Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

ETIKA KRISTEN
TERHADAP KASUS KORUPSI
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Agama Kristen
Dosen : Ibu Oktavia Lendo

Disusun Oleh :
Yessicha Bella Matheos
NIM : 2016-03-01-067

Mahasiswa Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul


Jalan Arjuna Utara No.9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrahNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Etika Kristen Terhadap Kasus Korupsi di Indonesia .
Makalah ini dibuat guna menyelesaikan tugas yang diberikan dosen, dalam
mata kuliah Agama Kristen di Universitas Esa Unggul. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Dalam makalah ini berisi mengenai etika, etika Kristen, dan hubungan
mengenai etika Kristen dengan kasus korupsi yang ada.
Harapan penulis, makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi
pembaca. Penulis mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
karena kurangnya pengetahuan, pengalaman yang dimiliki oleh penulis, oleh karena
itu penulis berharap pembaca untuk memberikan masukan dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Penulis

DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................3
BAB I Pendahuluan.................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................4
B. Tujuan Pembahasan.........................................................4
BAB II ISI............................................................................ 5
A. Pengertian Etika dan Moral.................................................5
B. Etika Kristen.................................................................6
C. Kasus Korupsi di Indonesia.................................................7
D. Etika Kristen Terhadap Kasus Korupsi....................................8
E. Pandangan Penulis Terhadap Topik yang Diangkat.......................9
BAB III KESIMPULAN...........................................................11
BAB IV KRITIK DAN SARAN...................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................13

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini sudah bukan hal yang baru lagi apabila mendengar
mengenai kasus-kasus yang terjadi disekitar kita yang bukan hanya menjerat para
petinggi-petinggi Negara namun pada usaha-usaha yang ada disekitar kita, salah
satunya adalah kasus korupsi yang sudah tersebar dimana-mana, dan menurut
KPK total penanganan perkara tindak pidana korupsi dari tahun 2014-2016
adalah penyelidikan 813 perkara, penyidikan 526 perkara, penuntutan 435
perkara, inkracht*1 361 perkara, dan eksekusi 386 perkara.1
Dan pada zaman sekarang ini korupsi bukan hanya dinilai dalam pandangan
jumlah nominal namun semua yang tidak sesuai dengan porsinya bisa
dikatakan dengan korupsi. Oleh karena itu, siapapun, dimanapun dan dari
kalangan manapun semua orang bisa melakukan korupsi dalam bidang apapun
tidak dalam bidang keuangan saja, namun dalam hal waktu juga bisa
dikorupsikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan yang berbeda.
Namun apakah pandangan mengenai kasus ini bila dinilai dari bidang agama
terutama bila dilihat dari etika Kekristenan seperti yang akan dibahas dalam
makalah ini.

B. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari etika
2. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari etika Kristen
3. Pembaca dapat mengetahui apa kata etika Kristen terhadap kasus korupsi
yang terjadi.

1 Inkracht : keputusan yang berkekuatan hukum tetap


4

BAB II
ISI
A.

Pengertian Etika dan Moral2


Seperti halnya dengan banyak istilah yang menyangkit konteks ilmiah, istilah
etika pun berasal dari bahasa Uinani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa; padang rumput,
kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap cara berpikir. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat kebiasaan. Dan arti terakhir inilah
menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang ileh dilsud Yunani
besar Aristoteles (384-322 s.M ) sudah dipakai untuk menunjukan filsafat moral.
Jadi, jika kita membatasu diri pada asal-usuk kata ini, maka etika berarti: ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Arti ke-3 dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 1998 lebih mendasar
daripada arti pertama, sehingga sebaiknya ditempatkan didepan. Dengan
demikian kita sampai pada tiga arti berikut ini. Pertama, kata etika bisa dipakai
dalam arti: nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengarur tingkah lakunya. Misalnya, jika
orang berbicara tentang etika suku-suku indian, etika agama Budha, etika
Protestan, maka tidak dimaksudkan ilmu, melainkan arti pertama tadi. Kedua,
berarti juga : kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode
etik. Ketiga, etika mempunyai arti lai : ilmu tentang yang baik dan buruk. Etika
baru menjadi ilmu, bila kemungkina-kemungkinan asas-asas dan nilai nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk, begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat- sering kali tanpa disadari- menjadi bahan refleksi bagi suatu
penelitian sistematis dan metodis.
Moril adalah sebuah kata sifat, yang harus dikaitkan dengan kata benda
kelakuan dan kata itu (kelakuan) menjadi kata dasar salam definisi etika.2

