumbuhan. Sebuah essential
oils dapat digunakan bersamaan dengan essential oils yanglain dan campuran ini
34

dinamakan synergy. Synergy lebih efektif dari pada satu jenis essential oils.Begitu
banyak jenis minyak essensial yang ada.Jenis minyak essensial yang biasa
digunakan untuk mengatasi morning sickness adalah peppermint, spearmint (tiga
tetes), lemon dan jahe (dua tetes). Menurut Rahmi Fitria (pengelola rumah marun
spa), minyak atsiri blended peppermint dan ginger dapat digunakan untuk
menurunkan rasa mual pada ibu hamil dengan alasan aroma yang dihasilkan lebih
kuat sehingga lebih efektif untuk menurunkan rasa mual pada ibu hamil.
Menurut sebuah ulasan yang dipublikasikan oleh jurnal obstetrik &
Ginekologi, jahe (ginger) dapat membantu para wanita hamil mengatasi derita
morning sickness tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di
dalam kandungannya.Selain jahe, peppermint juga punya khasiat untuk
mengatasimual dan muntah pada ibu hamil. Hal ini dikarenakankandungan
menthol

(50%)

dan

methone

(10-30%)

yangtinggi

(Muchdi,

Naniek,

2009).Peppermint telah lama dikenal memberi efek karminatif dan antispasmodik,


secara khusus bekerja di otot halus saluran gastrointestinal dan saluran empedu.
Manfaat dari minyak essensial dapat dirasakan apabila kita dapat mengetahui
kualitas dari minyak tersebut. Untuk menentukan bagus/jeleknya kualitas dari
minyak essensial dapat diketahui dari bahasa latin/ nama botaniknya sehingga
tahu dari tanaman apa minyak essensial tersebut diambil, kemasannya dalam botol
kaca gelap (karena minyak essensial sangat sensitif pada panas, sinar, dan udara),
dan harganya (harga murah = kualitas rendah, beda minyak maka beda harganya).
Berbeda dengan obat kimiawi sintesis, pemakaian minyak essensial tumbuhan
tidak dianggap benda asing di dalam tubuh, sehingga tidak memperberat kerja
organ tubuh. Menurut Dietrich Gumbel, penulis buku Principles of Holistic Skin
Therapy with Herbal Essence, tumbuhan memiliki komposisi yang sama persis
dengan manusia.
Para peneliti dalam dunia kedokteran naturopati pernah pula meneliti
akumulasi kandungan kimia minyak essensial di dalam tubuh.Hasil penelitian ini
pernah diterbitkan dalam sebuah jurnal kedokteran naturopati.Katanya dalam
penelitian tersebut terbukti bahwa minyak essensial tidak terakumulasi di dalam
tubuh. Terungkap dalam sebuah penelitiannya bahwa minyak lavender yang
dioleskan ke kulit akan terbuang empat jam kemudian lewat air seni. Ada pula
yang dikeluarkan lewat keringat, anus, dan mulut.
Saat ini penggunaan aromaterapi blended peppermint dan ginger oil oleh ibu
hamil trimester satu di Puskesmas Rengel Kabupaten Tuban adalah salah satu cara
35

alternative untuk menurunkan frekuensi rasa mual karena terbukti penggunaannya


mudah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping serta tidak merugikan kondisi
ibu dan calon bayi.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapatdiambil kesimpulan sebagai
berikut:
1.

Sebagian besar ibu hamil trimester satu di Puskesmas Rengel


Kabupaten Tuban pada Bulan Septembersampai Oktober Tahun 2013
mengalami rasa mual ringan sebelum diberikan aromaterapi blended

2.

peppermint dan ginger oil.


Hampir setengah dari ibu hamil trimester satu tidak mengalami rasa
mual setelah diberikan aromaterapi blended peppermint dan ginger oil.
Akan tetapi ada setengah dari ibu hamil trimester satu setelah diberikan
aromaterapi blended peppermint dan ginger oil masih mengalami rasa

3.

mual ringan, namun frekuensi mualnya berkurang.


Ada pengaruh aromaterapi blended peppermint dan ginger oil terhadap
rasa mual pada ibu hamil trimester satu di Puskesmas Rengel
Kabupaten Tuban.

