Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEUANGAN
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Keuangan
Oleh:
Hasby
Yulia Safitri
Wiwik Indra Mariana
Winda Hartati
A.
dampak keuangan bagi suatu bisnis perusahaan. Tiga hal yang harus diputuskan
dalam hal keuangan yaitu terkait investasi, pendanaan ataupun aktivitas operasi yaitu
mengumpulkan dari pelanggan dan membayarkan kepada pemasok.
Selanjutnya keputusan-keputusan yang harus diambil dalam memanajemen
keuangan diantaranya adalah:
a. Penganggaran modal
Anggaran modal adalah garis besar rencana pengeluaran aktiva tetap.
Sementara penganggaran modal adalah proses menyeluruh menganalisa
proyek-proyek dan menentukan mana saja yang dimasukkan ke dalam
anggaran modal.
b. Struktur modal
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E
Copeland (1996) struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri
dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.
c. Manajemen modal kerja
Manajemen modal kerja merupakan manajemen yang terdiri dari unsurunsur aktiva lancer dan hutang lancer. Tujuan dari manajemen modal kerja
adalah mengelola aktiva lancer dan hutang lancer dan menjamin tingkat
likuiditas atau daya kekuatan perusahaan.
2. Bentuk-bentuk Organsasi Bisnis
a. Perusahaan persorangan
Perusahaan persorangan adalah suatu bisnis yang dimiliki oleh satu orang,
dimana pengelola perusahaan memperoleh semua keuntungan perusahaan
dan ia juga menanggung semua resiko yang timbul dalam kegiatan
perusahaan.
b. Persekutuan
Persekutuan memiliki kemiripan dengan perusahaan persorangan kecuali
terdapat dua atau lebih pemilik. Yang termasuk ke kelompok persekutuan
Aset Lancar
x 100 %
Hutang Lancar
Semakin besar rasio lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Merupakan rasio untuk menunjukkan asset lancar yang paling likuid
seperti kas dan setara kas dan piutang dikurangi persediaan dalam
menutupi hutang lancar. Persediaan tidak dimasukan dalam perhitungan
quick ratio karena persediaan memiliki tingkat likuiditas yang paling kecil
dibanding kas dan setara kas. Selain itu persediaan juga dapat using, rusak
atau hilang.
Quick Ratio =
Aset Lancar-Persediaan
x 100 %
Hutang Lancar
Semakin besar quick ratio maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Merupakan rasio untuk menunjukan jumlah kas dan setara kas
dibandingkan dengan hutang lancar. Kas terdiri dari kas yang ada
diperusahan dan yang ada di rekening bank.
Cash Ratio =
x 100 %
Hutang Lancar
Semakin besar rasio kas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya.
d. Net Working Capital to Total Aset
Rasio ini digunakan untuk menentukan kebijakan investasi dan dana yang
diperoleh oleh perusahaan.
Net working Capital to Total Aset = Net working Capital
Total Aset
x 100 %
e. Interval Measure
Rasio Interval measure dapat memberikan informasi kepada para kreditur
untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menutup biaya minimum
rutin yang dibutuhkan dalam kegiatan operasi yang paling utama. Rasio
ini juga menunjukkan seberapa lama perusahaan dapat terus berjalan.
Interval Measure =
Current Aset
x 100 %
x 100 %
Total Aset
b. Debt Equity Ratio
Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik
dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio
yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang.
Rasio ini disebut juga rasio leverage.
Rasio ini membandingkan total utang dengan ekuitas pemilik yang
digunakan untuk mengetahui berapa bagian modal pemilik yang
x 100 %
Total Ekuitas
c. Equity Multiplier
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan
ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga dapat diartikan seberapa besar
porsi dari asset perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin
kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar,
sehingga kinerjanya akan semakin baik karena perenstase untuk
pembyaran bunga akan semakin kecil.
Equity Multiplier =
Total Aset
x 100 %
Total Ekuitas
d. Long Term Debt Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang ajngka panjang dan modal
pemilik, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik
untuk menutup utang janka panjang semakin rendah rasio semakin aman
bagi kreditur. Rasio ini menunjukkan seberapa besar sumber dana jangka
panjang merupakan modal pinjaman. Sumber dana jangka panjang terdiri
dari liabilitas jangka panjang dan ekuitas (modal sendiri). Sebagian analis
keuangan lebih tertarik kepada pinjaman jangka panjang dibanding
pinjaman jangka pendek karena pinajaman jangka pendek kerap berubah
di samping utang usaha lebih mencerminkan praktek dagang dibanding
kebiajakan manajemen utang.
