Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bayi berat badan lahir rendah dapat hidup, tetapi bagaimana dengan kualitas
reproduksi dengan meluncurkan Gerakan sayang Ibu (GSI), yaitu upaya advokasi dan
mobilisasi sosial untuk mendukung upaya percepatan penurunan AKI. Intervensi
stategis dalam upaya Safe Motherhood dinyatakan sebagai empat pilar Safe
Motherhood, yaitu Keluarga Bencana (KB), pelayanan antenatal, persalinan yang
aman dan pelayanan obstetri esensial.
(BAGAN)
Keluarga Berencana : memastikan bahwa setiap orang/pasangan mempunyai akses
dan pelayanan KB agar dapat merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak
kehamilan dan jumlah anak.
Pelayanan antenal : untuk mencegah adanya komplikasi obstetric bila mungkin dan
memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai.
Persalinan yang aman : memastikan bahwa semua penolong persalinan mempunyai
pengetahuan, ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan
bersih , serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
Pelayanan obstetic esensial : memastikan bahwa pelayanan obstetri untuk risiko
tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkannya.
Pendekatan yang dianjurkan menurut pakar yang aktif dalam upaya Safe Motherhood
adalah menganggap bahwa semua kehamilan itu berisiko dan setiap ibu hamil agar
mempunyai akses ke pertolongan persalinan yang aman dan pelayanan obstetric.
Diperkirakan 15% kehamilan akan mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi
obstetric. Hal tersebut akan sangat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya
bila tidak ditangani dengan memadai.
Trend Perawatan Bertehnologi Tinggi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan angka kehamilan berisiko tinggi yang meningkatkan
membuat sistem perawatan kesehatan menekan pada perawatan bertehnologi tinggi.
Namun hal tersebut juga menjadikan adanya kendala bahwa dengan adanya perawatan
yang bertehnologi tinggi, maka biaya perawatan kesehatan menjadi lebih meningkat
Akses Perawatan Prenatal
Terdapat peningkatan jumlah wanita yang tidak mendapat perawatan antenal, selain
hal tersebut juga masih banyak wanita yang mempunyai akses ke perawatan prenatal
tetati terlambat datang ke pelayanan kesehatan atau datang hanya sesekali. Akibatnya
satu dari tiga wanita hamil tidak memperoleh perawatan antenatal yang adekuat.
Selain hal tersebut, juga banyak wanita yang tidak mampu membayar biaya perawatan
kesejahteraan ibu dan bayinya secara menyeluruh. Hal tersebut terutama difokuskan
pada perawatan preventif.
Faktor Faktor Malpraktek Dalam Perawatan Perinatal
Pendokumentasian pengalaman menolong persalinan dan perkembangannya yang
kurang jelas sangat mendorong terjadinya liabilitas dalam perawatan perinatal.
Terjadinya kelalaian yang dilakukan oleh perawat maternitas, hasilnya bisa terjadi
cedera pada klien (apalagi bila penjelasan minimal dan kurang komunikasi)
Isu Etika
Kemajuan dalam ilmu kebidanan dan neonatologi telah menimbulkan dilema. Issue
etik pada perawatan perinatal bahwa kondisi ini merupakan hal unik karena ada 2
pasien yaitu ibu dan janin. Sehingga haruslah dilakukan suatu pertimbangan yang
lebih dalam bila akan memutuskan hal-hal yang bersifat etis dalam bidang ini. Saat
ini yang berkembang dan mulai dipahami adalah bahwa wanita hamil dan melahirkan
adalah pengalaman yang sehat, bukan keadaan sakit. Terdapat 6 area yang sering
menimbulkan terjadinya konflik etika, Hal tersebut antara lain adalah Conflict
beetween mother and fetus, Informed consent, Confidentiality, Cultural conflict,
Conflicts associated with managed care. Conflicts in chiidbith education.