SARAN
1.

Pelaksana/provider

(tenaga

kesehatan)

dapat

meningkatkan

keterampilannya dalam penatalaksanaan masalah rasa mual pada


2.

gravida trimester satu.


Perlu dikembangkan terapi alternatif yang lainmisalnya akupuntur dan

3.

akupresur.
Penelitian ini dapat dikembangkan dalam memberikan asuhan
kebidanan

4.

pada

ibu

hamil

serta

peningkatan pelayanan Antenatal Care.


Untuk kedepannya metode penanganan rasa mual secara sederhana ini
dapat selalu diaplikasikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain
yang membutuhkan.

36

3.5.

Kesimpulan dari Jurnal yang Diambil


Dari empat jurnal yang mencakup muatan tentang beberapa kebutuhan yang
diperlukan ibu hamil seputar massas kehamilan, teknik relaksasi, teknik
Alexander dan aroma terapi telah mendukung makalah ini dan berdasarkan hasil
penelitian yang ada di dalam masing-masing jurnal itupun kami setuju dengan
jurnal yang kami pilih, karena masing-masing sudah berdasarkan dari buku-buku
kesehatan yang sumbernya meyakinkan.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Massas kehamilan, teknik relaksasi dan teknik Alexander memiliki funsi dan
tujuan yang sama yaitu demi memuhi kebutuhan sang ibu akan sensasi
kenyamanan pada keadaannya. Dengan melakukan massas kehamilan, teknik
relaksasi dan teknik Alexander, makamemudahkan sang ibu yang sedang
mengandung untuk mudah bergerak dalam berobilisasi yang benar dan tepat.
Selain itu, aroma terapi mampu membangkitkan mood para ibu hamil. Dengan
jenis jenis aroma terapi yang dapat dipilih sesuai dengan kesukaan ibu hamil
yang tentuhnya berbagai macam aroma terapi itu memiliki tujuan dan manfaat
yang berbeda namu tetep sama dengan fungsi untuk merileksasikan sang ibu
dengan aroma yang menenangkan mood-nya. Berdasarkan takarannya pun telah
diatur karena tanpa takaran maka penggunaan aroma terapi tidak begitu
berpengaruh baik kepada ibu hamil, melainkan bisa sebaliknya. Oleh karena itu,
dengan penggunaan jumlah takaran, maka akan dapat menghasilkan respon yang
baik untuk si ibu. Terlalu banyak dalam penggunaan aroma terapi akan membuat
sang ibu merasa pusing, dan terlalu sedikit penggunaan aroma terapipun membuat
ibu kurang merasakan efek positif dari aroma terapi tersebut.
37

3.5.

Saran

Sebagai seorang tenaga kesehatan khususnya para bidan wajib sekali


memperhatikan kebutuhan ibu hamil semacam kebutuhan akan massas kehamilan,
teknik relaksasi, teknik Alexander dan aroma terapi demi kenyamanan ibu yang
sedang mengandung.

DAFTAR PUSTAKA
Allison england, Aromatherapy and massage for mother and baby, healing arths press
rochester, vermont, 2000.
Charlish, Anne. Meningkatkan Kesuburan untuk Kehamilan Alami, Erlangga :
Jakarta, 2004.
Aprilia, Yesie. Hipnostetri : Rileks, Aman dan Nyaman Saat Hamil dan Melahirkan,
GagasMedia : Jakarta, 2010.
Casanelia, Lisa. Foundations of Massage 3rd Edition, Churchill Livingstone Elsevier :
Australia, 2010.
Heymans M, van Tulder MW, Esmail R, Bombardier C, Koes B. Back schools for nonspecific low-back pain. Cochrane Database Syst Rev2004 Oct 18;(4):CD000261.
Jerath.2009.Mechanism of development of pre-eclampsia linking breathing disorders
to endothelial dysfunction.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19364630
Oakley.2014.The role of yoga: breathing, meditation and optimal fetal
positioning.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24873115
Rejeki, Sri. November, 2013. Jurnal Keperawatan Maternal. Volume 1, No.2.
http://unimus-ac.id/indck-php/JKMat/article/download/999/1048

38

Вам также может понравиться