Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
b) Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan
mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti
hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat,
menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. ( Hirlan, 2001)
2. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan
mukosa
lambung
yang
bersifat
menahun.
Gastritis
kronik
produksinya.
Sedangkan
mukus
itu
fungsinya
untuk
sekresi
mukus
dapat
berupa
hidup penderita,
pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi
HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding
lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan
juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser. Helicobacter pylori merupakan
bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster,
desquamosa
lebih
kuat
maka
elastisitasnya
juga
berkurang.
Pathways
H. phylori
Obat-obatan (NSIAD, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis)
Kafein
Inflamasi
Nyeri epigastrium
Mukosa lambung kehilangan integritas
me tonus jaringan
& perisaltik lambung
MK: Gangguan rasa nyaman
nyeri untuk makan
me :sensori
Anoreksia
5. Gejala Klinis
1. Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
Mual
Dorongan
ekspulsi isi lambung ke mulut
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin akan
hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer, 2001)
2. Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali untuk gejala
defisiensi vitamin B12. pada gastritis tipe B, pasien mengeluh anoreksia ( nafsu
makan menurun ), nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut,
atau mual dan muntah. (Smeltzer dan Bare, 2001).
6. Pemeriksaan Fisik
A. (breath)
B. (blood)
pengisian
C. (brain)
D.
E.
F.
G.
: takhipnea
: takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
perifer lambat, warna kulit pucat.
: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
7. Pemeriksan Diagnostik
1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan
ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau
terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
2. Histopatologi.
3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak
begitu memberikan hasil yang memuaskan.
4. EGD(Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahan
GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/ derajat ulkus jaringan /cedera.
5. Minum barium dengan foto rontgen = dilakukan untuk membedakan
diganosa penyebab / sisi lesi.
6. Analisa gaster
dapat
dilakukan
darah,
normal
diduga
untuk
Gastrojejunuskopi /reseksi
mengangkat
lambung:
gangrene
mengatasi
dan
perforasi,
obstruksi
pilorus.
(Dermawan, 2010).
2.Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu
makan
melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.
a) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon
encer atau cuka encer
b) Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative,
antasida, serta
cairan
intravena. Endoskopi
fiberopti
mungkin
kronis
diatasidengan
memodifikasi
diet
pasien,
meningkatkan
Nama
Usia
Jenis kelamin
Jenis pekerjaan
Alamat
Suku/bangsa
Agama
Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim
mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh
penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan
akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah
penyakit ini.
Riwayat sakit dan kesehatan
Keluhan utama
Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit dahulu
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, kesulitan menelan, mual/muntah, makanan kesukaan.
c. Pola Eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan Kulit. Kebiasaan defekasi,
ada tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguri, disuri dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih dll.
d. Pola Latihan-Aktivitas
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh dan
kesehatan berhubungan satu sama lain, Range Of Motion (ROM), riwayat
penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas riwayat
penyakit paru.
e. Pola Kognitif Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif.Pola
persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran,
perasaan, pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola
kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap
persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan
orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama (orang, atau benda yang
lain).Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan
untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar,
melihat, kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi
pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri),
penciuman dan lain-lain.
f. Pola Istirahat-Tidur
Menggambarkan Pola Tidur, istirahat dan persepasi tentang energi. Jumlah jam
tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi
buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.
g. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas
dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan
bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai
system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural
spriritual dan dalam pandangan secara holistik.Adanya kecemasan, ketakutan
atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, isyarat
non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup atau relaks.
h. Pola Peran dan Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.Pekerjaan, tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif terhadap orang lain, masalah
keuangan dll.
i. Pola Reproduksi/Seksual
pola
nilai,
keyakinan
termasuk
dipeluk
dan
konsekuensinya.Agama,
kegiatan
keagamaan
dan
bantuan
spiritual
dan
pantangan
dalam
agama
selama
sakit(Perry,2005)(Asmadi, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup
dan kehilangan cairan berlebih.
3) Rencana Keperawatan
1
Nyeri Akut
Definisi: pengalaman
sensori dan emosional
NOC
NIC
Pain level
Pain control
Comfort level
Pain management
Lakukan pengkajian
yang tidak
Kriteria hasil:
nyeri secara
komperehensif termasuk
lokasi, karakteristik,
menggunakan teknik
potensial atau
nonfarmakologi untuk
menyenangkan yang
nonverbal dari
kerusakan sedemikian
bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri
rupa (International
ketidaknyamanan.
Gunakan teknik
berkurang dengan
Association for the study
of Pain): awitan yang
komunikasi terapiutik
-
tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman
untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
Kaji kultur yang
mempengaruhi respon
nyeri.
Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau.
Evaluasi bersama pasien
darah
Perubahan frekuensi
lampau.
Bantu pasien dan
jantung
Perubahan frekuensi
pernafasan
Diaphoresis
Perilaku distraksi (mis;
dukungan.
Kontrol lingkungan yang
berjalan mondar-mandir
dapat mempengaruhi
ruangan, pencahayaan,
dan kebisingan.
Kurangi faktor presipitasi
nyeri
Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,
nonfarmakologi, dan
nyeri
Fokus menyempit
Indikasi nyeri yang
interpersonal)
Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk menentukan
dapat diamati
Perubahan posisi untuk
intervensi
Ajarkan tentang teknik
menghindari nyeri
Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara
nonfarmakologi
Berikan anlgetik untuk
verbal
Gangguan tidur
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
kolaborasikan dengan
psikologis)
berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen
nyeri
Analgetic administration
Tentukan lokasi
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
Cek intruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesic yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgesic ketika
pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan
analgesic tergantung tipe
dan beratnya nyeri
Tentukan analgesic
pilihan, rute, pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
Berikan anlgesik tepat
waktu, terutama saat nyeri
hebay
Evaluasi efektivitas
analgesic tanda dan gejala
Ketidakseimbangan
NOC
NIC
Nutritional status :
Nutritional status : food and
Nutrition Management
kebutuhan tubuh
Definisi : Asuhan nutrisi
tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan
makanan
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
metabolic
Batasan karakteristik :
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Menunjukan peningkatan
vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang
Kehilangan rambut
berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Membrane mukosa
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
erpilih (sudah
dkonsltasikan dengan ahli
pucat
Ketidakmampuan
memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan
sensasi rasa
Mengeluh asupan
makanan kurang
RDA (recormmended
daily allowance)
Cepat kenyang setelah
gizi
Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampan pasien
untuk mendapatkan nutrisi
makan
Sariawan rongga mlut
Steatorea
Kelemahan otot
pengunyah
Kelemahan otot untuk
menelan
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidak mampuan untuk
mengabsorbsi nutrient
Ketidakmampuan untuk
yang dibutuhkan.
Nutrision monitoring
BB pasien dalam batas
normal
Monitor adanya berat
badan
Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
mencerna makanan
Ketidakmampuan
menelan makanan
Faktor psikologis
makan.
Monitor lingkungan
selama makan
Jadwalkan pengobatan
tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan
perubahan monitor turgor
kulit
Monitor kekeringan
rambut kusam dan mudah
patah
Monitor mual dan
muntah
Monitor total protein Hb
dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan, jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemi,hipertonik,
papilla lidah,cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta scarlet.
Kekurangan volume
NOC
NIC
cairan
Fluid management
Definisi: penurunan
Fluid balance
Hydration
Nutritional status : food and
cairan intravaskuler,
fluid intake
Kriteria hasil
pada dehidrasi
akurat
Monitor status hidrasi
jika diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan
makanan atau cairan dan
hitung intake kalori harian
Kolaborasikan pemberian
cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan IV pada
yang belebihan.
suhu ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian
nesogratik sesuai output
Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
Tawarkan snack
Kolaborasikan dengan
dokter atau kemungkinan
transfuse
Persiapkan untuk
transfuse
urine
Penurunan berat badan
Haus
Kelemahan
Hipovolemia management
Monitor status cairan
termasuk intake dan
Faktor yang
berhubungan:
Kehilangan cairan aktif
Kegagalan mekanisme
regulasi
output cairan
Pelihara IV line
Monitor tingkat Hb dan
hematokrit
Monitor tanda vital
Monitor respon pasien
terhadap penambahan
cairan
Monitor berat badan
Dorong pemberian untuk
menambah pemberian IV
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihan volume
cairan
Monitor adanya tanda
gagal ginjal
4) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien disesuaikan dengan
prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan mengacu
pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien
terpenuhi secara optimal.
5) Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Easter Monica. 2001. Keperawatan medical bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Kumala Sari Muttaqin Arief. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika
Mansjoer.Arief,Triyanti.K.dkk. 2001.Kapita Selecta Kedokteran edisi ketiga jilid 1 : Media
Aesculapius fakultas Kedokteran UI Nuzulul. 2011. Askep Gastritis. http://nuzululfkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35839-Kep-Pencernaan-AskepGastritis.html. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2016
Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Syaifudin.2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan,edisi 3.jakarta :Penerbit
buku kedokteran EGC
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria NOC. Jakarta : EGC
Oleh :
Komang Ayu Juliastini
15.322.2199