Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
240210140088
V.
Makanan memiliki struktur fisio-kimia yang rumit, sifat fisika bahan pangan
mencakup rentang yang cukup luas, mulai dari bahan fluida Newton sampai
sistem dispersi paling rumit dengan ciri-ciri semi padatan. Menurut Winarno
(1992) dapat dikatakan bahwa dispersi pangan yaitu sistem pangan yang terdiri
dari satu atau lebih fase terdispersi atau fase diskontinu dalam suatu fase kontinu.
Sistem dipersi yang akan dibahas pada praktikum kali ini adalah larutan, dispersi
kasar, sol, busa, busa padat, emulsi, dan dibahas pula jenis dan struktur emulsi,
kecepatan kelelehan emulsi, kestabilan emulsi, dan stabilitas relatif zat
pengemulsi pada bahan pangan.
5.1. Pengenalan Sistem Dispersi
5.1.1. Larutan
Percobaan ini membahas mengenai kelarutan zat padat di dalam zat cair.
Zat padat yang digunakan adalah gula dan garam sementara pelarut yang
digunakan adalah air. Tekstur dari kedua sampel tersebut adalah berpasir akan
tetapi ukuran butiran gula lebih besar dibandingkan dengan garam, oleh karena itu
pada saat dimasukkan dalam air gula tersebut langsung turun kebawah sedangkan
garam ada yang terapung sebagian dan mulai terlarut. Warna dari garam lebih
putih dibandingkan dengan gula pasir. Gula dan garam sebanyak dua spatula
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi 10 ml air, untuk
membantu proses pelarutan maka dilakukan pengadukan dengan bantuan sendok.
Berikut adalah hasil pengamatan kelarutan gula dan garam pada air.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Larutan
Sampel
Warna
Gula
Kuning Kecoklatan
Kejernihan
++
Homogenitas
++
Garam
+++
+++
Putih Bening
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, larutan garam yang terbentuk lebih jernih
dibandingkan dengan larutan gula, kejernihan menandakan bahwa gula dan
Putih, Keruh,
ada endapan +
Sesudah
Didiamkan
Putih, Keruh,
ada endapan ++
+
Sesudah
Diaduk
Homogen
Gambar
Sol
Sol adalah salah satu jenis dispersi koloid yang merupakan campuran yang
berada antara larutan sejati dengan suspensi. Fase terdispersi sol berupa padatan
sedangkan fase kontinyu berupa cairan. Sampel yang digunakan adalah susu skim
Sifat Fisik
Putih, Kasar,
Larut
Homogenitas
+++
Gambar
Garpu
Lama
Putih +
Lembut +
Besar
Mixer
Cepat
Putih ++
Lembut +++
Kecil
gelembung busa yang lebih besar. Busa yang terbentuk akan semakin kaku dan
kehilangan sifat alirnya.
Busa dibentuk oleh beberapa protein dalam putih telur yang mempunyai
kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda. Ovomucin mampu membentuk
lapisan atau film yang tidak larut dalam air dan dapat menstabilkan busa yang
trenbentuk. Glubulin mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekentalan
dan menurunkan kecenderungan pemisahan cairan dari gelembung udara.
Disamping itu, globulin juga dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga
membantu tahapan pembentukan busa. Untuk membentuk gelembung udara yang
kecil, banyak dan 5 lembut diperlukan tegangan permukaan yang rendah.
Ovalbumin adalah protein yang dapat membantu membentuk busa yang kuat
(Koswara, 2009). Dalam proses pengolahan pangan kemampuan membentuk busa
(daya busa atau daya buih) sangat penting dalam pembuatan film yang stabil
untuk mengikat gas, misalnya dalam pengolahan whipped topping dan angel cake
(Koswara, 2009).
Struktur
Serabut
Gambar
Emulsi
2 Fase
Atas : Kuning
Bawah : Bening
Air + Minyak+
Pengadukan
2 Fase
Atas : Kuning
Bawah : Bening
Kuning Telur +
Pengadukan
2 Fase
Atas : Kuning Keemasan
Bawah : Kuning Pucat
Gambar
mikroskop. Sampel yang digunakan adalah mentega, margarin, susu UHT, dan
susu skim. Prosedur yang dilakukan adalah meneteskan sampel di atas object
glass, kemudian meneteskan larutan metilen blue dan sudan. Tujuan penetesan
larutan ini adalah untuk mendeteksi keberadaan minyak dan air. Bahan makanan
yang mengandung lemak bila dalam larutan sudan akan berubah menjadi warna
Jenis Emulsi
W/O
Warna
Biru
Mentega
W/O
Biru
Susu UHT
O/W
Biru
Susu skim
O/W
Merah
Salad dressing
O/W
Biru
Gambar
mentega, dan salad dressing dengan pemanasan. Prosedur yang dilakukan yaitu
sampel sebanyak 5 gram dipanaskan diatas hotplate dan diperhatikan waktu
pelelehan serta perubahan sistemnnya. Berikut adalah hasil pengamatannya.
