Вы находитесь на странице: 1из 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAPORAN KTD/KNC
I.

PENDAHULUAN
Pelayanan
kesehatan
pada
dasarnya
adalah
untuk
menyelamatkan pasien. Namun dengan semakin berkembangnya ilmu
dan teknologi pelayanan kesehatan, khususnya di Puskesmas menjadi
semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan
prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam
terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila
tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Mengingat keselamatan
pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan program
keselamatan pasien Puskesmas perlu dilakukan. Oleh karena itu
diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien
tersebut.
Dalam pelaksanaan keselamatan pasien, Puskesmas perlu
dilakukan pencatatan mengenai pelaporan insiden keselamatan pasien
(incident report).

II.

LATAR BELAKANG.
Di Indonesia tahun 2005 PERSI (Perhimpunan Puskesmas
Seluruh Indonesia) mendirikan KKPRS (Komite Keselamatan Pasien
Puskesmas). Menteri Kesehatan
Siti Fadillah Supari bersama PERSI
(Persatuan Puskesmas Seluruh Indonesia) dan KKPRS mencanangkan
Gerakan Keselamatan Pasien Puskesmas pada Seminar Nasional PERSI
pada Agustus 2005 di Jakarta KKPRS kemudian menerbitkan panduan
untuk RS berjudul Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Puskesmas.
Langkah utama dan pertama adalah membangun kesadaran
akan nilai keselamatan pasien, menciptakan kepemimpinan dan budaya
yang terbuka dan adil. Kemudian para pemimpin harus mendukung
staf, membangun komitmen dan fokus pada keselamatan pasien.
Selanjutnya, integrasikan aktivitas pengelolaan risiko, kembangkan
sistem serta proses pengelolaan risiko. Juga lakukan identifikasi dan
asesmen hal yang potensial bermasalah.
Setelah itu, mengembangkan sistem pelaporan dari staf, dan
RS mengatur pelaporan kepada KKPRS. Untuk itu perlu melibatkan dan
berkomunikasi dengan pasien. Dan .belajar serta berbagi pengalaman
tentang keselamatan pasien. Terakhir adalah mencegah cedera melalui
implementasi sistem keselamatan pasien.
Pada 2006, KARS (Komisi Akreditasi Puskesmas) Depkes
menerbitkan Standar Keselamatan Pasien Puskesmas. Ada tujuh
standar, yakni Hak pasien; Mendidik pasien dan keluarga; Keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan; Penggunaan metoda-metoda
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien; Peran kepemimpinan dalam

meningkatkan keselamatan pasien; Mendidik staf tentang keselamatan


pasien; Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
Sistem keselamatan pasien telah membawa paradigma baru
kedalam asuhan pasien di RS. Sekarang ini di RS ada mekanisme
pelaporan insiden. Kemudian dilakukan analisis, pembelajaran, dan
mencari solusi untuk mencegah KTD timbul lagi. Keterlibatan,
komunikasi terhadap pasien untuk , pemberdayaan mereka dan
menjelaskan hak serta kewajibannya berserta keluarganya.. Ini
mendorong keterbukaan dalam manajemen RS, khususnya terhadap
pasien. Puskesmas Daerah Kota Tikep dalam upaya mewujudkan
Akreditasi RS pada 5 Pelayanan Dasar dan sesuai dengan visi dan
misinya wajib melaksanakan kegiatan Keselamatan Pasien Puskesmas.
III.

TUJUAN UMUM & KHUSUS.


A. Tujuan Umum
Menurunnya insiden keselamatan pasien (KTD dan KNC) dan
meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien di Puskesmas Baturetno I
2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada
akar masalah
3. Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada
pasien

IV.

KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN.


A. Kegiatan Pokok.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi
yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera
yang
tidak
seharusnya
terjadi.
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian yang
tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau
kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau
bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera
serius tidak terjadi, karena keberuntungan karena pencegahan, atau
peringanan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien atau incident report
merupakan pelaporan tertulis setiap KTD atau KNC yang menimpa
pasien atau kejadian lain yang menimpa keluarga pengunjung,
maupun pegawai yang terjadi di Puskesmas.
B. Rincian Kegiatan
Pencatatan incident report yang terdapat di puskesmas antara lain:

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
V.

Ketidaklengkapan pengisian data informed consent


Ketidaklengkapan pengisian catatan medis
Kesalahan penulisan identitas pasien
Sample tertukar
Sample rusak karena salah penyimpanan
Salah obat dan salah orang
Pasien jatuh
Pasien terpleset.

