Вы находитесь на странице: 1из 21

HAKIKAT CAHAYA

Cahaya dapat dipancarkan oleh elektron yang berpindah dari


orbit dengan tingkat energi lebih rendah ke orbit dengan tingkat
energi lebih tinggi. Perbedaan orbit elektron menyebabkan
perbedaan energi cahaya yang dihasilkan. Setiap atom memiliki
susunan elektron yang unik, misalnya susunan atom
hidrogenberbeda dengan susunan atom oksigen. Perbedaan
susunan tersebut menghasilkan perbedaan cahaya yang
dipancarkan. Sifat atau karakteristik cahaya yang dipancarkan
oleh atom disebut spektrum atom. Studi tentang spektrum
cahaya disebut spektoskopi.

Sejarah

Perkembangan

Teori

Tentang

Cahaya
I.

Pendapat Para Pemikir Kuno


Pemikir dan Politikus Empedocles meyakini bahwa cahaya bergerak
dengan kelajuan terbatas
Aristoteles berhasil menjelaskan pelangi sebagai pemantulan cahaya oleh

II.

titik air hujan.


Euclid mengemukakan hukum pemantulan dan sifat-sifat cermin.
Teori Tactile
Didasarkan pada kemampuan untuk menyentuh. Jika tangan dapat
menyentuh sebuah benda, mata dapat merasakan atau melihat sebuah
benda.
Teori ini menyatakan bahwa mata mengirimkan sinyal-sinyal tak tampak

III.

untuk merasakan sebuah benda.


Teori Emisi
Berlawanan dengan teori Tactile
Teori ini menyatakan bahwa benda mengirimkan sinyal-sinyal atau partikel
ke mata, sehingga mata akhirnya dapat melihat benda tersebut.
Teori ini berhasil mengalahkan teori Tactile sampai abad ke-8.

IV.

Teori Partikel atau Korpuskular


Dipelopori dan diajukan oleh Newton pada abad ke-17.
Teori ini menyatakan bahwa cahaya terdiri dari partikel-partikel yang
dipancarkan ke segala arah.
Teori ini dapat menjelaskan fakta bahwa cahaya dipantulkan.
Teori ini menyatakan bahwa kelajuan cahaya lebih cepat ketika memasuki

V.

medium yang lebih pekat atau padat karena tarikan gravitasinya lebih besar.
Teori ini digugurkan oleh teori gelombang Huygens.
Teori Gelombang
Dipelopori dan diajukan oleh Huygens pada abad ke-17 dan dikembangkan
oleh Young dan Fresnel.
Teori ini menyatakan bahwa cahaya hanya dipancarkan dalam bentuk
gelombang.
Gelombang dipancarkan ke segala arah.
Gelombang tidak dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga cahaya bergerak
semakin lambat ketika memasuki medium yang lebih pekat/padat. Cahaya
dapat berinterferensi seperti halnya gelombang suara.
Cahaya dapat dipolarisasikan.
Mengasumsikan bahwa cahaya memerlukan medium untuk merambat

VI.

seperti halnya gelombang suara.


Bertentangan dengan teori partikel.
Teori Elektromagnet
Teori ini diajukan oleh James Clerk Maxwell pada akhir abad ke 19 dengan
memadukan teori tentang listrik dan magnet.
Teori ini menyatakan bahwa gelombang cahaya adalah gelombang
elektromagnet yang tidak memerlukan medium untuk merambat.
Menjunjukkan bahwa cahaya tampak merupakan bagian dari spektrum
gelombang elektromagnet.
Maxwell mampu memprediksikan kelajuan cahaya dengan menggunakan
konstanta-konstanta listrik dan magnet.
Banyak didukung oleh percobaan-percobaan yang dilakukan Hertz.
Tidak dapat dijelaskan efek fotolistrik, yaitu peristiwa pemancaran elektron
dari logam yang disinari dengan cahaya dengan panjang gelombang

VII.

tertentu.
Teori Kuantum

Teori ini menggabungkan tiga teori sebelumnya.


