Вы находитесь на странице: 1из 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup
manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehariharinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal.
Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan,
mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri,
keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotiv dan
preventif atau lebih kita kenal dengan lebih baik mencegah daripada mengobati.
Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia
terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat
semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan.
Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya
kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas
penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas,
sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh
manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai
dengan tugasnya.
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Sehingga
terciptalah masyarakat yang sehat dan produktiv. Tidak gampang terjangkit penyakit
dan selalu menjaga kesehatannya dengan baik.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Puskesmas


a. Pengertian Puskesmas
Puskesmas

adalah

unit

pelaksana

teknis

(UPT)

dinas

kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan


kesehatan di suatu wilayah kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan
sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan, sedangkan pembangunan kesehatan
maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan yang pertanggung jawaban
secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas Wilayah Kerja.
Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah terpencil.
Puskesmas Kedokan Bunder berada di wilayah kecamatan kedokan bunder
yang mempunyai luas wilayah kerja 2.900.741km 2. jumlah penduduk di
kecamatan kedokan bunder 45.041 jiwa penduduk, dengan perbandingan jumlah
laki-laki 22.413 jiwa, sedangkan perempuan 22.628 jiwa. Wilayah kerja
puskesmas kedokan bunder mencakup 7 desa, yaitu ; desa kedokan bunder,
kedokan agung, kedokan wetan, kaplongan, jayalaksana, jayawinangan dan
cangkingan.
Keadaan kesehatan masyarakat puskesmas kedokan bunder secara umum
cukup, akan tetapi untuk kesehatan ibu dan bayi harus perlu perhatian lebih.
Pada tahun 2013 terdapat 1 kasus kematian bayi, dan 1 kasus kematian ibu,
beserta 16 kasus gizi buruk. Sedangkan pada tahun 2014 tercatat 1 kasus
kematian ibu, dan 7 kasus kematian bayi.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

b. Visi dan Misi Puskesmas


Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat:
(1) lingkungan sehat
(2) perilaku sehat
(3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
(4) derajat kesehatan penduduk kecamatan
Sedangkan misi dari puskesmas adalah :
(1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
(2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
(3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
(4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya

2.2 Manajemen Puskesmas


Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas
perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

luaran Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajeman.
Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :
1.
2.
3.

Model PIE (planning, implementation, evaluation)


Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasan-

4.

pengendalian-penilaian)
Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

5.

komunikasi)
Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring,
evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi


manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen
yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :
1.

Makin

banyaknya

fungsi

penggerak

pembangunan

berwawasan

kesehatan, yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi


2.

tatanan sehat)
Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai
berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta
makin aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan
peduli kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator meningkatnya

3.

partisipasi masyarakat setempat.


Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS

4.

(indeks potensi keluarga sehat)


Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya
cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program
kesehatan pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang
ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin
baiknya kepuasan pasien.

2.3 Instrumen Manajemen Puskesmas

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,


Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1.
2.
3.

Perencanaan tingkat Puskesmas


Lokakarya Mini Puskesmas
Penilaian Kinerja Puskesmas. Termasuk manajemen Sumber Daya
termasuk alat, obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan
manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi
manajemen Puskesmas ( SIMPUS ) dan upaya peningkatan mutu
pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance ).

1. PTP (perencanaan tingkat puskesmas)


Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh
terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi
tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif.
Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena
semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Dengan
perencanaan Puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan dan
pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara
berdaya guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen
Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.
Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan
menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Semua kegiatan dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau
disesuaikan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah
perencanaan disusun, kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia
Puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi
pengorganisasian). Selanjutnya personalia yang bekerja dalam organisasi
Puskesmas digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif
untuk mencapai tujuan Puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan
pelaksanaan). Semua aktivitas personalia dan organisasi Puskesmas diawasi,
dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai tujuan dan target
kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan
penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi
dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses transformasi/konversi yaitu


pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan
serta pelayanan kesehatan Puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan
tujuan dan terget kinerja Puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian).

Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk


memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini
meliputi :
1. Upaya kesehatan wajib
2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya penunjang
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah
sebagai berikut :
1. Persiapaan
mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya
dapat mempermudah perencanaan yang akan dibuat.
2.

