Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Umur
18-30 tahun
>30 tahun
Jumlah
Frekuensi
49
48
97
Peresentase %
51,00
45,00
100,00
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa, proporsi responden yang berusia 18-30
tahun lebih banyak yaitu 51,00% (49 orang) dibandingkan dengan responden
yang berumur > 30 tahun.
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu yang memiliki
anak toddler di Desa Cintakarya Kecamatan Samarang Kabupaten Garut
Tahun 2014
41
42
No
1
2
3
4
Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Jumlah
Frekuensi (F)
35
31
25
6
97
Persentase %
36,00
32,00
26,00
6,00
100,00
43
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Toilet
training Pada Ibu di Desa Cintakarya Kecamatan Samarang Kabupaten Garut
Tahun 2014
Pengetahuan
Frekuensi (f)
Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
17
30
50
17,00
31,00
52,00
Total
97
100,00
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa, proporsi pengetahuan kurang baik lebih
banyak yaitu sebesar 52,00 % (50 orang) dibandingkan dengan pengetahuan baik
yaitu 17,00 % (17 orang).
Frekuensi (f)
23
9
40
25
Persentase (%)
24,00
9,00
41,00
26,00
97
100,0
44
N
17
30
50
97
%
17,0
31,0
52,0
100,0
Pernah
N
%
0
0
0
0
30 100,0
30 100,0
df
%
90,0
0
10,0
100,0
X2
135,975
Baik
Cukup
Kurang
Total
N
17
0
2
19
Total
0,0001
Pengetahuan
Tidak
Sering
Tingkat Kecemasan
KadangSelalu
kadang
N
%
N
%
0
0
0
0
0
0
30 71,0
6 100,0 12 24,0
6 100,0 42 100,0
value
Tingkat
tidak
pernah mencapai 96,0 % atau 30 responden, lebih besar bila dibandingkan dengan
pengetahuan baik pada pelaksanaan toilet training sering yaitu mencapai 90,0 %
atau 17 responden. Hasil uji statistik membuktikan ada perbedaan proporsi yang
signifikan, yaitu diperoleh nilai P = 0,0001, atau ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan pelaksanaan toilet training. Hasil analisis selanjutnya
diperoleh pula nilai X2 = 135,975 (df : 6), artinya pengetahuan kurang beresiko 6
kali untuk tidak melaksanakan toilet training dibandingkan ibu yang memiliki
pengetahuan baik.
45
4.2 Pembahasan
Hubungan Pengetahuan Tentang Pelaksanaan Toilet training
N
17
30
50
97
%
17,0
31,0
52,0
100,0
Pernah
N
%
0
0
0
0
30 100,0
30 100,0
df
%
90,0
0
10,0
100,0
X2
135,975
Baik
Cukup
Kurang
Total
N
17
0
2
19
Total
0,0001
Pengetahuan
Tidak
Sering
Tingkat Kecemasan
KadangSelalu
kadang
N
%
N
%
0
0
0
0
0
0
30 71,0
6 100,0 12 24,0
6 100,0 42 100,0
value
Tingkat
Notoatmodjo
(2003),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
2.
46
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi,
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayan orang.
3. Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi
pengetahuan seseorang.
4.
Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap
proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam
lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik
ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
47
5.
Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman
belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan
keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat
mengembangkan
kemampuan
mengambil
keputusan
yang
merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
6. Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Faktor-faktor tersebut diatas sangat mempengaruhi terhadap baik atau
kurangnya
pengetahuan
seseorang.
Bagaimana
seseorang
memperoleh
48
kemandirian
anak.
Asumsi
tersebut
didukung
oleh
pernyataan
49
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari
orang lain maupun dari media masa, sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang
baru diperkenalkan. Karena semakin tinggi pendidikan seseorang kemungkinan
besar pengetahuan yang dimiliki orang tersebut semakin baik.
Selain pengetahuan usia responden juga mempengaruhi dalam
memperoleh pengetahuan, karena semakin dewasa informasi dan pola fikir
biasanya semakin bertambah dan semakin matang. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang berpengaruh pada
bertambahnya pengetahuan
atau
menjelang
usia
lanjut
kemampuan
penerimaan
umurumur tertentu
atau
pengingatan