Dipelopori oleh Max Planck dan Einstain.
Pada tahun 1900, Max Planck menyatakan bahwa gelombang cahaya
tersusun atas paket-paket energi yang disebut foton
Teori ini menyatakan bahwa cahaya dapat berperilaku sebagai gelombang
maupun partikel. Namun, cahaya tidak selalu berperilaku sebagai
gelombang dan cahaya tidak selalu berperilaku sebagai pertikel. Cahaya
dipandang sebagai bentuk energi.

Pada

tahun 1905, Einstain berhasil menjelaskan efek fotolistrik dengan

teori kuantum.

SIFAT-SIFAT CAHAYA
Ketika cahaya diarahkan pada suatu bahan ataua zat, cahaya dapat berinteraksi
dengan atom-atom di dalam bahan tersebut. Interaksi ini akan menyebabkan elektronelektron dalam bahan bergetar. Besar kecilnya getaran elektron ini bergantung pada
frekuensi cahaya yang mengenainya dan struktur elektron dalam atom itu sendiri.
Ketika berinteraksi dengan suatu bahan, ada tiga kemungkinan yang terjadi pada
cahaya, yaitu cahaya dapat diteruskan, dipantulkan, dan diserap oleh bahan. Ketiga
kemungkinan ini dapat terjadi baik sendiri-sendiri maupun bergabung. Jadi, dapat
saja ketika cahaya berinteraksi dengan suatu bahan, cahaya tersebut akan dipantulkan
sebagian dan diserap sebagian

Perambatan Cahaya
Teori pertama yang cukup sukses menjelaskan gerak gelombang dalam tiga
dimensi dikemukakan Huygens pada tahun 1678. Huygens berpendapat bahwa
puncak gelombang cahaya berbentuk permukaan-permukaan seperti lapisan kulit
bawang. Di dalam ruang hampa atau di dalam bahan yang strukturnya seragam,
permukaan-permukaan gelombang cahaya ini berbentuk bola. Permukaanpermukaan gelombang bergerak memancar keluar dengan kecepatan cahaya.

Huygens juga mengatakan bahwa setiap titik pada permukaan gelombang


juga berperilaku sebagai sebuah sumber gelombang lingkaran baru yang lebih
kecil, yang disebut wavelet. Konstruksi gelombang yang diajukan huygens ini
mampu menjelaskan mengapa gelombang cahaya cenderung akan memancar
ketika keluar dari sebuah lubang kecil, bukan berupa sebuah berkas sinar yang
merambat lurus.
Ketika dua gelombang bertemu, maka akan terjadi peristiwa interferensi
gelombang. Peristiwa ini juga berlaku pada cahaya. Jadi, dua gelombang cahaya
dapat berinterferensi. Ketika puncak sebuah gelombang bertemu dengan puncak
gelombang yang lain, kedua gelombang ini akan menghasilkan puncak
gelombang yang lebih besar. Peristiwa ini disebut interferensi konstruktif. Ketika
puncak sebuah gelombang bertemu dengan sebuah lembah gelombang lain,
kedua gelombang ini cenderung akan saling meniadakan, sehingga akan
menghasilkan gelombang yang lebih kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Peristiwa ini disebut interferensi destruktif.

A.INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi adalah penggabungan secara superposisi dua gelombang atau lebih
yang bertemu pada satu titik di dalam ruangan. Interferensi dan difraksi sama untuk
semua gelombang, baik gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang pada air,
atau pada gelombang elektromagnetik.

Perbedaan dan Koherensi Fase


Jika dua gelombang harmonik yang berfrekuensi dan panjang gelombang sama
tetapi berbeda fase bergabung, gelombang yang di hasilkan merupakan gelombang

harmonik yang amplitudonya bergantung pada beda fase. Jika beda fase 0 atau
bilangan bulat kelipatan 360o, gelombang akan sefase dan mengalami interferensi
konstruktif. Amplitudonya sama dengan penjumlahan amplitudo masing-masing
gelombang, dan intensitasnyaakan maksimum. Jika beda fase gelombang 180 o(
radian) atau kelipatan ganjil dari 180o, gelombangnya akan berbeda fase dan
mengalami interferensi destruktif. Amplitudo yang dihasilkan merupakan
perbedaan amplitudo msing-masing gelombang dan intensitasnya menjadi
minimum. Jika amplitudonya sama, intensitas maksimum sama dengan empat kali
intensitas sumbernya dan intensitas minimum sama dengan nol.
Beda fase antara dua gelombang sering disebabkan oleh perbedaan panjang
lintasan yang ditempuh oleh kedua gelombang itu. Beda lintasan satu panjang
gelombang menghasilkan beda fase 3600,yang ekuivalen dengan tidak ada
perbedaan fase sama sekali. Beda lintasan setengah panjang gelombang
menghasilkan beda fase 180o. Umumnya, beda lintasan
sebesar

menyumbang beda fase

sesuai dengan persamaan.

