Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
melalui model cooperative learning type Jigsaw pada siswa kelas IX-C SMP
Negeri 2 Balerejo Madiun.
Hasil Penelitian ini menggunakan 3 siklus, pada masing-masing siklus
ditampilkan mengenai pelaksanaan model cooperative learning type Jigsaw
dalam proses pembelajaran mengapresiasi karya sastra cerita wayang dari unsur
intrinsik segi tokoh, setting dan gaya.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi
tokoh, setting dan gaya.
45
dan
46
5) Masing-masing
siswa
mengelompokkan
diri
sesuai
dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
9) Guru memberikan tes tertulis pada setiap anak.
Adapun nilai siswa dalam siklus I ini dapat ditunjukkan dalam tabel
berikut :
Tabel 1
Nilai Siswa dalam Siklus 1
NO.
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
47
Nilai
Tes Siklus I
60
65
60
70
60
65
65
60
75
75
70
60
60
65
60
60
70
75
19 Esmindari
20 Johan Angga Saputra
21 Ricky Darwanto
22 Rika Fatmawati
23 Uswatun Umi Kholbibah
24 Rama Aifama
25 Rika Naristian
26 Sunarti
27 Ulin Eka Purnamawati
28 Zain Mutaqin
29 Anjar Ika Yuliana C L
30 Diah Ayu Nurmalasari
Jumlah
Rata-rata
60
70
65
80
80
75
70
80
65
60
70
70
2020
67.34
= 67,34
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 67,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas adalah 14 orang siswa yang berarti 46,67 % dari sejumlah 30
48
orang siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah
diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Data Frekuensi Hasil Tes Siklus I
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
NILAI
80
75
70
65
60
TOTAL :
FREKUENSI
3
4
7
6
10
PROSENTASE
10 %
13,34%
23,34 %
20%
33,32 %
30
100 %
KETERANGAN
Baik
Baik
Baik
Cukup
Cukup
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan
terhadap dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning
type Jigsaw selama mengapresiasi cerita wayang .
49
petunjuk apakah pengajaran remidi perlu dilakukan pada akhir siklus II.
Adapun hasil observasi pada siklus I dapat dilaporkan sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus I
No.
1.
Mengapresiasi
cerita wayang
Kedisiplinan
Keaktifan
Semangat
1
2.
3.
4.
Nilai
2 3
v
v
v
v
Keterangan
4
1=kurang
(40-50)
2=cukup
(55-69)
3=baik
(70-84)
4=sangat baik (85-100)
50
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
1) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
siswa
mengelompokkan
diri
sesuai
dengan
permasalahannya.
6) Setelah menemukan jawaban kemudian bergabung lagi pada kelompok
asal.
7) Setiap kelompok diminta untuk mengungkapkan hasil pembahasannya.
8) Guru memberikan penekanan dan kesimpulan pada akhir diskusi.
52
53
Rata-rata
72.34
= 72,34
Dari tabel di atas tampak bahwa nilai rata-rata siswa adalah 72,34
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang mendapat
nilai 70 ke atas ada 24 orang siswa, yang berarti 80 % dari sejmlah 30 orang
siswa memiliki nilai di atas taraf penguasaan konsep yang telah diberikan.
Adapun data frekuensi hasil jumlah siswa yang memperoleh nilai
70 ke atas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Data Frekuensi hasil Tes Siklus II
NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
NILAI
90
85
80
75
70
65
FREKUENSI
1
2
1
10
10
4
PROSENTASE
3,34 %
6,67 %
3,34%
33,34 %
33,34%
14,60%
54
KETERANGAN
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
7.
60
TOTAL:
2
30
6,67 %
100 %
Cukup
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang, begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Adapun hasil observasi dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus II
No.
1.
2.
3.
4.
Mengapresiasi
cerita wayang
Kedisiplinan
Keaktifan
Semangat
Nilai
3
v
v
v
v
55
Keterangan
4
1=kurang
(40-50)
2=cukup
(55-69)
3=baik
(70-84)
4=sangat baik (85-100)
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
Pada tahap proses perencanaan ini, langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
5) Topik pembelajaran : mengapresiasi cerita wayang dari unsur intrinsik
segi tokoh, setting dan gaya.
56
dan
siswa
mengelompokkan
permasalahannya.
