Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Ny. M.S.
Umur
: 50 tahun
Alamat
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SMA
Status
: Menikah
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Suami
: Tn. S. B.
Umur Suami
: 55 tahun
Pekerjaan Suami
: Swasta
Pendidikan Suami
: SMA
MRS tanggal/jam
ANAMNESIS
Anamnesis diberikan oleh penderita (autoanamnesa).
dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
normal.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit darah tinggi, jantung, paru, hati, dan ginjal disangkal oleh penderita.
Riwayat DM 1 tahun yang lalu telah diobati. Riwayat operasi daerah perut
disangkal.
ANAMNESA GINEKOLOGI
Riwayat perkawinan
Menikah 1 kali.
o Perkawinan pertama pada usia 24 tahun, dengan usia pernikahan 26 tahun,
memiliki 1 orang anak.
o Hamil anak pertama berumur 24 tahun, anak berjenis kelamin laki-laki umur
26 tahun.
1. Riwayat haid
: (-)
4
: (-)
Riwayat operasi
: (-)
Riwayat kuretase
: (-)
: Cukup
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 92 x /menit
Respirasi
: 20 x /menit
Suhu Badan
: 36,7 0c
Warna Kulit
: Sawo matang
Kepala
: Simetris
Mata
Lidah
: Beslag (-)
Gigi
: Caries (-)
Tenggorokan
: Hiperemis (-)
Leher
Toraks
Paru
:
: Inspeksi
Jantung
Abdomen
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Inspeksi
: Cembung
Palpasi
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi
Ekstremitas
: Edema -/-
Refleks fisiologis
: (+) normal
Refleks patologis
: (-)
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspeksi
: Cembung
Palpasi
: WD (-)
Auskultasi
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
PD
A/P bilateral
Cavum douglasi
: Tidak menonjol
RT
Resume masuk
P1Ao 50 tahun MRS tanggal 19-07-2016 dengan keluhan :
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 19 Juli 2016, jam 21.00 WITA dengan
keluhan perdarahan bergumpal - gumpal sejak 3 hari, perdarahan banyak,
perdarahan terjadi berulang-ulang, perut membesar sejak 1 bulan SMRS, riwayat
bersenggama nyeri, koitus lancer, riwayat abortus (-), merah segar, ganti pembalut 5
pembalut/hari, haid lancar, lama dan banyak, dan nyeri perut hilang timbul sejak 1
bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri menghebat 3 hari terakhir. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
normal.
Pemeriksaan Fisisk
Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 92 x /menit
Respirasi
: 20 x /menit
Suhu Badan
: 36,7 0c
Warna Kulit
: Sawo matang
Kepala
: Simetris
Mata
Jantung Paru
Abdomen
: Abdomen :
Inspeksi
: Cembung
Palpasi
: WD (-)
: Peristaltik usus (+) normal.
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
PD
A/P bilateral
Cavum douglasi
: Tidak menonjol
RT
Hasil Pemeriksaan
USG : Teradapat jaringan didalam rahim dan kistanya sudah membesar.
Laboratorium
Hematologi
Lekosit
: 6100/uL
Hemoglobin
: 10,1 g/dL
Trombosit
: 459.000
SGOT
: 17 U/L
SGPT
: 10 U/L
Ureum
: 14 mg/dL
Creatinin
: 0,8 mg/dL
Kalium
Natrium
EKG
: 5,04 mEq/L
: 139 mEq/L
FOLLOW UP
20/07-2016
S
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 120/70 mmHg, N : 92 x/m, R : 20 x/m, Sb: 36,2C
Mata
Thorax
:
Cor
Pulmo
pernapasan
vesikuler,
ronkhi
-/-,
wheezing (-).
Abdomen
: Inspeksi
: cembung
Palpasi
10
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi
P:
Cairan RL
Asam tranexamat 3X1 IV
Asam mefenamat 3X1 IV
HTSOB (21-7-2016)
21/07-2016
S
: perdarahan (-)
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 110/70 mmHg, N : 84 x/m, R : 20 x/m, Sb : 36,5 C
Mata
Thorax
:
Cor
Pulmo
Abdomen
: Inspeksi
Palpasi
: dbn
: dbn
: cembung
: Teraba massa kenyal, setinggi pusat simfisis,
: WD (-)
11
Auskultasi
: - Rencana HTSOB
Tanggal pembedahan
: 21 Juli 2016
Jam mulai
: 09.56 WITA
Jam selesai
: 11.30 WITA
Lama pembedahan
: 1,5 jam
Uraian Pembedahan
Pasien dibaringkan terlentang diatas meja operasi dilakukan general anestesi
kemudian dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah abdomen dan
sekitarnya dengan pavidon iodine lalu ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi. Dilakukan insisi linea mediana. Insisi diperdalam lapis demi
lapis sampai vascia. Vascia dijepit dengan dua klem kocher, digunting kecil
dan diperlebar ke atas dan kebawah. Otot disisihkan secara tumpul kelateral.