r
r
2

x 360o

Jika cahaya yang merambat di udara mengenai suatu permukaan medium yang
didalamnya cahaya akan merambat lebih lambat, seperti kaca atau air, maka akan
terjadi perubahan fase 180o cahaya yang dipantulkan.
Koherensi dalam optik sering dicapai dengan membagi cahaya dari sumber cahaya
tunggal menjadi dua berkas atau lebih, yang kemudian digabung menjadi pola
interferensi.

INTERFERENSI PADA LAPISAN TIPIS

Dalam keseharian kita sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak


pada lapisan tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari
menyoroti permukaan oli tersebut. Contoh, gelembung dari sabun saat terkena
sinar matahari akan terlihat warna-warni.
Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada
lapisan tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan
langsung dan sinar yang dipantulkan setelah dibiaskan.
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang
dipantulkan oleh lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Perbedaan lintasan diatas menghasilkan beda fase (

2t
) 360.

adalah panjang gelombang cahaya dalam lapisan tipis (

). n

indeks bias lapisan tipis.


Interferensi salaing melemahkan terjadi jika beda lintasan 2t sama dengan nol
atau kelipatan bulat dari panjang gelombang (dalam lapisan tipis).
Interferensi saling menguatkan terjadi jika perbedaan lintasannya merupakan
kelipatan ganjil dari setengah panjang gelombang. Jika perubahan fase sebesar 180

akibat pemantulan, keadaan untuk terjadinya interferensi adalah :

2t

2t

= m ; m= 0,1,2,3, ... (saling melemahkan)


1

=m+ 2

; m=0,1,2,3, ... (saling menguatkan)

Jika lapisan tipis pada permukaan kaca seperti pada gambar 2.3 , mengalami
perubahan fase sebesar 180 karna indeks bias kaca>indeks bias air . beda fase
anatara sinar ini hanyalah akibat perbedaan lintasan san diberikan oleh

2t
( )360.
=
maka kedadaan untuk interferensi adalah

2t

2t

= m ; m= 0,1,2,3, ... (saling menguatkan)


1

=m+ 2

; m=0,1,2,3, ... (saling melemahkan)

Cincin Newton
Cincin Newton merupakan pola interferensi pada selaput tipis udara yang
berupa lingkaran-lingkaran garis gelap dan terang yang sepusat. Cincin Newton
terletak antara permukaan optik. Cincin Newton dapat terjadi pada selaput tipis
udara antara kaca plan paralel dan lensa plan-konveks yang disinari cahaya sejajar
monokromatik secara tegak lurus dari atas kaca plan-paralel. Cincin Newton ini
terjadi karena interferensi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan cembung

lensa dengan sinar yang telah menembus lapisan udara, yang kemudian
dipantulkan oleh permukaan bagian atas kaca plan-paralel.

Perhatikan gambar di diatas, apabila r menyatakan jari-jari orde lingkaran, R


jari-jari kelengkungan permukaan lensa, n merupakan orde lingkaran, dan
menyatakan panjang gelombang cahaya yang digunakan, maka hubungan antara
jari-jari orde interferensi dengan panjang gelombang cahaya yang digunakan dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

Interferensi Celah Ganda


Dalam percobaan yang dilakukan pada tahun 1801, Thomas Young
memperagakan sifat gelombang cahay, dua sumber cahaya koheren dihasilkan
dengan cara menerangi dua celah sejajar dengan sumber cahaya tunggal. Pada
percobaan young, setiap celah bertindak sebagai suber garis yang ekuivalen
dengan sumber titik dalam dua dimensi. Pola interferensi diamati pada layar yang
jauh dari celah tadi yang dipisahkan dengan jarak d. Pada jarak yang sangat jauh
dari celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hampir sejajar

dengan beda lintasan kira-kira sebesar d sin . Dengan demikian, kita memiliki
interferensi maksimum pada suatu sudut yang diberikan oleh
d sin m ; m 0,1,2,...
Sedangkan, interferensi minimum terjadi pada
d sin ( m

