Вы находитесь на странице: 1из 6

Storyboard adalah : Sketsa gambar yang di buat secara berurutan sesuai naskah,

dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan
lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambargambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita.
Contoh :
Langkah no.1 Mahasiswa datang menuju parkir membawa motor.
Langkah no.2 Mahasiswa menyerahkan STNK kepada satpam kemudian mahasiswa
menerima nomor parkir. Langkah
no.3 Mahasiswa memarkirkan motor di halaman parkir.
Langkah no.4 Mahasiswa sudah bisa melakukan perkuliahan.
Langkah no.5 Mahasiswa selesai perkuliahan dan menuju pos satpam.
Langkah no.6 Mahasiswa menyerahkan nomor parkir. Jika cocok maka petugas pos
satpam mengembalikan STNK mahasiswa. Dan mahasiswa bisa mengambil sepeda di
halaman parkir. Langkah no.7 Mahasiswa menuju halaman parkir untuk mengambil
sepeda.
Langkah yang terakhir Mahasiswa pulang.
Storyboard Storyboard merupakan serangkaian sketsa yang dibuat untuk
menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk
aplikasi multimedia. Storyboard juga dapat digunakan untuk menggabungkan alat bantu
narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual menjadi
terkoordinasi. Fungsi Storyboard, antara lain:
1. Memahami alur gambar/cerita yang dibuat secara sistematis sehingga kecil
kemungkinan ada bagian penting yang terlewatkan.
2. Tidak lupa dengan alur gambar/cerita yang sudah direncanakan (sebagai pedoman
atau pengingat) pada saat pengambilan gambar atau video maupun editing gambar
atau video yang telah diambil.
3. Mudah membaca isi cerita secara visual.
4. Dapat memilih rekaman yang akan diambil sesuai kebutuhan sehingga tidak akan
terjadi pemborosan bahan baku shooting (CD/DVD) Sehingga video/animasi yang
dihasilkan sesuai dengan harapan dan keinginan.
Pembuatan Storyboard
Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih
dahulu dalam bentuk rincian naskah yang kemudian akan dituangkan dalam detail
grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema.
Batasan produksi terakhir akan dijelaskan supaya sesuai dengan jenis produksi yang
ditentukan. Misalnya, Storyboard akan digunakan untuk format film, iklan, kartun, video
atau lain-lain.
Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik (jika perlu)
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
5. Narasi (jika ada)
6. Animasi (jika ada)
7. Video (jika ada)
8. Audio (jika ada)
9. Interaksi dengan penonton (jika ada)

10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi


CARA MEMBUAT STORYBOARD
BAGIAN-BAGIAN DALAM PEMBUATAN STORYBOARD :
1) Membuat Jalan Cerita
2) Membuat Desain Storyboard
3) Perbaiki Storyboard Anda Ketika Anda merencanakan untuk membuat video, langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah membuat storyboard (sketsa gambar yang
berurutan sesuai dengan naskah) terlebih dahulu agar Anda dapat membuat naskah
cerita menjadi lebih hidup dan Anda dapat menyajikan video tersebut kepada orang
lain.
Storyboard adalah rangkaian cerita yang memberikan rincian video, ilustrasi adegan
utama bagaimana latar belakang nya, siapa yang akan ada dalam video, dan adegan
apa yang akan ditampilkan. Storyboard biasanya digunakan sebagai contoh adegan
film, musik video, produksi TV, dan lain-lain, dan dapat dibuat secara manual atau
menggunakan media digital. Bacalah untuk mengetahui bagaimana cara membuat
ilustrasi storyboard cerita Anda.
1. MEMBUAT JALAN CERITA
1) Buatlah daftar kronologi atau yang biasa disebut juga dengan timeline.
Membuat parameter mengenai kapan dan dimana cerita akan berlangsung, dan
menentukan urutan kejadian cerita yang akan terjadi secara kronologis, merupakan
cara terbaik untuk mengatur cerita Anda sehingga Anda dapat mulai mengadaptasikan
nya ke dalam sebuah video. Jika cerita Anda tidak linear secara sempurna (contohnya:
kembali nya jalan cerita ke masa lalu, maju nya jalan cerita, pergantian perspektif,
mengganti resolusi jalan cerita, perjalanan waktu, dll), Anda masih dapat membuat
timeline (daftar kronologis) narasi. Buatlah urutan adegan utama sesuai dengan
urutan cerita mana yang akan diceritakan dari awal hingga akhir, karena urutan adegan
ini merupakan jalan cerita yang akan ditayangkan pada layar film. Jika Anda membuat
storyboard untuk sebuah iklan, buatlah adegan apa yang akan ditampilkan dan
bagaimana urutannya. 2) Ingatlah adegan utama dalam cerita anda. Storyboard dibuat
untuk memberitahu penonton inti cerita yang akan dituangkan ke dalam bentuk film.
Intinya bukan mencoba untuk menuangkan kembali seluruh rangkaian cerita ke dalam
sebuah buku, namun untuk mempertunjukkan bagian utama yang dapat menarik
perhatian penonton. Pikirkan cerita Anda dan pikirkan pula adegan utama mana yang
ingin Anda gambarkan pada storyboard. Pilihlah adegan yang menunjukkan jalan
cerita dari awal hingga akhir.
Titik balik cerita merupakan hal penting untuk ditunjukkan. Dalam beberapa waktu
bisa saja terjadi perubahan jalan cerita sehingga Anda perlu memasukkan nya ke dalam
storyboard. Anda juga mungkin ingin memberikan perubahan pada latar belakang
tempat. Jika cerita dimulai di satu kota dan berpindah ke kota lain, pastikan bahwa hal
tersebut sudah jelas ada dalam ilustrasi Anda. Jika Anda membuat storyboard untuk
sebuah iklan, prosesnya pun tidak akan berbeda: pilihlah gambar utama yang akan
merepresentasikan arah film dari awal hingga akhir. Sebagai panduan umum, ingat lah
bahwa untuk iklan berdurasi 30 detik, storyboard tidak boleh lebih dari 15 kerangka.
Gunakan rata-rata 2 detik untuk setiap kerangka.
3) Tentukan seberapa detail jalan cerita anda. Storyboard bisa saja dibuat dengan
sangat terperinci, contohnya yaitu dengan memberikan ilustrasi yang menggambarkan
setiap cerita. Jika Anda sedang mempersiapkan film dengan durasi yang panjang, Anda

