Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Berat
Menit
ke-0
Menit
ke-1
Menit
ke-2
Menit
ke-3
Menit
ke-4
Menit
ke-5
Menit
ke-6
Menit
ke-7
Menit
ke-8
Menit
ke-9
Menit
ke-10
Briket Sampah
Organik
65 gr
Briket Sampah
Organik-Anorganik
65 gr
25C
25C
25C
27C
27C
33C
30C
29C
35C
32C
30C
36C
34C
32C
38C
36C
34C
40C
39C
36C
43C
41C
38C
45C
43C
40C
47C
45C
42C
50C
47C
44C
52C
18
Briket Batubara
65 gr
19
60
50
40
BRIKET ORGANIK
Linear (BRIKET
ORGANIK)
30
BRIKET ORNANORG
20
Linear (BRIKET
ORN-ANORG)
10
BRIKET BATUBARA
Linear (BRIKET
BATUBARA)
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Suhu 200 ml Air yang Dipanaskan dengan
Masing-masing Briket
4.2
Pembahasan
4.2.1
20
3. Pada menit ke-2 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 30C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 35C.
4. Pada menit ke-3 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 32C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 36C.
5. Pada menit ke-4 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 34C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 38C.
6. Pada menit ke-5 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 36C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 40C.
7. Pada menit ke-6 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 39C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 43C.
8. Pada menit ke-7 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 41C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 45C.
9. Pada menit ke-8 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 43C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 47C.
10. Pada menit ke-9 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 45C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 50C.
11. Pada menit ke-10 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 47C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 52C.
21
Gambar 4.2
Pemanasan 200 ml Air dengan Briket Sampah Organik
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu
per-menit 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik yaitu 2,2C,
sementara rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan
briket batubara yaitu 2,7C. Hal ini membuktikan briket sampah organik cukup
baik digunakan, selain itu penggunaan briket sampah organik juga tidak terbatas,
berbeda dengan briket batubara yang penggunaannya terbatas, karena bahan
pokok pembuatannya dari batubara yang jumlahnya akan habis jika digunakan
terus-menerus.
4.2.2
Konservasi Energi Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah OrganikAnorganik menjadi Briket untuk Mewujudkan Sekolah Berwawasan
Adiwiyata di SMA Negeri 1 Ubud
22
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada 200 ml air yang
dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik seberat 65 gr dan
membandingkannya dengan briket batubara seberat 65 gr, maka diperoleh hasil,
yaitu:
1. Pada awalnya suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 25C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 25C.
2. Pada menit ke-1 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 27C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 33C.
3. Pada menit ke-2 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 29C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 35C.
4. Pada menit ke-3 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 30C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 36C.
5. Pada menit ke-4 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 32C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 38C.
6. Pada menit ke-5 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 34C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 40C.
7. Pada menit ke-6 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 36C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 43C.
8. Pada menit ke-7 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 38C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 45C.
9. Pada menit ke-8 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 40C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 47C.
23
10. Pada menit ke-9 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 42C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 50C.
11. Pada menit ke-10 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 44C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 52C.
Adapun dokumentasi hasil eksperimen pemanasan 200 ml air dengan briket
sampah organik-anorganik, yaitu:
Gambar 4.3
Pemanasan 200 ml Air dengan Briket Sampah Organik-Anorganik
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu
per-menit 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik
yaitu 1,9C, sementara rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan
dengan briket batubara yaitu 2,7C. Hal ini membuktikan briket sampah organik
24
sampah
menjadi
sesuatu
yang
berguna,
seperti
25
Sampah
Pemisahan Sampah Pembakaran
Organik
Organik dan Anorganik
dan Anorganik
dalam Drum Tertutup