Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bagi seorang muslim, disunahkan untuk membaca dzikir sebagai bentuk sedekah. Disamping itu,
juga disunahkan untuk berdzikir usai sholat. Paling masyhur adalah membaca tasbih, tahmid dan
takbir masing-masing 33 kali.
Ada beberapa cara menghitung dzikir sehabis sholat. Namun tak sedikit pula yang malah tidak
menghitung, manut imam prinsip mereka. Bagi yang biasa berdzikir, cara yang paling umum
adalah dengan menggunakan tasbih, baik yang berisi 11 ataupun yang 33. Bahan tasbih pun
sekarang bermacam-macam. Ada yang dari plastik, kayu, batu, dan bahan lainnya tergantung
kreativitas produsen tasbih.
Saat ini, di era digital cara berdzikir pun ikut-ikutan model digital. Handphone pintar atau
android menjadi idaman dan incaran.
Jadi ketika selesai sholat fardhu, mereka buru-buru mengeluarkan handphone. Pencet sana
pencet sini. Namun sayangnya, mereka tidak membaca dzikir, tapi membaca status di facebook
atau update status di fb
Tentang pembacaan zikir tasbih, tahmid dan takbir selepas solat maka ianya terdapat
variasi dari segi jumlah dan tatacara bacaannya dan kesemuanya bersumber dari hadis-hadis
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam yang sahih. Tentang hal ini Muhammad Sallih al-Utsaimin
rahimahullah berkata:
Bentuk Tasbih mana saja diamalkan maka hukumnya boleh berdasarkan kaidah
Berikut dikemukakan bentuk-bentuk bacaan zikir tasbih, tahmid dan takbir daripada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Pertama:
Kedua:
Demikianlah beberapa zikir sesudah solat yang sabit datangnya dari Nabi shalallahu
'alaihi wasallam. Tentang bacaan surah al-Fatihah dengan ucapan Ilaa Hadhratin Nabiyy yang
dibacakan setiap kali setelah selesai solat fardhu sepertimana yang diamalkan di kebanyakan
masjid di Malaysia, maka ianya tidak ada sumber dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam. Shalih
al-Fauzan berpendapat bacaan tersebut: Hukumnya adalah bidah yang tidak pernah terjadi
pada masa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam dan juga pada masa Khulafa al-Rasyidin.[17] Tentu
sekali apa yang lebih utama untuk kita amalkan adalah amalan yang benar-benar telah
diputuskan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam dan meninggalkan amalan zikir yang ditokoktambah dari sumber yang tidak maksum. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: