Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kondisi ini terjadi karena saat pembangkit dilepas dari sistem (tidak
beroperasi) tempratur boiler dibiarkan turun dari tempratur kerjanya,
sehingga pada saat akan beroperasi kembali baru dilakukan pemanasan
kembali.
Biaya Start = Cc(1-e-t/a)F + Cf
Dimana:
Cc = Cold Start Cost (MBtu)
F = Fuel Cost
Cf = Fixed Cost
t
= waktu selama unit dingin (dihitung dari awal unit tidak beroperasi)
a = thermal time constan
b. Biaya start pada kondisi tempratur boiler dijaga pada tempratur kerjanya
Kondisi ini terjadi saat pembangkit dilepas dari sistem tempratur boiler tetap
dijaga pada tempratur kerjanya.
Biaya Start = Ct . t .F + Cf
Dimana:
Ct = biaya untuk mempertahankan tempratur kerja (MBtu/jam)
Dimana C ( N , J )
N!
( N J )! J !
Bila dalam periode waktu M, ada M level beban maka jumlah persamaan yang
harus diperiksa adalah (2N-1)M. Misal jika dalam suatu sistem tenaga ada 4 buah
level pembangkit dan dalam 24 jam ada 24 level beban, maka:
maksimum kombinasi yang mungkin = 24 1 = 15
maksimum jumlah persamaan yang diperiksa =1524
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
9,79 R/MWh
9,40 R/MWh
11,88 R/MWh
10,44 R/MWh
R/MWh
..2
..1
..4
..3
9,40
9,79
10,44
11,88
11
5
2
11
4
K
Pcost(K,I)
Scost(K-1,L,K,I) = biaya transisi dari state L pada level K-1ke state I pada level K
X
Flow chart
Unit Commitment Fowrward DP
Start
K=1
Fcost(K,I)=MIN[Pcost(K,I)+Scost(K-1,L,K,I)
{L}
Do For
X=All state I in period K
K= K + 1
Fcost(K,I)=MIN[Pcost(K,I)+
{L}
Scost(K-1,L,K,I) + Fcost(K-1,L)]
Save N Lowest
Cost Strategies
K=M, Last
Hour ?
Stop
Interval
K-1
Interval
K
Interval
K+1
CONTOH 5.A
Diketahui tiga unit pembangkit :
Unit 1 : H1 = 510 + 7.2P1 + 0.00142P12, Mbtu/h
150 P1 600 MW
Unit 2 : H2 = 310 + 7.85P2 + 0.00194P22, Mbtu/h
100 P2 400 MW
Unit 3 : H3 = 78 + 7.97P3 + 0.00482P32, Mbtu/h
50 P3 200 MW
Biaya bahan bakar :
F1=1.1 R/Mbtu; F2=1 R/Mbtu; F3=1.2 R/Mbtu
Beban = 550 MW
Tentukan kombinasi unit yang paling ekonomis untuk
mensuplai beban tersebut?
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
UNIT
2
UNIT
3
MAX
GEN
MIN
GEN
OFF
OFF
OFF
TIDAK LAYAK
OFF
OFF
ON
200
50
TIDAK LAYAK
OFF
ON
OFF
400
100
P1
P2
P3
F1
F2
F3
BIAYA
TIDAK LAYAK
OFF
ON
ON
600
150
400
150
3760
1658
5418
ON
OFF
OFF
600
150
550
5389
5389
ON
OFF
ON
800
200
500
50
4911
586
5497
ON
ON
OFF
1000
250
295
255
3030
2440
5471
ON
ON
ON
1200
300
267
233
50
2787
2244
586
5617
TUGAS
Hitung pembebanan ekonomis (economic
dispatch) dari unit 1 (P1), unit 2 (P2) dan
Unit 3 (P3) untuk setiap kombinasi yang
feasible (manual dan powergen)
Hitung biaya operasi minimum untuk
setiap kombinasi yang feasible (manual
dan powergen)
Bandingkan dengan hasil pada contoh 5A
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
1200MW
1000MW
500MW
4 PM
4 AM
4 PM
CONTOH 5.B
Seandainya kita ingin mengetahui unit yang mana yang
berubah sebagai fungsi dari beban sistem.
