Вы находитесь на странице: 1из 5

METODE PELAKSANAAN

Nama Pekerjaan

Kegiatan
Tahun Anggaran

: Pembangunan Jalan
: 2015

Pekerjaan Pembangunan Jalan Sp. Lubuk Raya Km 60 Bawah


Kecamatan Pintu Rime Gayo

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. PERSIAPAN DAN MOBILISASI
Meliputi :
Persiapan Lapangan
Sebelum memulai pekerjaan fisik terlebih dahulu harus dilaksanakan koordinasi
dengan masyarakat setempat dan melaksanakan pemindahan bangunan utilitas
disepanjang jalan apa bila ada. Bangunan tersebut antara lain seperti tiang listrik,
gardu listrik, tiang telepon dan jaringan pipa air minum. Untuk pelaksanaan ini harus
dikoordinasikan dengan Pemda setempat.
Papan Nama Proyek
Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan.
Papan Nama Proyek ini dibuat dari bahan yang sesuai dengan ketentuan direksi,
dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7) kelas 2 (borneo)dengan
tinggi 250 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna yang sesuai dan huruf
cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan
dilaksanakan, antara lain :
-

Nama Kegiatan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan

Biaya pekerjaan/ nilai kontrak

Sumber dana

Jangka waktu

Nama penyedia jasa

Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta
tidak mengganggu lalu lintas.
Mobilisasi Peralatan dan Tenaga Kerja

Kegiatan ini dilaksanakan sesuai jadwal dalam program kerja. Jenis alat berat adalah
sesuai daftar alat yang diusulkan. Tahap-tahap pengirimannya dilakukan menurut
intensitas tingkat kebutuhan dan kemajuan pekerjaan. Personil inti segera dikirim ke
lapangan setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Pekerjaan oleh pihak Direksi.
Peralatan ditempatkan pada tanah yang telah disewa oleh pelaksana dan pada lokasi
yang aman dan dekat dengan lokasi kegiatan.
Pembangunan Kantor Lapangan
Meliputi pembuatan kantor Direksi, Kantor pemborong. Gudang material, bengkel
kerja, instalasi air, listrik dan sarana komunikasi, serta fasilitas lain pendukung
operasional lapangan.
Pembuatan Rencana/Program Kerja
Rencana kerja dibuat berdasarkan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Tahap-tahap
pelaksanaan tiap item pekerjaan akan disusun dengan memperhatikan efisiensi dan
efektifitas peralatan/personil yang tersedia. Pembuatan form kegiatan termasuk sistim
pelaporannya, adalah sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
Pekerjaan Pengukuran Awal
Meliputi persiapan alat/bahan dan personil, termasuk juga program kerja dan formform pengukuran yang telah disetujui Direksi. Selanjutnya orientasi lapangan untuk
mengetahui kondisi wilayah kerja, batas-batas, titik-tetap/BM (Bench Mark) yang
dipakai, dsb. Kemudian pekerjaan pematokan/staking out, pembuatan kerangka
dasar pengukuran, leveling dan situasi, serta pengukuran MC-0 untuk menentukan
kebutuhan real kondisi lapangan dan volume tanah asli.
Pekerjaan Penggambaran dan Plotting Design Perencanaan.
Gambar-gambar kerja akan dibuat berdasarkan gambar kontrak dan dari hasil
pengukuran dengan format/ukuran yang telah ditentukan. Plotting garis
design/rencana dan pembuatan gambar kerja berpedoman pada gambar/dokumen
kontrak.

DIVISI. 3 PEKERJAAN TANAH


3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan
Pekerjaan mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar,
1. Permukaan galian Diratakan dan dibentuk dengan menggunakan Motor Grader untuk
persiapan pelapisan subgrade dengan kemiringan jalan sesuai dengan gambar dan atas
persetujuan pengawas dilapangan.

2. Permukaan jalan yang sudah terbentuk dipadatkan dengan Vibro Roller dengan jumlah
lintasan + 8 lintasan atau sampai kepadatan yang sesuai, untuk menjaga kelembapan dan
untuk tercapainya kepadatan yang optimal vibro roller dalam melakukan pemadatan
dibantu water tanker untuk mensuply air guna membasahi permukaan jalan.
Vibro Roller

Water Tanker

Motor Grader

Pekerjaan tanah ini meliputi: Galian biasa, timbunan pilihan.


Pekerjaan tanah merupakan awal dari konstruksi jalan, pekerjaan ini antara lain menggali
bagian permukaan yang lebih tinggi dari rencana muka jalan dan juga menimbun bagian
yang lebih rendah. Untuk lebih efektif dalam pelaksanaan ini harus diatur bagian mana yang
bisa dikerjakan dahulu, baik terhadap pekerjaannya maupun terhadap pengguna jalan yang
melewatinya.
3.2.(2a). Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian

A. Bahan untuk timbunan pilihan


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi ketentuan, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, timbunan
pilihan harus memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan
sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
Bahan timbunan pilihan dapat berupa pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.
Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan
dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu
atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas
rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui akan tergantung pada kecuraman dari lereng
yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.

B. Penghamparan Timbunan Pilihan


Setelah Material timbunan pilihan dimobilisasikan dari sumber galian kelokasi
pekerjaan, maka akan dilanjutkan dengan penghamparan material pada badan
jalan yang akan dilapisi dengan timbunan setelah permakaan badan jalan tersebut
selesai dari pekerjaan penyiapan badan jalan. Material dihampar sedemikian rupa
sehingga ketebalan material diperkirakan memenuhi ketebalan sesuai dengan
desain teknis.

C. Pemadatan timbunan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar
air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20
cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar
dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan
batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan berikutnya dihampar.
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama.
Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton
atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan
pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara
berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan
lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas
telah terpasang.

Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di
tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya ronggarongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan
air dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui.

Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai


lebar jalur lalu lintas yang diperlukan dalam rancangan, yang ditunjukkan pada
Gambar atau yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Pekerjaan harus mencakup
penggalian dan pembuangan bahan yang ada, penyiapan tanah dasar, dan
penghamparan serta pemadatan bahan dengan garis dan dimensi yang
diberikan dalam Gambar atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan
harus sudah selesai sebelum pelaksanaan dari pelapisan lapis perata.
Pelebaran perkerasan harus dilaksanakan seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar. Penentuan pelebaran perkerasan apakah satu sisi maupun dua sisi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan Ruang Milik Jalan (RMJ) yang tersedia,
bangunan tetap dan lingkungan yang ada termasuk pembebasan tanah (jika ada)
sehingga dapat menciptakan suasana aman bagi pemakai jalan seperti kebebasan
samping yang cukup dengan disediakannya lebar bahu jalan yang memenuhi
standar teknis.
Bilamana alinyemen jalan lama tidak memenuhi ketentuan minimum dari
fungsi jalan tersebut (arteri, kolektor, dan lokal), maka pelebaran perkerasan
harus dilaksanakan dengan perbaikan alinyemen sedemikian hingga sumbu
jalan menjadi lebih lurus dan lengkung pada tikungan maupun pada puncak
tanjakan dapat dikurangi.

Вам также может понравиться