Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Suhu 200 ml Air yang Dipanaskan dengan Masing-masing Briket

Berat
Menit
ke-0
Menit
ke-1
Menit
ke-2
Menit
ke-3
Menit
ke-4
Menit
ke-5
Menit
ke-6
Menit
ke-7
Menit
ke-8
Menit
ke-9
Menit
ke-10

Briket Sampah
Organik
65 gr

Briket Sampah
Organik-Anorganik
65 gr

25C

25C

25C

27C

27C

33C

30C

29C

35C

32C

30C

36C

34C

32C

38C

36C

34C

40C

39C

36C

43C

41C

38C

45C

43C

40C

47C

45C

42C

50C

47C

44C

52C

18

Briket Batubara
65 gr

19

60
50
40

Suhu 200 ml Air (C)

BRIKET ORGANIK
Linear (BRIKET
ORGANIK)

30

BRIKET ORNANORG

20

Linear (BRIKET
ORN-ANORG)

10

BRIKET BATUBARA
Linear (BRIKET
BATUBARA)

Lama Pemanasan (Menit)

Gambar 4.1
Grafik Perbandingan Suhu 200 ml Air yang Dipanaskan dengan
Masing-masing Briket

4.2

Pembahasan

4.2.1

Konservasi Energi Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah Organik


Menjadi Briket untuk Mewujudkan Sekolah Berwawasan Adiwiyata
di SMA Negeri 1 Ubud
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada 200 ml air yang

dipanaskan dengan briket sampah organik seberat 65 gr dan membandingkannya


dengan briket batubara seberat 65 gr, maka diperoleh hasil, yaitu:
1. Pada awalnya suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik dan briket batubara yaitu 25C.
2. Pada menit ke-1 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 27C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 33C.

20

3. Pada menit ke-2 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 30C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 35C.
4. Pada menit ke-3 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 32C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 36C.
5. Pada menit ke-4 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 34C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 38C.
6. Pada menit ke-5 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 36C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 40C.
7. Pada menit ke-6 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 39C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 43C.
8. Pada menit ke-7 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 41C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 45C.
9. Pada menit ke-8 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 43C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 47C.
10. Pada menit ke-9 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 45C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 50C.
11. Pada menit ke-10 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik yaitu 47C, sementara pada pemanasan dengan briket batubara
menghasilkan suhu 52C.

21

Adapun dokumentasi hasil eksperimen pemanasan 200 ml air dengan briket


sampah organik, yaitu:

Gambar 4.2
Pemanasan 200 ml Air dengan Briket Sampah Organik
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu
per-menit 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik yaitu 2,2C,
sementara rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan dengan
briket batubara yaitu 2,7C. Hal ini membuktikan briket sampah organik cukup
baik digunakan, selain itu penggunaan briket sampah organik juga tidak terbatas,
berbeda dengan briket batubara yang penggunaannya terbatas, karena bahan
pokok pembuatannya dari batubara yang jumlahnya akan habis jika digunakan
terus-menerus.
4.2.2

Konservasi Energi Alternatif dengan Pemanfaatan Sampah OrganikAnorganik menjadi Briket untuk Mewujudkan Sekolah Berwawasan
Adiwiyata di SMA Negeri 1 Ubud

22

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada 200 ml air yang
dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik seberat 65 gr dan
membandingkannya dengan briket batubara seberat 65 gr, maka diperoleh hasil,
yaitu:
1. Pada awalnya suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 25C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 25C.
2. Pada menit ke-1 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 27C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 33C.
3. Pada menit ke-2 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 29C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 35C.
4. Pada menit ke-3 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 30C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 36C.
5. Pada menit ke-4 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 32C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 38C.
6. Pada menit ke-5 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 34C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 40C.
7. Pada menit ke-6 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 36C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 43C.
8. Pada menit ke-7 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 38C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 45C.
9. Pada menit ke-8 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 40C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 47C.

23

10. Pada menit ke-9 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 42C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 50C.
11. Pada menit ke-10 suhu 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah
organik-anorganik yaitu 44C, sementara pada pemanasan dengan briket
batubara menghasilkan suhu 52C.
Adapun dokumentasi hasil eksperimen pemanasan 200 ml air dengan briket
sampah organik-anorganik, yaitu:

Gambar 4.3
Pemanasan 200 ml Air dengan Briket Sampah Organik-Anorganik
Dari hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa rata-rata kenaikan suhu
per-menit 200 ml air yang dipanaskan dengan briket sampah organik-anorganik
yaitu 1,9C, sementara rata-rata kenaikan suhu per-menit 200 ml yang dipanaskan
dengan briket batubara yaitu 2,7C. Hal ini membuktikan briket sampah organik

24

cukup baik digunakan, selain itu penggunaan briket sampah organik-anorganik


juga tidak terbatas, berbeda dengan briket batubara yang penggunaannya terbatas,
karena bahan pokok pembuatannya dari batubara yang jumlahnya akan habis jika
digunakan terus-menerus.
Dari hasil penelitian tersebut, kami menyimpulkan bahwa briket sampah
organik dan briket sampah organik-anorganik cukup baik digunakan. Karena
selain dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti minyak tanah maupun
gas, yang akhir ini sulit didapatkan, juga dapat mengurangi jumlah sampah yang
sangat membahayakan bagi manusia maupun bagi lingkungan. Dengan adanya
eksperimen ini diharapkan para siswa maupun pihak lainnya tidak lagi membuang
sampah secara sembarangan, melainkan membuang sampah pada tempatnya.
Sehingga sampah yang bermanfaat tidak terbuang dengan percuma, yang justru
sangat membahayakan bagi manusia maupun bagi lingkungan.
4.2.3

