Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB III

LANDASAN TEORI

Nursing Mouth Caries merupakan karies dengan pola lesi yang unik pada bayi, balita, dan
anak prasekolah yang disebabkan oleh pemberian susu botol, ASI ataupun cairan manis lainnya
dalam jangka waktu yang panjang selama beberapa jam sampai anak tertidur dan kadang dapat
diberikan sepanjang malam (6).
Menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) faktor penyebab terjadinya
karies ini adalah kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu
karies ini dikenal dengan nama Nursing Mouth Caries. Anak-anak yang menderita Nursing
Mouth Caries biasanya memiliki kebiasaan mengonsumsi gula dalam bentuk cairan dalam
jangka waktu yang lama. Sukrosa, glukosa dan fruktosa yang terkandung dalam susu
dimetabolisme oleh Streptococcus mutans dan Lactobacilli dengan sangat cepat menjadi asam
organik yang akan mendemineralisasi struktur enamel dan dentin. Streptococcus sendiri dapat
memfermentasi laktosa apabila frekuensi kontak dengan susu cukup tinggi. Berdasarkan hal ini
Birkhed et al, mengambil kesimpulan bahwa kebiasaan menyusui dapat memberikan dampak
pada karies apabila dilakukan dalam jangka waktu yang panjang (13).
Menurut Eric Broderric,et al, Nursing Mouth Caries dikelompokkan berdasarkan tingkat
perluasannya, yaitu : tipe I (minimal) karies terdapat pada dua permukaan gigi rahang atas dan
tidak terdapat pada permukaan gigi posterior, tipe II (mild) karies terdapat pada lebih dari dua
permukaan gigi rahang atas dan karies tidak ditemukan pada gigi posterior, tipe III (moderate)
dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan ditemukan satu atau
lebih gigi posterior menderita karies, dan tipe IV (severe) dua atau lebih permukaan gigi anterior

rahang atas menderita karies dan ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka atau karies
telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah (20).
Pada anak yang meminum susu sampai tertidur ataupun sebelum tidur menyebabkan resiko
terjadinya Nursing Mouth Caries semakin tinggi, hal ini disebabkan karena pada saat dot melekat
sepanjang malam pada mulut anak yang diikuti oleh penurunan aliran saliva serta berkurangnya
aktivitas penelanan, menyebabkan susu bertahan lama pada permukaan gigi, yang
memungkinkan bakteri melakukan fermentasi terhadap laktosa dan berjalanlah proses karies.
Pembersihan gigi anak setelah pemberian susu botol merupakan preventif yang baik untuk
mencegah terjadinya karies karena bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk
terjadinya demineralisasi dan proses karies. Oleh karena itu pembersihan rongga mulut anak
setelah menyusu sangat penting untuk dilakukan, pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan
rongga mulut penting dilakukan pada anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan). Kegiatan
membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai sejak gigi pertama anak erupsi (1).

Вам также может понравиться