Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Latar Belakang
Pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam yang disaksikannya
melalui panca indera. Oleh sebab kekaguman itu, maka manusia pada tahap
selanjutnya mulai bertanya-tanya, timbul dalam dirinya sebuah rasa keingintahuan
yang sangat kuat untuk mendapatkan penjelasan tentang semua yang diinderanya
tadi,
yaitu
sesuatu
yang
mengagumkan
dari
alam
raya
ini.
Pada
Hal. 1
C. Tujuan
1. Mengetahui cara berpikir manusia
2. Memahami pengertian metode ilmiah
3. Mengetahui langkah langkah metode ilmiah
4. Mengetahui langkah langkah penelitian ilmiah
5. Mengetahui pengetahuan ilmiah dalam bidang pendidikan
Hal. 2
BAB II
A. Cara Berpikir Manusia
Dari segala aspek kehidupannya, dari mulai manusia hidup di
hutan belantara bergelantungan seperti seekor kera,kemudian manusi
hidup nomaden, bercocok tanam dengan menggunakan alat-alat sederhana
dari batu, sampai menggunakan komputer pada abad teknologi sekarang
ini manusia selalu berubah. Lalu mengapa manusia berubah dan
berkembang? Ini disebabkan karena adanya sesuatu yang membedakan
manusia dengan mahlik ciptaan lainya yakni manusia diberi akal sehingga
mampu untuk berpikir. Oleh sebab itu manusia dinamakan Homo Sapiens
artinya mahluk yang dapat berpikir.
Kemampuan berpikir manusia,merupakan suatu
anugrah yang
Hal. 3
2. Periode Otoritas
Pada periode ini, pengetahuan tidak lagi diperoleh hanya dengan
mencoba-coba,akan tetapi disandarkan pada orang yang memegang
otoritas seperti para raja dan ratu, para tokoh masyarakat, dan para
tokoh agama.
Apa yang dikatakan para pemegang otoritas adalah kebenaran yang
tidak boleh dibantah. Orang awam tidak boleh meragukan kebenaran
tersebut. Kalau saja membantah atau meragukan kebenaran pemegang
otoritas, itu bisa dianggap sebagai suatu pembangkangan, dan setiap
pembangkangan dianggap melanggar hukum.
3. Periode Argumentasi
Pada massa ini kebenaran tidak lagi di pegang secara otoritas, akan
tetapi di dasarkan pada para pemikir. Merekalah sumber pengetahuan
manusia. Selain pemikir, mereka juga adalah para orator yang
berupaya menyampaikan gagasan dan kebenaran hasil olah pikirnya.
Di antara mereka, terjadi perdebatan dan beradu argumentasi. Orang
awam hanya menyaksikan dan mengikuti jalan pikiran dan
argumentasi mereka. Sesuatu itu dianggap benar, manakala pendapat
mereka dianggap rasional sehingga banyak pengikutnya, walaupun
sesuatu itu belum tentu benar.
4. Periode Hipotesis dan Eksperimen
Pada masa inilah kebenaran adalah milik semua orang, sebab setiap
orang bisa membuktikannya. Periode inilah lahirnya metode berpikir
ilmiah (scientific method), sebagai suatu babak baru setelah manusia
memperoleh pengetahuan dengan ketidakpastian melewati dan
mengurangi sejarah yang sangat panjang. Pada masa ini, manusia
memperoleh pengetahuan yang di dasarkan pada data secara
Hal. 4
B. Metode Ilmiah
Pada periode ini juga di namakan periode berpikir ilmiah ( scintific
thinking ). Untuk memahami cara berpikir ilmiah, kita perlu paham
terlebih dahulu proses berpikir deduktif ( dedutive thinking ) dan berpikir
induktif ( inductive thinking ), sebab metode ilmiah merupakan
penggabungan keduanya .
Berpikir deduktif adalah gaya berpikir untuk memperoleh simpulan
yang dimulai dari simpulan umum ( premis mayor ) menuju kesimpulan
khusus,yang dijembatani oleh premis minor. Contoh :
Semua manusia yang hidup pasti mati (simpulan umum/premis
mayor )
Saya manusia yang hidup ( premis minor )
Saya manusia,pasti mati ( simpulan khusus )
Hal. 5
1. Merumuskan Masalah
Berpikir secara ilmiah di awali dari kesadaran akan adanya
masalah itu dirumuskan dengan kalimat tanya. Hal ini di maksudkan
dengan kalimat tanya, akan memudahkan kita dalam mengumpulkan
kita
dalam
mengumpulkan
data,
menganalisisnya
kemudian
Hal. 6
2. Merumuskan Hipotesis
Secara umum hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan
masalah yang perlu pembuktian berdasarkan data yang telah di
analisis. Dalam berpikir secara ilmiah kedudukan hipotesis sangatlah
penting. Dengan rumusan hipotesis yang jelas, akan mengarahkan kita
pada proses selanjutnya.