Beda fase
dinyatakan

1
) ; m 0,1,2,...
2

di titik P adalah 2

kali beda lintasan, yang secara matematis

2
sin

Jarak ym yang diukur di sepanjang layar dari titik tengah ke pita terang ke-m
dihubungkan dengan sudut

dengan persamaan
tan

ym
L

Dengan L adalah jarak dari celah ke layar. Untuk


sin tan

yang kecil, kita peroleh

ym
L

Sehingga
d sin d

ym
L

Dengan mensubstitusikan persamaan ini ke persamaan 2.7, kita peroleh


d

ym
m
L

Dengan demikian, untuk sudut yang kecil, jarak yang diukur di sepanjang layar
pita ke-m diberikan oleh persamaan

ym m

L
d

Dari persamaan 4 terlihat bahwa pita-pita tersebut berjarak sama seperti pada
layar, dengan jarak diantara 2 pita terang berurutan secara sistematis dinyatakan
dengan
y

L
d

Untuk menghitung intensitas cahaya pada layar di titik sembarang P, kita perlu
menambahkan dua fungsi gelombang harmonik yang berbeda fase.
EE
1

+ E2 = A0 sin

+ A0

sin( t )

Sehingga

E = 2A0 cos

1
1
sin( t )
2
2

Dengan demikian , amplitudo gelombang resultan menjadi 2Aocos

Amplitudo ini memiliki nilai maksimum sebesar 2A0 jika gelombangnya


sefase (

( 0

atau kelipatan 2

) dan nol gelombangnya berbeda fase 180o (

atau bilangan ganjil dari ). Karena intensitas sebanding dengan kuadrat


amlitudonya, intensitas pada sembarang titik P adalah

I = 4Iocos2

1
( )
2

Dengan Io merupakan intensitas cahaya pada layar dari setiap celah secara terpisah.

Sudut fase

dihubungkan dengan kedudukan pada layar oleh persamaan 2.9

Untuk sudut kecil, sin =


matematis dinyatakan dengan

ym
L

dan kaitan antara sudut fase dengan y m secara

2
2 ym
d sin

Difraksi Cahaya
Pola Difraksi Celah Tunggal
Pada diagram dua dimensi celah yang sempit merupakan sumber titik gelombang
melingkar .Dengan demikian kita dapar menganggap bahwa intensitas akibat satu
celah akan sama pada sembarang titik di P layar,tidak bergantung pada sudut yang
dibuat antara sinar dengan titik P dan garis normal diantara celah dan layarnya. Jika
celah itu tidak sempit,intensitas pada layar yang jauh akan bergantung pada sudutnya,
tetapi akan menurun begitu sudutnya meningkat. Kita dapat melihat bahwa intensitas
itu maksimum saat nilai ( sin = 0) dan menurun menjadi nol pada suatu sudut yan
bergantung pada lebar celah a dan panjang gelombang . Sebagian besar intensitas
cahaya di konsentrasikan di maksimum difraksi pusat yang lebar,walaupun terdapat
pita maksimum sekunder kecil pada kedua sisi maksimum pusatnya .Nol pertama
pada intensitas terjadi pada sudut yang di berikan oleh :

sin

Jika kita memperbesar a,sudut dimana intensitas menjadi nol akan menurun
dan memberikan maksimum dfraksi pusat yang lebih sempit,dan sebaliknya . Dari
persamaan diatas dengan mengalikan kedua ruas a diperoleh :
a sin =