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN.


1. Setiap unit kerja memiliki formulir incident report untuk mencatat
setiap kejadian.
2. Apabila ada kejadian dicatat pada formulir incident report oleh
petugas yang menemukan kejadian.
3. Kepala unit pada masing-masing unit kerja melakukan pemantauan
secara administratif terhadap pencatatan incident report setiap
minggunya untuk mengetahui apakah ada suatu kejadian tidak
diharapkan yang terjadi pada unitnya.
4. Apabila ada kejadian Kepala unit akan melakukan pelaporan kepada
Tim Mutu Klinis Puskesmas untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
5. Setiap bulannya dilakukan rekapitulasi terhadap data incident report
untuk mengetahui jumlah kejadian tidak diharapkan yang terjadi di
Puskesmas.
6. Hasil rekapitulasi incident report dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas melalui Komite Keselamatan Pasien Puskesmas.
Apabila ada suatu kasus, mekanisme pelaporannya adalah sebagai
berikut :
1. Apabila terjadi suatu insiden (kejadian nyaris cedera/kejadian tidak
diharapkan) segera ditindaklanjuti (dicegah/ditangani) untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insidennya dengan
mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada
atasan langsung.
3. Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien Puskesmas bersama-sama
dengan Ketua Bidang yang bersangkutan melakukan analisa
terhadap data incident report apabila terjadi suatu kejadian.
4. Kepala Bidang terlapor memeriksa laporan dan melakukan grading
risk terhadap insiden yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang
akan dilakukan sebagai berikut :
a. Grade biru: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu
b. Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
c. Grade
kuning:
investigasi
komprehensif/analisis
akar
masalah/RCA oleh Komite Keselamatan Pasien Puskesmas, waktu
maksimal 45 hari.

d. Grade merah: investigasi komprehensif/analisis akar masalah/RCA


oleh Komite Keselamatan Pasien Puskesmas, waktu maksimal 45
hari.
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien Puskesmas.
7. Pasien Puskesmas akan menganalisis kembali hasil investigasi dan
laporan insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan
investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan regrading.
8. Untuk grade kuning/merah, Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
Puskesmas akan melakukan analisis akar masalah (Root Cause
Analysis/RCA).
9. Setelah melakukan RCA, Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
Puskesmas akan membuat laporan dan rekomendasi untuk
perbaikan serta pembelajaran berupa petunjuk atau safety alert
untuk mencegah kejadian yang sama terulang lagi.
10.
Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada
Kepala Puskesmas.
11.
Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan
umpan balik kepada unit kerja terkait.
12.
Laporan hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/RCA
yang terjadi pada pasien dilaporkan oleh Tim Mutu Klinis dan
Keselamatan Pasien dan mengetahui Kepala Puskesmas kepada
Komite Keselatan Pasien Puskesmas (KKP-RS) PERSI dengan mengisi
formulir laporan insiden keselamatan pasien.
VI.

SASARAN.
Semua Unit Kerja di Puskesmas Baturetno I.
Tim Mutu

VII.

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 2016


Ma
Jan
Feb
Apr
Kegiatan
r
Persiapan
x
x
Str Org
x
Pelaks
Sop/Kebijaka
x
a
n
naan
Sosialisasi
x
Evaluasi
x
Pelaporan
x

VIII.

Mei

Jun

Jul

Ag
u

Se
p

Okt

No
p

De
s

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

x
x

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA


1. Setiap bulannya Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien Puskesmas
membuat laporan kejadian/kasus yang terjadi pada seluruh unit
kerja.
2. Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien puskesmas melakukan
analisa data terhadap kasus yang terjadi bersama-sama dengan unit
kerja yang bersangkutan.

3. Wakil Manajemen melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan


pencatatan incident report maupun evaluasi terhadap kasus atau
kejadian tidak diharapkan yang terjadi di Puskesmas.
IX.

PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan insiden keselamatan pasien atau incident report merupakan
pelaporan tertulis setiap KTD atau KNC yang menimpa pasien atau
kejadian lain yang menimpa keluarga pengunjung, maupun pegawai
yang terjadi di Puskesmas dilaksanakan oleh Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien (TMKP) Puskesmas Baturetno I.

Wonogiri, 1 Mei 2016


Ketua
Tim Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien
(TMKP)

Retno Narwati, S.Farm. Apt


NIP. 19770922 200212 1 001

Вам также может понравиться