Peritoneum dijepit dengan dua pingset. Setelah yakin tidak ada usus yang
terjepit dibawahnya, digunting kecil dan diperlebar ke atas dan kebawah.
Setelah peritoneium dibuka tampak uterus membesar kira-kira sebesar
kepalan tangan orang dewasa. Eksplorasi lanjut tampak perlekatan luas
didaerah posterior korpus uteri dengan usus. Tuba dan ovarium kedua sisinya
tampak baik. Diputuskan dilakukan adhesiolisis dilanjutkan dengan
histerektomi totalis salfingo ovorectomi bilateral. Ligamentum rotundum
kanan digunting dan dijahit demikian pula dengan sisi sebelah kanan.
Ligamentum infundibulum pelviculum dijepit klem dan dijahit double ligasi.
Identifikasi arteri uterine ini dijepit dengan dua klem, digunting dan dijahit
double ligasi. Demikian pula pada sisi sebelahnya.
12
Ligamentum kardinale kiri dijepit dan digunting lalu dijahit demikian pula
pada sisi sebelahnya. Ligamentum sacrouterna kiri dijepit dengan gunting dan
dijahit demikian pula pada sisi sebelahnya (ligamentum sacrouterina kanan).
Identifikasi puncak vagina dijepit dengan dua klem bengkok, di gunting,
kemudian pucak vagina dijepit empat klem kocher, dimasukan kassa betadine.
Kemudian pucak vagina dijahit jelujur dengan safil, control perdarahan (-).
Dilakukan retroperitonealisasi kavum abdomen dicuci dengan cairan Nacl
0,9% 1000 ml. control perdarahan (-). Dinding abdomen dijahit lapis demi
lapis. Peritoneum dijahit jelujur dengan chromic catgut. Otot dijahit simpul
dengan chromic cutgut. Vascia dijahit jelujur dengan safil. Lemak dijahit
simpul dengan klem cutgut. Kulit dijahit sub kutikuler dengan chromic cutgut,
luka operasi ditutup dengan kassa betadine. Jaringan dikirim ke PA.
Perdarahan : 1000 ml
Diuresis : 100 ml
KU Post HTSOB
T : 120/80 mmHg, N : 88 x/m, R :24 x/m
Instruksi Post Operasi :
-
Laboratorium
Post Operasi 21-7-2016
Lekosit
: 15100/uL
13
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
MCH
MCHC
MCV
22/07-2016
S
: (-)
O
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 110/70 mmHg, N : 88 x/m, R : 18 x/m, Sb : 36,1C
Mata
: Conjungtiva. Anemis +/+, sclera ikterik -/-,.
Thorax :
Cor
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
:Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing (-).
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Palpasi
: dbn
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Status lokalis : Inspeksi
: Perdarahan (-)
A
: P1A0 50 tahun post HTSOB ai adenomiosis dengan perlengketan hari
ke 2
P
: 3.860.000/uL
: 8,3 g/dL
: 25,5%
: 355000
: 21,0 pg
: 31,8 g/dL
: 66,1 fL
23/07-2016
S
: Nyeri bekas operasi (-)
O
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 120/70 mmHg, N : 84 x/m, R : 18 x/m, Sb : 36,4C
Mata
: Conjungtiva. Anemis -/-, sclera ikterik -/-,.
Thorax :
14
Cor
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
:Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing (-).
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Palpasi
: (-)
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Laboratorium
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
MCH
MCHC
MCV
: 12800
: 5,31/uL
: 12,9 g/dL
: 38,2%
: 288000/uL
: 24,3 pg
: 33,8 g/dL
: 71,9 fL
24/07-2016
S
: (-)
O
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 110/70 mmHg, N : 86 x/m, R : 18 x/m, Sb : 36,4C
Mata
: Conjungtiva. Anemis -/-, sclera ikterik -/-,.
Thorax :
Cor
: dbn
15
Pulmo
: dbn
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Palpasi
: dbn
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
: Aff infus
Ceftriaxone 3X1 mg tab
Asam Mefenamat 3X500 mg
Vit C 3X1 mg
Aff kateter
25/07-2016
S
: (-)
O
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 120/80 mmHg, N : 86 x/m, R : 18 x/m, Sb : 36,4C
Mata
: Conjungtiva. Anemis -/-, sclera ikterik -/-,.
