Вы находитесь на странице: 1из 7

KONSEP GUNUNG MELETUS

A. Definisi Gunung Meletus


Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan
magma didalam perut bumu yang di dorong keluar oleh tekanan gas yang
bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat yang terdapat
didalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan
sekitar 1.000C. Cairan yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava
yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1200. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyeembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Gunung api bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar pada
wilayah radius ribuan kilometer dan bahkan bisa mempengaruhi iklim di
bumi, seperti yang terjadi di Gunung Pinatubo di Filipina dan Gunung
Krakatau di Provinssi Banten, Indonesia (Weni, 2009).
B. Penyebab Gunung Berapi Meletus
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam
di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu panans ini sangat
tinggi sehingga mampu melelehkan batuan-batuan di dalam bumi. Saat
batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang yang kemudian bercampur
dengan magma.Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga
160 km dibawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada
kedalaman 24 hingga 48 km. Magma yang mengandung gas, sedikit demi
sedikit naik ke permukaan. Hal itu terjadi karena massanya lebih ringan
dibanding batu-batu pada sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut
melelehkan batuan batuan didekatnya. Akibatnya, terbentuklah kabin yang
besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kasbin magma (magma
chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) tempat letusan
material-material vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam
kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat
yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau
melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak.

Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju kepermukaan,


kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama- sama
meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent).
Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudain menyembur
keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang
menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung
berapi. Sementara lubang utama terdapat didasar kawah tersebut. Sete;ah
gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan
berikutnya naik sampai kepermukaan melalui lubang utama. Saat magma
naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang
melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin
akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan (Weni, 2009).
C. Material yang Dikeluarkan Gunung Berapi Meletus
Menurut Weni (2009), saat gunung berapi meletus, banyak material
yang dikeluarkan. Berikut ini material-material yang dikeluarkan pada saat
terjadi letusan.
1.
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan
gunung berapi yang dikeluarkan antara lain karbon monok sida (CO),
Karbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfurdioksida
(SO2) Nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia. Gas lain dalam
2.

jumlah kecil adalah klorin (CL) dan florin (F).


Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir
kepermukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu
mengalir jauh dari sumbernya, mengikuti sungai atau lembah yang

3.

ada. Sementara itu, lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar sangat berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di lereng
gunung berapi. Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang
yang terdiri atas campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai
bongkah, dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan
terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah letusan
sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan,

sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan


4.

dengan air hujan disekitar puncaknya.


Tepra disebut juga dengan material piroklasik (pyroclaric material).
Gunung berapi yang memiliki kandungan magma yang kental, bila
terjadi letusan yang eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik
(pyroclastic flow). Di Indonesia aliran piroklastik ini biasa dikenal
dengan istilah wedus gembel. Aliran ini disebut wedus gembel karena
berupa awan panas ini seperti kambing gibas yang dalam bahasa jawa
disebut wedus gembel. Wedus gembel merupakan awan panas yang
tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir menuruni lereng
gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300 km/jam.
Kecepatannya kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan yang
melaju di jalan tol. Semua benda yang dilaluinya akan hangus terbakar

5.

dan hancur.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran awan panas hembusan, dan
awan panas jatuhan. Awan panas aliran mengalir dan akhirnya
mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan
panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil
yang dilontarkan keatas oleh kekuatan letusan yang besar.
Materialnberukuran besar akan jatuh di sekitar puncak, sedangkan
yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km
dari puncak karena pegaruh hembusan angin. Awan panas bisa
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti
kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebapkan sesak nafas,

6.

bahkan sampai tidak bernafas.


Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena

hembusan dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.


D. Dampak Gunung Meletus
Menurut Weni (2009), bencana dan bahaya letusan gunung berapi itu
berpengaruh secara langsung dan tidak langsung, serta dapat merusak bagi
kehidupan makhluk hidup. Bahaya langsung adalah bahaya yang
diakibatkan oleh material yang dikeluarkan secara langsung oleh gunung

berapi itu, misalnya karena terlanda aliran lava, aliran awan panas, tertimpa
lontaran batu (pijar), lahar letusan bagi gunung berapi yang di kawahnya
terisi air (danau kawah). Daerah rawan bencanayang akan terkena pengaruh
secara langsung ini mencakup daerah sekitar puncak (kawah) dan
berkembang ke daerah lereng (lembah sungai) yang berhulu dari sekitar
kawah, dengan jangkauan yang terlanda dapat mencapai lebih 10 km.
Dampak negatif akibat letusan gunung berapi lainnya:
1. Ketika terjadi letusan, apalagi jika diikuti dengan lahar,
kemungkinan membawa korban cukup banyak. Contohnya letusan
Gunung Agung di Bali atau Gunung Merapi di perbatasan
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
2. Gas beracun yang keluar sangat berbahaya bagi manusia. Di
Kawah Timbangan Sinila tahun 1979, 149 jiwa mati, karena
menghirup gas beracun akibat letusan kedua kawah tersebut.
3. Bahan atau mineral yang dikeluarkan kadang berhenti di puncak
lereng-lereng dan turun bersama air hujan sebagai lahar dingin dan
membahayakan penduduk di bawahnya.
4. Hembusan abu vulkanik mengakibatkan lapisan udara menjadi
tercemar dengan abu halus dan mengganggu pernapasan kita.
5. Gunung api yang meletus tentu saja merusak semua yang. Besar
kecil jenis kerusakan itu tergantung pada jenis letusannya, dan
setiap gunung berapi mempunyai sifat-sifat atau tipe letusan yang
berbeda. Apabila terjadi letusan yang besar, hal tersebut akan
menimbulkan bencana cukup besar.
6. Penduduk disekitar gunung berapi akan lari ketakutan karena
adanuya letusan yang sangat dahsyat.apabila ada pesewat terbang
yang melintas didaerah letusan gunung berapi,pesawatt tersebut
harus menghindar dari gumpalan asap gunung berapi karena pabila
gumpalannya masuk kemesin pesawat sehingga pesawat bisa
jatuh.
7. Abu panas gunung berapi pada saat letusan juga mengancam
keselamatan penerbangan karena abu letusan itu mengganggu
penglihatan dan merusak mesin pesawat. Sebaran dampak letusan
gunung api ini akan sangat luas dari beberapa kilometer sampai
ratusan kilometer serta tidak mengenal batas wilayah administrasi