Kita dapat memahami hasil ini dengan menganggap setiap titik pada muka
gelombang pada (wave front) sebagai sumber titik cahaya sesuai dengan prinsip
Huygens .
Untuk sudut yang memenuhi a sin = 2,kita dapat membagi celah menjadi 4
bagian, yaitu dua untuk bagian atas dan dua untuk bagian bawah. Dengan
menggunakan alasan yang sama,intensitas cahaya dari bagian atas akan nol karena
pasangan sumber saling meniadakan , dan serupa halnya,bagian bawah juga akan
nol.Dengan demikian pernyataan umum untuk titik intensitas nol dalama pola
difraksi celah tunggal adalah :
a sin = m ; m = 1,2,3,..
Pada gambar diatas jayak y maksimum tengah ke difraksi minimum pertama
dihubungkan dengan sudut dan jarak L dari celah ke layar yang dinyatakan
dengan :
tan

y
L

Karena sudut ini sangat kecil,sin tan maka sesuai dengan persamaan kita
peroleh :

sin

a L

Jadi
y

L
a

Difraksi Fraunhofer dan Fresnel

Pola difraksi yang diamati di titik titik dimana sinar dari celah atau penghalang
hamper sejajar disebut pola difraksi Fraunhofer.Pola ini dapat diamati pada jarak
yang jauh dari celah sehingga sinar sinar yang mencapai sembarang titik hamper
sejajar, atau pola ini dapat diamati dengan menggunakan lensa yang memfokuskan
sinar sejajar pada layaryang ditempatkan pada bidang focus lensanya . Jika pola
diamati dekat celah pola itu disebut pola difraksi Fresnel.

Sudut yang dicakup oleh difraksi minimum pertama dihubungkan dengan


panjang gelombang serta diameter celah D oleh persamaan :

sin = 1,22

Faktor ini muncul dari analisis matematis yang serupa dengan analisis untuk
celah tunggal tetapi lebih rumit karena geometri melingkar tersebut. Karena sudut

dibuat kecil sehingga nilai sin didekati dengan nilai . Dengan demikian difraksi
minimum pertama pada suatu sudut diberikan persamaan :

1,22

Pola difraksi Fraunhofer dimasukkan juga dalam gambar ini.Jika mengecil,


tumpang tindih pola difraksinya akan meningkat dan menjadi sulit untuk
membedakan dua sumber dari suatu sumber. Pada pemisahan sudut kritis c
diberikan oleh :

c = 1,22

Jika minimum pertama pola difraksi sebuah sumber jatuh pada maksimum
pusat sumber lain, kejadian ini disebut celah penguraian menurut kriteria
Rayleigh

Kisi Difraksi
Alat yang dapat digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya adlah
kisi difraksi, yang terdiri dari sejumlah garis atau celah yang berjarak sama pada
permukaan datar.Pada kisi difraksi, cahaya lewat melalui celah bening diantara

garis.Kisi difraksi umumnya terdiri dari 10000 atau lebih. Jarak antara celah dalam
kisi dengan 10 000 celah per cm adlah

d=

1cm
10000

= 10-4 cm

Pola interferensi yang dihasilkan pada layar tersebut adalah pola akibat banyak
sumber cahay yang berjarak sama.Interferensi maksimum berada pada sudut
dinyatakan dengan :
d sin = m ; m = 0,1,2,3

setiap gelombang yang dipancarkan oleh sumber akan menghasilkan bayangan


yang disebut garis spectrum.Seberkas saat m = 1disebut spectrum ordepertama dan
seterusnya ,Orde yang lebih tinggi dpat dilihat jika sudut yang diberikan oleh
persamaaan diatas lebih kecol dari 90o .

Daya urai kisi difraksi didefinisikan sebagai `dengan `


merupakan perbedaan terkecil antara dua panjang gelombang yang berdekatan,
yang masing masing kira kira sama dengan yang didapat diuraikan .Daya urai R
dinyatakan dengan :


'

R=

= mN

dengan N merupakan jumlah celah dan m bilangan orde. Dari persamaan


diatas terlihat bahwa utk menguraikna dua garis kuning dalam spektum natrium
kekuatan pengutaian haruslah
R = 589,00 nm / 589,59 nm 589,0 nm = 998
Jadi untuk mengurai dua garis kuning pada orde pertama dibutuhkan kisi yang
meiliki kira kira 1000 celah pada bidang yang diterangi cahaya natrium .