Long Term Debt Ratio = Hutang Jangka Panjang x 100 %
Hutang Jangka Panjang + Total Ekuitas
e. Times Interest Earned Ratio
Time interest earned merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum
bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang
mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang
x 100 %
perusahaan sehingga disebut juga sebagai asset utilization ratios. Rasio ini dapat
diartikan sebagai ukuran terhadap omset (turnover/sales). Jadi rasio ini dimaksudkan
untuk memberi gambaran seberapa efisien dan intensif perusahaan menggunakan
aset-asetnya untuk menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio turnover semakin
baik, karena hal ini berarti perusahaan dapat memanfaatkan asetnya lebih optimal
(perusahaan semakin sering menggunakan aset-asetnya). Contoh : perputaran
persediaan 6 kali (dalam setahun) lebih baik dibanding dengan perputaran persediaan
5 kali. Rasio ini bisa juga dinyatakan dalam ukuran waktu. Kebalikan dengan ukuran
turnover (perputaran aset), semakin lama waktu aset tersebut berputar (digunakan
dalam 1 siklus usaha), maka semakin buruk efisiennya. Contoh : umur piutang yang
lamanya 6 bulan kurang efisien dibanding dengan umur piutang yang 3 bulan. Rasio
ini terdiri dari:
a. Inventory Turnover
Inventory Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perputaran
persediaan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan x 100 %
Persediaan
b. Days Sales Inventory
Days sales Inventory digunakan untuk mengukur periode (hari) rata-rata
persediaan barang dagangan berada di gudang perusahaan.
= 365 Hari
Perputaran Persediaan
c. Receivables Turnover
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola perputran piutang pada suatu periode tertentu.
Receivables Turnover = Penjualan
Piutang
d. Days Sales in Receivables
Receivable Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menagih piutang usaha pada suatu periode tertentu.
Days Sales in Receivables = 365 Hari
Perputaran Piutang
e. NWC Turnover
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (netto)
yang berputar pada suatu periode siklus kas (cash cycle) yang terdapat
diperusahaan,
NWC Turnover = Penjualan
NWC
f. Fixed Aset Turover
Rasio yang membandingkan antara tingkat penjualan bersih dan aset tetap
bersih. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang digunakan
pada aset tetap seperti peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan,
atau berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap
rupiah yang diinvestasikan pada aset tetap. Rasio ini berguna untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan asetnya secara
efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat
(rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak
aset tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal lain
seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan
nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
Fixed Aset Turover = Penjualan
Total Aset Tetap Netto
g. Total Aset Turover
Rasio Profitabilitas.
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien perusahaan
perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen atas
modal yang mereka investasikan dalam perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan dibandingkan dengan modal disetor oleh pemegang saham.
Return On Aset (ROE) = Laba Bersih
Total Ekuitas
5.
Rasio ini hanya dapat digunakan untuk perusahaan yang telah menjual sahamnya di
pasar modal (perusahaan terbuka/emiten). Semakin tinggi nilainya, berarti
masyarakat semakin mempercayai perusahaan tersebut. Rasio ini terdiri dari:
a. Price Earning Ratio
Rasio ini menunjukan berapa banyak investor bersedia membayar untuk
tiap rupiah dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Rasio ini
digunakan oleh investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan
dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. Kesedian para
investor untuk menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek
perusahaan. Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tingi,
biasanya memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung memiliki PER yang rendah
pula.
Price Earning Ratio = Price Per share
Earning Per share
b. PEG Ratio
PEG ratio adalah rasio yang digunakan untuk memprediksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilakan laba di masa yang akan datang. PEG
Ratio ini juga digunakan untuk menilai apakah saham suatu perusahaan
undervalue atau tidak. Semakin rendah PEG ratio suatu perusahaan berarti
DAFTAR PUSTAKA
Mamduh Hanafi. 2011. Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Ross, dkk. Fundamentals of Corporate Finance: Eight Edition. New York: McGraw
Hill.
Ross, dkk. Pengantar Keuangan Perusahaan Buku 1 Edisi 1: Corporate Finance
Fundamentals (terj). Jakarta: Salemba Empat.