Вы находитесь на странице: 1из 14

A.

Batu Bata
1. Pengertian Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah
lempung yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan. (Wikipedia, 2013)
Batu bata merah adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah
lempung ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti menggali,
mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta
akan mengeras seperti batu setelah didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. (Ramli,
2007)
Definisi batu bata merupakan suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan konstruksi bangunan dan yang
dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur
lagi bila direndam dalam air. (SNI 15-2094-2000) Batu bata merah adalah batu buatan yang terbuat dari suatu bahan
yang dibuat oleh manusia supaya mempunyai sifat-sifat seperti batu. Hal tersebut hanya dapat dicapai dengan
memanasi (membakar) atau dengan pengerjaan-pengerjaan kimia. (Nuraisyah Siregar, 2010).
2. Syarat Mutu Batu Bata
Standardisasi merupakan syarat mutlak dan menjadi suatu acuan penting dari sebuah industri di suatu negara. Salah
satu contoh penting standardisasi dari sebuah industri adalah standardisasi dalam pembuatan batu bata.
Standardisasi menurut Organisasi Internasional (ISO) merupakan proses penyusunan dan pemakaian aturan-aturan
untuk melaksanakan suatu kegiatan secara teratur demi keuntungan dan kerjasama semua pihak yang
berkepentingan, khususnya untuk meningkatkan ekonomi keseluruhan secara optimum dengan memperhatikan
kondisi-kondisi fungsional dan persyaratan keamanan. (Suwardono, 2002)
Adapun syarat-syarat batu bata dalam SNI 15-2094-2000 meliputi beberapa aspek seperti :
a. Pandangan Luar
Batu bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisi harus datar, tidak menunjukkan
retak-retak dan perubahan bentuk yang berlebihan, tidak mudah hancur atau patah, warna seragam, dan berbunyi
nyaring bila dipukul.
b. Ukuran
Standar Bata Merah di Indonesia oleh Y.D.N.I (Yayasan Dana Normalisasi Indonesia) nomor 15-2094-2000
menetapkan suatu ukuran standar untuk bata merah sebagai berikut :
(1) Panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm
(2) Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm
c. Kuat Tekan
Tabel 1. Klasifikasi Kekuatan Bata (SNI 15-2094-2000)
Mutu Bata Merah
Tingkat I (satu)
Tingkat II (dua)
Tingkat III (tiga)

Kuat Tekan Rata Rata


Kgf/cm2
Lebih besar dari 100
100 80
80 60

N/mm2
>10
10 8
86

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata terbuat dari tanah
liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata

semakin menurun. Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih
dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Jenis Batu Bata

Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata muka.

Bata biasa, memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dinding
dengan menggunakan morta (campuran semen) sebagai pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata
merah.

Bata muka, memiliki permukaan yang baik dan licin dan mempunyai warna dan corak yang
seragam. Disamping digunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup dinding dan sebagai
dekorasi.

Batu Bata Pasir Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan
perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.

Perbandingan antara batako, bata merah dan bata ringan :


Bata merah

Batu bata mentah dijemur sebelum dibakar


Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat umum digunakan di
Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah memang sudah menjadi salah satu
bahan wajib di dalam membangun rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan
daripada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun
tidak susah.
Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi
sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan pun
bukanlah sembarang tanah, tapi tanah yang agak liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah,
rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat

dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata
merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi
bangunan Anda dari bahaya api.

Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua tanah lihat bisa
digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.

Umumnya memiliki ukuran: panjang 1723 cm, lebar 711 cm, tebal 35 cm.

Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).

Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir ayakan. Untuk
dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen dipadu dengan 3 takaran pasir
yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.

Kuat,kukuh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras

Batako[sunting | sunting sumber]


Selanjutnya setelah bata merah adalah Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran
semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu
tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan
pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata
merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan
spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan
panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah.
Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah.
Batako putih (Tras)[sunting | sunting sumber]

Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu dibakar. Tras
merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan batu-batu gunung berapi.

Umumnya memiliki ukuran panjang 2530 cm, tebal 810 cm, dan tinggi 1418 cm.

Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:

Batako tras = 25 buah

Semen = 0,215 sak

Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3

Batako Semen PC / Batako pres[sunting | sunting sumber]

Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu.
Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Perbedaannya
bisa dilihat pada kepadatan permukaan batakonya.

Umumnya memiliki ukuran panjang 3640 cm, tebal 810 cm, dan tinggi 1820 cm.

Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:

Batako pres = 15 buah

Semen PC = 0,125 sak

Pasir ayak (pasir pasang) = 0,015 m3

Bata ringan[sunting | sunting sumber]


Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini pembuatannya sudah sangat modern dimana
material ini dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan, halus dan memilki tingkat kerataan
yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi,
mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding
berlangsung.

Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang
baik.

Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. *Bahan
dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini
hanya dicampur dengan air. Tetapi bisa juga menggunakan bahan seperti pemasangan batako.

Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 810 cm.

Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:

Bata hebel/celcon = 8 buah

Semen instan = 11,43 kg

Air = 0,150,16 liter

Bataton[sunting | sunting sumber]


Bataton terbuat dari campuran semen, agregat, pasir, kerikil, air dan bahan khusus lain. Bahan-bahan ini dicetak
dalam berbagai bentuk yang kemudian disebuat sebagai bataton. Bentuk-bentuk bataton ini menyisakan rongga pada
bagian dalamnya. Rongganya bisa diisi baja untuk tiang kolom, juga bisa sebagai jalur pipa air dan kabel listrik.
Banyak pilihan bentuk bataton yang diproduksi oleh Holcim ini. Sebut saja blok beton berprofil H untuk dinding,
bataton profil U untuk balok pengikat fondasi (sloof ), dan balok pengaku (ringbalk ), serta bataton bentuk kolom.
Sedangkan bataton balok, rooster , dan lengkung menjadi material pendukung elemen rumah.
Rongga pada bataton dapat berperan juga sebagai isolator panas. Rongga tersebut dapat menangkap rambatan radiasi
panas pada dinding akibat terpapar terik matahari. Dengan begitu, suhu radiasi panas pada dinding tak seluruhnya
merembes sampai ke dalam ruangan.

Daya tarik lain dari bataton adalah proses konstruksinya lebih ekonomis jika dibandingkan bata merah. Contohnya
pembuatan dinding bata merah yang memerlukan bingkai struktur (kolom praktis, sloof , dan ringbalk ), yang harus
menggunakan cetakan (bekisting ). Selain menunggu masa keras beton, bekisting pada bingkai struktur dinding tadi
harus dilepas. Untuk pemasangannya, minimal satu hari, dicor, besok dilepas, baru dipasang lagi. Kalau pakai blok
beton cukup dalam satu hari, dapat diisi tulangan besi, lalu bisa ditaruh pada atasnya. Tidak perlu menggunakan
bekisting. Jadi hemat kayu, waktu dan tenaga. Konstruksi jadi lebih ekonomis.

Pengertian Pasangan Batu


Pasangan batu adalah bahan batuan yang disusun dengan menggunakan adukan sebagai perekat sehingga
membentuk konstruksi bangunan tertentu.

Pasangan batu bata/ bata merah adalah batu bata yang disusun sedemikian rupa dengan menggunakan adukan
sehingga membentuk konstruksi pada bagian bangunan tertentu.

Fungsi Dinding/Tembok Pada Bangunan Gedung

Pada bangunan gedung sederhana (rumah tinggal), dinding berfungsi sebagai struktur (penyangga bebanbeban bangunan) dan sebagai partisi (pembatas/penyekat antar ruangan).

Pada bangunan gedung bertingkat: pada umumnya struktur utamanya dari beton bertulang atau baja, maka
temboknya hanya berfungsi sebagai penyekat/partisi.

Macam-Macam Tebal Dinding

Dinding 1/2 batu: tebal dinding = L, paling sering dilaksanakan

Dinding 1 batu: tebal dinding = 2 L = P

Dinding 1 1/2 batu: tebal dinding = 3 L = P+L

Dinding 2 batu: tebal dinding = 4 L = 2P

Dinding 2 1/2 batu: tebal dinding = 5 L = 2P+L, dst.

Macam-Macam Ikatan Bata

Dinding tebal 1/2 batu: ikatan 1/2 batu, umum dilaksanakan

Dinding tebal 1 bata atau lebih: ikatan kepala, ikatan inggris, ikatan belanda, ikatan flam

Dinding
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk rasi bintang Cina, lihat Dinding (rasi bintang Cina).