Analisis situasi Penyusunan :


Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana
operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah.
Secara konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut
kecenderungannya dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
tersebut, serta potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk melakukan intervensi. Analisis situasi akan menghasilkan rumusan
masalah dan berbagai faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Langkah

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta


yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas (Departemen Kesehatan, 2002).
analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini
berupa peta wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan
habis pakai, peralatan, sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran
serta masyarakat, data penduduk & sasaran program, data sekolah, data
kesling.
3. Rencana Usulan Kegiatan : terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana
usulan kegiatan (RUK), yaitu :
a. Analisis masalah, meliputi :
1. identifikasi masalah,
2. prioritas masalah,
3. merumuskan masalah,
4.

penyebab masalah

b. Penyusunan RUK
pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku secara global, nasional maupun daerah
sesuai dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
puskesmas. Puskesmas haruslah mempertimbangkan masukan dari
masyarakat

melalui

Konsil

Kesehatan

Kecamatan/Badan

Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus dilengkapi


pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,
prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut
merupakan RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan
RUK tersebut disusun pada bulan januari tahun berjalan (H)

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun


sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK
telah selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari
tahun berjalan (H).
Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas
kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah
kabupaten/kota melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK
yang terangkum dalam usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan
pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke
puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan
alokasi biaya yang disetujui tersebut puskesmas menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan,
puskesmas membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber
pembiayaan puskesmas selain dari anggaran daerah (DAU),
adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri yang
dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK
disusun

dengan

melakukan

penyesuaian

dan

tetap

mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini


dilakukan, karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas
RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai
dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan,
tambahan anggaran (selain dari DAU), dan lain-lainnya.
Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan,
dalam forum lokakarya mini yang pertama.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2. Lokakarya mini
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan
melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya
kesehatan. Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan peran
serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas Puskesmas untuk
bekerjasama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi Puskesmas dengan
baik, telah dikembangkan Lokakarya Mini Puskesmas.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas
Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk
meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta
membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi
Puskesmas. Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1),
Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
maka Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan,
Pelaksanaan (P2).
Adapun tujuan dilakukannya lokakarya mini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan

fungsi

Puskesmas

melalui

penggerakan

pelaksanaan Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja


sama lintas program serta lintas sektoral,
2. Tujuan Khusus
a) Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas
dan pelaksana
b) Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas
dalam rangka pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas
dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari
setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan
cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
teersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

c) Tergalangnya

kerjasama

lintas

sektoral

dalam

rangka

pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat secara


terpadu.
d) Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam
ranngka mengkaji kegiatan kerjasama lintas sektoral dan
tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya. Manfaatnya
adalah mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan pada
bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan.
3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim
Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali
dilingkungan Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan
kerjasama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan
fungsi Puskesmas.
4. Lokakarya Bulanan Puskesmas
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan
kerjasama dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan
pertemuan antar tenaga Puskesmas untuk membandingkan
rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil kegiatan serta
cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas
dan dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana
kerja bulan berikutnya bagi setiap tenaga.
5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan
dukungan

sektor-sektor

yang

bersangkutan

diperlukan

penggalangan kerjasama lintas sektor, yang dilaksanakan dalam


satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan
manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas
sektoral dalam membina dan mengembanngkan peran serta

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

masyarakat dalam bidang kesehatan. Khususnya dalam rangka


peningkatan kesejahteraan ibu dan kelangsungan hidup anak.
Harapannya peningkatan pelayanan kesehatan, laporan kegiatan
tepat waktu.
Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan berbagai
kegiatan adalah melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas. Pada dasarnya
ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :
1. Lokmin Lintas Program :
a.

Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas

b.

Mendapatkan

kesepakatan

sesuai

rencana

pelaksanaan

kegiatan
c.

Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmas

d.

Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah

disusun.
2. Lokmin Lintas Sektor :
a.

Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral,

b.

untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat


dalam bidang kesehatan

berdasarkan waktunya, lokakarya mini dibagi menjadi 2 :


1. Lokakarya mini bulanan
Lokarya bulanan ini mempunyai beberapa tujuan yang terbagi
menjadi 2:
a.

Tujuan umum :

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas dalam


rangka pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara
membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas
dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan
kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya
rencana kerja bulan berikutnya.
b.

Tujuan khusus :
a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu
b. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan
dan berbagai kebijakan serta program
c. Diketahuinya hambatan atau masalah kegiatan bulan lalu
d. Dirumuskannya cara penyelesaian masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru

Lokakarya mini bulanan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu :


1.