Polarisasi Cahaya
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus
terhadap arah perambatan gelombang.Jika getaran gelombang transversal tetap
parallel terhadap garis tertentu di udara, gelombang tersebut dikatakan terpolarisasi
linier ( garis lurus ).
Ada 4 fenomena yang menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya terpolaisai
yaitu :
1. Absopsi (penyerapan)
2. Hamburan
3. Pemantulan
4. Pembiasan ganda

Polarisasi akibat penyerapan


Pada tahun 1938,E.H. Land menemukan film polarisasi komersial sederhana yang
disebut Polaroid. Bahan ini terdiri dari molekul molekul hidro karbon rantai panjang
yang sejajar ketika lembar tersebut diregangkan pada satu arah selama proses
pembuatan .Rantai molekul tersebut melewatkan cahaya pada frekuensi optic jika

lembaran tersebut dimasukkan ke dalam larutan iodium .Arah tegak lurus rantai
molekul disebut sumbu transmisi.

Jika E adalah medan listrik diantara kedua film,komponen sepanjang arah sumbu
transmisi dari film kedua adalah E cos .Karena intensitas cahaya proporsional
terhadap E2, intensitas cahaya yang ditransmisikan kedua film dinyatakan oleh rumus
:
I = I0 cos2
Persamaan diatas disebut sebagai Hukum Malus.

Polarisasi Melalui Hamburan


Fenomena penyerapan dan pemancaran cahaya kembali disebut hamburan .
Hamburan dpa
t ditunjukkan dengan melewatkan seberkas cahaya melalui sebuah bak berisisi air
yang sudah ditaburi dengan sedikit tepung .Kita dapat memahami polarisasi
hamburan dengan menganggap molekul penyerap sebagai antenna dipole listrik .

Polarisasi Melalui Pemantulan

Saat cahaya tak terpolarisasi dipantulkan dari sebuah bidang badas permukaan
datar diantara dua medium transparan,seperti udara dan kaca atau
udara dan air ,cahaya yang dipantulkan akan terpolarisasi sebagian .Tingkat
polarisasi bergantung pada sudut datang dan indeks bias kedua medium tersebut .Kita
dapat menghubungkan sudut polarisasi dan indeks bias medium menggunakan
hukum Snellius. Jika n1 adalah indeks bias medium pertama dan n 2 adalah indeks bias
medium kedua,maka :
n1 sin p = n2 sin 2
dengan 2 adalah sudut bias. Karena sudut pantul sama dengan sudut datang,kita
dapatkan :
2 = 90o p
sehingga
n1 sin p = n2 sin (90o p) = n2 cos p
tan = p n2 / n2 ( Hukum Brewster )

Polarisasi Melalui Pembiasan Ganda


Pembiasan ganda (birefringence) adalah sebuah fenomena rumit yang terjadi
pada kristal-kristal nonkubik lainnya dan pada plastik-platik yang ditegangkan seperti
selofen, bahan-bahan seperti itu disebut isotropik. Dilihat dari struktur atomnya, baahan-

bahan pembiasan ganda termasuk anisotropik. Kecepatan cahaya bergantung pada arah
rambatnyanketika melalui bahan-bahan tersebut, berkas cahaya terpisah menjadi dua
berkas yang disebut berkas sinar biasa dan berkas sinar luar biasa, berkas-berkas ini
terpolarisasi dalam arah yang saling tegak lurus, dan merambat dengan kecepatan
berbeda. Selain itu orientasi relatif bahan dan cahaya yang datang, dapat menyebabkan
berkas-berkas cahaya merambat dengan arah yang berbeda beda didalam bahan.
Misalkan cahaya yang datang terpolarisasi secara linier sedemikian sehingga
vektor medan listriknya berada pada 45 terhaadap sumbu optik. Sinar-sinar biasa dan
luar biasa mulai muncul sefase dan memiliki ampiltudo- ampiltudo yang sama dengan
pelat seperempat gelombang . gelombang tersebut memancarkan dengan selisish fase 90
, sehingga medan listrik yang dihasilkan memiliki komponen-komponen

Ex = E0 sin wt

dan

Ey = E0 sin (wt + 90 ) = E0 cos wt

Jadi, vektor medan listrik berotasi dalam sebuah bentuk lingkaran dan gelombang
tersebut terpolarisasi secara melingkar.

Bab 2

Oleh :

YUNI ARTA SINAGA


XII IPA 1
SMAN 4 PEMATANG SIANTAR

Вам также может понравиться