Contoh unit-unit dan biaya bahan bakar seperti dalam contoh
5A, yang perubahan bebannya dari puncak yang bernilai
1200 MW sampai lembah yang bernilai 500 MW.
Untuk menentukan shut-down rule, dengan sederhana
menggunakan teknik brute-force, sehingga semua unit akan
dicoba (seperti dalam contoh 5A) untuk masing-masing nilai
beban diambil dalam step 50 MW dari 1200 sampai 500.
Beban
1200
1150
1100
1050
1000
950
900
850
800
750
700
650
600
550
500
Kombinasi Optimum
Unit 1
Unit 2
Unit 3
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
On
Off
Off
Off
On
On
On
On
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
Off
1200MW
Unit 3
Unit 3
Unit 2
Unit 2
600MW
Unit 1
4 PM
4 AM
4 PM
Gambar 5.1 b menunjukkan bahwa asal jadwal unit komitmen dari aturan
shut-down ini seperti diaplikasikan untuk kurva beban pada gambar 5.1.a.
CONTOH 5.C
Misalkan sistem tenaga listrik terdiri dari 2 daerah yang dipisahkan, yaitu
daerah barat dan daerah timur. 5 unit seperti pada gambar 5.2. digunakan
untuk mensuplai beban 3090 MW.
Dua daerah yang terpisah oleh jaringan transmisi dapat secara bersama
mengirim daya 550 MW pada arah yang berlainan.
Gambar 5.2 menunjukkan bahwa apa yang dapat dikatakan tentang alokasi
cadangan berputar pada sistem ini ?
Unit 1,2,3
550 MW
maksimum
daerah
barat
Unit
4 dan 5
daerah
timur
Daerah
Barat
Timur
Total
Unit
Unit
Capacity
(MW
Unit
Output
(MW)
Regional
Generation
(MW)
Spinning
reserve
1000
900
800
420
800
420
380
1200
1040
160
600
310
1-5
4400
3090
Regional
load
(MW)
Interchange
1900
160 in
1190
160 out
100
1740
1350
3090
380
290
1310
3090
Data untuk sistem gambar 5.2. diberikan pada tabel 5.3. dengan pengecualian
unit 4, keluarnya salah satu unit pada sistem dapat diatasi oleh cadangan
berputar unit
Unit 4 mempunyai sebuah masalah, tentu saja jika unit 4 dihilangkan dan unit
5 bekerja pada daya maksimum 600 MW, daerah timur masih membutuhkan
590 MW untuk mengatasi beban pada daerah itu.
Daya 590 MW ditransmisikan dari daerah barat yang mana dengan mudah
disuplai 590 MW dari cadangan berputar.
Tentu saja kapasitas yang dikirim hanya 550 MW. Oleh karena itu keluarnya
unit 4 tidak dapat langsung diatasi ke dalam sistem yang banyak mempunyai
cadangan berputar.
Penyelesaian masalah ini menambah beberapa unit untuk dioperasikan pada
daerah timur.
Unit
Unit
Capacity
(MW)
Barat
Unit
Output
(MW)
Spinning
Regional
Generation
reserve
load
(MW)
(MW)
1000
800
760
800
760
40
1200
OFF
OFF
2490
40
600
5
600
600
1-5
4400
3090
Interchange
30
970
Timur
Total
Regional
1900
590 out
1190
590 in
0
3090
110
3090
Penyelesaian
Jika unit 4 pada daerah timur dalam kondisi OFF dan unit 5 masih bisa
membangkitkan daya 600 MW, maka daerah timur ini masih memerlukan daya
sebesar 590MW.
Ini akan mendapat suplai dari daerah barat dengan pengaturan keluaran
pembangkit unit 1, 2, 3 dan unit 5 seperti tabel dibawah ini dengan tidak
melewati batas maksimum kemampuan transmisi pengiriman daya.
Catatan : saluran transmisi overload (kapasitas max. 550 MW)
TUGAS
1. Jelaskan dengan perhitungan, untuk setiap
unit yang off (keluar dari sistem) masih
mungkin melayani beban dengan
memanfaatkan spinning reserve yang ada,
kecuali untuk unit 4.
2. Sama dengan 1, dengan syarat spinning
reserve minimal 15% kapasitas unit terbesar.
3. Untuk minimal spinning reserve apakah
kondisi 1 masih bisa dipenuhi.