Lokakarya mini bulanan yang pertama


Merupakan lokakarya penggalangan tim yang diselenggarakan
dalam rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana pelaksanaan kegiatan (RPK). Pelaksanaan lokakarya
mini bulanan yang pertama sebagai berikut :
a) Masukan
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika tentang
peran, tanggung jawab staf dan kewenangan
puskesmas

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep


baru yang berkaitan dengan puskesmas
3) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana
kegiatan (PoA) puskesmas
b) Proses :
1. Inventarisasi

kegiatan

puskesmas

termasuk

kegiatan lapangan dan daerah binaan


2. Analisis beban kerja tiap petugas
3. Pembagian tugas baru termasuk pembagian daerah
binaan
4. Penyusunan rencana kegiatan puskesmas tahunan
berdasarkan RPK
c) Keluaran :
1.

Rencana kegiatan puskesmas tahunan

2.

Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan


berdasarkan PoA

3.
2.

Matriks pembagian tugas dan daerah binaan

Lokakarya mini bulanan rutin


Merupakan tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang
pertama. Lokakarya bulanan rutin ini dilaksanakan untuk
memantau pelaksanaan PoA puskesmas yang dilakukan setiap
bulan secara teratur. Pelaksanaan lokakarya bulanan rutin
puskesmas senagai berikut :

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

a) Masukan :
1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota
3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru
b) Proses :
1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain
dengan menggunakan PWS
2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu
dikaitkan dengan kepatuhan standar pelayanan
3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
c) Keluaran :
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulan yang baru

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2. Lokakarya mini tribulan


Lokakarya

mini

tribulan

ini

dilakukan

sebagai

pemantau

pelaksanaan kerjasama lintas sektoral. Tujuan dari pelaksanaan ini


dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya lintas sektoral dalam rangka
mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektoral dan
tersusunnya rencanan kerja tribulan selanjutnya.
b. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan masalah dan hambatan lintas
sektoral yang dihadapi
b. Dirumuskannya rencana kerja lintas sektoral yang baru
untuk tribulan yang akan datang.
Lokakarya tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap :
1. Lokakarya mini tribulan pertama
Merupakan lokakarya yang diselenggarakan tim dalam rangka
pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat
terlaksanakannya kegiatan sektoral yang terkait dengan
kesehatan. Pelaksanaan lokakarya mini tribulan pertama
sebagai berikut :
a. Masukan :
1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui
dinamika kelompok

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2) Informasi tentang program lintas sektor


3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan
konsep baru.
b. Proses :
1) Inventarisasi

peran

bantu

masing-masing

sektor
2) Analisis masalah peran bantu masing-masing
sektor
3) Pembagian peran dan tugas masing-masing
sektor
c.

Keluaran :
1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam
mendukung program kesehatan
2) Rencana kegiatan masing-masing sektor

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2. Lokakarya mini tribulan rutin


Merupakan

tindak

lanjut dari

lokakarya

penggalangan

kerjasama lintas sektoral yang telah dilakukan dan selanjutnya


dilakukan tiap tribulan secara tetap. Pelaksanaan lokakarya
mini tribulan rutin adalah :
a.

Masukan :
1) Laporan

kegiatan

pelaksanaan

program

kesehatan dan dukungan sektor terkait


2) Inventarisasi maslah/hambatan dari masingmasing sektor dalam pelaksanaan program
kesehatan
3) Pemberian informasi baru
b.

Proses :
1) Analisis masalah dan hambatan pelaksanaan
program kesehatan
2) Analisis masalah dan hambatan dukungan dari
masing-masing sektor
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati
kegiatan untuk tribulan yang baru

c.

Keluaran :
1) Rencana kerja tribulan yang baru

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2) Kesepakatan bersama
3. PKP (penilaian kinerja puskesmas)
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi
sebagai :
1.

Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .

2.

Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program


unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen
Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri
demikian pula strategi dalam pencapain tujuannya, yang harus disesuaikan dengan
masalah, kebutuhan serta potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan. , mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan
kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian
Kinerja Puskesmas.
a.

pengertian penilaian kinerja puskesmas


Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan
penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai
instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian
kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil
pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

(khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas


perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan
kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam
kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap
kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa
tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan
pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan
secara lebih mendalam dan terfokus.
b.

tujuan penilaian kinerja puskesmas


a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten /
kota.
b. Tujuan Khusus
1) Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
2) Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.
3) Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan
masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas

c.

kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.