B. Etika Kristen

Definisi etika Kristen adalah pertimbangan-pertimbangan tentang kelakuan


moril, dari sudut pandang yang disediakan dalam Kitab Suci. Etika Kristen tidak
dengan khusus membahas pokok agamuah atau liturgis, tetapi membatasi diri
pada pokok-pokok moril.
Alkitab adalah sumber utama untuk etika Kristen. Menyangkut Alkitab
sebagai sumber etika, perkembangan historis, seperti pembubaran perbudakan,
penghentian poligami, penjajahan, memang tidak langsung diperintahkan dalam
Alkitab, tetapi bebar-benar adalah sesuai ajaran Alkitab, dan juga sesuai dengan
perkembangan sejarah.
Bonhoeffer mengutamakan dua unsur dalam kelakuan etis : tanggung jawab
dan kasih. Kasih mencakup segala perintah. Alkitab menyebut kasih dalam
berbagai bentuk. Kasih Allah kepada dunia (Yoh 3:16), kasih Allah kepada
manusia (Titus 3:4), tersebut juga kasih Kristus, 2 Kor 5 :14 dan kasih Roh
Kudus, dan juga kasih antara Bapa, Anak, dan Roh. Manusia dipanggil untuk
mengasigi Allah, sesame manusia, dan dirinya sendiri. Sayangnya kasih dapat
diarahkan pula kepada hal-hal yang tidak baik, misalnya dunia.
Taat kepada pemerintah. Topik etika ini sangat hangat, khususnya di Republik
Indonesia yang multi kultural dan multi agama. Sering timbul pertanyaan tentang
hak Kristen untuk membela diri kalau terjadi kekerasan, apalagi apakah umat
Kristen boleh menolak ketaatan kepada pemerintah jikalau terjadi keputusakeputusan pemerintah berlawanan dengan kehendak Allah.
Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis
(Matius, Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit
(Mat 5-7; Luk 6:20-49). Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik
orang farisi yang sangat berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi
tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat dan kitab para nabi. Dalam
hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan
Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9.
Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia untuk menjadi
seorang manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi
seseorang yang lebih baik dari yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan
"Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan
siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan
6

kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,


serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau berjalan berjalan
sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41).

C. Kasus Korupsi di Indonesia3


Jumlah kasus korupsi di Indonesia terus meningkat. Kasusu korupsi yang telah
di putus oleh Mahkamah Agung dari tahun 2014-2015 sebanyak 803 kasus.
Jumlah ini meningkat jauh disbanding dengan tahun sebelumnya.
Hasil penelitian Laboratorium Ilmu Ekonomi, Departemen Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, mengungkap 803 kasus
itu menjerat 967 terdakwa korupsi.
Jika dikalkulasikan sejak tahun 2001 hingga 2015, kasus korupsi yang telah
diputus Mahkamah Agung pada tingkat kasasi maupun peninjauan kembali
mencapai 2.321 kasus. Dilain pihak, jumlah koruptor yang dihukum pada periode
itu mencapai 3.109.
Jumlah tersebut meningkat drastic jika dibanding dengan data pada 20012009. Pada saat itu, korupsi yang telah inkrah berjumlah 549 dengan 831
terpidana.
Sementara itu, mayoritas pelaku korupsi adalah laki-laki. Mayoritas pelaku
pun diputus bersalaha oleh pengadilan negeri hingga MA.
Politikus dan swasta tercatat sebagai pelaku terbesar untuk korupsi. Totalnya
sekitar 1.420 terpidana. Sedangkan jumlah pelaku korupsi PNS mencapai 1.115
terpidana.
Sementara itu, penyuapan merupakan modus korupsi yang paling banyak
dilakukan dari jenis korupsi yang di tangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
modus korupsi mencapai 242 atau sekitar 48 persen pada 2015.

D. Etika Kristen Terhadap Kasus Korupsi4

Korupsi identik dengan mencuri. Dalam 10 perintah Tuhan, larangan


kedelapan adalah larangan untuk mencuri 10 Perintah Tuhan adalah salah satu
norma yang dituangkan di Alkitab dalam perjanjian Lama dan merupakan inti
dari etika dalam perjanjian lama.
Dalam keluaran 20 : 15 Allah berfirman Jangan mencuri. Demikian adalah
larangan Tuhan untuk tidak mencuri Dan sementara pada kasus korupsi adalah
mencuri dengan cara diam-diam, dan mengurangi hak Negara atau orang lain
untuk kepentingan pribadi.
Korupsi adalah perbuatan yang melanggar hokum. Dan Firman Allah juga
tertulis lengkap dalam Alkitab bahwa kita juga harus taat pada perintahNya dan
juga pada hukum yang berlaku.
Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah,
hanya jika ia berbuat jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap
pemerintah? Perbuatlah apa yang baik dan kamu akan beroleh pujian dari
padanya (Roma 13:3).
Korupsi adalah pengingkarang kepada Tuhan yang Maha Memelihara
umatNya, dari sisi iman Kristen, Allah tegas menyebutkan bahwa burung diudara
saja dipeliharaNya, apalagi manusia. Dan demikian seharusnya umat tak perlu
ragu akan usaha apapun yang dijalankannya selama berada di jalan Tuhan.
Korupsi adalah salah satu tanda dari ketamakan manusia, dan Tuhan sangat
tidak menyukai manusia yang tamak. Seperti pada cerita Gehazi, pelayan Nabi
Elisa yang mengambil pemberian Panglima Kerajaan Aram, yakni Naaman, atas
kesembuhannya dari penyakit kusta. Niatnya yang ingin mendapatkan hadiah
yang sebelumnya di tolak oleh Nabi Elisa, Gehazi justru mendapatkan penyakit
kusta yang sebelumnya diderita oleh Naaman.
Manusia diciptakan dalam kebebasan, dan dalam kebebasannya itu, kita para
manusia bertanggung jawab kepada Allah. Dengan demikian kita para manusia
mempunyai martabat kemanusiaan, yaitu hak-hak dan kewajiban yang tidak
boleh diambil oleh siapapun

