Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2
Pendidikan merupakan bidang yang sangat
penting dan memerlukan perhatian khusus dari
semua lapisan masyarakat bukan hanya
pemerintah yang bertanggung jawab atas
keberhasilan dan kemajuan pendidikan di
Indonesia akan tetapi semua pihak baik guru,
orang tua, maupun siswa sendiri ikut bertanggung
jawab. Salah satu aspek yang menjadi pusat
perhatian terkait lemahnya sistem pendidikan
adalah kualitas pembelajaran. Pembelajaran adalah
proses interaksi baik antara manusia dengan
manusia ataupun antara manusia dengan
lingkungan. Pembelajaran dalam pendidikan
berarti proses interaksi antara guru dan siswa di
dalam kelas. Interaksi ini diarahkan untuk
mencapai
tujuan
perkembangan
kognitif,
psikomotorik, dan afektif (Sanjaya, 2006).
Kualitas pembelajaran menentukan keberhasilan
pembelajaran.
Selama ini, kegiatan pembelajaran cenderung
berlansung searah tanpa ada umpan balik dari
siswa serta refleksi pembelajaran masih kurang
dilakukan. Padahal refleksi penting untuk
mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasydin dan
Mansur (2009) bahwa melalui proses umpan balik
dalam pembelajaran antara siswa dan guru akan
membuat siswa mengetahui dan menyadari
kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki
sehingga terjalin kolaborasi yang baik antara guru
dan siswa.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan di
kelas diantaranya dapat dilihat dari kepahaman
siswa tentang materi yang telah dipelajari selama
pembelajaran. Seringkali siswa memiliki masalah
dalam
pembelajaran
namun
enggan
menyampaikannya secara langsung kepada guru.
Kegiaran refleksi dapat menjadi saran untuk
mengetahui
permasalahan
siswa
dalam
pembelajaran.
Salah
satu
wadah
untuk
merefleksikan pembelajaran adalah jurnal belajar.
Hettich (1990) bahwa jurnal belajar menyediakan
wadah bagi siswa sebagai umpan balik tentang
pembelajaran yang telah dilewati dan untuk
mengetahui sejauh mana perkembangan mereka
dalam pembelajaran.
Menurut Park (2003), jurnal belajar berpotensi
meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dengan
materi dan mendorong siswa lebih bertanggung
jawab terhadap pembelajaran. Lebih lanjut,
Croxton dan Berger (dalam Park, 2003)
menyatakan
penggunaan
jurnal
belajar
meningkatkan nilai ujian dan tes siswa.
Jurnal belajar membuat siswa dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan mereka
dalam
pembelajaran
sehingga
dapat
memperbaikinya. Sebagaimana menurut Widodo
(2006) yaitu salah satu syarat agar siswa menjadi
pembelajar yang mandiri ialah kemampuannya
untuk mengetahui dimana kelebihan dan
kekurangan
serta
bagaimana
mengatasi
kekurangan tersebut. Ada pepatah kuno
mengatakan Anda tidak tahu apa yang anda
ketahui sampai anda menuliskannya. Artinya
dengan mengatakan kepada diri sendiri apa yang
telah dipelajari, seseorang dapat melacak
kemajuan yang telah dicapainya, dan juga dapat
melihat letak kesenjangan dari pengetahuan dan
keterampilan sendiri.
Moon (2006) mengatakan jurnal belajar
menjadi wadah bagi siswa untuk mengekpresika
dirinya, meningkatkan keterlibatnnya dalam
pembelajaran dan mendorong reflektivitas siswa.
Jurnal belajar meningkatkan kepercayaan
antara murid dan guru serta membuat siswa
berbagi pendapat dan terbuka satu sama lain.
Selain itu dapat meberikan kepercayaan diri yang
ekstra kepada siswa untuk berpartisipasi dalam
kegiatan diskusi kelas. Jurnal merupakan cara guru
untuk belajar lebih banyak tentang siswa. Jurnal
belajar dapat dijadikan sebagai alat evaluasi guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
(Newsletter, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Junaedi (2013)
menunjukkan bahwa penerapan jurnal belajar
cukup meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
Farrah (2012) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa penggunaan jurnal belajar dapat
meningkatkan
motivasi,
kepercayaan
diri,
pembelajaran, dan keterampilan menulis siswa.
Pembuatan jurnal belajar dalam pembelajaran
masih jarang dilakukan oleh siswa sehingga akan
menjadi hal yang baru bagi siswa. Oleh karena itu,
perlu diketahui respon siswa terhadap pembuatan
jurnal belajar. Respon siswa dapat menjadi faktor
penting
yang
menentukan
keberhasilan
penggunaan jurnal belajar sebagai suatu strategi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan dari masalah di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian terkait
pengaruh pembuatan jurnal belajar terstruktur
(Structured Learning Journal) pada materi
3
jaringan hewan terhadap respon dan hasil belajar
biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Patimpeng.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen
semu (quasy eksperimental). Populasi penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri
1 Patimpeng tahun ajaran 2016/2017. Sampel
penelitian dipilih secara Purposive Sampling
dengan mempertimbangkan nilai hasil belajar
siswa pada materi sebelumnya dan saran dari guru
.Desain penelitian yang digunakan adalah Non
Equivalent Pretest-postest Kontrol Group Design
yang terdiri dari kelompok ekperimen (Kelas XI
IPA 1) dan kelompok kontrol (Kelas XI IPA 2).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20
agustus sampai 03 September 2016 sebanyak 4
pertemuan pada materi jaringan hewan.
