Вы находитесь на странице: 1из 14

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

UNTUK
KEGIATAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN
INTERVENSIONAL
PESAWAT SINAR-X
DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD KAB. DOMPU NTB

AMIR WIJAYA,AMD RAD


PETUGAS PROTEKSI RADIASI (PPR) TK.II
NO.SIB : 04967.224.00.221110

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


UNTUK
KEGIATAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN
INTERVENSIONAL
PESAWAT SINAR-X

I.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin canggih menutut proses kerja
dengan tingkat akurasi yang tinggi.Salah satu keunggulan pemanfaatan
teknologi canggih adalah mudahnya penerapan koreksi pada bagian akhir
proses sehingga kesalahan yang terjadi tidak terlihat.Teknologi pada
bidang kesehatan begitu juga adanya salah satunya adalah bidang
radiodiagnostik atau pencitraan gambar foto roentgen untuk penegakan
diagnosa penyakit yang mengalami kemajuan pesat.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama
bahwa Pemeriksaan
Radiodiagnostik dengan sinar- X sangat membantu dalam menegakkan
diagnosa, namun sinar-X selain memberi manfaat yang amat besar di
dunia kesehatan juga mengakibatkan radiasi yang sangat berbahaya, baik
bagi petugas, penderita maupun lingkungan.
Pada suatu instalasi radiologi sekecil apapun baik instalasi bangunan,
peralatan, maupun petugas harus memenuhi criteria persyaratan yang
telah ditetapkan oleh BAPETEN (Badan Pengawas

Tenaga Nuklir).

Terutama masalah proteksi dan keselamatan radiasi untuk kegiatan


radiodiagnostik tersebut
Berbicara mengenai proteksi dan keselamatan radiasi sangatlah urgen
dalam suatu kegiatan radiodiagnostik karena merupakan upaya tindak
lanjut dari kegiatan penggunaan sinar pengion.
Proteksi radiasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk pengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi sedangkan
keselamatan

radiasi

merupakan

tindakan

yang

dilakukan

untuk

melindungin pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya


radiasi.
Sebagai bentuk upaya pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi
perlu didukung oleh suatu program proteksi dan keselamatan radiasi
tersebut. Program proteksi dan keselamatan radiasi adalah rencana yang
harus disusun dan dilaksanakan oleh pemegang izinuntuk kesinambungan
pelaksanaan kegiatan radiologi diagnostik. Tujuan umum program proteksi
dan

keselamatan

radiasi

adalah

menunjukkan

tanggung

jawab

manajemen dalam rangka proteksi dan keselamatan radiasi melalui


penerapan struktur manajemen, kebijakan, prosedur dan susunan rencana
organisasi yang sesuai dengan sifat dan tingkat resiko yang dapat
ditimbulkan dalam pemanfaatan sumber radiasi pengion.
Program proteksi radiasi dapat didefinisikan sebagai salah satu alat
dalam system kebijakan manajemen untuk melindungi keselamatan dan
kasehatan manusia dan lingkungan terhadap resiko yang ditimbulkan dari
pemanfaatan radiasi pengion.dalam program proteksi ada dua komponen
yang harus dipertimbangkan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
manusia dan lingkungan yanitu manfaat (benefit) dan kerugian (Risk atau
detriment). Kerugian adalah kerusakan secara menyeluruh yang akan
dirasakan oleh orang atau kelopok atau keturunannya yang terpapar oleh
radiasi.

Program

proteksi

radiasi

harus

mempertimbangkan

factor

keuntungan dan resiko.


Secara mendasar, program proteksi radiasi bertujua untuk mencegah
dan mengurangi efek biologi yang terjadi akibat paparan radiasi yang
mengenai manusia atau lingkungan. Secara umum efek radiasi terbagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu deterministic (non stokastik) dan
stokastik. Program proteksi radiasi bertujuan untuk mencegah terjadinya
efek deterministic (non stokastik) dan mengurangi resiko terjadinya efek
stokastik.
Sesuai dengan dasar hokum PP 29 Tahun 2008 bahwa dalam
pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir diperlukan
persyaratan dan tata cara perizinan yang lebih ketat, transfaran, jelas,
tegas, dan adil dengan mempertimbangkan resiko bahaya radiasi dan

keamanan sumber radioaktif dan bahan nuklir yang mampu menjamin


keselamatan pekerja, anggota masyarakat dan

perlindungan terhadap

lingkukngan hidup.

