Вы находитесь на странице: 1из 26

Laboratorium Ukur Tanah

BAB VI
PENGGAMBARAN KONTUR DENGAN PROGRAM SURFER

6.1Maksud Dan Tujuan


1. Mengetahui data yang diperlukan pada pembuatan peta kontur metode
surfer.
2. Mengetahui cara pengoperasian program surfer.
3. Mengetahui beberapa tampilan hasil dari surfer.

6.2Teori dasar
Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi
tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan
variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan
garis kontur (contour-line).
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi
dan garis lengkung horisontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar
peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis
kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Kelompok XIX

VI - 1

Laboratorium Ukur Tanah

Gambar 4.1.: Pembentukan Garis Kontur dengan membuat proyeksi tegak


garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi
Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta,
maka dapat diketahui bentuk ketinggian permukaan tanah, yang selanjutnya
dengan bantuan pengetahuan lainnya bisa diinterpretasikan pula informasi
tentang bumi lainnya.
Interval Kontur dan Indeks Kontur
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang
berdekatan. Jadi juga merupakan jarak antara dua bidang mendatar yang
berdekatan.
Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding
terbalik dengan skala peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak
informasi yang tersajikan, interval kontur semakin kecil.
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan
setiap kelipatan interval kontur tertentu; mis. Setiap 10 m atau yang lainnya.

Kelompok XIX

VI - 2

Laboratorium Ukur Tanah


Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi
adalah:
i = (25 / jumlah cm dalam 1 km) meter, atau
i = n log n tan a , dengan n = (0.01 S + 1)1/2 meter.
Contoh:
Peta dibuat pada skala 1 : 5 000, sehingga 20 cm = 1 km,
maka i = 25 / 20 = 1.5 meter.
Peta dibuat skala S = 1 : 5 000 dan a = 45 ,
maka i = 6.0 meter.
Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk
permukaan tanah dan skala peta yang digunakan.
Tabel 4.1: Interval kontur berdasarkan skala dan bentuk medan
Skala
1 : 1 000

Bentuk muka tanah

Interval Kontur

Datar

0.2 - 0.5 m

Bergelombang

0.5 - 1.0 m

Berbukit

1.0 - 2.0 m

Datar

0.5 - 1.5 m

Bergelombang

1.0 - 2.0 m

1 : 10 000

Berbukit

2.0 - 3.0 m

1 : 10 000

Datar

1.0 - 3.0 m

Bergelombang

2.0 - 5.0 m

dan
lebih besar
1 : 1 000
s/d

dan
lebih kecil

Kelompok XIX

Berbukit

5.0 - 10.0 m

Bergunung

0.0 - 50.0 m

VI - 3

Laboratorium Ukur Tanah

Sifat Garis Kontur


a.Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling
berpotongan.
b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang
landai lebih jarang.
c.Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang
menghadap

ke

bagian

yang

lebih

rendah.

Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang
menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
e.Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90
dengan

kemiringan

maksimumnya,

akan

membentuk

huruf

menghadap ke bagian yang lebih tinggi.


f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang
menutup-melingkar.
g. Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat
dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.

Gambar 4.2: Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah
landai
Kelompok XIX

VI - 4

Laboratorium Ukur Tanah

Gambar 4.4: Garis kontur pada curah dan punggung bukit.

Gambar 4.5: Garis kontur pada bukit dan cekungan.

Kemiringan Tanah dan Kontur Gradient


Kemiringan tanah a adalah sudut miring antara dua titik = tan-1(D
hAB/sAB). Sedangkan kontur gradient b adalah sudut antara permukaan
tanah dan bidang mendatar.
Titik-titik yang menggambarkan kontur gradient harus dipilih dalam
pengukuran titik detil sehingga dapat dibuat interpolasi linier dalam
penggambaran garis kontur di daerah pengukuran.

Kelompok XIX

VI - 5

Laboratorium Ukur Tanah

Gambar 4.6: Kemiringan tanah dan kontur gradient

Kegunaan Garis Kontur


Selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur
juga dapat digunakan untuk:
a.Menentukan potongan memanjang ( profile, longitudinal sections ) antara
dua tempat.
b. Menghitung luas daerah genangan dan volume suatu bendungan.
c.Menentukan route / trace dengan kelandaian tertentu.
d. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling
terlihat.

Gambar 4.7: Potongan memanjang dari potongan garis kontur.

Kelompok XIX

VI - 6

Laboratorium Ukur Tanah

Gambar 4.8: Bentuk, luas dan volume daerah genangan berdasarkan garis kontur.

Gambar 4.9: Rute dengan kelandaian tertentu.

Gambar 4.10: Titik dengan ketinggian sama berdasarkan garis kontur.

Penentuan dan Pengukuran Titik Detil Untuk Pembuatan Garis Kontur


Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi
yang tersajikan dalam peta.
Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan
oleh skala peta dan ketelitian (interval) kontur yang diinginkan.

Kelompok XIX

VI - 7

Laboratorium Ukur Tanah


Pengukuran titik-titik detil untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran tidak langsung
Titik-titik detil yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola
tertentu, yaitu: pola kotak-kotak (spot level), pola profil (grid) dan pola
radial. Titik-titik detil ini, posisi horizontal dan tingginya bisa diukur dengan
cara tachymetri - pada semua medan, sipat datar memanjang ataupun sipat
datar profil - pada daerah yang relatif datar.
Pola radial digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah yang luas
dan permukaan tanahnya tidak beraturan.

Gambar 4.11: Pengukuran kontur pola spot level dan pola grid.

Gambar 4.12 Pengukuran kontur pola radial.