Variabel bebas penelitian ini adalah jurnal
belajar terstruktur dan variabel terikat adalah
respon dan hasil belajar siswa. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket
untuk mengukur respon siswa terhadap pembuatan
jurnal belajar yang terdiri atas 20 item penyataan,
dan tes hasil belajar sebanyak 35 nomor dengan 5
optional jawaban yang sudah divalidasi oleh tim
validator CID-BIO Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Perhitungan skor menggunakan skala Likert
dapat dilihat pada tabel 1. Hasil Skor rata-rata
respon siswa diubah dalam bentuk persentase yang
dengan mengunakan rumus sebagai berikut:
Kurang Setuju
3
3
Tidak Setuju
2
4
Sangat Tidak
1
5
Setuju
Berdasarkan perhitungan di atas , maka
kategori respon adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Kategori Respon Siswa
Interval Penilaian
85% PRS
Sangat Positif
70% PRS < 85%
Positif
50% PRS < 70%
Kurang Positif
PRS < 50%
Tidak Positif
(Diadaptasi dari Paramita dkk, 2015)
Skor tes siswa yang diperoleh dianalisis
untuk menentukan nilai hasil belajar dengan
menggunakan rumus (Arikunto, 2009) sebagai
berikut:
Nilai =
Sangat baik
66 79
Baik
56 65
Cukup
40 55
Kurang
n
PRS = X 100
S
Keterangan :
PRS % : Persentase Respon Siswa
n
: Jumlah skor yang diperoleh
S
: Jumlah skor maksimum
Kategori
0 39
Gagal
Sumber : Arikunto (2009)
Gain adalah selisih antara nilai postest dan
pretest,
gain
menunjukkan
peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
pembelajaran dilakukan guru. Rumus normal gain
menurut Hake (1996) berikut.
g=
Nilai G (n)
Kriteria
76
93
Rata-Rata
65
83
Rentang
23
31
Standar Deviasi
6.16
6.41
Nilai maksimal
100
100
Positif
Kurang
Positif
Tidak
PRS < 50%
Positif
Jumlah Siswa
24 %
13
52 %
19
76 %
4%
0%
0%
25
100%
25
100%
b. Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa diukur dengan teknik
tes yang diperoleh melalui posttest. Soal tipe
pilihan ganda berjumlah 35 nomor dengan 5
pilihan jawaban. Nilai statistik deskriptif hasil
belajar biologi siswa dapat dilihat pada tabel 7
berikut
Statistik Deskriptif
Jumlah Sampel (N)
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Rentang
Standar Deviasi
Median
Modus
Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh siswa, maka dapat dikategorikan pada tabel 8 sebagai
berikut.
Tabel 8 Kategori Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2
SMA Negeri 1 Patimpeng Materi Jaringan Hewan
Kelas Experimen
Kelas Kontrol
Interval
Kategori
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
Penilaian
F
Persentase
F
Persentase F Persentase F Persentase
Sangat
80-100
0
0,00%
7
30 %
0
0,00%
1
4%
Baik
66-79
Baik
0
0,00%
6
24 %
0
0,00%
9
36 %
56-65
Cukup
0,00%
12
46 %
0,00%
13
52 %
40-55
Kurang
0,00%
0,00%
8%
8%
0 39
Gagal
25
100%
0,00%
23
92 %
0%
25
100%
25
100%
25
100%
25
100%
Jumlah
6
c. Gain
Hasil rata-rata gain ternormalisasi hasil
belajar dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9 Rata-rata Gain Ternormalisasi hasil
belajar
Rata-rata
Kelas
Kategori
N-Gain
XI IPA 1
0.60
Sedang
(Experimen)
XI IPA 2
0.52
Sedang
(Kontrol)
7
implementasi Learning Journals (jurnal belajar)
adalah sangat positif.
2. Hasil belajar
Berdasarkan hasil analisis data secara
deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar
kelompok experimen lebih baik dibandingkan
kelompok kontrol. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor yakni dengan mengisi jurnal
belajar, siswa menuliskan kembali materi yang
telah dipelajarinya, merefleksikan kembali
pembelajaran, serta mendapatkan feedback dengan
mengusahakan secara optimal dan maksimal
pembelajaran, dan siswa memperoleh kembali
materi yang belum dimengerti pada pertemuan
selanjutnya. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Nuraini (2014) bahwa pembelajaran
yang dilakukan dengan membuat jurnal belajar
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
tanpa membuat jurnal belajar.