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
CONTOH 5.D
Disusun daftar prioritas unit unit-unit pembangkit pada contoh 5.A
Pertama biaya produksi rata-rata pada beban penuh akan dihitung.
UNIT
BEBAN PENUH
BIAYA PRODUKSI RATA-RATA
(R/MWH)
9.79
9.4
11.188
UNIT
R/MWH
MIN MW
MAX MW
9.4
100
400
9.79
150
600
11.188
50
200
KOMBINASI
KOMBINASI
MAX MW
2+1+3
MIN MW
300
2+1
250
1000
100
400
1200
Dengan daftar prioritas, kedua unit harus di ON kan sampai beban mencapai
400 MW, kemudian unit 1 di OFF kan
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
CONTOH 5.E
Dalam contoh ini terdapat 3 kasus yang akan dipelajari:
a. Kasus pertama, merupakan priority list schedule (rencana jadwal prioritas).
(min up/down time : 1 jam untuk semua unit, start up cost : cold start cost)
b. Kasus kedua, sama dengan kasus pertama namun dengan melakukan
complete enumeration (semua kombinasi diperhitungkan) dengan
mengabaikan biaya hot-start, minimum uptime dan minimum downtime.
(min up/down time : 1 jam untuk semua unit, start up cost : cold start cost)
c.Kasus ketiga, melibatkan hot/cold-start, minimum uptime dan minimum
downtime.
Tabel 5.4 Data Karakteristik Unit Pembangkit, Pola beban, Keadaan awal untuk
kasus-kasus yang akan dibahas
Max
Min
(MW)
Incremental
Heat Rate
(Btu/kWh)
No-load
cost
(R/h)
Full Load
Cost
(R/mWh)
Min.Time
Up
(jam)
Min.Time
Down
(jam)
(MW)
80
25
10440
213,00
23,54
250
60
9000
585,62
20,34
300
75
8730
684,74
19,74
60
20
11900
252,00
28,00
Unit
Kondisi Awal
Start-Up Cost
Unit
Jam off line (-)/on line
(+)
Hot (R)
Cold (R)
-5
150
350
170
400
500
1100
-6
Beban
Jam
Beban (MW)
450
530
600
540
400
280
290
500
Kombinasi Unit
15
1111
690
14
1110
630
13
0111
610
12
0110
550
11
1011
440
10
1101
390
1010
380
0011
360
1100
330
0101
310
0010
300
1001
250
1001
140
1000
80
0001
60
0000
Kasus I
Dalam kasus I unit-unit direncanakan langsung menurut tingkat prioritasnya.
Unit pembangkit dijalankan hingga beban terpenuhi.
Total biaya untuk interval adalah jumlah biaya kedelapan dispatch. Terdapat
maksimum 24 dispatch yang harus diperhatikan.
Untuk kasus I ini keadaan yang diperiksa adalah:
Keadaan
Kombinasi
(State)
Unit
0010
300
12
0110
550
14
1110
630
15
1111
690
Keadaan dengan
min. total cost
12 (9208)
12 (19857)
12
14 (32472)
12
12 (43300)
14
Fcost ( J 1, L)]
Dari data tabel diperoleh persamaan biaya bahan bakar masing-masing unit
dengan rumus sebagai berikut:
Fi = Incremental Heat Rate * Fuel Cost * Pi + No load cost
Maka persamaan biaya bahan bakar untuk masing-masing unit :
F1 = 10,440 (Btu/KWh) x 2.0x10-3 (R/Btu) x P1 (MW) + 213,00 (R/h)
= 20,88P1 +213,00 (R/h)
F2 = 9,000 (Btu/KWh) x 2.0x10-3 (R/Btu) x P2 (MW) + 585,62 (R/h)
= 18,00P2 +585,62 (R/h)
F3 = 8,730 (Btu/KWh) x 2.0x10-3 (R/Btu) x P3 (MW) + 684,46 (R/h)
=17,46P3 +684,74 (R/h)
F4 = 11,900 (Btu/KWh) x 2.0x10-3 (R/Btu) x P4 (MW) + 252,00 (R/h)
= 23,80P4 +252,00 (R/h)