57
diri
sesuai
dengan
Nama
Anisa Dwi Mei Sasvita
Davik Setia Ardi
Didik Riswanto
Dwi Haryanti
Dwi Wahyunugroho
Dyah Untari
Ema Kurniawati
Heri Cahyono
Irfan Susanto
Rekma Arum Warsito
Umi Sarofah
Widyakartikasari
Yogi Trihanggoro
Yunita Setianingrum
Dedi Pratama
Depy Ratna Sulistiyowati
Desta Dwi Prasetya
Esma Rizki Aditya P
Esmindari
Johan Angga Saputra
Ricky Darwanto
Rika Fatmawati
58
Nilai
Tes Siklus 3
90
70
80
90
80
70
80
70
80
70
60
80
80
90
70
80
90
80
70
80
70
100
23
Uswatun Umi Kholbibah
24
Rama Aifama
25
Rika Naristian
26
Sunarti
27
Ulin Eka Purnamawati
28
Zain Mutaqin
29
Anjar Ika Yuliana C L
30
Diah Ayu Nurmalasari
Jumlah
Rata-rata
70
60
90
70
80
90
80
70
2340
78
= 78
59
NILAI
100
90
3.
80
4.
5.
FREKUENSI
1
6
PROSENTASE
3,33 %
20%
KETERANGAN
Sangat baik
Sangat baik
11
36,67%
Baik
70
10
33,33%
Baik
60
TOTAL:
2
30
6,67%
100 %
Cukup
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus dalam
proses pembelajaran maupun pada hasil belajar. Evaluasi dilakukan terhadap
dampak dari pemberian model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw
selama mengapresiasi cerita wayang , begitu juga keaktifan anggota kelompok
dalam menyelesaikan tugas, peningkatan kemampuan pada setiap kelompok,
peningkatan minat siswa terhadap sastra dalam mengapresiasi cerita wayang
dari unsur intrinsik segi tokoh, setting dan gaya. Pada siklus ini siswa terlihat
penuh semangat dalam mengikuti pelajaran, dan juga terlihat lebih aktif pada
saat berdiskusi. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9
Hasil Observasi aktivitas siswa pada siklus III
60
No.
1.
2.
3.
4.
Mengapresiasi
cerita wayang
Kedisiplinan
Keaktifan
Semangat
Nilai
3
v
Keterangan
4
1=kurang
(40-50)
2=cukup
(55-69)
3=baik
(70-84)
4=sangat baik (85-100)
v
v
v
63
d. Refleksi
Pada siklus 3 proses kegiatan belajar mengajar sudah lebih baik dari
siklus 2 hal ini disebabkan kelemahan-kelemahan pada siklus 2 sudah
diperbaiki antara lain :
1) Penyebaran anak disesuaikan dengan kemampuan anak dalam kelas
tersebut.
2) Kelompok siswa diperbaiki dengan pengertian penyebaran heterogen.
3) Materi bahan bacaan cerita wayang diberikan lebih awal sehingga siswa
lebih
Pertanyaan
Ya
61
Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
( 90% )
( 10 % )
( 93 % )
( 7%)
( 75 % )
( 25 % )
( 20 % )
( 80 % )
( 95 % )
( 5%)
( 15 % )
( 85 % )
( 10 % )
( 90 % )
( 5%)
( 95 % )
B . Pembahasan
Ditinjau dari hasil belajar yang ditunjukkan oleh nilai tes pada siklus I,
siklus 2, dan siklus 3 maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran ini sudah
berhasil. Kekurangan yang terdapat pada siklus 1 sudah diperbaiki pada siklus 2,
dan kekurangan pada siklus 2 sudah diperbaiki pada siklus 3, sehingga pada saat
62
observasi dan refleksi pada siklus 3 sudah diperoleh gambaran yang menunjukkan
peningkatan kualitas belajar siswa.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kualitas belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan diberikan perlakuan-perlakuan tertentu yang sesuai dengan
materi mengapresiasi cerita wayang yang harus dipelajari oleh siswa, Hal ini juga
nampaknya dipengaruhi oleh gairah belajar yang dimiliki, karena model
pembelajaran yang monoton saja akan membuat siswa bosan dan menganggap
proses pembelajaran bukanlah sustu hal yang menarik. Kegairahan belajar siswa
juga ditunjukkan dengan partisipasi mereka yang meningkat selama diskusi
berlangsung, ataupun juga kesiapan pada saat mereka harus saling
bertukar
peran.
Siswa yang memiliki kekurangan juga dapat belajar pada temannya, ini
adalah suatu hal yang menguntungkan, karena dengan keberanian untuk
mengungkapkan apa yang mereka ketahui, akan dapat diketahui pula hal-hal yang
belum diketahui dari tingkat pemahaman mereka, sehingga hal ini memungkinkan
adanya penambahan-penambahan/ perbaikan-perbaikan yang dapat diperoleh
melalui model pembelajaran cooperative learning type Jigsaw.
Indikator yang jelas terbaca dari penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya nilai rata-rata kelas, tingkat pemahaman siswa, nilai tertinggi dan
terendah yang berhasil dicapai siswa, serta prosentase jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas 70.
63
64