Manfaat penilaian kinerja puskesmas
1) Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan
dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
2) Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come)
3) Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan
tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun
yang akan datang berdasarkan prioritasnya.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

4) Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung


d.

kebutuhan sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaa


Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas
Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu
pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas
yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya
kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas
yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan
tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi
Indonesia Sehat

e.

Pelaksanaan penilaian kinerja


a. Bahan dan pedoman
Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan manajemen Puskesmas dan mutu
pelayanan, sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan
data, pengolahan data, analisis hasil/masalah sampai dengan
penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman penilaian
kinerja
b.

Puskesmas

dari

Direktorat

Jenderal

Bina

Kesehatan

Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. th 2006.


Teknis pelaksanaan
Dalam hal ini, dimisalkan saja bahwa teknis pelaksanaan penilaian
kinerja Puskesmas di Kabupaten Klungkung tahun 2008 sbb:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data
hasil kegiatan Puskesmas th 2008 ( Jan s/d Des 2008 )
dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam
forum penilaian kinerja Puskesmas th 2008
2. Pengolahan Data
Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan
dengan penghitungan sbb :

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

a.

Penilaian Cakupan Kegiatan Yankes Cakupan sub


variabel dan variabel.
Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan
membagi hasil pencapaian (H) dgn target sasaran (T)
dikalikan 100 atau
SV (%) = H/T x 100%
Cakupan variabel (V) dihitung dgn menjumlah
seluruh nilai subNvariabel (SV) kemudian dibagi
dengan jumlah variabel (n) atau
V (%) = SV/n
Jadi nilai cakupan kegiatan Yankes adalah
Rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan
di kelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok I (kinerja baik) :
Tingkat pencapaian hasil 91 %
2. Kelompok II (kinerja cukup) :
Tingkat pencapaian hasil 81 90 %
3. Kelompok III (kinerja kurang) :
Tingkat pencapaian hasil 80 %

b.

Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas


Penilaian kegiatan manajemen Puskesmas
dikelompokkan menjadi 4 kelompok :
1. Manajemen Operasional Puskesmas
2. Manajemen alat dan obat
3. Manajemen keuangan
4. Manajemen ketenagaan
Penilaian

kegiatan

manajemen

Puskesmas

dengan
mempergunakan skala nilai sebagai :
berikut :
1. Skala 1 nilai 4
2. Skala 2 nilai 7
3. Skala 3 nilai 10

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Nilai masing-masing kelompok manajemen


adalah

rata-rata

nilai

kegiatan

masing-masing

kelompok manajemen :
1. Skala 1 Nilai 4
2. Skala 2 Nilai 7
3. Skala 3 Nilai 10
Cara Penilaian :
a. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian
Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang
sesuai.
b. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai
akhir tiap variabel
c. Hasil rata rata nilai variabel dalam satu komponen
merupakan nilai akhir mutu
Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi :
* Baik : Nilai rata rata > 8,5
* Cukup : Nilai 5,5 8,4
* Kurang : Nilai < 5,5

2.4 Manajemen Obat Puskesmas Kedokan Bunder


Managemen obat di puskesmas standarnya dilakukan oleh seorang apoteker.
Obat obatan mempunyai tempat penyimpanan yang baik, tersedia kamar obat, lemari
obat, gudang obat dan sarana prasarana yang menunjang penyimpanan obat lainnya.
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, pengarsipan
dalam rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah
dimonitor dan dievaluasi. Administrasi untuk sediaan farmasi dan pembekalan
kesehatan meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan kefarmasian, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Perencanaan
Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/kota
Penerimaan
Penyimpanan menggunakan kartu stok atau komputer
Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Administrasi untuk resep meliputi pencatatan resep jumlah resep berdasarkan


kelompok pasien (umum, kasep, BPJS/asuransi), penyimpanan bandel resep harian
secara teratur selama 3 tahun dan pemusnahan resep yang dilengkapi dengan berita
acara. Pengadministrasian termasuk juga untuk ;
1. Kesalahan pengobatan (medication error)
2. Monitoring efek samping obat (MESO)
3. Medication record
PEMBUATAN DAFTAR OBAT
Daftar obat dibuat berdasarkan ;
1.
2.
3.
4.

