Вы находитесь на странице: 1из 8

CARA MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

DENGAN RELAKTASI

OLEH :
YENNY INDIRA MURNI
140903050

D-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEMKAB JOMBANG
2016

PENDAHULUAN
1.1 Pemberian ASI dan Kesehatan Masyarakat
Perlunya meningkatkan perilaku pemberian ASI merupakan prioritas kesehatan
yang dinyatakan dalam tujuan Health People 2010 yang dijelaskan dengan lengkap
dalam Apendiks R.
1.2 Menyusui Itu Alami Bukan Insting
Pada generasi terdahulu, keterampilan dan tekhnik menyusui diwariskan secara
turun-temurun dari satu generasi wanita ke generasi wanita lainnya. Anak perempuan
bertumbuh mengamati tetangga dan kerabat wanita mereka menyusui. Sayangnya,
pengetahuan dan keterampilan menyusui menjadi salah arah, samar dan menyimpang.
Penerapan tekhnologi untuk mengatasi masalah melalui strategi seperti memperbaiki
kemampuan bayi menggapai putting susu ibu atau dengan memberikan pompa
payudara tampak sebagai solusi yang masuk akal, tetapi menurut penelitian, strategi
ini tidak efektif dalam mempertahankan baik inisiasimaupun durasi pemberian ASI.
Pemeriksaan yang lebih cermat mengenai alasan wanita berhenti menyusui
sebelum waktu yang mereka inginkan adalah :
- masalah mengenai kualitas/kuantitas ASI.
- masalah menyusui saat minggu pertama kelahiran.
- masalah bayi dalam melekat atau menghisap.
- kurang informasi dan dukunganyang tepat.

PEMBAHASAN
2.1 Meningkatkan ASI dan relaktasi
Jika produksi ASI ibu berkurang, ibu perlu meningkatkannya. Hal ini sering terjadi
jika ada kesulitan menyusui dan bayi tidak mendapat cukup ASI. Jika ibu telah
berhenti menyusui, dia mungkin ingin memulainya kembali. Hal ini disebut relaktasi.
Situasi dimana ibu ingin melakukan relaktasi antara lain ketika :
- bayinya sakit dan tidak menyusu selama beberapa waktu
- bayi diberikan makanan buatan, tapi sekarang ibu ingin mencoba menyusui.
- bayi jadi sakit atau gagal tumbuh sehat gara-gara diberi makanan buatan.
- ibu sakit dan berhenti menyusui bayi
- seorang wanita mengadopsi bayi
- terjadi bencana alam atau akibat ulah manusia
- bayi-bayi yatim atau bayi-bayi yang pernah mendapat makanan buatan atau
menyusui parsial
Prinsip dan metode yang sama berlaku untuk meningkatkan pasokan ASI yang telah
berkurang, maupun untuk relaktasi. Relaktasi lebih sulit dan memakan waktu, jadi ibu
harus termotivasi dengan baik dan dia membutuhkan banyak dukungan agar berhasil.
2.2 Menolong Ibu Meningkatkan ASI
Hal terpenting ayang harus ibu lakukan adalah membiarkan banyinya lebih sering
menyusu untuk merangsang payudaranya. Jika bayinya tidak sering menyusu, ASI-nya
tidak akan bertambah, apapun yang ia lakukan. Pastikan payudara melekat pada
payudara yang baik.
Dahulu, orang sering menyarankan para ibu untuk istirahat lebih banyak, makan
lebih banyak, minum lebih banyak. Cara ini sebetulnya tidak efektif. Makan lebih
banyak tidak dengan dengan sendirinya meningkatkan pasokan ASI wanita. Tetapi jika
dia kekurangan gizi, makan dan minum hangat yang bisa membantunya merasa
percaya diri dan nyaman.
Banyak ibu mencermati bahwa mereka lebih haus daripada biasanya ketika mereka
sedang menyusui, terutama mendekati waktu menyusui. Mereka harus minum untuk