II.

PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI

A. Pemegang izin merupakan penanggung jawab utama keselamatan radiasi.


Pemegang izin adalah orang atau badan yang telah menerima izin
Pemanfaatan TenagaNuklir dari BAPETEN.
A.1. Pemegang izin sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (2) huruf a
s/d h bertanggung jawab untuk:
a. Mewujudkan suatu keselamatan radiasi sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan pemerintah ini
b. Menyusun,
mengembangkan,

melaksanakan

dan

mendokumentasikan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi,


yang dibuat berdasarkan sifat dan resiko untuk setiap pelaksanaan
Pemanfaatan Tenaga Nuklir;
c. Membentuk dan menetapkan

pengelola

Keselamatan

Radiasi

didalam fasilitas atau instalasi sesuai dengan tugas dan tanggung


jawabnya;
d. Menentukan tindakan dan sumber daya yang diperlukan
mencapai

tujuan

sebagaimana

dimaksud

pada

huruf

untuk
a, dan

memastikan bahwa sumber daya tersebut memadai dan tindakan


yang diambil dapat dilaksanakan dengan benar;
e. Meninjua ulang setiap tindakan dan sumber daya secara berkala dan
berkesinambungan

untuk

memastikan

tujuan

sebagaimana

dimaksud pada huruf a dapat dicapai;


f. Mengidentifikasi setiap kegagalan dan kelemahan dalam tindakan
dan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan Keselamatan
Radiasi, serta mengambil langkah perbaikan dan pencegahan
terhadap terulangnya keadaan tersebut;

g. Membuat prosedur untuk memudahkan konsultasi dan kerja sama


antar semua pihak yang terkait; dan
h. Membuat dan memelihara rekaman

yang

terkait

dengan

Keselamatan Radiasi.
A.2. Pasal 7 s/d pasal 19 PP No.33/2007
1) Penanggung jawab Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) wajib mewujudkan Budaya Keselamatan pada
setiap Pemanfaatan Tenaga Nuklir dengan cara:
a. Membuat standar operasi prosedur dan

kebijakan

yang

menempatkan Proteksi dan Keselamatan Radiasi pada prioritas


tertinggi;
b. Mengidentifikasi
mempengaruhi

dan
Proteksi

memperbaiki
dan

factor-faktor

Keselamatan

Radiasi

yang
sesuai

dengan tingkat potensi bahaya;


c. Mengidentifikasi secara jelas tanggung jawab setiap personil
atas Proteksi dan Keselamatan Radiasi;
d. Menetapkan kewenangan yang jelas masing-masing personil
dalam setiap pelaksanaan Proteksi dan Keselamatan Radiasi;
e. Membangun jejaring komunikasi yang baik pada seluruh
tingkatan organisasi, untuk menghasilkan arus informasi yang
tepat mengenai Proteksi danKeselamatan Radiasi; dan
f. Menetapkan kualifikasi dan pelatihan yang memadai untuk
setiap personil;
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan Budaya Keselamatan
diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
Pasal 8
1) Pemegang izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan
untuk seluruh Pekerja Radiasi
2) Pemegang izin, dalam menyelenggarakan pemantauan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus:
a. Melaksanakannya berdasarkan ketentuan umum kesehatan
kerja;
b. Merancang penilaian terhadap kesesuaian penempatan pekerja
dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan padanya; dan

c. Menggunakan

hasil pemantauan sebagai landasan informasi

pada:
1. Kasus munculnya penyakit akibat kerja setelah terjadinya
paparan radiasi berlebih
2. Saat memberikan konseling tertentu bagi pekerja mengenai
bahaya radiasi yang mungkin didapat; dan
3. Penatalaksanaan kesehatan pekerja yang terkena paparan
radiasi berlebih.
Pemantauan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

