Вы находитесь на странице: 1из 3

Analisa

N
o

Aspek
Kajian

Bacaan 1

Bacaan 2

Sistem
sumberdaya
produksi.

pengelolaan Sistem bagi hasil (bagi


hutan alam garap):
Sistem
sistem yang berisi norma
Kelemba
dan aturan pembagian hasil
gaan
panen antara pemilik tanah
dengan penggarap.
Memberikan
aturan Memberikan
aturan
pengelolaan hutan
berperilaku pada individu/
Fungsi
- Memberikan pegangan masyarakat
Kelemba
terhadap masyarakat berupa
gaan
batasan yuridiksi, aturan
main, dan aturan perwakilan
- Mayarakat Badui memiliki - - Memiliki kekekalan
tradisi yang tidak tertulis.
tertentu, yaitu sistem bagi
- Pengelolaan hutan oleh hasil telah menjadi tradisi
pemerintah memiliki tujuan sejak kerajaan di Surakarta
untuk mengakomodasikan sampai sekarang.
kepentingan dan partisipasi -Memiliki tujuan sebagai
masyarakat secara luas matapencaharian
untuk
Ciri
dalam
kelembagaan memenuhi kebutuhan pokok
Kelemba
pengelolaan hutan.
penduduk yang padat.
gaan
- - Adanya alat seperti - - Adanya tradisi tidak
Keputusan
Menteri tertulis berupa bentukKehutanan dan Perkebunan bentuk dasar bagi hasil.
No.
667/1998
tentang
Hutan Kemasyarakatan
yang diundangkan pada
tanggal 7 Oktober 1998.
- - Kelembagaan ekonomi,
- Kelembagaan ekonomi.
tertuju pada nilai produksi Membahas
tentang
hasil
hutan,
dan perekonomian yaitu sistem
ketergantungan masyarakat bagi hasil. Pada dasarnya
pada pengelolaan hutan.
sistem
bagi
hasil
Penggolo
- Kelembagaan politik, mempunyai arti penting
ngan
adanya
kelembagaan dalam kehidupan pertanian
Kelemba
pemerintah (birokrasi), dari Indonesia
dan
gaan
pemerintah
pusat
ke matapencaharian penduduk
(Koentja
pemerintah daerah dan desa.
ningrat
masyarakat lokal seperti
1979)
adanya
desentralisasi,
devolusi,
dan
batasan
yuridiksi.

Sektor
public
:
administrasi lokal dalam
bentuk birokrasi berupa
desentralisasi, dan devolusi.
Penggolo
Sektor
private
:
ngan
perusahaan swasta bertujuan
Kelemba
untuk mentransformasikan
gaan
hutan
menjadi
uang,
(Uphoff
menebang lebih banyak dan
1992)
menjual
lebih
banyak
merupakan tujuan untuk
memaksimalkan
keuntungan.
- Tata-kelakuan (mores),
seperti
kegiatan
pengusahaan hutan dengan
mengindahkan
asas-asas
pelestarian
lingkungan
sesuai hukum yang berlaku.
Norma

Sektor
partisipatory
:
Adanya
partisipasi
masyarakat
untuk
mengadakan sistem bagi
hasil walaupun sudah ada
UU Agraria 1990 yang
mengharuskan
petani
mengelola tanahnya sendiri

- Berdasarkan sifat, adalah


upaya represif. Misalnya
HPHKM
sewaktu-waktu
dapat dicabut secara sepihak
oleh Menteri Kehutanan dan
Perkebunan jika kawasan
diperlukan
untuk
kepentingan umum (pasal
14 butir d).
- - Berdasarkan proses,
dengan
cara
paksaan
(coersive). Seperti dalam
HKM
versi
SKM,
masyarakat tidak hadir
sebagaimana
adanya,
melainkan dipaksa untuk
tampil
seperti
yang
dipersepsikan
oleh
pemerintah.

- Berdasarkan sifat adalah


upaya preventif berupa
perubahan Undang-undang
Agraria tahun 1960 yang
hanya merupakan langkah
pertama untuk mengantar ke
proses perubahan sosial
yang lebih baik.
- Berdasarkan proses adalah
dengan cara tanpa kekerasan
(persuasive) dengan pelanpelan membuat usaha-usaha
yang dirancang serasi dalam
bidang pertanain untuk
mengantar
ke
proses
perubahan sosial yang lebih
baik.

Kontrol
Sosial
- Sifat
- Proses

- Cara (usage) : jumlah bagi


hasil diantara petani dan
penggarap adalah, petani
mendapat
hasil
50%
sedangkan penggarap hanya
mendapat hasil sekitar 30%
sampai 40%
- - adat istiadat (customs).
melakukan
bagi
hasil
dengan sistem maro, sistem
mertelu, sistem mrapat.

Вам также может понравиться