perlu bekerja keras untuk mendapatkan storyboard yang terperinci. Namun, Anda bisa
saja memotong film tersebut menjadi adegan terpisah dengan masing-masing
storyboard. Jika Anda ingin memotong film tersbut, Anda perlu membuat representasi
terperinci mengenai perkembangan masing-masing adegan yang juga berguna untuk
membuat storyboard tetap teratur selama produksi film.[1]
Jika Anda sedang membuat film dan Anda ingin memisahkannya adegan-per-adegan,
Buatlah apa yang disebut dengan daftar pengambilan gambar (shot list). Anda perlu
memikirkan komposisi dan rincian setiap adegan pada shot list yang terlibat dalam
proses pembuatan film. Ingat lah bahwa inti dari storyboard adalah untuk memberikan
kejelasan visual dan untuk membuat setiap kerangka berada pada halaman yang sama.
Visual yang dibuat tidak perlu berupa hasil karya seni. Berhati-hatilah ketika memilih
rincian yang Anda pilih untuk storyboard Anda. Anda pasti tidak ingin membuat
penonton berhenti menginterpretasikan ilustrasi Anda sehingga membuat mereka
melihat gambar yang lebih besar. Storyboard yang baik akan mudah dipahami oleh
setiap orang yang melihatnya. Seorang sutradara, juru kamera, pemilih adegan, atau
bahkan orang yang mengatur properti mungkin meminta storyboard sebagai referensi,
panduan, dan arahan.
4) Tulislah deskripsi pada setiap kolom yang akan ditunjukkan. Sekarang jika Anda
telah menentukan adegan utama yang ingin ditunjukkan, pikirkan lah mengenai
bagaimana caranya menggambarkan setiap adegan pada setiap ilustrasi. Lihatlah shot
list Anda dan tulis lah deskripsi masing-masing bagian terpenting dari setiap adegan.
Hal ini akan membantu Anda menentukan apa yang seharusnya digambarkan pada
storyboard Anda. Contohnya, Anda mungkin ingin setiap adegan kecil
menggambarkan percakapan antara dua karakter utama. Apa yang diperlukan untuk
menyampaikan gambar
ini? Apakah karakter tersebut bertengkar, atau tersenyum, atau maju pada tujuan akhir?
Adegan seperti itu seharusnya ada dalam setiap gambar. Pikirkan mengenai latar
belakang karena latar belakang pun penting untuk diperhatikan. Penting kah untuk
memiliki pemandangan tertentu pada latar belakang di belakang pemain? 2.
MEMBUAT DESAIN STORYBOARD
1) Pilihlah media apa yang akan digunakan untuk membuat template anda. Anda dapat
menggambar sendiri template storyboard dengan cara membagi papan poster menjadi
bingkai kosong dengan ukuran yang sama menggunakan pensil dan penggaris.
Susunan nya pun harus terlihat sama dengan buku komik yang menggunakan kolom
persegi panjang untuk menunjukkan bagaimana adegan akan terlihat di layar. Jika Anda
ingin memilih, Anda dapat menggunakan Adobe Illustrator, storyboardthat.com,
Microsoft PowerPoint, Amazon's Storyteller, atau inDesign untuk membuat template
storyboard dalam bentuk vertikal maupun horizontal. Ukuran kolom seharusnya
digambarkan dalam perbandingan aspek yang sama seperti video yang sudah selesai,
contohnya 4:3 untuk layar TV atau 16:9 untuk fitur layar film. Anda dapat membeli
lembar dokumen khusus dengan dimensi ini.[2]
Template storyboard untuk iklan seharusnya berbentuk bingkai empat persegi panjang
dimana Anda akan memasukkan visualnya. Jika Anda ingin memasukkan keterangan,
pastikan ada celah dimana Anda dapat menulis deskripsi video. Seharusnya ada juga
kolom untuk audio dimana Anda dapat memasukkan dialog dan suara atau musik.
Jika Anda membuat storyboard untuk lebih dari satu video, Anda perlu memiliki
Wacom tablet yang bagus agar Anda dapat memasukkan nya langsung ke dalam
Photoshop. Jika Anda tidak ingin membuat desain gambar, Anda dapat menyewa

