Вы находитесь на странице: 1из 3

ARTIKEL PENGAYAKAN

Pengayakan adalah suatu unit operasi yang memisahkan


berbagai jenis ukuran partikel padat kedalam dua atau lebih
bagian-bagian kecil dengan cara melewatkannya di atas screen
(ayakan) dari suatu campuran. Pada proses pengayakan,
pemisahan bahan berdasarkan ukuran lubang kawat yang
terdapat pada ayakan, bahan yang lebih kecil dari ukuran
mesh/lubang akan masuk, sedangkan yang berukuran besar
akan tertahan pada permukaan kawat ayakan. Setiap fraksi
tersebut menjadi lebih seragam dalam ukurannya dibandingkan
campuran aslinya (Fellows, 1990).
Screen adalah suatu permukaan yang terdiri dari sejumlah
lubang-lubang yang berukuran sama. Permukaan tersebuat
dapat berbentuk bidang datar (horizontal atau miring), atau
dapat juga berbentuk silinder. Screen yang berbentuk datar yang
mempunyai kapasitas kecil disebut juga ayakan/pengayak (sieve)
(Fellows, 1990). Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan screen (ayakan), antara lain:
a.
b.
c.
d.

Kapasitas, kecepatan hasil yang diinginkan


Kisaran ukuran (size range)
Sifat bahan: densitas, kemudahan mengalir
Unsur bahaya bahan: mudah terbakar, berbahya, debu

yang ditimbulkan
e. Ayakan kering atau basah.
Tujuan dari proses pengayakan, antara lain:
a. Mempersiapkan produk yang ukurannya sesuai untuk
beberapa proses berikutnya
b. Mencegah masuknya mineral yang tidak sempurna
dalam peremukan (Primary crushing) atau oversize ke
dalam proses pengolahan berikutnya, sehingga dapat

dilakukan kembali proses peremukan tahap berikutnya


(secondary crushing).
c. Untuk meningkatkan spesifikasi suatu material sebagai
produk akhir.
d. Mencegah masuknya undersize ke permukaan.
Pengayakan biasanya dilakukan dalam keadaan kering
untuk material kasar, dapat optimal sampai dengan
ukuran 10 in (10 mesh). Sedangkan pengayakan dalam
keadaan basah biasanya untuk material yang halus
mulai dari ukuran 20 in sampai dengan ukuran 35 in.
Menurut Brown (1950), effisiensi proses pengayakan
tergantung pada beberapa hal, yaitu :
a. Rasio ukuran minimal partikel yang bisa melewati
lubang ayakan, yaitu: 0,17-1,25 x ukuran lubang
ayakan.
b. Persentase total area ayakan yang terbuka
c. Teknik pengumpanan dan kecepatan pengumpanan
d. Keadaan fisik dari material itu sendiri (kekerasan biji,
pola bongkahan bentuk partikel seperti bulat, gepeng,
ataupun jarum, kandungan air).
e. Keadaan fisik dari material itu sendiri (kekerasan bijih,
pola bongkahan bentuk partikel seperti bulat, gepeng,
ataupun jarum, kandungan air).
f. Ada atau tidak adanya korosi pada ayakan (kawat).
g. Mekanisme gerakan pengayakan (getaran).
h. Design mekanis dari ayakan tersebut dan Kemiringan
ayakan (biasanya 12o-18o).

DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1950, Unit Operations. John Wiley and Sons, Inc.,
New York
Fellows, P., 1990. Food Processing Technology Principles dan
Practice. Ellis Horwood: New York.

Вам также может понравиться