Thorax :
Cor
: dbn
Pulmo
: dbn
Abdomen
: Inspeksi
: cembung
Palpasi
: Teraba massa kenyal, setinggi pusat simfisis, tidak
berbenjol-benjol, batas tegas, mobile (-), permukaan licin
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Status lokalis : Inspeksi
: Perdarahan (-)
A
: P1A0 50 tahun post HTSOB ai adenomiosis dengan perlengketan
P
: Ceftriaxone 3X1 mg tab
Asam Mefenamat 3X500 mg
Vit C 3X1 mg
26/07-2016
16
S
: (-)
O
: KU : cukup Kesadaran : cm
T : 120/80 mmHg, N : 86 x/m, R : 18 x/m, Sb : 36,4C
Mata
: Conjungtiva. Anemis -/-, sclera ikterik -/-,.
Thorax :
Cor
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
:Suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing (-).
Abdomen
: Inspeksi
: datar
Palpasi
: dbn
Perkusi
: WD (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Status lokalis : Inspeksi
: Perdarahan (-)
A
: P1A0 50 tahun post HTSOB ai adenomiosis dengan perlengketan
P
: Ceftriaxone 3X1 mg tab
Asam Mefenamat 3X500 mg
Vit C 3X1 mg
Rencana Pulang
17
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini didiagnosa dengan seorang wanita P1A0 50 tahun post HTSOB ai
adenomiosis dengan perlengketan. Diagnosa pasien didasarkan oleh anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anmnesis ditemukan perdarahan bergumpal - gumpal sejak 3 hari,
perdarahan banyak, perdarahan terjadi berulang-ulang, perut membesar sejak 1 bulan
SMRS, riwayat bersenggama nyeri, koitus lancar, riwayat abortus (-), merah segar,
ganti pembalut 5 pembalut/hari, haid lancar, lama dan banyak, dan nyeri perut hilang
timbul sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri menghebat 3 hari
terakhir. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Buang air besar (BAB) dan buang air
kecil (BAK) normal.
Pada literatur mengatakan menoragia, dismenorea sekunder dan uterus yang
makin membesar. Menoragia makin lama makin banyak karena vaskularitas jaringan
bertambah dan mungkin juga karena otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dengan
sempurna karena adanya jaringan endometrium ditengah-tengah, juga karena
disfungsi ovarium. Disminorea yang makin mengeras disebabkan oleh kontraksi tidak
teratur dari miometrium, karena pembengkakan endometrium yang disebabkan oleh
perdarahan pada waktu haid.1,4
Umumnya gejala dismenorea muncul 1 minggu sebelum menstruasi,
Adenomiosis biasanya pada usia 40 tahun keatas. Rasa sakit sebelum dan pada saat
menstruasi, nyeri pelvis, haid yang lama dan banyak, haid dengan bekuan darah,
nyeri saat bersenggama, nyeri yang dirasakan bersamaan dengan menstruasi.1
18
19
konvensional. Suatu teknik operasi baru telah dipublikasikan oleh Osada pada tahun
2011.
Dengan teknik adenomiomektomi yang baru ini, jaringan adenomiotik
dieksisi secara radikal dan dinding uterus direkonstruksi dengan teknik triple flap.
Teknik ini diklaim dapat mencegah ruptur uterus apabila pasien hamil. Dalam
penelitian tersebut, dari 26 pasien yang mengharapkan kehamilan, 16 di antaranya
berhasil dan 14 dapat mempertahankan kehamilannya hingga aterm dengan bayi sehat
tanpa penyulit selama kehamilan. Akan tetapi teknik ini belum diterima secara luas
karena masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.7,8,9
Terapi hormonal di berikan apabila pasien masih memiliki keturunan,
sedangkan terapi operatif dilakukan apabila pasien sudah berumur diatas 40 tahun dan
sudah tidak ingin memiliki keturunan.
Diagnosa awal pada pasien ini mioma uteri dengan dasar diagnosa didapatkan
perut membesar, nyeri perut hilang, nyeri seperti ditusuk-tusuk, menstruasi banyak
dan nyeri. Pada pemeriksaan fisik ditemukan abdomen cembung , TFU setinggi
simfisis pusat, nyeri tekan.