menghilangkan dahaga. Meski begitu, minum cairan lebih banyak dari yang mereka
inginkan tidak meningkatkan pasokan ASI mereka.
Di kebanyakan masyarakat, para wanita berpengalaman mengenal beberapa jenis
laktogog. Laktogog adalah makanan, minuman atau jamu-jamuan khusus yang
diyakini orang bisa meningkatkan suplai ASI, contohnya daun katu. Laktogog tidak
bekerja seperti obat, tapi bisa membantu seorang wanita merasa percaya diri dan
rileks.
2.3 Jangka Waktu Yang Dibutuhkan
Jangka waktu yang dibutuhkan agar pasokan ASI wanita meningkat sangat
bervariasi. Akan membantu jika ibu sangat termotivasi, dan jika bayinya sering
menyusu. Tapi ibu tidak boleh cemas jika waktu yang diperlukan lebih lama daripada
waktu yang diperkirakan. Coba untuk meyakinkan ibu bahwa ASI-nya akan keluar,
bangun percaya diri ibu.
Jika bayi kadang-kadang masih menyusu, pasokan ASI akan meningkat dalam
beberapa hari. Jika bayi sudah berhenti menyusu, mungkin perlu 1-2 minggu atau
lebih sebelum sejumlah besar ASI keluar.
Relaktasi menjadi lebih mudah jika bayi masih sangat muda(kurang dari 2 bulan)
daropada kalu bayinya lebih tua (diatas 6 bulan). Namun relaktasi dimungkinkan pada
usia berapa saja.
Relaktasi lebih mudah jika bayi baru saja berhenti menyusu, daripada kalau bayi
sudah lama berhenti menyusu. Namun, relaktasi dimungkinkan kapan saja. Wanita
yang bertahun-tahun tidak menyusui dapat menghasilkan ASI lagi, bahkan sekalipun
dia sudah menopause. Misalnya, seorang nenek dapat menyusui cucunya.
2.4 Cara Menolong Wanita Meningkatkan Pasokan ASI
Cobalah membantu ibu dan bayi dirumah bila mungkin. Kadang sangat membantu
jika mereka dirawat dirumah sakit 1-2 minggun sehingga bisa diberikan cukup
bantuan, khususnya jika ibu merasakan tekanan untuk memakai botol dirumah,
hanya jika tersedia bantuan tenaga kesehatan yang terlatih atau terampil.
Diskusikan dengan ibu tentang penyebab kurangnya pasokan ASI.
Jelaskan apa yang ibu perlukan untuk meningkatkan pasokan ASI-nya. Jelaskan
bahwa hal itu membutuhkan kesabaran dan keteguhan.

Gunakan semua cara yang sudah dipelajari untuk membangun percaya dirinya.
Bntu ibu merasa mampu menghasilan ASI lagi atau meningkatkan suplai ASI-nya.
Cobalah kunjungi lebih sering dan bicara dengannya, setidaknya dua kali sehari.
Pastikan Ibu cukup makan dan minum.
Jika tahu laktogog di daerah tersebut, dorong ibu memakainya.
Dorong ibu untuk lebih banyak istirahat, dan mencoba rileks saat menyusui.
Jelaskan bahwa ibu harus menjaga bayi selalu dekat dengannya, banyak lakukian
kontak kulit, dan melakukan sebanyak mungkin untuk bayinya. Nenek bayi bisa
membantu mengambil alih tanggung jawab lain, tapi mereka tidak boleh merawat
bayi saat ini. Nanti mereka boleh merawat bayi lagi.
Jelaskan bahwa yang terpenting adlah membiarkan bayi lebih sering menyusu,
setidaknya 10 kali dalam 24 jam, atau lebih kalau bayi mau.
Pastikan bayi melekat dengan benar pada payudara.
Diskusikan cara m,emberi susu lainnya, sambil ibu menunggu ASI-nya keluar.
Tunjukkan pada ibu cara member makanan lain lewat cangkir, bukan dari botol. Ibu
tidak boleh memberikan empeng.
Jika bayi menolak menghisap payudara yang kosong, bantu ibu menemukan cara
untuk memberi susu pada bayi saat bayi menghisap payudara. Misalnya,
menggunakan pipet atau alat bantu menyusui.
Diskusikan beberapa jumlah susu lainyang akan diberikan. Untuk memulai ibu
harus

