a. Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekresi pada jalan nafas Data subyektif : a) Pasien mengatakan sesak napas mulai tadi malam dan sering kambuh bila Terserang batuk dan kelelahan b) Pasien mengatakan batuk sudah 2 hari dan dahak sulit keluar Data Obyektif : a) Pasien tampak sesak napas b) RR : 32 x/menit, reguler,napas pendek, cepat dan dangkal c) TD : 140/90 mmHg d) N : 124 x/menit e) Suhu : 37 derajat celsius f) Terdengar suara wheezing pada auskultasi jalan napas g) Tampak retraksi interkosta h) Pasien tampak lemah dan berkeringat b. Dasar Pemikiran Asma adalah penyakit jalan napas yang tidak dapat pulih yang terjadi karena spasme bronkhus yang disebabkan oleh berbagai penyebab misalnya alergen, infeksi, dan latihan. Spasme bronkhus meliputi konstriksi otot polos, edema mukosa dan mukus berlebihan dengan perlengketan dijalan napas pada tahap lanjut. Terjadinya bronkhospasme ( penyempitan bronkhus ) pada pasien asma mengakibatkan jalan napas menjadi tidak efektif sehingga oksigen yang seharusnya masuk ke dalam paru-paru dan kemudian dialirkan keseluruh jaringan tubuh menjadi tidak adekuat. Tiga gejala umum pada asma adalah batuk, dyspnea dan mengi. Sputum yang terdiri atas sedikit mucus yang mengandung masa gelatinosa bulat sulit untuk dibatukkan. Sputum (mucus) yang sulit untuk dikeluarkan dapat semakin menghambat jalan napas pasien dengan asma. Nebulizer merupakan alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus-menerus dengan
tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang
ultrasonic. Nebulizer juga dapat difungsikan untuk memberikan obat pengencer sputum dan pelega pernapasan melalui inhalasi. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pemberian obat dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak dan memperlancar jalan napas. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Pemberian tindakan nebulizer dengan obat yang diberikan yaitu Ventolin sebanyak 2 cc dan Bisolvon sebanyak 20 tetes. Kedua obat tersebut dimasukkan kedalam alat nebulizer dan dicampur dengan cairan Nacl 0,9 % sebanyak 3 cc. 3. Prinsip-prinsip tindakan a. Bersih b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar c. Tindakan dilakukan sesuai indikasi/advis dokter d. Prosedur pemberian Nebulizer : a) Persiapan Alat : - Alat nebulizer + masker - Obat- obatan bronkhodilator : Ventolin dan Bisolvon - Cairan Nacl 0,9 % - Spuit 5 cc b) Prosedur Tindakan : - Cuci tangan - Jelaskan tindakan - Tuangkan obat di dalam nebulizer : Ventolin sebanyak 2 cc dan bisolvon Sebanyak 20 tetes serta dicampur dengan Nacl 3 cc. - Hubungkan pipa ke kompresor aerosol dan tutup nebulizer - Hubungkan stop kontak dengan sumber listrik - Atur tekanan pada alat nebulizer Nyalakan kompresor untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan baik - Posisikan pasien duduk dalam posisi duduk tegak - Pasangkan masker nebulizer hingga menutupi hidung dan mulut pasien Intruksikan pada pasien untuk bernapas secara normal. Secara Periodik ambil napas dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik sebelum Melepaskan napas. - Lanjutkan perawatan ini sampai obat habis ( kurang lebih 10 menit ) - Apabila pasien merasa pusing/gelisah , hentikan perawatan dan istirahat
Selama kurang lebih 5 menit. Ulangi kembali prosedur dan
anjurkan pasien Untuk bernapas lebih lambat lagi. Jika pusing terus dirasakan, konfirmasi Pada dokter - Lepas masker dan rapikan kembali - Cuci tangan 4. Analisa Tindakan Keperawatan Pada pasien dengan asma bronkhial terjadi penyempitan bronkhus ( bronkhospasme ) yang mengakibatkan suplai oksigen menjadi tidak adekuat. Bronkhospasme ini menyebabkan penyempitan jalan napas . Oleh karena itu perlu Dilakukan tindakan untuk melebarkan bronkhus sehingga aliran oksigen menjadi lancar. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan obat bronkhodilator dengan menggunakan alat nebulizer atau terapi bronkhodilator. Obat Yang diindikasikan yaitu Ventolin sebanyak 2 cc dan Bisolvon sebanyak 20 tetes. Keduanya dimasukkan ke dalam alat nebulizer dan dicampur dengan Nacl 3 cc. Pada pasien dengan asma bronkhial terapi nebulizer ditujukan untuk menyembuhkan dan mengendalikan asma , mencegah kekambuhan, mengupayakan fungsi paru senormal mungkin serta mempertahankan fungsinya.Tujuan lainnya diantaranya untuk mengupayakan aktivitas harian pada tingkat normal, menghindari efek samping dari obat asma, dan mencegah obstruksi jalan napas yang ireversibel. 5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya Terapi nebulizer memiliki resiko seperti infeksi, airway reactivity, pulmonary dan efek sistemik serta drug reconsentration. Perlu adanya perawat yang mendampingi untuk memantau perkembangan atau perubahan yang terjadi pada pasien. Sedangkan pada penggunaan inhalasinya dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek seperti iritasi pada saluran nafas (faring), sakit kepala, suara parau, jamur disekitar mulut (kandidiasis). Setelah terapi nebulasi dianjurkan untuk berkumur untuk menghindari efek samping. Penggunaan masker nebulizer yang tidak diganti untuk setiap pasien dapat memperbesar kemungkinan penularan infeksi antara pasien satu dengan pasien yang lainnya. 6. Hasil yang didapat dan maknanya
S : Pasien mengatakan merasa lebih rileks dan sesaknya berkurang
O : - TD : 120/70 mmHg - N : 88 x/menit - RR : 28 x/menit - Suhu : 37 derajat celcius - Tidak ada retraksi intercosta - Pasien tampak rilek A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi : kolaborasi dengan medik untuk pemberian bronkodilatator dan mukolitik 7. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan diatas ( mandiri dan kolaboratif ) a. Mandiri : a) Observasi tanda-tanda vital b) Pantau frekwensi dan kedalaman pernapasan c) Pertahankan jalan napas paten, tempatkan pasien pada posisi yang nyaman (tinggikan tempat tidur 45 derajad/semi fowler) d) Berikan minum hangat b. Kolaborasi : a) Kolaborasi pemberian obat bronkhodilator, mukolitik dan kortikosteroid sesuai indikasi 8. Evaluasi Diri Proses pemberian tindakan nebulizer berjalan lancar dan sesuai prosedur, pasien merasa tidak sesak napas lagi dan sudah merasa lega. Sebelum melakukan tindakan nebulizer akan lebih baik jika masker nebulizer terlebih dahulu dibersihkan dengan kapas alkohol. Setelah melakukan tindakan nebulizer akan lebih baik jika hidung dan mulut pasien dibersihkan dengan tissu, membersihkan wadah dalam nebulizer dengan air hangat dan sabun. Setelah dilakukan tindakan nebulizer, saya memberikan pendidikan kesehatan untuk mencegah kekambuhan asma lagi, dan setelah kondisi pasien membaik dan tidak sesak napas lagi pasien diperbolehkan pulang. 9. Kepustakaan a. Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, Edisi VI, 1997, EGC, Jakarta b. Doenges E, Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan, 2000, EGC, Jakarta c. Brunner & Suddart, Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah, Edisi 8, 2002, EGC, Jakarta