Etiologi mioma uteri belum diketahui pasti. Mioma uteri banyak ditemukan
pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada usia menopause, dan belum
pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Diduga penyebab timbulnya mioma
uteri paling banyak oleh stimulasi hormone estrogen. Reseptor estrogen pada mioma
uteri lebih banyak didapatkan dibandingkan dengan miometrium normal. Sarang
mioma di uterus dapat berasal dari serviks (1-3%) dan selebihnya adaqlah dari korpus
uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma
uteri dibagi 4 jenis antara lain :
1.
2.
3.
4.
Mioma Submukosa
Mioma Intramural
Mioma Subserosa
Mioma Intraligamenter11
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa 948,2),
submukosa (6,1%), dan jenis intraigamenter (4,4%).
20
Gejala klinis mioma uteri sangat bergantung pada lokasi, arah pertumbuhan,
jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20-50% saja mioma uteri
menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun. Hipermenore,
menometroragia adalah merupakan gejala klasik dari mioma uteri.11,12
Sebelum dilakukan operasi didapatkan diagnosia mioma uteri.
Diagnosa
21
Berbagai keadaan telah diteliti sebagai faktor resiko adenomiosis antara lain
usia antara 40-50 tahun, nyeri saat bersenggama, perut membesar dalam waktu
beberapa bulan setelah keluhan, riwayat haid, perdarahan dari jalan lahir berualangulang, nyeri bersamaan dengan menstruasi, multipara, riwayat hiperplasia
endometrium, riwayat abortus spontan, dan polimenore.5 Beberapa penelitian
melaporkan rata-rata usis > 50 tahun yang mengalami histerektomi pada penderita
adenomiosis, multiparitas, pembedahan uterus, merokok, kehamilan ektopik, depresi
dan penggunaan antidepresan. Sedangkan usia menarce, usia saat partus pertama kali,
riwayat abortus provokatus, riwayat seksio sesarea, endometriosis, obesitas,
menopause, panjang siklus dan lama haid, penggunaan kontrasepsi oral dan IUD
dilaporkan tidak berkaitan dengan adenomiosis.2,5
Gejala klinik yang ditemukan pada adenomiosis adalah :
1.
2.
3.
4.
PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang memicu invasi jaringan endometrium ke dalam miometrium
masih belum jelas. Lapisan fungsional endometrium secara fisiologis berproliferasi
secara lebih aktif dibandingkan lapisan basalis. Hal ini memungkinkan lapisan
fungsional menjadi tempat implantasi blastokista sedangkan lapisan basalis berperan
dalam proses regenerasi setelah degenerasi lapisan fungsional selama menstruasi.
Selama periode regenerasi kelenjar pada lapisan basalis mengadakan hubungan
langsung dengan sel-sel berbentuk gelondong pada stroma endometrium.4
Adenomiosis berkembang dari pertumbuhan ke bawah dan invaginasi dari
stratum basalis endometrium ke dalam miometrium sehingga bisa dilihat adanya
22
kelenjar-kelenjar
endometrium
pada
adenomiosis
lebih
23
PENATALAKSANAAN
24
25
BAB IV
KESIMPULAN
Definisi adenomiosis sebagai invasi jinak jaringan endometrium ke dalam
lapisan miometrium yang menyebabkan pembesaran uterus difus dengan gambaran
mikroskopis kelenjar dan stroma endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh
jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik.
Berdasarkan anamnesis didapatkan perdarahan bergumpal - gumpal sejak 3
hari, perdarahan banyak, perdarahan terjadi berulang-ulang, perut membesar sejak 1
bulan SMRS, riwayat bersenggama nyeri, koitus lancar, riwayat abortus (-), merah
segar, ganti pembalut 5 pembalut/hari, haid lancar, lama dan banyak, dan nyeri perut
hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, nyeri menghebat 3
hari terakhir. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Buang air besar (BAB) dan
buang air kecil (BAK) normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan abdomen cembung,
teraba massa kenyal, setinggi pusat simfisis, tidak berbenjol-benjol, batas tegas,
mobile (-), permukaan licin, adnexa tegang, nyeri (+) tidak teraba pool massa.
Pemeriksaan penunjang yaitu USG ditemukan jaringan didalam rahim dan kistanya
sudah membesar.
Penanganan adenomiosis
a. Terapi Hormonal
b. Terapi Operatif
Gold standar adenomiosis yaitu laparatomi.
Prognosis :
Dubia ad bonam
Dubia ad vitam
Dubia ad functionam
DAFTAR PUSTAKA
26
R,Sedhai
LB,Pandit
U.
Adenomyosis
at
27