Dinding dari batu bata


Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang melindungi suatu area. Umumnya, dinding
membatasi suatu bangunandan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruanganruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah
dinding bangunan, dinding pembatas (boundary), serta dinding penahan (retaining).
Dinding bangunan memiliki dua fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta
melindungi terhadap intrusi dan cuaca. Dinding pembatas mencakup dinding privasi, dinding penanda batas,
serta dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar. Dinding penahan berfungsi sebagai
penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.
Jenis dinding :
1. Dinding Partisi : Dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Terbuat dari gypsum, fiber, tripleks atau
Duplex
2. Dinding Pembatas : Untung menandakan batas lahan. Atau bisa disebut dinding Privasi
3. Dinding Penahan : Digunakan pada tanah yang berkontur dan dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan
tekanan tanah.
4. Dinding Struktural : Untuk menopang atap dan sama sekalitidak menggunakan cor beton untuk kolom.
Konstruksinya 100% mengandalkan pasangan batubata dan semen
5. Dinding Non-Struktural : Dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas apabila dinding di
robohkan, maka bangunan tetap berdiri. beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata,
batako, bata ringan, kayu dan kaca.

Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi
struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang
berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat
dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacammacam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural dinding geser, pengisi clayding wall/ beton pra cetak)
DINDING BATU BUATAN
A. DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan
yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10
(peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min.
1 batu (struktural). Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag,
dan ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban struktural pada
bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding pasangan bata dan plesterannya harus
sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi
Pasangan Bata)

B. DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari
campuran tras, kapur (5 : 1), kadang kadang ditambah PC. Karena dimensinya lebih besar dari bata merah,
penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang.
Selain itu apabila dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian
lagi untuk finishing.

Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
a. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
b. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh direndam dengan air.
c. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu yang lancip.
d. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah tengah.

e. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok beton bertulang yang
dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut, pertemuan dan persilangan.
DINDING KAYU
A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan
batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena
sudah merupakan dinding struktural.

B. DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding
eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup
pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di pasaran 2 m, tebal/ lebar
beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan
antar papan (tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.
Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang.Teknologi
menghadirkan fungsi baru dari dinding dan menyuguhkan berbagai macam jenis finishing-nya. Fungsi lain dari
dinding yaitu sebagai pendefinisi ruangan, peredam suara, pelindung bagian dalam bangunan dari cuaca dan
sebagainya. Berdasarkan fungsinya, dinding terbagi menjadi beberapa bagian. Di antaranya dinding partisi, dinding
pembatas (boundary wall), dinding penahan (retaining wall) dan sebagainya.
Dinding mempunyai fungsi diantaranya sebagai berikut:

1.

1.

Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar tempat kita tinggal dan beraktifitas.

2.

Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping,depan dan belakang.

3.

Penambah keindahan pada bangunan, pada rumah dan bangunan modern seringkali tampilan dinding luar
diekspose sedemikian rupa untuk menambah daya tarik suatu bangunan tersebut

4.

Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur dengan ruang dapur dan ruang-ruang
lainnya dipisahkan oleh dinding dan masing-masing ruangan memiliki funsi yang berbeda.

5.

Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear wall), Umumnya terdapat
pada bangunan dengan denah yang tidak teratur dan bertingkat, hal ini untuk mengurangi gaya geser
berlebihan yang akan diterima struktur bangunan sehingga bangunan tersebut aman terhadap bahaya roboh.

Dinding Bata Kapur (Struktural & non Struktural)

Ukuran dinding bata kapur 8 cm x 17 cm x 30 cm. Dinding ini banyak digunakan pada rumah-rumah di
pedesaan, perumahan rakyat,pagar pembatas tanah, atau rumah sederhana. Dinding bata kapur terbuat dari campuran
tanah liat dengan kapur gunung.
Waktu pemasangan pun cepat dan sedikit pemakaian adukan semen-pasir. Bila telah terpasang dan diplester
dinding ini tidak akan terlihat dari tanah dan kapur. Dinding ini memerlukan kolom pengaku (kolom praktis) setiap
2,5 m.
2.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
3.

Dinding Bata Hebel Atau Celcon (Struktural & non Struktural )

Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik.Dinding bata hebel atau celcon adalah bahan bangunan
pembentuk dinding dengan mutu yang relatif tinggi.
Dinding jenis ini bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan
permukaan batu yang lebar. Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan
sangat sedikit bahan yang terbuang.
Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Bisa langsung diberi aci tanpa harus
diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen khusus. Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika,
semen, filler, dan zat aditif. Untuk menggunakannya, semen ini hanya d icampur dengan air. Tetapi bisa juga
menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
Kelebihan dinding bata hebel/celcon:
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Pemasangan lebih cepat dengan pemotongan yang lebih mudah dengan menggunakan gergaji.
Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 - 12.
Ringan, tahan api, dan mempunyai kekedapan suara yang baik.
Kekurangan dinding bata hebel/celcon:
Harga relatif lebih mahal.
Tidak semua tukang pernah memasang bata jenis ini.
Hanya toko material besar yang menjual dan penjualannya dalam jumlah m3.
3.