3)

dilaksanakan melalui:
a. Pemeriksaan kesehatan;
b. Konseling; dan/atau
c. Penatalaksanaan kesehatan pekerja yang mendapatkan
papara radiasi berlebih
4)

Pemegang

izin

harus

menyimpan

dan

memelihara

hasil

pemantauan kesehatan pekerja sebagaimana dimaksud pada ayat


(3) dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak
tanggal pemberhentian pekerja yang bersangkutan.
Pasal 9
Pemegang

izin

wajib

melakukan

pemeriksaan

kesehatan

pekerja

sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (3) huruf a, pada saat:


a. Sebelum bekerja;
b. Selama bekerja;
c. Akan memutuskan hubungan kerja.
Pasal 10
Pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9dilakukan
oleh dokter yang memiliki kopetensi yang ditunjuk oleh Pemegang Izin,
dan disetujui instansi berwenang di bidang ketenagakerjaan.
Pasal 11

1) Pemeriksaan kesehatan untuk pekerja sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 huruf b wajib dilkukan secara berkala paling sedikit sekali
dalam 1 (satu) tahun.
2) Pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
3) Jika dianggap perlu, pemeriksaan khusus dapat dilakukan terhadap
pekerja tertentu.
Pasal 12
Pemegang izin wajib menyediakan konseling sebagaaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b untuk memberikan konsultasi dan
informasi yang lengkap mengenai bahaya radiasi kepada pekerja.
Pasal 13
Pemegang izin wajib

melakukan penatalaksanaan pekerja yang

mendapatkan paparan radiasi berlebih sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 8 ayat (3) huruf c, melalui pemeriksaan kesehatan dan tindak
lanjutnkonseling dan kajian terhadap Dosis yang diterima.
Pasal 14
Pemegang izin bertanggung jawab menanggung biaya pemantauan
kasehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemantauan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
Pasal 16
1) Pemegang izin wajib menyediakan personil yang memiliki kualifikasi
dan kompetensi sesuai dengan jenis Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
2) Personil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri
dari:
a. Petugas Proteksi Radiasi;
b. Pekerja Radiasi;
c. Tenaga ahli;
d. Operator; dan/atau
e. Tenaga medic atau paramedik
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kualifikasi dan kompetensi personil
diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasal 17
1) Pemegang izin wajib meningkatkan kemampuan peersonil yang
bekerja di fasilitas atau instalasi melalui pendidikan dan pelatihan
untuk menumbuhkan pemahaman yang memadai tentang:
a. Tanggung jawab dalam Keselamatan Radiasi; dan
b. Pentingnya penerapan Proteksi dan Keselamatan Radiasi selama
melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan radiasi.
2) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus disesuaikan antara lain dengan:
a. Potensi paparan kerja;
b. Tingkat pengawasan yang diperlukan;
c. Kerumitan pekerjaan yang akan dilaksanakan; dan
d. Tingkat pelatihan yang telah diikuti oleh personil sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendidikan dan pelatihan diatur
dengan Peraturan Kepala BAPETEN.
Pasal 18
1) Pemegang izin wajib membuat,

memelihara

dan

menyimpan

rekaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f.


2) Rekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rekaman
mutu dan rekaman teknis.
3) Rekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus ditunjukan
pada saat BAPETEN melakukan inspeksi.
Pasal 19
1) Pemegang izin wajib membuat rekaman paparan Radiasi yang
mengakibatkan terjadinya dosis yang melebihi Nilai Batas Dosis dan
melaporkan segera secara lisan kepada BAPETEN
2) Pemegang izin wajib menyampaikan laporan tertulis mengenai
terjadinya paparan

radiasi

yang elebihi Nilai Batas Dosis

sebaimana dimaksud pada ayat (1) kepada BAPETEN paling lambat 3


(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya pemberitahuan secara
lisan
B. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir,

seperti Petugas Proteksi Radiasi,Pekerja Radiasi dan tenaga lainnya.


B.1

B.3.

Semua

personil

berperan

aktif

dalam

system

pelaporan

kedaruratan,masyarakat umum juga sangat berperan dalam system


pelaporan tersebut bila terjadi keadaan darurat / kejadian abnormal
yang mungkin tidak terpantau oleh petugas. Dokter Umum sebagai
penanggung jawab umum di samping penanggung jawab teknis yang
juga

kepala

ruangan,

membuat

perencanaan

dalam

rangka

peningkatan pelayanan serta mengevaluasi hasil yang dicapai dan


membuat laporan pada atasan langsung.

STRUKTUR

PENYELENGGARAAN

PROTEKSI

DAN

KESELAMATAN

RADIASI,GARIS KOMANDO DAN PELAPORAN

DIREKTUR/PEMEGANG IZIN
Dr. H Ahmad Faisal,SPA

PENANGGUNG JAWAB UMUM


dr. Endriwati M H

PENANGGUNG JAWAB TEKNIS/PPR


Amir Wijaya, Amd Rad

PEKERJA RADIASI
Sri Maulud,Amd Rad
Anny Karniyati,Amd Rad
Rahmat Solichin,Amd Rad
Taufikurrahman,Amd Rad
TENAGA ADMINISTRASI
PENANGGUNG JAWAB KEBERSIHAN
Sariman

MASYARAKAT

III.

PERSONIL YANG BEKERJA DIFASILITAS RADIASI


A. Personil yang bekerja di fasilitas dan instalasi
Dokter Umum selaku penanggung jawab radiologi
Satu orang PPR merangkap penanggung jawab teknis
Enam orang Pekerja Radiasi
Satu orang petugas administrasi,penanggung jawab kebersihan

B. Kualifikasi personil
NO

PERSONIL

PENDIDIKAN

DOKTER UMUM

KEDOKTERAN UMUM

PPR

D-3 ATRO

PEKERJA RADIASI

D-3 ATRO

PETUGAS ADM

SMA

C. Pelatihan dan pengalaman kerja personil


NO

PERSONIL

PENGALAMAN

PELATIHAN

KERJA

KURSUS BACA
1

DOKTER UMUM

FOTO RONTGEN

DI JAKARTA

IV.

DIKLAT PPR

PPR

PEKERJA RADIASI

PETUGAS ADM

TK.II DI JAKARTA

EMBAGIAN DAERAH KERJA


A. DENAH

b
1

h
4

e
f

g
j

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

B.

RUANG TUNGGU
RUANG PEMERIKSAAN
RUANG OPERATOR
KAMAR GELAP
KAMAR JAGA
TOILET
GUDANG
RUANG DOKTER
GUDANG APOTEK
GUDANG APOTEK
TERAS / KORIDOR / HALAMAN

PESAWAT
1. KONVENSIONAL STASIONER SHIMADZU
2. KONVENSIONAL STASIONER HYUNDAI
3. CGR DENTAL UNIT
4.
5.

V.

RESEPSIONIS
MOBILE HYUNDAI

Lampiran laporan hasil pengukuran paparan radiasi (terlampir)


PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DIDAERAH KERJA
Pemegang izin wajib melaksanakan pemantauan paparan radiasi
di daerah kerja secara terus enerus, berkala dan atau sewaktu-waktu.
Pemegang izin wajib menyediakan perlengkapan proteksi radiasi peliputi
peralatan pemantau paparan radiasi di daerah kerja, peralatan pemantau
dosis perorangan, dan peralatan protektif radiasi.Perlengkapan radiasi
tersebut harus berfungsi dengan baik dan sesuai dengan jenis sumber dan
energi radiasi yang digunakan.
A. Metode pemantauan dan pengukuran paparan radiasi daeah kerja
RSUD Kab. Dompu

serta periode pengukuran hanya

tergantung pada jadwal inspeksi BAPETEN tiap dua tahun dan


pengukuran paparan radiasi perorangan dilakukan tiap bulan
melalui layanan pemantauan film badge oleh BPFK Surabaya
B. Perlengkapan proteksi radiasi
a. Peralatan pemantau paparan radiasi: belum ada
b. Peralatan pemantau dosis perorangan,menggunakan film
badge
c. Peralatan protektif radiasi,

VI.