pemerintahan, dapat pula mnimbulkan dampak bencana letusan


gunung berapi berjangka panjang, seperti timbulnya jenis-jenis
penyakit (penyakit Gondok dan pertumbuhan fisik terganggu atau
cacat fisik).
8. Bahaya langsung dari letusan gunung api berupa awan
panas,jatuhan batuan, pasir dan abu yang mengancam dan
membahayakan. Saat inilah biasanya penduduk dengan panik lari
menyelamatkan diri.
9. Bahaya tidak langsung adalah diakibatkan oleh aliran lahar dan
banjir karena bahan letusan yang tertimbun di lereng bagian atas
cukup berpotensi dan terhanyutkan air hujan, sehingga melanda
bagian hilir sungai dan daerah dataran di sekitarnya. Jangkauan
bencana oleh lahar ini sangat jauh dapat mencapai muara (pantai)
pada sungai yang berhulu disekitar kawah gunung api yang baru
meletus, serta jauhnya jangkauan lahar ini tergantung pula pada
curah hujan yang terjadi.
10. Permasalahan pernapasan kesulitan penglihatan, pencemaran
sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja
mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang,
merusak infrastuktur.
Selain berdampak negatif, letusan gunung berapi juga mengakibatkan
dampak positif yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sebuah
gunung berapi tidak hanya membawa kemusnahan bagi mahluk hidup yang
ada di sekitarnya, tetapi juga mampu memberikan manfaat. Setelah bahaya
letusan gunung berapi berakhir tanah akan menjadi lebih subur, dan kadangkadang, kandungan mineral yang ada di dalam gunung terbawa keluar
bersama letusan. Mineral itu di antaranya, emas, intan batubara yang
harganya mahal. Dalam keadaan tentang (saat tidak meletus) wilayah
gunung berapi ini harus dimanfaatkan semaksimal mumgkin untuk
kesejahteraan manusia, sebagai bukti dari kita bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa yang telah memberikan anugrah dari keberadaan suatu
gunung berapi. Tanah yang terbentuk dari letusan gunung berapi sangat
subur dan mengandung berbagai mineral. Tanah gunung ini sangat sesuai
untuk kegiatan pertanian (Weni, 2009).

Contoh seperti di Dataran Tinggi Deccan di India yang subur untuk


tanaman kapas. Di Jawa Barat, tepatnya di daerah Lembang, Bandung di
kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasannya sangat subur dengan hasil
pertanian yang melimpah serta pemandangan yang sangat indah. Manfaat
lainnya adalah munculnya sumber mata air panas dan gaiser. Mata air panas
dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit kulit. Mata air panas juga
menjadi daya tarik wisatawan. Contoh mata air panas dari letusan gunung
berapi adalah daerah wisatapemandian air panas Ciater, Subang. Air panas
ini berasal dari Gunung Tangkuban Perahu. Aktifitas gunung berapi yang
amat besar. Kawah ini menjadi danau-danau yang besar dan luas contohnya
adalah Danau Toba di Sumatera Utara dan danau Crater di Amerika Serikat.
Danau hasil gunung berapi ini menjadi daya tarik para wisatawanuntuk
datang kesana (Weni, 2009).
Menurut Weni (2009), dampak Positif akibat letusan gunung api
lainnya:
1. Abu vulkanik yang di semburkan menyuburkan tanah pertanian
sekalian sekitar Gunung api. Dengan adanya gunung berapi, hal
ini akan mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim di sekitarnya.
Maka dengan keberadaan suatu gunung api itu akan banyak sekali
sumber daya alam yang terdapat di dalamnya. Sumber daya alam
itu dapat berupa tanah subur yang ditumbuhi hutan alam sehingga
menghasilkan hasil hutan yang melimpah, serta dengan segala
isinya berupa makhluk hidup, sebagai sumber flora dan fauna.
Sumber daya aair yang ada di sekitar gunung api yang dapat di
ubah menjadi sumber energi listrik, sumber daya alam bahan
galian yang membentuk tubuh gunung api tersebut serta
sumberdaya alam lainnya.
2. Bahan galian seperti belerang, besi, emas, perak pasir, batu, dan
batu apung banyak terdapat di daerah bekas vulkan.
3. Panas bumi (geothermal) yang di timbulkan oleh aktifitas magma
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.
4. Gunung berapi yang tinggi sebagai daerah penangkapan hujan
sehingga tanag subur dengan curah hujan yang tinggi yang akan
memunculkan hutan alami yang sangat lebat.

5. Gejala pasca vulkanik merupakan objek pariwisata yang menarik,


seperti bekas kepundan, Geiser, dan kawah yang mendidih,
solfatar, fumarol, danau bekas kawah, mata air panas, dan mineral
atau belerang dapat digunakan sebagai obat. 6. Hasil pertanian
yang berlimpah di sekitar gunung api (Weni, 2009).
Referensi:
Weni, et all. (2009). Letusan Gunung Berapi. Jakarta: PT. Mediantara Semesta.

Вам также может понравиться