Вы находитесь на странице: 1из 5

Jurnal Mikroteknik FMIPA UNMUL 2016

07 April 2016, Samarinda, Indonesia

PREPARAT MASERASI JARINGAN KAYU (Bambusa sp.)

FMIPA UNMUL 2016

Berty Veibrita Sinaga1, Minati Diah2


1

Laboratorium Anatomi Hewan dan Mikroteknik, Program Studi Biologi FMIPA Universitas
Mulawarman
2
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman
*Corresponding Author: minatidiah@gmail.com

Abstrak. Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Tujuan praktikum ini adalah untuk melihat jaringan tumbuhan
bambu. Alat yang digunakan pada percobaan ini alat tulis, cover glass, objec glass, mikroskop dan
pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah tumbuhan bambu, larutan KOH, aquades, safranin, xylow,
alkohol 15%; 30%; 70%; 80%; 90%; 95% dan canada balsem. Metode yang dilakukan dalam
percobaan ini ialah dengan mengambil bagian tengan batang bambu yang masih muda direndam
dengan KOH 20% selama 3 menit lalu direndam aqudes selama 15 menit, kemudian di rendam
alkohol 15%; 30%; 50%; masing-masing 15 menit, kemudian direndam safranin 1 % selama 20 menit
kemudian direndam kembali dengan aklohol 70%; 80%; 90% dan 95% selama 15 menit kemudian
direndam dengan xylol 15 menit kemudian dibuat preparat dan diamati dengan mikroskop. Pada
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada pengamatan maserasi kayu terdapat bagian yang terlihat
adalah lapisan terluar yaitu eksodermis, lapidan terdalam yaitu endodermis atau dermis dan terdapat
serat bambu.
Kata kunci : jaringan, maserasi, bambusa sp., eksodermis, endodermis
PENDAHULUAN
Maserasi adalah proses pengekstrakan
simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada temperatur ruangan (kamar). Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip
metode
pencapaian
konsentrasi
pada
keseimbangan. Maserasi merupakan proses
dimana
simplisia
yang
sudah
halus
memungkinkan
untuk
direndam
dalam
menstrum sampai meresap dan melunakkan
susunan sel, sehingga zat-zat mudah larut akan
melarut. Maserasi merupakan cara penyarian
yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyarian. Cairan penyarian akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut
dan karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang
di luar sel, maka larutan yang terpekat akan
didesak keluar[3].
Beberapa
contoh
ekstraksi
dengan
menggunakan
teknik
maserasi
adalah
mengekstrak artermisin yang terdapat pada
tumbuhan Artemisia annua L. Ekstraksi secara
maserasi dengan pelarut n-heksana, dengan
alat soxhlet menggunakan pelarut n-heksana,
dan maserasi-perkolasi dengan pelarut metanol.
Ekstrak n-heksana difraksinasi dengan metanol
60%, fraksi metanol difraksinasi dengan nheksana-etil asetat (9:1). Ekstrak metanol

ditambahkan air suling, dan disentrifuga.


Supernatan yang diperoleh difraksinasi dengan
n-heksana. Pemekatan fraksi n-heksana atau nheksana-etil asetat menghasilkan kristal yang
direkristalisasi dengan metanol. Artemisinin 0,22
% b/b dari ekstrak n-heksana secara maserasi
pengadukan, 0,29% b/b dari ekstrak n-heksana
menggunakan soxhlet, dan 0,4% b/b dari
ekstrak metanol secara maserasi[5].
Maserasi
dilakukan
dengan
metode
Schultze, yaitu ke dalam tabung reaksi yang
berisi potongan kayu dimasukkan asam nitrat
(HNO3) konsentrasi 65% hingga kayu terendam
dan potasium klorat (KClO3). Tabung beserta
isinya dipanaskan hingga terjadi gelembunggelembung udara berwarna putih kekuningan,
sebagai tanda proses maserasi sedang
berlangsung dan serat mulai terpisah. Kemudian
tabung segera didinginkan dan serat dicuci
dengan aquades lalu serat dimasukkan ke
dalam tabung yang berisi alkohol 50%.
Selanjutnya serat diambil dan diletakkan di kaca
objek dan diberi kaca penutup lalu diukur
dimensi seratnya[4].
Maserasi merupakan salah satu teknik
pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip
kerja dari teknik pembuatan ini adalah dengan
cara memutuskan lamella tengah dari sel
tumbuhan. Pemutusan lamella tengah bertujuan
memisahkan bagian sel dengan sel lainnya
sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh.