Aprone
Kaca Pb
Shielding

PROGRAM JAMINAN MUTU PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI


A. Pelaksanaan proteksi dan keselamatan radiasi
Pelaksanaannya mulai dari identifikasi keadaan dan status pasien
dengan jelas terutama ibu hamil. Petugas menggunakan film
badge

sebagai

dasar

pengukuran

paparan

radiasi

perorangan,keluarga pasien dilarang masuk kecuali pendaping


pasien yang memerlukan bantuan dengan memakai pelindung
aprone,menyalakan

lampu

indicator

pada

saat

melakukan

pemeriksaan dan selalu terpasang tanda radiasi,pemantauan


kondisi kesehatan setiap pekerja yang terlibat dalam kegiatan
radiodiagnostik.
B. Foto kopy hasil

pelaksanaan

inspeksi

BAPETEN

Juni

2010

(terlampir)
C. Pelaksanaan audit dan penyimpanan rekaman.
Rekaman data setiap pekerja disimpan dan terdokomentasi
dengan

baik

per

Juli

2010

sejak

inspeksi

BAPETEN

Juni

2010.Dokuen tersebut antara lain:


a. Data dosis pekerja (sudah ada)
b. Rekaman medik pekerja ..(ada)
c. Paparan radiasi lingkungan disekitar area radiodiagnostik..(ada)
hasil inspeksi 2010
d. Dokumen registrasi dan izin pemanfaatan alat..(ada) izin s/d
tanggal 20 April 2014
e. Dokuen trening yang meliputi nama staf yang memberikan dan
mengikuti trening, tanggal dan duraci, topic dan sertifikat
trening. (trening PPR)
f. Hasil acceptance test dan commissioning setiap peralatan
radilogi ..(ada)
g. Dokumen instalasi, mentenance, perbaikan dan manual alat ..
(ada)
h. Modifikasi fasilitas (belum pernah)
i. Kecelakaan dan hasil investigasi (belum pernah)

VII.

RENCANA

PENANGGULANGAN

ABNORMAL)
Pengawasan menyeluruh
pemakaian

peralatan

KEADAAN

DARURAT

(KEJADIAN

pada setiap kegiatan radiodiagnostik

merupakan

bentuk

utama

rencana

dan

preventif

keadaan darurat. Jika terjadi keadaan/kejadian abnormal seperti adanya


hasil pengukuran paparan radiasi melebihi batas,rencana penanggulan
pertama

adalah

penghentian

kegiatan

yang

berhubungan

dengan

radiodiagnostik,meloporkan kepada pemegang izin untuk diteruskan


kepada badan pengawas,penghentian tersebut untuk sementara waktu
sampai ada inspeksi kedaruratan dari badan pengawas.Jika kelebihan
paparan tersebut terjadi pada pekerja ditinjau dari hasil pengukuran
dosimeter perorangan,rencana dasar adalah mengistrahatkan pekerja
tersebut

atau

berhubungan

meminimalisasi
dengan

kegiatan

kegiatan

pekerja

tersebut

radiodiagnostik,pemeriksaan

yang
medik

kembali ada pekerja tersebut serta didokumentasi hasil audit.

Semua personil wajib mengutamakan tindakan preventif dan bertanggung jawab


pada penanggulangan keadaan kedaruratan / potensi kejadian abnormal
terutama PPR.

SURAT MASUK
INVENTARIS
SURAT KELUAR
AHYAD MUHTAR
DOKUMEN PERIZINAN
MAULUD
SHIMADZU
HYUNDAI
CGR DENTAL

ARSIP
ARSIP SRI

LAPORAN BULANAN
ARSIP CREW
FILM BADGE
KARTU SEHAT
KARTU DOSIS
TAGIHAN
ARSIP AMIR WIJAYA
ARSIP AMIRUDDIN
ARSIP RAHMAT SOLICHIN
ARSIP ANNY KARNIYATI
ARSIP TAUFIKURRAHMAN

Вам также может понравиться