Dinding Partisi (non Struktural)

Sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang. Karena di desain
sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan
dibanding dengan konstruksi dinding yang lain. Bahan partisi untuk dinding jenis ini termasuk bagus dan murah.
Sayangnya dinding ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior). Ini disebabkan sifat bahannya yang
kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar.

Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul
beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum dengan ketebalan 9-12 mm. Dari
segi beban terhadap bangunan, dinding partisi dapat diabaikan.
Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah
terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air. Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis,
untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan
dengan selera dan besarnya biaya.
4. Dinding Batako (Struktural & non Struktur)
Batako merupakan batu buatan yang pembuatannya tidak dibakar,bahannya dari tras dan kapur, juga
dengan sedikit semen portland. Pemakaiannya lebih hemat dalam beberapa segi, misalnya: per m 2 Luas tembok
lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan, sehingga kuantitatif terdapat penghematan.
Bentuk batu batako yang bermacam-macam memungkinkan variasi-variasi yang cukup, dan jikakualitas
batu batako baik, dinding batako tidak perlu diplester. Batu batako dapat dibuat dengan mudah dengan alat-alat atau
mesin yang sederhanadan tidak perlu dibakar.
Kelebihan dinding batako:
a.
Pemasangan relatif lebih cepat.
b. Harga relatif murah.
Kekurangan dinding batako:
a.
Rapuh dan mudah pecah.
b. Menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab.
c.
Dinding mudah retak.
d. Penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, antara 7,5 9 m2.
5. Dinding Batu Bata (Struktural & non Struktural)
Dinding bata merupakan dinding yang paling lazim digunakan dalam pembangunan gedung baik
perumahan sederhana sampai pembangunan gedung-gedung yang ukurannya besar. Karena itu pasangan batu bata
memiliki seni tersendiri dalam sistem pemasangannya dalam konstruksi dinding. Pembuatan batu bata harus
memenuhi peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI-3 dan peraturan batu merah sebagai bahan
bangunan NI-10.

1.
2.
3.
4.

1.
2.
6.

1.
2.

Kelebihan dinding bata merah:


Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada tembol akibat air hujan.
Keretakan relatif jarang terjadi.
Kuat dan tahan lama.
Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 12 m2.
Kekurangan dinding bata merah:
Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
Biaya lebih tinggi.
Batako Semen Pc / Batako Pres (Struktural & non Struktural)
Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat secara manual
(menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Pembuatannya menggunakan cetakan yang dipres
secara maksimal, dan dibakar dengan tungku khusus, dengan panas yang tinggi. Ukuran harus tepat sehingga
pemasangannya tidak perlu diadakan plesteran.
Kelebihan dinding batako pres:
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
Pemasangan lebih cepat.

3.

Penggunaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9 12 m2.

Kekurangan dinding batako pres:


1. Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.
2. Mudah terjadi retak rambut pada dinding.
3. Mudah dilubangi karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya.
7. Jenis Dinding lainnya
a. Dinding pemisah, yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua area. Salah satu dinding pemisah yang
terkenal yaitu tembok Berlin yang memisahkan Berlin Timur dan Barat.
b. Dinding tirai atau curtain wall, yaitu dinding yang digunakan bangunan tinggi sebagai pelindung dari cuaca. Kaca
digunakan sebagai material non-struktur yang ringan, sehingga bangunan tak harus menanggung beban berat.
c.
Shared wall yaitu dinding yang digunakan untuk memisahkan dua buah bangunan.
d. Movable partition, yaitu partisi yang dapat digerakkan atau dipindahkan sesuai kebutuhan.
Fungsi dan Kegunaan Dinding
Lantas, apa sajakah fungsi dan kegunaan dinding? Di bawah ini rangkuman selengkapnya!
1.

Melindungi seisi bangunan dari ancaman marabahaya

2.

Memisahkan antar-ruangan yang ada di dalam bangunan

3.

Membagi interior bangunan menjadi ruang pribadi dan ruang umum

4.

Mencegah cuaca yang ekstrim

5.

Menahan konstruksi bangunan bagian atas

6.

Meredam kebisingan dan cahaya yang berlebih

7.

Menahan radiasi yang berbahaya

8.

Menyediakan fungsi media penyimpanan

9.

Mendukung nilai keindahan bangunan

C. DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan
muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan
perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar ukuran 1) pada papan atau reng, dengan 2 4
lapis tergantung kualitas sirap. (panjang sirap 55 60 cm).

DINDING BATU ALAM


Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir
sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan
(campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan PC : 1 kapur : 6 pasir untuk
bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm,
sehingga sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

Вам также может понравиться