artist (seniman) untuk menggambarkan desain gambar. Anda perlu mendeskripsikan


apa yang terjadi pada setiap kerangka dan memberikan artis tersebut naskah tertulis
untuk dikerjakan. Ia akan memberikan Anda kerangka ilustrasi hitam-putih atau
berwarna yang dapat Anda scan.
2) Buatlah sketsa dari gambar anda. Mulailah membuat adegan dengan cara
menggambarkan sketsa yang Anda buat ke dalam template yang ada. Sketsa ini hanya
lah konsep kasar, sehingga Anda tidak perlu membuatnya dengan sempurna. Jika Anda
membuat sketsa dari setiap adegan, tambahkan lah sketsa tersebut dengan elemenelemen selanjutnya, hapus dan gambar kembali sesering mungkin: Komposisi
(pencahayaan, latar depan/latar belakang, palet warna, dll.) Dari sudut mana kamera
mengambil gambar (tinggi atau rendah) Jenis pengambilan film /shot (wide shots,
close-ups, over-the-shoulder shots, tracking shots, dll.)[3] Properti (objek dalam
kerangka)
Aktor (orang-orang, binatang, kartun yang sedang berbicara, dll) Efek khusus
3) Tambahkan informasi lainnya. Di sebelah atau di bawah setiap kolom, masukkan
deskripsi mengenai apa yang terjadi pada setiap adegan.[4]Masukkan pula dialog yang
terjadi. Tambahkan informasi mengenai seberapa lama waktu pengambilan adegan.
Lalu, berikan nomor pada setiap kolom yang ada agar mudah dijadikan sebagai
referensi ketika Anda mendiskusikan storyboard dengan yang lainnya.
4) Selesaikan storyboard. Ketika Anda telah selesai membuat poin utama dan
menyelesaikan pembuatan desain untuk setiap kerangka, lihatlah kembali pekerjaan
Anda dan Buatlah perubahan akhir. Pastikan bahwa setiap kolom menggambarkan
tindakan yang ingin Anda gambarkan. Lihat kembali deskripsi dan dialog jika
dibutuhkan. Akan jauh lebih baik jika ada orang lain yang melihat storyboard yang Anda
buat untuk memastikan bahwa storyboard tersebut berjalan dengan baik dan tidak
membingungkan.[5] Pertimbangkan mengenai penambahan warna. Jika Anda
membuat storyboard untuk iklan, penambahan warna akan membantu ide Anda untuk
terus berkembang. Ingatlah bahwa tidak begitu penting untuk membuat gambar yang
realis atau yang sempurna. Tergantung pada penglihatan penonton, gambar tongkat
sederhana pun mungkin sudah cukup. Pada kebanyakan kasus, storyboard tidak perlu
sempurna, storyboard hanya perlu masuk akal agar dapat diterima oleh tim Anda.
3. PERBAIKI STORYBOARD ANDA 1) Berpikirlah dalam 3 poin perspektif. Ketika
ilustrasi storyboard Anda tidak terlihat seperti storyboard yang dibuat oleh seniman
profesional, ada beberapa trik seniman yang Anda dapat gunakan untuk membuat
gambar Anda terlihat lebih seperti adegan film. Memang hal ini tidak wajib, namun hal
ini dapat membantu orang-orang yang bekerja dengan Anda untuk memvisualisasikan
pengambilan gambar dengan lebih jelas.[6] Daripada Anda menggambar seluruh
karakter seolah-olah mereka berdiri pada garis horizontal yang sama, lebih baik Anda
meletakkannya dalam sebuah perspektif. Berdirilah sedikit jauh dari kamera dan
berdirilah lebih dekat. Gambar yang lebih jauh dari kamera harus terlihat lebih kecil
dengan kaki mereka lebih tinggi, dan gambar yang lebih dekat dengan kamera harus
terlihat lebih besar dengan kaki mereka lebih rendah. Ketika Anda harus
mengadaptasi storyboard ke dalam film, Anda harus memikirkan bagaimana caranya
mengatur pengambilan gambar.
2) Berikan alasan ketika anda memotong pengambilan gambar. Jika Anda membuat
storyboard film, pikirkanlah alasan mengapa Anda membuat setiap potongan menjadi
pengambilan gambar baru. Memajukan cerita bukan berarti loncat pada poin jalan cerita
selanjutnya; Anda perlu memberikan alasan mengapa karakter tersebut melakukan apa