Perubahan sistem
Waktu Pelelehan
Gambar
Cair +++
1 menit 29 detik
Mentega
Cair ++
1 menit 35 detik
Salad dressing
Cair +
2 menit 41 detik
Kestabilan Emulsi
Kestabilan dari emulsi dapat dilihat dengan terbentuknya larutan yang
sempurna antara dua zat yang berbeda kepolarannya. Percobaan dilakukan untuk
mengetahui
sejauh
mana
efektivitas
penggunaan
emulsi
yang
dapat
mempertahankan sifat emulsinya paling lama. Larutan yang digunakan adalah air,
CMC (Carboxy Methyl Cellulose), dan gum arab. Larutan tersebut
dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi yang berbeda, lalu ditambahkan 2
ml santan. Tabung reaksi dikocok selama 3 menit, lalu didiamkan dan
dicatat waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan larutan. Berikut
adalah hasil pengamatannya.
Lama Pemisahan
Gambar
14 menit 13 detik
CMC
Gum Arab
17 menit 20 detik
sehingga
akan
mencegah
penyatuan
kembali
droplet
minyak
Gambar
2 menit 2 detik
2 menit 80 detik
2 menit 20 detik
Tidak Terpisah
22 menit 35 detik
VI.
Kesimpulan
dari yang paling tinggi didapat hasil larutan > sol > dispersi kasar.
Pengocokan putih telur dengan mixer ternyata menghasilkan busa yang
lebih mengembang, kaku, lembut serta udara pekat dan lebih cepat
berbeda, dalam hal ini air bersifat polar dan minyak bersifat non-polar
Margarin dan mentega merupakan emulsi air dalam minyak.
Susu UHT, susu skim, dan salad dressing merupakan emulsi minyak
dalam air.
Sampel margarin yang paling cepat meleleh daripada sampel mentega dan
salad dressing.
Berdasarkan hasil pengamatan kestabilan emulsi, pengemulsi yang paling
baik adalah CMC dan air merupakan pengemulsi yang paling tidak efektif.
Berdasarkan hasil pengamatan kestabila pengemulsi, terlihat bahwa zat
pengemulsi yang paling baik adalah kuning telur
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, and M. Wooton. 1987. Ilmu
Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 365 hlm.
Telur.
Available
at:
JAWABAN PERTANYAAN
Disebut juga sebagai dispersi molekuler, yaitu sistem dispersi yang diameter fasa
terdispersinya < 10-7 Cm. Sistem ini bersifat homogen dan tampak jernih.
Pengendapan tidk akan terjadi sehingga dengan penyaringan zat terdispersi tidak
dapat dipisahkan dari mediumnya, Contohnya : dispersi gula dalam air.
Sistem dispersi yang diamter fasa terdispersinya antara 10-7 10-5 Cm. Sifatsifatnya terletak diantara suspensi dan larutan sejati, tidak bersifat homogen
ataupun heterogen. Sistem ini senantiasa keruh dan tidak terjai pengendapan
sebagai penyaringan fasa terdispersi tidak dapat dilakukan. Contoh : dispersi susu
dalam air.
Sistem dispersi yang diameternya >10-5 Cm. Sistem ini mula-mula keruh tetapi
dalam beberapa saat segera tampak jelas batas antara fasa terdispersi dengan
medium pendispersinya. Karena terjadi pengendapan maka
dengan cara
atau Freon).
EmulsiCair
Emulsi cair melibatkan dua zat cair yang tercampur, tetapi tidak dapat
saling melarutkan, dapt juga disebut zat cair polar &zat cair non-polar.
Biasanya salah satu zat cair ini adalah air (zat cair polar) dan zat lainnya;
minyak (zat cair non-polar). Emulsi cair itu sendiri dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu; emulsi minyak dalam air (cth: susu yang terdiri dari
lemak yang terdispersi dalam air,jadi butiran minyak di dalam air), atau
emulsi air dalam minyak (cth: margarine yang terdiri dari air yang
terdispersi dalam minyak, jadi butiran air dalam minyak).