Keluarga suatu unit perawatan
Definisi keluarga meliputi penjelasan tentang struktur, fungsi, dan ikatan kasih
dalam keluarga. Dikatakan sebagai keluarga bila orang yang menempati sebuah unit
rumah membentuk suatu rumah tangga. Friedman (1992) menekankan pentingnya
keterlibatan emosi sebagai karakteristik. Adapun keluarga tersebut memiliki beberapa
fungsi yaitu fungsi biologi, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi psikologi dan
fungsi sosiobudaya. kelahiran anak merupakan salah satu peristiwa penting dalam
keluarga. Hal ini akan membutuhkan kematangan orangtua, kematangan psikologis
dan kematangan intelektual. Sehingga kondisi ini merupakan penyebab timbulnya
periode krisis dalam keluarga. Berdasarkan keadaan tersebut maka perawat memiliki
tanggungjawab untuk memberikan dukungan agar individu berperan aktif sebagai
orangtua. Dukungan yang diberikan perawat dapat berupa suatu informasi, dukungan
biologis dan psikologis. Pada peristiwa kehamilan perawat akan menjalin hubungan
yang unik dengan klien dan keluarganya. Hal ini menjadikan suatu pemikiran bahwa
sangat memungkinkan bila peristiwa perawatan dan kehamilan adalah berpusat pada
keluarga. Karena selama periode kehamilan sampai dengan peristiwa kelahiran akan
membantu proses pertumbuhan pada seluruh anggota keluarga. Adapun dalam
persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan yang sejahterah, bukan
suatu keadaan sakit. Pelayanan dengan pendekatan konsep maternitas yang berpusat
pada keluarga ini dilakukan untuk mempertahankan persalinan, kelahiran atau masa
serta merawat bayi sebagai peristiwa kehidupan normal yang melibatkan perubahan
fisik, emosional dan sosial yang dinamis; 2) Pelayanan perinatal bersifat personal
disesuaikan dengan kebutuhan psikososial, latar belakang pendidikan, spiritual dan
budaya dari tiap-tiap wanita dan keluarganya. 3) Program komprehensif edukasi
perinatal mempersiapkan keluarga untuk akte kehamilan, persalinan sepanjang
periode perinatal: konsepsi, dan kelahiran serta masa menjadi orangtua: 4) Para
penyedia pelayanan kesehatan membantu keluarga agar dapat membuat keputusan
untuk perawatan mereka dan membantu keluarga memiliki pengalaman positif sesuai
dengan harapan mereka; 5) Pasangan/suami atau orang-orang yang dipercaya ibu
untuk memberikan bantuan kepadanya secara aktif melibatkan diri selama proses
edukasi persalinan, kelahiran, nifas dan merawat bayi; 6)Memenuhi kebutuhankebutuhan sesuai dengan keinginan ibu dan keluarganya selama perawatan di ruang
rawat inap termasuk selama proses persalinan dan kelahiran: 7) Perawatan roomingin diberikan kecuali ibu dengan persalinan sectio caesaria; 8) Para ibu adalah
"perawat untuk bayinya sendiri. Peran penyedia layanan adalah memfasilitasi
pelayanan tersebut, bukan pemberi perawatan langsung untuk bayi mereka: 9)
Penyedia pelayanan memfasilitasi pasangan ibu dan bayi sebagai satu unit single
family yang menjadi tanggung jawabnya: 10) orangtua diijinkan merawat bayi
mereka yang sakit/beresiko tinggi setiap waktu dan mereka diikut sertakan dalam
merawat bayinya dengan kondisi tersebut(Phillips& Zwelling, 2001).
Family centered maternity care juga didefinisikan sebagai melahirkan secara aman
dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas sambil mengenali, memfokuskan dan
mengadaptasikan terhadap kebutuhan-kebutuhan baik klien, keluarga dan bayinya.
Penekanannya adalah pada pelayanan maternitas(ibu) dan bayinya yang mendukung
kesatuan keluarga sambil mempertahankan keamanan dan kesehatan
fisik(Mahlmeister, 1999),
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa asumsi yang mendasari
konsep keperawatan maternitas berfokus pada keluarga meliputi: 1) Peristiwa
persalinan dan kelahiran adalah peristiwa normal dan peristiwa yang sehat dalam
kehidupan, 2) Peristiwa kelahiran dan persalinan merupakan awal pembentukan baru
dan pengalaman dalam melakukan intervensi. Disebutkan lebih lanjut oleh Leap 2004
perlunya penyedia pelayanan masyarakat untuk mempromosikan persalinan di rumah
home birth.