member

seporsi

penuh

susu

formula

sesuai

berat

badan

bayi(150ml/kgBB/hari) atau jumlah yang sama seperti yang dikonsumsi bayi


sebelumnya. Segera setelah ASI keluar sedikit, ibu dapat mengurangi jumlah total
sehari sebanyak 30-60ml tiap hari.
Bagi jumlah total susu untuk sehari dengan beberapa kali pemberian sehari (8,9
atau 10) untuk menentukan jumlah susu tiapkali pemberian, tambahkan sedikit
untuk mengganti yang tumpah.
Periksa berat badn bayi dan pengeluaran air seni, untuk memastikan bayi mendapat
cukup ASI.

Cara Memakai Alat Bantu (Suplementer) Menyusui


Alat

bantu menyusui adalah alat untuk

memberi susu buatan kepada bayi, sambil bayi


menghisap payudara yang kurang menghasilkan
ASI. Bayi yang lapar mungkin menghisap
payudara yang kosong beberapa kali, tapi
kemudian menjadi frustasi dan tak mau menyusu
lagi terutama juka sudah terbiasa menghisap
botol.

Untuk

merangsang

payudara

agar

menghasilakanASI, bayi perlu menyusunya. Alat


bantu menyusui membantu abyi agar terus
menyusu.
Cara Menolong Ibu Memakai Alat Bantu
Menunjukkan pada ibu cara :

Memakai selang nasogastrik, atau selang plastik haus lainnya, serta cara memakai
cangkir untuk wadah susu. Jika tidak ada selang yang sangat halus, gunakan selang
terbaik yang tersedia.

Membuat lubang kecil pada sisi selang, dekat ujung bagian yang masuk ke mulut
bayi ( sebagi tambahan selain lubang diujung selang).

Menyiapkan secangkir susu(ASI perah atau susu formula) yang berisi sejumlah
susu yang dibutuhkan bayi untuk satu kali pemberian. Hitung jumlah total susu
sehari dibagi berapa kali pemberian sehari.

Meletakkan salah satu ujung selangpada putingnya, sehingga bayi menyusu


payudara dan selang secara bersamaan. Rekatkan selang ditempatnya pada
payudara.

Meletakkan ujung selang yang lain di dalam secangkir susu.

Membuat sebuah simpul pada selang jika selangnya terlalu besar, atau memasang
penjepit kertas pada selang, atau menjepitnya dengan jari. Cara ini akan
mengendalikan aliran susu sehingga bayi tidak selesai menyusu terlalu cepat.

Mengontrol aliran susu, sehingga bayi menyusu selama kurang lebih 30 menittiap
kali menyusu, jika mungkin. (meninggikan cangkir membuat susu mengalir lebih
cepat, merendahkan cangkir membuat susu mengalir lebih lambat).

Membiarkan bayi menyusu kapan saja ia mau, bukan hanya ketika ibu sedang
menggunakan alat bantu.

Membersihkan dan mensterilkan selang aalat bantu dan cangkir, tiap kali ibu
menggunaknnya.

PENUTUP
Kesimpulan
Perlunya meningkatkan perilaku pemberian ASI merupakan prioritas kesehatan
yang dinyatakan dalam tujuan Health People 2010 yang dijelaskan dengan lengkap dalam
Apendiks R. Jika produksi ASI ibu berkurang, ibu perlu meningkatkannya. Hal ini sering
terjadi jika ada kesulitan menyusui dan bayi tidak mendapat cukup ASI. Jika ibu telah
berhenti menyusui, dia mungkin ingin memulainya kembali. Hal ini disebut relaktasi.
Jangka waktu yang dibutuhkan agar pasokan ASI wanita meningkat sangat
bervariasi. Akan membantu jika ibu sangat termotivasi, dan jika bayinya sering menyusu.
Tapi ibu tidak boleh cemas jika waktu yang diperlukan lebih lama daripada waktu yang
diperkirakan. Coba untuk meyakinkan ibu bahwa ASI-nya akan keluar, bangun percaya
diri ibu.

Вам также может понравиться