Standar obat, standar obat nasional


Perubahan daftar obat yang berdasarkan ;
Penyakit yang akan diobati
Obat obat yang telah tersedia dan mampu untuk menyembuhkan masalah

kesehatan yang sedang dihadapi


5. Keadaan obat alternatif, efek samping, cost, dll
6. Bagaimana menentukan obat alternatif yang akan digunakan

PERKIRAAN OBAT YANG AKAN DIPESAN DAN DISIMPAN


Cara menghitung kebutuhan obat ;
Total dose of
average course of
drug

Usual number of patients


treated with the drug
within the purchasing
interval

Purcashing interval adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan obat


yang dipesan, biasanya 3-6 bulan. Jumlah pasien adalah jumlah pasien yang
menggunakan obat berdasarkan register pasien.
Ketika jumlah obat tidak mencukupi kebutuhan, maka harus ada skala
priorotas pemberian obat. Petugas kesehatan harus memilih pasien mana yang akan
diobati. Pertimbangan:

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

1. Respon terhadap pengobatan


2. Resiko rekurensi
3. Kondisi kronik
Dalam memesan obat, beberapa cara yang dapat dilakukan petugas :
1. Menggunakan list kebutuhan obat
2. Dahulukan memesan obat generik yang efektif dan aman

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

LAPORAN PEMAKAIAN DAN LEMBAR PERMINTAAN OBAT (LPLPO)

Contoh LPLPO puskesmas kedokan bunder

Cara penyimpanan obat secara umum adalah


1. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
2. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tetutup rapat
3. Simpan obat dalam suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

4. Jangan menyimpan obat ditempat panas atau lembab


5. Jangan menyimpan obat cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali
6.
7.
8.
9.

jika tertulis pada etiket obat.


Jangan menyimpan bat yang telah kadaluarsa atau rusak.
Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama.
Jauhkan obat dari jangkauan anak anak.
Obat dengan tangal kadaluarsa pada tahun ini, diberi label merah atau
sejenisnya dan diletakan ditempat terlihat/terpisah agar dapat digunakan
terlebih dahulu.

Beberapa sistem yang umum dalam pengaturan obat ;


1. Alfabetis berdasarkan nama generik. Obat disimpan berdasarkan urutan
alfabet nama generiknya, saat menggunakan sistem ini, pelabelan harus
diubah ketika daftar obat esensial direvisi atau diperbaharui.
2. Kategori terapetik atau farmakologi. Obat disimpan berdasarkan indikasi
terapetik dan kelas farmakologinya.
3. Bentuk sediaan. Obat mempunyai bentuk sediaan yang berbeda beda,
sepertisyrup, tablet, injeksi, salep atau krim. Dalam sistem ini obat disimpan
berdasarkan bentuk sediaannya. Selanjutnya metode-metode pengelompokan
lain dapat digunakan untuk mengatur obat secara rinci.
4. Frekuensi penggunaan.untuk obat yang sering digunakan (fast moving)
seharusnya disimpan pada ruangan yang dekat dengan tempat penyiapan
obat.
Kondisi penyimpanan khusus
Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk memudahkan
pengawasan, yaitu :
1. Obat golongan narkotika dan psikotropika masing masing disimpan dalam
lemari khusus dan terkunci.
2. Obat obatan seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari
pendingin untuk menjamin stabilitas sediaan.
3. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol disimpan
dalam lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar
dan peralatan elektronik. Cairan ini disimpan terpisah dari obat-obatan.
4. Obat bahaya diletakan dalam lemari terpisah dengan register jelas saat
pengambilan. Agar mengetahui keadaan ketersediaan obat dapat digunakan
kartu penyimpanan obat ; stock card system.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Tips penyimpanan obat ; the A/B (double) shelf system of drug stock control.
Line B terdiri dari obat yang belum akan digunakan, dibungkus rapih dengan
plastik. Line A terdiri dari obat yang sedang digunakan, saat obat A habis, sudah
mulai dipesan ulang untuk obat baru. Boleh menggunakan obat B. Sistem ini
berfungsi baik jika supply time (waktu untuk mengorder dan mendapatkan obat obat)
setengah dari purchasing interval (jeda antara kedatangan obat yang diinginkan). Jika
supply time lebih lama, maka jumlah obat line B harus lebih besar dari line A.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan memantau seluruh kegiatan
pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada pelayanan
informasi obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu pelayanan
kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di puskesmas
selanjutnya. Hal-hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi dalam pelayanan
kefarmasian di puskesmas selanjutnya. Hal- hal yang perlu dimonitor dan dievaluasi
dalam pelayanan kefarmasian di puskesmas, antara lain ;
1. Sumber daya manusia (SDM)
2. Pengelolaan sediaan farmasi ( perencanaan, dasar perencanaan, pengadaan,
penerimaan dan distribusi)
3. Pelayanan farmasi klinik (pemeriksaan kelengkapan resep, skrining resep,
penyiapan sediaan, pengecekan hasil peracikan dan penyerahan obat yang
disertai informasnya serta serta pemantauan pemakaian obat bagi penderita
penyakit tertentu seperti TB, malaria, dan diare), mutu pelayanan (tingkat
kepuasan konsumen).
Untuk mengukur kinerja pelayanan kefarmasian tersebut harus ada indikator yang
digunakan. Indikator yang digunakan dalam mengukur tingkat keberhasilan
pelayanan kefarmasian pelayanan kefarmasian di puskesmas antara lain ;
1. Tingkat kepuasan konsumen : dilakukan dengan survei berupa angket melalui
kotak saran atau wawancara langsung.
2. Dimensi waktu ; lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah
ditetapkan).
3. Prosedur tetap (protap) pelayanan kefarmasian ; untuk menjamin mutu
pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.
4. Daftar tilik pelayanan kefarmasian dipuskesmas.
Puskesmas Kedokan Bunder mempunyai satu ruangan obat dan satu unit gudang
penyimpanan obat. Sumber daya manusia penanggung jawab pengelolaan