Pengukuran langsung
Titik-titik detil ditelusuri sehingga dapat ditentukan posisinya dalam
peta dan diukur pada ketinggian tertentu - ketinggian garis kontur. Cara

Kelompok XIX

VI - 8

Laboratorium Ukur Tanah


pengukurannya bisa menggunakan cara tachymetri atau cara sipat datar
memanjang dan diikuti dengan pengukuran polygon.

Gambar 4.13 Pengukuran kontur cara langsung.

Penggambaran Kontur Dengan Program Surfer 8


Program surfer 8 memiliki dua buah tampilan standar, yaitu window
workseet, ruang untuk meletakkan data-data tabular yang berisi informasi
geografis (X, Y, dan Z), kemudian window diplot dan diinterpolasi.
Workseet pada tampilan surfer 8 dapat pula digantikan dengan
menggunakan Sel Excel. Sel Excel dapat digunakan sebagai workseet data
input sesuai dengan yang telah diperoleh dari pengolahan perhitungan
sebelumnya.
Data tabular dimaksud adalah X untuk posisi koordinat X dari suatu
titik pengukuran yang telah dihitung sebelumnya, Y untuk posisi koordinat
Y dari suatu titik pengukuran, dan Z untuk data elevasi ketinggian titik yang
dimaksud.
Data tersebut akan diplot pada program hingga membentuk peta kontur
yang dapat didefinisikan dengan beberapa tampilan.
Kelompok XIX

VI - 9

Laboratorium Ukur Tanah

6.3Langkah Kerja
Langkah langkah kerja yang ditempuh selama pelaksanaan
pembuatan peta kontur dengan surfer :
Langkah-langkah kerja yang ditempuh selama pelaksanaan pembuatan peta
kontur dengan surfer :
Langkah-langkah pembuatan titik-titik stasiun dan pelabelan berdasarkan
parameter-parameter dan kelas :
1. Setelah memasukkan data ke dalam worksheet, klik kembali menu new
dan pilihlah plot document, klik Ok.

Kelompok XIX

VI - 10

Laboratorium Ukur Tanah

2.

M
emilih map pada main menu, pada baris post map pilihlah new post
map.

Kelompok XIX

VI - 11

Laboratorium Ukur Tanah

3. Muncul dialog yang memberikan pilihan untuk memasukkan data


koordinat x dan koordinat y, bentuk simbol serta columb yang ingin
dimasukkan.

4. Klik apply untuk menampilkan hasil pengoplotan tanpa menghilangkan


menu dialog di atas.

Kelompok XIX

VI - 12

Laboratorium Ukur Tanah

5. Setelah yakin dengan tampilan hasil pengeplotan, maka klik Ok.

Kelompok XIX

VI - 13

Laboratorium Ukur Tanah

Langkah-langkah pembuatan kontur :


1. Memilih grid pada main menu, pada barisan pilihan grid pilihlah data.

2. Masukkan file data kontur yang akan dibuat.

Kelompok XIX

VI - 14

Laboratorium Ukur Tanah

3. Klik open, maka akan muncul tampilan dialog scattered data


interpolation, yaitu menu yang memberikan pilihan metode interpolasi
yang ingin digunakan.
4. Pada tab data, harus dimasukkan columb koordinat X, Y, dan Z yang
berisi data yang akan diinterpolasi, kemudian memilih metode grid
yaitu kurva minimum.

Kelompok XIX

VI - 15

Laboratorium Ukur Tanah

5. Setelah yakin tak ada kesalahan, klik ok.


Pada tahapan selanjutnya pilih map pada main menu, pada baris
pilihan map pilihlah contour map kemudian pilihlah new contour
map

Akan tampil dialog yang mewajibkan memasukkan file yang


berformat grid, kemudian klik open.

Kelompok XIX

VI - 16

Laboratorium Ukur Tanah

Pada menu dialog contour map properties, terlihat dua pilihan tab
yang memberi kesempatan untuk sentuhan akhir yang akan dibuat.

Kelompok XIX

VI - 17

Laboratorium Ukur Tanah

Kelompok XIX

VI - 18

Laboratorium Ukur Tanah

Setelah puas dengan tampilan peta kontur klik ok.

Kelompok XIX

VI - 19

Laboratorium Ukur Tanah

Langkah-langkah pembuatan kontur tiga dimensi :


1.

Langkah awla pembuatan tampilan tiga dimensi sama dengan langkah


awal pembuatan peta kontur (langkah 1 s/d 5)

2.

Pilih map pada main menu pada baris pilihan map pilihlah wirefram.

3.

Kemudian akan ditampilkan menu dialog yang mewajibkan


memasukkan file yng berformat grid.

4.

Klik open.

Kelompok XIX

VI - 20

Laboratorium Ukur Tanah

Kelompok XIX

VI - 21

Laboratorium Ukur Tanah

5.

Pada menu dialog wireframe properties ditampilkan tiga pilihan tab,


yaitu options, Z level, dan color zone, dimana ketiga pilhan tab
tersebut memberikan kesempatan untuk menampilkan layout tiga
dimensi yang semaksimal mungkin.

6.

Klik apply untuk menampilkan layout sementara.

Kelompok XIX

VI - 22

Laboratorium Ukur Tanah

7.

Setelah yakin dengan layout yang diinginkan, klik Ok.

Kelompok XIX

VI - 23

Laboratorium Ukur Tanah

Kelompok XIX

VI - 24

Laboratorium Ukur Tanah

Kelompok XIX

VI - 25

Laboratorium Ukur Tanah

6.4Lampiran
Peta Kontur 2D
Peta Kontur 3D

Kelompok XIX

VI - 26

Вам также может понравиться