Sistem Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik untuk


Mewujudkan Sekolah Berwawasan Adiwiyata di SMA Negeri 1 Ubud
Dalam rangka mewujudkan SMA Negeri 1 Ubud sebagai sekolah yang

berwawasan adiwiyata, pengelolaan masalah sampah harus dilakukan dengan


serius dan dengan cara yang baik dan benar, selain itu kesadaran seluruh warga
sekolah tentang kebersihan lingkungan juga sangat diperlukan. Adapun sistem
pengelolaan sampah yang diperlukan, yaitu:
a. Penanaman nilai-nilai yang memperhatikan kebersihan lingkungan,
sehingga adanya kesadaran seluruh warga sekolah untuk menjaga
kebersihan lingkungan.
b. Penyediaan sarana dan prasarana kebersihan yang lebih banyak, seperti
penyediaan tempat sampah, sapu, dan alat kebersihan lainnya.
c. Memanfaatkan

sampah

menjadi

sesuatu

yang

berguna,

seperti

memanfaatkan sampah organik dan anorganik menjadi briket.


d. Memberikan sanksi yang tegas bagi seluruh warga sekolah yang terbukti
membuang sampah secara sembarangan.
Adapun skema pengelolaan sampah dalam proses pembuatan briket, yaitu:

25

Sampah
Pemisahan Sampah Pembakaran
Organik
Organik dan Anorganik
dan Anorganik
dalam Drum Tertutup

Hasil Briket yang Mempunyai


Nilai Ekonomis

Proses Pembuatan Briket

Terwujudnya Konservasi Energi di SMA


Negeri 1 Ubud Sebagai Sekolah Berwawasan
Adiwiyata

Вам также может понравиться

  • Rotator Dan Centrifuge
    Rotator Dan Centrifuge
    Документ14 страниц
    Rotator Dan Centrifuge
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • SPO Pengawetan Spesimen
    SPO Pengawetan Spesimen
    Документ1 страница
    SPO Pengawetan Spesimen
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Bab I Fix
    Bab I Fix
    Документ4 страницы
    Bab I Fix
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Bahan Uas TML
    Bahan Uas TML
    Документ1 страница
    Bahan Uas TML
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Hari Nusantara
    Hari Nusantara
    Документ1 страница
    Hari Nusantara
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Tugas Bhs. Indonesia
    Tugas Bhs. Indonesia
    Документ2 страницы
    Tugas Bhs. Indonesia
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Pemeriksaan Golda Metode Plate
    Pemeriksaan Golda Metode Plate
    Документ6 страниц
    Pemeriksaan Golda Metode Plate
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Sumber Limbah
    Sumber Limbah
    Документ4 страницы
    Sumber Limbah
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Rotator Dan Centrifuge
    Rotator Dan Centrifuge
    Документ14 страниц
    Rotator Dan Centrifuge
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Undang
    Undang
    Документ2 страницы
    Undang
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Undang
    Undang
    Документ2 страницы
    Undang
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Ukuran Pemusatan Data
    Ukuran Pemusatan Data
    Документ3 страницы
    Ukuran Pemusatan Data
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Rotator Dan Centrifuge
    Rotator Dan Centrifuge
    Документ14 страниц
    Rotator Dan Centrifuge
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • PP No 32 Pasal 24 Tahun 1996
    PP No 32 Pasal 24 Tahun 1996
    Документ1 страница
    PP No 32 Pasal 24 Tahun 1996
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Median
    Median
    Документ3 страницы
    Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Dasar Teori Imun (2453)
    Dasar Teori Imun (2453)
    Документ7 страниц
    Dasar Teori Imun (2453)
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Medical Technologist
    Medical Technologist
    Документ3 страницы
    Medical Technologist
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Median
    Median
    Документ7 страниц
    Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Документ4 страницы
    Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Median
    Median
    Документ7 страниц
    Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Документ4 страницы
    Pengertian Ukuran Pemusatan Data
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Документ1 страница
    Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Teknik Sampling Non Probabilitas
    Teknik Sampling Non Probabilitas
    Документ5 страниц
    Teknik Sampling Non Probabilitas
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Median
    Median
    Документ3 страницы
    Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Документ1 страница
    Kuartil Adalah Ukuran Data Letak Yang Berfungsi Unutk Membagi Sekumpulan Data Menjadi Empat Bagian Sama Banyak
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Kuartil
    Kuartil
    Документ5 страниц
    Kuartil
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Desil
    Desil
    Документ2 страницы
    Desil
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Modus Median
    Modus Median
    Документ2 страницы
    Modus Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Modus Median
    Modus Median
    Документ2 страницы
    Modus Median
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет
  • Kuartil
    Kuartil
    Документ5 страниц
    Kuartil
    Gusti Ngurah Dwiantara
    Оценок пока нет