Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di era globalisasi tahun 2020 mendatang, kesehatan
kerja
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
disemua
lapangan
kerja
setinggi-tingginya
baik
tenaga kerja.
Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
Pembinaan dan pengawasan perlengkapan kesehatan kerja.
Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta
kesehatan kerja yang baik dan optimal.Kapasitas kerja yang baik seperti
status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik
yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat
beban kerja terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat
mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan atau penyakit
akibat kerja.Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat
kerja pada saat bekerja, misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain,
dapat merupakan bebam tambahan trhadap pekerja. Beban beban
tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi
gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan
risiko bahaya di tempat kerja menjadikan pekerja dapat lebih nyaman
dalam bekerja. Dalam Undang-undang No. 36 tahun 2009 dinyatakan
bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan
dengan program perlindungan tenaga kerja.
2.1.4
kesehatan
kerja
bertujuan
untuk
peningkatan
dan
2.1.5
klinis
dan
adanya
hubungan
sebab
akibat
antara
penyakit
dan
wajib
menyediakan
secara
cuma-cuma
semua
alat
yang
di
sebabkan
oleh
pekerjaan
atau
lingkungan
pemajanann
di
tempat
kerja;ada
atau
tidaknya
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hydrogen sianida, hydrogen sulfide
atau derifatnya yang beracun, amoniak, seng, braso, dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot,
urat, tulang persendian, dan pembuluh darah tepi atau saraf tepi)
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan
tinggi.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang
mengion
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh fisik, kimiawi, atau
biologis.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen,
minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk, dan residu zat-zat
tersebut
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
terdapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah, panas radiasi, atau
kelembapan udara yang tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.
2.1.6
2.1.7
menururt
mengisolasi
proses
perusahaan
yang
10
sehingga
pekerja
waspada
dalam
melkasankan
pekerjaannya.
2.2 PROGRAM KESEHATAN KERJA
Berikut ini adalah penerapan konseplima tingkatan pencengahan
penyakit (five level of prevention diesheases) pada penyakit akibat kerja.
a. Peningkatan kesehatan (haealtha promotion). Misalnya: pendidikan
kesehatan, meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian,
perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi,lingkungan kerja yang
memadai, penyeluhan perkawinandan pendidikan seksual, konsultasi
tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
b. Perlindungan khusus (specific protection). Misalnya: imunisasi, higiene
perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja.
c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan tepat (early diagnosis and
prompt treatment). Misalnya: diagnosis dini setiap keluhan dan
pengobatan segera serta pembatasan titik-titk lemah untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
d. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya:
memriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna, dan pendidikan kesehatan.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan
mempekerjakan kembali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat
11
atau hilang .
Perhatikan juga kemungkinan pemajanan diluar tempat kerja .
Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamesis atau dari
12
- P3K
- Jam kerja
f. Analisa Data :
- Analisa masalah berdasarkan data fokus :
Misal : Kecelakaan kerja yg sering terjadi, Perilaku yg tidak sehat,
Lingkungan yg tidak sehat,Penyakit akibat kerja,Pengetahuan yg
kurang, Kurangnya fasilitas pendukung
g. Perumusan Diagnosa :
Contoh diagnosa :
-
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah
antara pekerjaan dan kesehatan.Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja
dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.Beban kerja merupakan beban
kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja terlalu berat atau kemampuan fisik
yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita gangguan
atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja, misalnya
panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap
pekerja. Beban - beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama
sama menjadi gangguan atau penyakit akibat kerja
14
DAFTAR PUSTAKA
Harington. 2005. Buku saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC
Sumamur. 1990 Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV
Haji Masagung
Buqhari. 2007 Manajement Kesehatan Kerja & Alat Pelindung Diri. USU
REPOSITORI.
Blog Dorin Mutoif, Jurusan Kesling Poltekkes Yogyakarta.Perundang-undangan
keselamatan dan kesehatan kerja.
15