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

kefarmasian puskesmas adalah seorang perawat. Dalam memenuhi kebutuhan


farmasi, puskeskas menggunakan cara yaitu berdasarkan LPLPO.
Setiap bulan terdapat pencatatan stok awal farmasi yang ada diapotek. Kemudian,
setiap bulan juga terdapat kiriman obat dari dinas kesehatan kabupaten. Kiriman obat
ini terkadang bisa terlalu berlebihan, artinya melebihi kebutuhan, atau bahkan kurang
dari kebutuhan. Jumlah stok awal dan kiriman bat dari dinas ini merupakan stok awal
bulan persediaan obat puskesmas. Formulir jenis lain yang digunakan dipuskesmas
adalah LPO (laporan permintaan obat). Formulir ini untuk memenuhi kebutuhan
obat lain seperti pada pelayanan KIA, imunisasi dan sebagainya.
Setiap harinya, penggunaan obat di rekapitulasi, sehingga terdapat laporan
penggunaan obat perbulannya,. Kemudian, laporan ini dicantumkan ke LPLPOdan
disetor kedinas kesehatan,sehingga diharapkan mendapat kiriman obat yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat puskesmas kedokan bunder perbulannya.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Farmasi Kedokan Bunder

Sumber daya manusia


Perawat dan asisten apoteker

Manajemen
Perencanaan pencatatan LPLPO,
ketersediaan obat

Ruang obat gudang

Pengambilan data dan

penyimpanan

pendistribusian obat dari dinkes

2.5 Manajemen Inventaris Barang Puskesmas Kedokan Bunder


Inventaris adalah suatu daftar semua fasilitas yang ada di seluruh bagian,
termasuk gedung dan isinya. Inventarisasi bertujuan untuk memberi tanda pengenal
bagi semua fasilitas di industri. Inventaris yang dibuat harus mengandung informasi
yang jelas dan mudah dimengerti dengan cepat, sehingga dapat membantu
kelancaran pekerjaan.
Puskesmas memiliki peran yang sangat penting sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat. Untuk mewujudkan upaya pelayanan kesehatan yang
berkualitas, maka setiap puskesmas perlu ditunjang oleh adanya perlengkapan dan
peralatan yang jumlah dan kondisinya memadai sesuai kebutuhan puskesmas.
Puskesmas Kedokan Bunder memiliki perlengkapan dan peralatan yang berasal dari
dropping maupun swadaya dari pihak Puskesmas sendiri. Untuk menjaga mutu
pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut, maka perlu dilakukan kegiatan
pencatatan, pendaftaran dan pembukuan, serta pelaporan perlengkapan dan peralatan
yang dimiliki puskesmas. Dasar hukum pengelolaan perlengkapan dan peralatan baik
medis maupun non medis di puskesmas tercantum dalam Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor: 51/Menkes/SK/I/1990 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penatausahaan