3. Mengumpulkan Data
Tahap ketiga dalam berpikir ilmiah adalah mengumpulkan data.
Tahap ini adalah tahap lapangan, mencari informasi yang diperlukan
sesuai dengan hipotesis yang dirumuskan. Mengumpulkan data
memiliki peran tersendiri yang penting dalam menerapkan metode
ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Artinya, diterima
dan ditolaknya hipotesis sangat tergantung pada data yang terkumpul
4. Merumuskan Simpulan
Langkah terakhir dalam berpikir ilmiah adalah merumuskan
simpulan. Rumusan simpulan tentu saja harus sesuai dengan masalah
yang kita ajukan. Simpulan dirumuskan dengan kalimat deklaratif yang
singkat dan jelas.
D. Langkah Langkah Penelitian Ilmiah
Setiap penelitian ilmiah pasti menerapkan metode ilmiah dan tidak
setiap metode ilmiah dikatakan penelitian ilmiah. Artinya prinsip yang di
gunakan dalam metode ilmiah digunakan juga dalam proses penelitian
ilmiah, walaupun cara kerja yang di gunakannya tidak persis sama.
Hal. 7
karena
metode
ilmiah
masalah
yang
di
hadapi
Hal. 8
2. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan melalui kajian pustaka sebagai bahan
penyusunan landasan teori yang diperlukan baik untuk penyusunan
hipotesis maupun untuk membahas hasil penelitian nanti.
Studi pendahuluan juga akan sangat berguna untuk mempertajam
masalah. Artinya studi pendahuluan melalui kajian pustaka dapat lebih
memfokuskan masalah yang akan di teliti,sehingga akan memberi jalan
dalam menentukan data yang diperlukan.
3. Merumuskan Hipotesis
Keberadaan
hipotesis,
khususnya
dalam
penelitian
Hal. 9
satu kriteria yang dapat kita pertimbangkan dalam memilih alat atau
teknik pengumpulan data adalah kesesuaian dengan masalah.
8. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai
dengan desain dan instrumen penelitian yang sebelumnya telah kita
tetapkaan. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan
hati hati sebab berkaitan dengan data yang terkumpuldan keabsahan
data dapat menentukan kualitas hasil penelitian.
9. Menganalisis Data
Data yang telah terkumpul tidak akan terjadi apa apa tanpa kita
olah dan kita analisis. Instrumen yang dapat kita gunakan untuk
mengolah dan menganalisis data, sangat tergantung pada jenis data itu
sendiri. Jika penelitian bersifat kuantitatif tentu jenis data pun akan
bersifat kuantitatif juga, kalaupun data bersifat kualitatif harus kita
ubah menjadi data kuantitatif.
Hal. 10
Hal. 11
kemampuan
lulusan
dengan
kompetensi
yang
diharapkan
d) Sistem evaluasi yang digunakan
e) Berbagai ragam alat evaluasi
f) Dan lain sebagainya
Hal. 12
Hal. 13
BAB III
KESIMPULAN
Proses berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan menurut
Rummel (1958) terjadi dalam 4 periode yaitu :
1. Periode Mencoba Coba
2. Periode Otoritas
3. Periode Argumentasi
4. Periode Hipotesis dan Eksperimen
Langkah Langkah Metode Ilmiah
Lima tahapan berpikir dengan menggunakan metode ilmiah yakni:
1. Merumuskan Masalah
2. Merumuskan Hipotesis
3. Mengumpulkan Data
4. Menguji Hipotesis
5. Merumuskan Simpulan
Langkah Langkah Penelitian Ilmiah
Berikut ini langkah langkah penelitian adalah :
1. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
2. Studi Pendahuluan
3. Merumuskan Hipotesis
4. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional
5. Menentukan Rancangan Atau Desain Penelitian
6. Menentukan Dan Mengembangkan Instrumen Penelitian
7. Menentukan Subjek Penelitian
8. Pelaksanaan Penelitian
9. Menganalisis Data
10. Merumuskan Hasil Penelitian dan Membahasnya
11. Menyusun Laporan Penelitian dan Desiminasi
Metodelogi Penelitian Pendidikan
Hal. 14