yang mereka lakukan. Memberikan alasan dibalik pemotongan pengambilan gambar


akan membantu Anda menemukan cara bagaimana membangun ketegangan dan tetap
menjaga cerita berlanjut ketika membuat film tersebut. Contohnya, jika Anda ingin
memotong satu adegan dengan yang lainnya, pastikan karakter dalam adegan pertama
tetap maju mendekati pintu karena mereka mendengar sebuah suara. Hal ini
membantu cerita Anda untuk tetap berlanjut dan membuat penonton untuk tetap
tertarik.
3) Biarkan storyboard anda berlanjut seperti apa adanya. Storyboard Anda dapat
menjadi alat yang bagus untuk dimiliki ketika Anda mengatur pengambilan gambar dan
menyutradarai film Anda. Namun, terlalu bergantung pada storyboard Anda pun dapat
membuat film Anda menjadi terlalu terbatasi. Jika Anda membuat film, Anda terbatas
untuk tidak membuat gambar yang sebelumnya tidak Anda pikirkan. Biarkan diri Anda
melintas dari storyboard, atau setidaknya membetulkannya, sehingga proses
pembuatan film dapat lebih terorganisir.[7] Tetaplah menerima masukan orang lain,
terutama jika Anda bekerja dengan regu kerja yang ahli dalam bidang perfilman.
Storyboard dibuat untuk diperbaiki dan diubah. Selain itu, storyboard pun dapat
dikembangkan dengan ide yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan oleh Anda.
Banyak sutradara film memiliki gaya berbeda dalam menulis storyboard. Beberapa
diantaranya membuat storyboard dengan amat teliti, dan beberapa diantaranya
menggunakan storyboard sebagai panduan yang tidak begitu wajib untuk digunakan.
SARAN Storyboard perlu menggunakan perencanaan video lainnya, seperti ilustrasi
dari adegan yang berurutan atau membuat desain situs kompleks. Jika Anda tidak
dapat menggambar, ada beberapa perangkat lunak yang dapat membantu Anda
membuat storyboard dengan memilih dan menempatkan objek pada kumpulan grafik.
HAL YANG ANDA BUTUHKAN Lembaran Gambar Lembaran Storyboard
Peralatan Menggambar Perangkat Lunak untuk gambar Scanner
SOFTWARE PEMBUAT ANIMASI STORYBOARD
A. ANIMASI 2 DIMENSI ( DWI-MATRA)
MACROMEDIA FLASH
CORETAS
CORELR.A.V.E
AFTER EFFECT
MOHO
CREATOON
TOONBOOM
AUTODESK ANIMATION (1990-AN)
B. ANIMASI 3 DIMENSI ( TRI-MATRA )
MAYA
3DS MAX
MAXON CINEMA 4D
LIGHTWAVE
SOFTIMAGE
POSER
MOTION BUILDER
HASH ANIMATION MASTER
WINGS 3D
CARRARA
INFINI-D

CANOMA
GAMBAR-GAMBAR STORYBOARD

Вам также может понравиться