Berdasarkan
analisis inferensial dengan
menggunakan program SPSS 20.0 diperoleh nilai
sig (2-tailed) 0,031 < 0,05 yang berarti H0
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat dikatakan
bahwa penggunaan jurnal belajar pada materi
jaringan hewan berpengaruh terhadap hasil belajar
biologi siswa kelas XI IPA 1 (kelas experimen).
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fadlia (2009 dan Fitria (2012) yang
menunjukkan bahwa penggunaan jurnal belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pembuatan jurnal belajar dalam pembelajaran
materi jaringan hewan memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa karena akan membuat
siswa merefleksi kembali materi yang telah
dipelajari, dan mencari solusi terhadap materi yang
belum dipahami sehingga dapat dipahami.
Septiyana (2012) mengatakan keberadaan jurnal
belajar
akan
menstimulus
siswa
untuk
merefleksikan dan mengevaluasi kegiatan belajar
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang
diperoleh siswa. Selain siswa dapat merefleksikan
pembelajaran yang telah dialami, guru juga
memberikan umpan balik (Feed back) terkait
jurnal belajar yang ditulis oleh siswa dengan
memerhatikan kesan siswa terhadap cara mengajar
guru dan materi yang belum dipahami siswa
sehingga guru melakukan perbaikan pembelajaran
pada pertemuan berikutnya. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Liuolien Alvyda dan Regina
Metinien (2009) bahwa jurnal belajar dapat
meningkatkan proses pembelajaran. Cengiz dan
8
pembelajaran biologi materi jaringan hewan dan
belum pernah dilakukan pada pembelajaran
sebelumnya
sehingga
belum
terbiasa
mengembangkan kesadaran metakognisi. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan kemampuan
penguasaan materi siswa kelas yang dibelajarkan
dengan membuat jurnal belajar masih kategori
sedang. Akan tetapi, peningkatan kemampuan
kemampuan penguasaan materi siswa yang
diajarkan dengan disertai membuat jurnal belajar
masih lebih baik dibandingkan dengan kelas yang
tidak membuat jurnal belajar
Pembuatan jurnal belajar dalam pembelajaran
terbatas pada pembelajaran materi jaringan hewan
yakni sebanyak 4 kali pertemuan sehingga
pengembangan kesadaran metakognisi siswa
hanya berjalan dalam waktu yang singkat.
Sebaiknya, pembuatan jurnal belajar dilakukan
secara berkelanjutan agar kesadaran metakognisi
siswa dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Hal
in dapat meningkatkan kemampuan siswa dalm
mengatur belajar mereka yang tentu akan
berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih
baik. Clark (1981) mengatakan bahwa untuk
menjadi pembelajar reflektif, siswa memerlukan
penulisan jurnal belajar yang intens dan terus
menerus.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari analisis data
dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Siswa menunjukkan respon yang positif
terhadap pembuatan jurnal belajar terstruktur
dalam pembelajaran materi jaringan hewan
b. Pembuatan
jurnal
belajar
terstruktur
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
materi jaringan hewan. Siswa kelas experimen
yang diajar dengan membuat jurnal belajar
memperoleh hasil belajar lebih baik
dibandingkan kelas kontrol yang diajar tanpa
membuat jurnal belajar.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
diatas, maka saran-saran yang diajukan adalah
sebagai berikut:
a. Guru diharapkan dapat menerapkan pembuatan
jurnal belajar secara intens dan berkelanjutan
agar siswa dapat mengembangkan skill
penulisan dan kesadaran metakognisinya.
9
Student Survey Of Mechanics Test Data For
Introductory Physics Courses. Department of
Physics, Indiana University, Bloomington,
Indiana Am. J. Phys, Vol. 66, No. 1, January
1998
Hettich, Paul. 1990. Journal writing: old fare or
nouvelle
cuisine?.online
at
http://top.sagepub.com/content/17/1/36.abstra
ct [diakses pada tanggal 22 September 2016]
Imtihan
Nurul. 2011. Efektifitas Learning
Journals
(Jurnal
Belajar)
Terhadap
Kemandirian Dan Prestasi Belajar Siswa
online at: http://digilib.uin-suka.ac.id/6403/
[Diakses pada tanggal 18 September 2016]
Lakshmi Samrajya. 2014. Reflective Practice
Through Journal Writing And Peer
Observation: A Case Study. Turkish Online
Journal of Distance Education-TOJDE, Vol.
15, No. 4.
Liuolien Alvyda dan Regina Metinien. 2009.
Students Learning Through Reflective
Journaling. Santalka. Filologija. Edukologija,
2009, Vol. 14 No. 4
Min Wong Yeou, Rosnidar Mansor, Syakirah
Samsudin. 2016. The Use Of Critical
Reflection Manual In Writing Reflective
Journal: A Case Study Of Malaysian Student
Teachers
Perceptions.
GEOGRAFIA
OnlineTM Malaysian Journal of Society and
Space Vol. 12, No. 1.
Moon, Jenny. 2006. Using Learning Journals with
Students: Some Guidance Materials for
Tutors or Those Writing Journals. Centre for
Excellence in Media Practice, Bournemouth
University.