BarangMilik/Kekayaan

Negara

di

Lingkungan

Departemen

Kesehatan RI.
dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Inventarisasi adalah kegiatan pencatatan, pendaftaran dan pembukuan,serta


pelaporan barang. Inventarisasi bertujuan agar tercipta pengawasan yang baik dari
pimpinan puskesmas terhadap staf pengelola barang inventaris akan tertibnya
pengolaan barang. Sasaran inventarisasi adalah semua barang milik negara yang
dibeli, didapat, dihasilkan baik secara sebagian maupun keseluruhan melalui APBN
atau diperoleh di luar APBN sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Dari
kegiatan inventarisasi, disusun Buku Inventaris yang memuat datameliputi lokasi,
jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, dan keadaan
barang.
Adanya buku inventarisasi yang lengkap, teratur, dan berkelanjutan
mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam rangka:
1. Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan, dan pengawasan setiap barang.
2. Usaha untuk menggunakan dan memanfaatkan setiap barang secaramaksimal
sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing.
3. Menunjang pelaksanaan tugas pemerintah.Dalam istilah inventarisasi, barang
dapat dikelompokkan menjadi:
a. Barang tidak bergerak: menurut sifat dan penggunaannya tidak dapat
dipindah-pindahkan.
b. Barang

bergerak:

menurut

sifat

dan

penggunaannya

dapat

dipindahkan.
c. Barang habis pakai: menurut sifatnya dipakai habis untuk keperluan
dinasatau jangka waktu pemakaiannya kurang dari satu tahun.
d. Barang persediaan: barang yang masih disimpan dalam gudang dan
belumdigunakan dalam proses kegiatan dinas.

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Klasifikasi dan pengkodean barang milik negara termasuk di lingkungan


Departemen Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
29/PMK.06/2010. Sedangkan untuk pedoman teknis pengelolaan barang milik
daerah mengacu pada Peraturan Mendagri RI No.17/Mendagri/III/2007 yang
dikeluarkan tanggal 21 Maret 2007.
Manajemen aset terdiri dari:
1. Penerimaan barang: dicatat dalam buku penerimaan barang.
2. Pengeluaran barang: dicatat dalam buku pengeluaran barang, berisi tentang
pendistribusian barang.
3. Pencatatan KIR: barang yang sudah didistribusikan dimasukkan KIR pada
setiap ruangan. KIR ditempel di dinding tiap ruangan.
4. Penghapusan barang: barang yang rusak harus dibuatkan berita acara
dandikembalikan

ke

Dinas

Kesehatan

Kabupaten

untuk

diperbaiki

ataudiusulkan dalam anggaran pengadaan barang tahun berikutnya.


Kodefikasi adalah pemberian kode barang pada setiap barang inventarismilik
Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan
pemberian kodefikasi adalah untuk mengamankan dan memberikan kejelasanstatus
kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing- masing pengguna.
Kodefikasi kepemilikan untuk masing- masing tingkatan pemerintahan sebagai
berikut:
1. Barang Milik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan nomor kode 12.2.
2. Barang Milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan nomor kode 11.3.
3. Barang Milik Pemerintah Pusat dengan nomor kode 00.4.
4. Barang Milik Desa dengan nomor kode 22
dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

2.6 Alur Pelayanan Puskesmas Kedokan Bunder


ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMA SKEDOKAN BUNDER
Pasien
Datang
Loket
Pendaftaran

UGD

BP 1 (6-44
thn)

BP 2 (>44
thn)

po

MTB
S

LABORATURIU
LABORATURIU
M
M

RUJUK
RSUD

KIA,
KIA, KB
KB

IMUNISASI

TB PARU
POLI
POLI IMS/VCT
IMS/VCT

APOTIK
APOTIK

PULANG
PULANG

KONTROL

SEMBUH

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

ALUR PELAYANAN RAWAT INAP PUSKESMAS KEDOKAN BUNDER

Pasien
Datang
Loket
Pendaftaran
POLI UMUM

PENDAFTARAN RAWAT
INAP

RUJUK RSUD

RUANG IGD

RUANG
PERAWATAN

KONSULTASI
DOKTER

ADMINISTRASI

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

PULANG

Page

DAFTAR PUSTAKA

A.A Gde Muninjaya. (1999).Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta


Elainel la Monica.(1998). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan.EGC :
Jakarta
Nasrul E. (1998). Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC :
Jakarta

dr. Arif Fajar Maulana / Puskesmas Kedokan Bunder

Page

Вам также может понравиться