Dagomes(1998), mengemukakan tiga syarat persalinan di rumah: 1) kondisi
kehamilan normal atau fisiologis, artinya tidak terdapat kelainan 3P, yakni power
atau kekuatan dari si calon ibu yakni kondisi yang akan melaluinya; 2) tersedianya
tenaga penolong persalinan yang andal; 3) tersedianya satu kamar atau ruang bersalin
di rumah, tidak perlu ruangan khusus, tetapi cukup sebuah kamar tidur keluarga
dapat dipersiapkan merangkap sebagai kamar bersalin. Kamar ini hendaknya
bersih, tenang dengan penerangan dan ventilasi udara yang baik dan memadai
(Dagomes, 1998, 13, httpchwww.indomedia.com/ maretsalin.htm, diperoleh
tanggal 11 September 2006).
Persalinan di rumah memberikan beberapa keuntungan, diantaranya ibu tetap berada
pada lingkungan keluarganya yang sudah familiar meningkatkan tumbuh kembang
seluruh anggota keluarga, sibling atau anak anak yang lain tidak perlu terpisah
dengan ibunya sehingga mendukung penerimaan mereka terhadap anggota keluarga
yang baru lahir (Gorrie, et all. 1998). Kemudahan lain untuk persalinan di rumah
juga disampaikan Lesti (2005), bahwa kamar selalu tersedia dan tidak memerlukan
pengangkutan ke rumah sakit. Hal yang lebih penting lagi adalah biaya bersalin di
rumah jauh lebih murah (Lesti, 2005, 1 3, http:Iwww.balipost.co.id/balipostcetak
12005/4/17lkel1.html, diperoleh 25 Mei 2006).
Walaupun persalinan di rumah disebutkan memiliki berbagai keuntungan. Namun
sulit untuk menilai keberhasilan persalinan di rumah. Ketidaktepatan atau ketiadaan
pelaporan yang baik dari kelahiran di rumah, terutama tentang kematian ibu dan bayi
baru lahir maupun komplikasi neonatal dan maternal, adalah suatu kesulitan untuk
melakukan evaluasi. Bagaimanapun, tenaga kesehatan penolong persalinan harus
melakukan sistem pengawasan yang telah dilatih untuk menentukan kasus resiko
tinggi untuk dirujuk ke rumah sakit dan menyiapkan transportasi untuk mengangkut
perempuan kerumah sakit jika mengalami komplikasi persalinan. Proses rujukan ke
rumah sakit dapat dilakukan dengan baik jika jalan dan alat transportasi ada di semua
desa, hal tersebut akan dapat meminimalisai permasalahan yang muncul akibat
kondisi kegawat daruratan persalinan di rumah (Wick, 2002)
Lebih lanjut Wick (2002), melaporkan beberapa studi yang telah dilakukan
sebelumnya. Studi tersebut menunjukkan bahwa tenaga kesehatan melakukan
pendekatan fisiologis dalam pertolongan persalinan di rumah, tindakan hanya
dilakukan ketika diperlukan. Mereka cenderung untuk tidak melakukan pemeriksaan
vaginal yang sering, pemecahan selaput membran dini, maupun melakukan
episiotomi. Mereka mendampingi perempuan selama proses persalinan, memberikan
dukungan dan monitoring perubahan yang ditunjukan ibu, reaksi, beserta status
psikologis ibu. Tenaga kesehatan juga harus memiliki ketampilan yang tinggi dalam
memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan bayi di rumah. Tidak banyak studi
yang melaporkan kasus komplikasi persalinan di rumah yang direncanakan
sebelumnya. Penelitian yang dilaporkan British Medical Journal juga menyampaikan
bahwa lebih dari 5.000 kelahiran di rumah yang di Canada dilakukan untuk
perempuan hamil dengan resiko yang rendah dan menggunakan tenaga profesional
sebagai penolongnya(Mccartney, 2006).