E. Pandangan Penulis Terhadap Topik yang Diangkat


(34)

Karena dimana hartamu berada, disitu juga hatimu berada


Lukas 12 : 34

Salah satu kutipan ayat diatas merupakan sebuah hal yang tidak jarang bisa
kita temua di lingkungan tempat kita menjalani kehidupan kita sehari-hari. Dan
hal ini tidak menutup kemungkinan terbentuknya karakter seseorang menjadi
seorang yang selalu ingin dekat dengan hartanya, dan selalu berpikir tentang
keberadaan hartanya.
Dan lambat laun, hal ini akan membuat seseorang menjadi seorang yang
tamak. Dan hal ini bertentangan dengan kekristenan, mengapa ? Kata-Nya
lagi kepada mereka: Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ketamakan,
sebab walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah
tergantung daripada kekayaannya itu (Lukas 12 : 15)
Saat seseorang menjadi seorang yang tamak, dan selalu khawatir mengenai
kehidupannya dan ingin selalu memiliki harta, maka saat itu jugalah seseorang itu
tidak percaya akan Tuhan yang akan selalu menjaga, dan akan memberikan
apapun yang dibutuhkannya.
Karena itu aku berkata kepadamu : Janganllah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan
tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai, Bukankah hidup itu lebih penting
daripada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian ?
(Matius 6 : 25)
Pada ayat ini sangatlah jelas bahwa Tuhan memperhatikan kita apapun yang
terjadi, saat kita menyerahkan seluruh kehidupan kita pada Tuhan, saat itulah kita
akan mengerti bahwa apapun yang akan kita butuhkan, bahkan sebelum kita
meminta pada Tuhan, Tuhan sudah mengetahui apapun yang baik untuk kita

Namun, saat kita mulai mengambil tindakan untuk melakukan hal yang diluar
kendali kita dengan mengambil hak milik orang lain secara diam-diam, saat itulah
kita mulai kehilangan kepercayaan kita pada Tuhan, dan mulai meragukan bahwa
Tuhan akan selalu mencukupi segala seuatu yang kita butuhkan dalam menjalani
kehidupan kita sehari-hari.

(26)

Pandanglah burung-burung dilangit, yang tidak menabur dan tidak

menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan
oleh Bapamu yang di sorga.
Bukankah kamu jauh melebihi burung burung itu?
Matius 6 : 26

BAB III
KESIMPULAN
Jadi kesimpulan yang dapat kita ambil dari topic yang tertulis dalam makalah
ini adalah bahwa saat kita mulai memutuskan untuk memberikan seluruh kehidupan
kita pada Tuhan Yesus Kristus, pada saat itulah juga seharusnya kita bisa menaruh
iman percaya kita padaNya bahwa apapun yang kita butuhkan saat kita menjalani
kehidupan kita sehari-hari akan disiapkan olehNya tanpa kurang suatu apapun.
Karena kita adalah anak-anakNya yang sangat berharga dimataNya, tanpa harus
mengambil sesuatu yang bukan hak milik kita sendiri.
10

BAB IV
KRITIK DAN SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, dan tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
dari makalah ini, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang
bisa penulis dapat dengan pokok bahasan di makalah ini.
Penulis berharap bahwa pembaca bisa melanjutkan makalah dengan pokok
bahasan yang sama, tetapi dengan bahasan yang lebih mendalam, dan lebih jelas lagi.
Semoga makalah ini bisa berguna bagi para pembaca semua.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Statistik Rekapitulasi Penindakan Pidana Korupsi. Tersedia :
http://acch.kpk.go.id/statistik
2. Bertens, K. 1993. ETIKA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. Kasus Korupsi di Indonesia Menggila. Tersedia :
http://news.liputan6.com/read/2477341/kasus-korupsi-di-indonesia-menggila
4. Pandangan Agama Kristen Terhadap Koruspi
https://www.scribd.com/doc/168546992/Pandangan-Agama-Kristen-TentangKorupsi

12

Вам также может понравиться