Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RADHIATUL MARAH
F231 15 019
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN
KOTA
UNIVERSITAS TADULAKO
PENDAHULUAN
Kawasan Industri adalah suatu tempat pemusatan kegiatan industri yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang disediakan dan dikelola
oleh perusahaan kawasan industri. Hal ini berbeda dengan Zona Industri
yang juga merupakan pemusatan industri tetapi tanpa dilengkapi dengan
prasarana dan sarana yang memadai. Di Indonesia, pada awalnya
kawasan industri hanya dikembangkan oleh pemerintah melalui BUMN
sebagai reaksi terhadap meningkatnya jumlah industri dengan dampak
polusi lingkungan yang diakibatkannya, keterbatasan infrastruktur, dan
masalah perkembangan kawasan permukiman yang berdekatan dengan
lokasi industri. Namun seiring dengan meningkatnya investasi baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri, maka pemerintah melalui Keppres
No. 53 tanggal 27 Oktober tahun 1989 mengijinkan usaha kawasan
industri dikembangkan oleh pihak swasta.
Bagi pihak swasta, kebijakan baru dibidang uasaha kawasan industri ini
merupakan suatu peluang usaha baru yang cukup menguntungkan,
sehingga berkembanganlah kawasan-kawasan industri baru yang dikelola
oleh pihak swasta di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi regional,
seperti di Jabotabek dan Gerbangkertasusila. Tulisan ini mencoba untuk
memberi gambaran tentang pengembangan suatu kawasan industri pada
tahap pra konstruksi. Pada tahap pra konstruksi tahapan-tahapan yang
perlu disiapkan adalah studi kelayakan, proses perijinan, pembebasan
tanah dan perencanaan. Namun dalam tulisan ini, studi kelayakan yang
membahas antara lain tentang studi pasar, pemilihan tapak, dan
kelayakan keuangan tidak dibahas karena penulis bukan ahlinya dibidang
ini. Tulisan ini diharapkan dapat memperkaya karya tulisan tentang
pengembangan kawasan industri di Indonesia yang merupakan suatu
bidang usaha yang relatif baru dalam bidang realestat
PEMBAHASAN
Kawasan
Industri
di
Indonesia
pertama
kali
dikembangkan
oleh
1970-an
sebagai
suatu
usaha
untuk
memenuhi
kegiatan
penanaman modal baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada awalnya
Pemerintah mengembangkan kawasan industri melalui Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).1 Pada tahun 1973 pemerintah memulai pembangunan
kawasan industri yang pertama yaitu Jakarta Industrial Estate Pulo
Gadung (JIEP) dan kemudian disusul oleh Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER) pada tahun 1974. Kawasan industri (KI) lainnya yang
dikembangkan oleh pemerintah adalah KI Cilacap (1974), KI Medan
(1975), KI Makasar (1978), KI Cirebon (1984) dan KI Lampung (1986).
Selain itu pada tahun 1986, pemerintah melalui PT. Kawasan Berikat
Nusantara mengembangkan Kawasan Berikat atau Bonded Zone dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
ekspor
non
migas.
Kawasan
Berikat
terlibat.
pembebasan
tanah
merupakan
tahap
yang
sangat
kepemilikan
tanah
yang
akan
dibebaskan.
Pada
awal
contoh
lagi,
dari
tujuh
(7)
kawasan
industri
yang
lima
(5)
kawasan
industri
lainnya
hanya
dapat
melalui
Surat
Keputusan
Menteri
Perindustrian
Nomor:
kawasan
industri,
berikut
ini
adalah
contoh
kasus
melebihi
ketentuan
standar
teknis
yang
ada.
hijau
dan
28%
adalah
untuk
prasarana
dan sarana. Sedangkan pada kawasan industri Ngoro, 76% luas lahan
dipergunakan untuk kapling industri termasuk didalamnya 17,5% (35 ha)
untuk kawasan berikat (Bonded Zone), hanya 3,25% untuk ruang
terbuka hijau, dan sisanya 20,75% untuk prasarana dan sarana
berdasarkan pertimbangan efisien, maka penggunaan lahan untuk
kapling industri dimanfaatkan secara maksimal dan bahkan melebihi
ketentuan teknis yang ada yaitu maximal 70% untuk kapling industri.
Yang menyedihkan adalah bahwa luas lahan untuk ruang terbuka hijau
disediakan jauh dibawah ketentuan luas minimal yaitu 10%
2. Prasarana dan sarana
Secara umum semua prasarana dan sarana yang disediakan, kecuali
rumah penginapan sementara, sudah memenuhi ketentuan teknis
yang ada (tabel 2). Beberapa prasarana dan sarana utama yang sangat
penting dalam pengembangan kawasan industri adalah:
a. Waste water treatment plant
Salah satu prasarana yang sangat penting untuk suatu kawasan
industri adalah instalasi pengelolaan limbah industri (waste water
seperti
pada
Cikarang
Industrial
Estate
(CIE).4
industri
akan
menghambat
pengembangan
kawasan
lintas. Tetapi dengan fungsi akses jalan utama hanya untuk lalu lintas
kawasan, maka beban lalu lintas dalam awasan relatif rendah yang dapat
memperlancar lalu lintas dalam kawasan. Kendala dalam pembebasan
tanah yang berhubungan dengan harga tanah yang umumnya sangat
mahal pada lokasi di pinggir jalan utama menyebabkan pilihan akses jalan
utama hanya satu pada kasus Ngoro.
PENUTUP
KESIMPULAN
Di Indonesia, pengembangan kawasan industri diawali pada awal tahun
1970-an
oleh
pemerintah
terhadap
meningkatnya
melalui
BUMN
penanaman
modal
yaitu
sebagai
dibidang
reaksi
perindustrian.
industri
melalui
SKB
tiga
menteri.
Sedangkan,
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Development.
Washington D.C.: the Urban Land Institute,
1992, hal. 265-307.
Shahab, Halim. Perkembangan dan Prospektif
Bisnis Kawasan Industri di Indonesia.
Menarik
Penanam Modal. Makalah disampaikan
pada Rapat Kerja Himpunan Kawasan
Industri, Surabaya, 7 Oktober 1989.