Jurnal Mikroteknik FMIPA UNMUL 2016


07 April 2016, Samarinda, Indonesia

Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian


melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu
zat atau bagian tertentu dari sel tumbuhan[2].
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui bagian-bagian dari jaringan kayu
serta teknik maserasi jaringan kayu..
Oleh karena itu dilakukan percobaan
histopatologi ginjal untuk mengetahui bagianbagian ginjal serta kerusakan pada ginjal dan
berbagai fungsi ginjalnya.
Metode
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Jumat, 08 April 2016 pada pukul 07.30-11.00
WITA. Bertempat di Laboratorium Anatomi dan
Mikroteknik Hewan, Gedung Baru, lantai 3,
Universitas Mulawarnam, Samarinda.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini
alat tulis, cover glass, objec glass, mikroskop
dan pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah
tumbuhan bambu, larutan KOH, aquades,
safranin, xylow, alkohol 15%; 30%; 70%; 80%;
90%; 95% dan canada balsem.
Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah
dengan mengambil bagian tengan batang
bambu yang masih muda direndam dengan
KOH 20% selama 3 menit dan dipanaskan
diatas bunsen sampai mendidih. Kemudian KOH
dibuang, lalu direndam aqudes selama 15 menit,
kemudian di rendam alkohol 15%; 30% dan
50%; masing-masing 15 menit, kemudian
direndam safranin 1 % selama 20 menit
kemudian direndam kembali dengan aklohol
70%; 80%; 90% dan 95% selama 15 menit
kemudian direndam dengan xylol 15 menit
kemudian dibuat prepatrat dan diamati dengan
mikroskop
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan
didapatkan hasil :
Tabel 1.1 Maserasi Jaringan Bambusa sp.
Gambar
Keterangan

1. Eksodermis
2. Endodermis/Dermis
3. Serat bambu

3
2

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat


diketahui jaringan yang terlihat terdiri dari
lapisan terluar yaitu eksodermis, lapidan
terdalam yaitu endodermis atau dermis dan
terdapat serat bambu.
Klasifikasi :
kingdom : Plantae (Tumbuhan)
divisi
: MagnoliophytaKelas : Monokotil)
ordo
: Poales
famili
: Poaceae
genus : Bambusa
spesies : Bambusa sp.
Maserasi merupakan salah satu teknik
pembuatan preparat yang digunakan untuk
melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip
kerja dari teknik pembuatan ini adalah dengan
cara memutuskan lamella tengah dari sel
tumbuhan. Pemutusan lamella tengah bertujuan
memisahkan bagian sel dengan sel lainnya
sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh.
Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak penelitian
melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu
zat atau bagian tertentu dari sel tumbuhan[3].
Pada praktikum yang dilakukan digunakan
larutan KOH yang berfungsi untuk melunakan
jaringan bambu tersebut, selain itu juga
digunakan alkohol bertingkat agar dapat
mendehidrasi air pada jaringan bambu sehingga
jaringan bambu yang benar-benar murni. Dan
digunakan juga safranin yang berfungsi untuk
memberi warna pada jaringan sehingga terlihat
jelas pada saat diamati dengan mikroskop,
kemudian digunakan juga xylol yang berfungsi
untuk menjernihkan jaringan sehingga lebih
jelas saat diamati
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan
bahwa jaringan yang terlihat terdiri dari lapisan
terluar yaitu eksodermis, lapidan terdalam yaitu
endodermis atau dermis dan terdapat serat
bambu.
REFRENSI
[1] Campbell et al. 2004. Biologi Jilid II Edisi
Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
[2] Fathiyawati. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak
Daun Ficus racemosa terhadap Artemia
salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis
Tipis. Universitas Muhammadiyah press.
Surakarta.
[3] Gembong, T. 2005. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta. UGM Press.
[4] Hidayat, Estiti B., 1995. Anatomi Tumbuhan
Berbiji. Institut Teknologi Bandung (ITB).
Bandung.
[5] Kertasaputra, A. G. 1998. Pengantar

Jurnal Mikroteknik FMIPA UNMUL 2016


07 April 2016, Samarinda, Indonesia

Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang sel dan


jaringan. Bina Aksara. Jakarta.

Direndam
dengan KOH 20% dan dipanaskan diatas bunsen
Pengambilan jaringan pada Bambusa sp. bagian
tengahnya

LAMPIRAN
Kemudian KOH dibuang, lalu direndam aqudes selama
15 menit
Direndam
alkohol 15%; 30% dan 50%; masing-masing 15 menit

Direndam safranin 1 % selama


20 menit
Kemudian
direndam kembali dengan aklohol 70%; 80%; 90% dan 95% selama 15 menit

Direndam dengan xylol 15 menitDiletakkan diatas kaca preparat dan ditutup cover glass

Jurnal Mikroteknik FMIPA UNMUL 2016


07 April 2016, Samarinda, Indonesia

Jurnal Mikroteknik FMIPA UNMUL 2016


07 April 2016, Samarinda, Indonesia

Вам также может понравиться