Keadaan yang diijinkan {}={0010,0110,1110,1111}={5,12,14,15}
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
F1 = 20,88(25) +213,00
= 735
F2 = 18,00(105) +585,62
= 2475.62
F3 = 17,46(300) +684,74
= 5922.74
F4 = 23,80(20) +252,00
= 728
P Cost (1,15) = F1 + F2 +F3 + F4 = 9861
{ L}
Cost
F2 =18,00(150) + 585,62
F3 =17,46(300) + 684,74
P Cost (1,12) = F2 + F3
= 3286
= 5923
= 9208
= 9208
F Cost (2,15) = min (12;14) Pcost (2,15) Scost (1, L;2,15) Fcost (1, L)
{ L}
(9208 350)
F(2.15) = 11301 + min
= 20859
(9843 0)
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
F cost(2,14) = min (12;14) Pcost (2,14) Scost (1, L;2,14) Fcost (1, L)
{ L}
F1 =20,88(25) + 213,00
F2 =18.00(205) + 585,62
F3 =17,46(300) + 684,74
P cost (2,14) = F1 + F2 +F3
= 735
= 4275.62
= 5922.74
= 10933
(9208 350)
F cost (2.14) = 10933 + min
= 20491
(9843 0)
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
Fcost (2,12) = min (12;14) Pcost (2,12) Scost (1, L;2,12) Fcost (1, L)
{ L}
(9208 0)
Fcost (2.12) = 10648 + min
= 19856
(9843 0)
Biaya yang paling minimal pada stage 2 adalah :
Fcost (2,12) = 19856
Dengan cara yang sama diteruskan untuk jam berikutnya
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
Jam
State
Biaya minimal
1
2
3
4
5
6
7
8
12
12
14
12
12
5
5
12
9208
19856
32472
43300.36
51608.72
57182.26
62930.0
73438.4
Kasus 2
Dengan Complete Enumeration (
down time diabaikan sehingga diperoleh :
x 15
Load
Kombinasi
450
15 ; 14 ; 13 ; 12
530
15 ; 14 ; 13 ; 12
600
15 ; 14 ; 13
540
15 ; 14 ; 13 ; 12
400
15 ; 14 ; 13 ; 12 ; 11
280
15 ; 14 ; 13 ; 12 ; 11; 10 ; 9 ; 8 ; 7 ; 6 ; 5
290
15 ; 14 ; 13 ; 12 ; 11; 10 ; 9 ; 8 ; 7 ; 6 ; 5
500
15 ; 14 ; 13 ; 12
Catatan :
perhitungan rinci tidak akan dilakukan lagi untuk kombinasi yang sudah ada di
kasus 1 sehingga kita hanya megambil hasilnya saja.
Prof. DR. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc
Teknik Elektro, FTI, ITS
=10211
= 9843
K=13
F2 = 18,00(130) + 585,62
F3 = 17,46(300) + 684,74
F4 = 23.8(20) + 252.00
P Cost (1,13) = F1 + F2 + F3
= 2925.62
= 5923
= 728
= 9576.62
(9208 350)
F cost (2.15) = 11301 + min
= 20859
(9843 0)
(9208 350)
F cost (2.14) = 10933 + min
= 20491
(9843 0)
(9208 0)
Fcost (2.12) = 10648 + min
= 19856
(9843 0)
K=13
F2 = 18,00(210) + 585,62
F3 = 17,46(300) + 684,74
F4 = 23.8(20) + 252.00
P Cost (2,13) = F1 + F2 + F3
= 4365.62
= 5923
= 728
= 11016.62
(9208 0)
F Cost(2.13) = 11016.62 + min
= 20224.62
(9843 0)
K =13
F Cost (3,13)=
State
Sisa minimal
1
2
3
4
5
6
7
8
12
12
13
12
12
5
5
12
9208
19856
32306
43135.36
51443.36
57016.9
62590.44
72698.8
Unit
Total
number
status
capacity
Hour
1
15
1111
690
14
1110
630
13
0111
610
12
0110
550
11
1011
440
10
1101
530
600
540
390
1010
380
0011
360
1100
330
0101
310
0010
300
450
400
0100
250
1001
140
1000
80
0001
60
Load pattern
Kasus 1
Kasus 2
280
290
500
Kasus 3
x 15
Dengan CompleteEnumeration (
sehingga diperoleh: ..
MIDTERM EXAM
MONDAY 23 NOVEMBER 2009
13.00-15.00