Вы находитесь на странице: 1из 19

Borang Portofolio

Nama Peserta

: dr. L. Bobby Nindra Nugraha

Nama Wahana : Rumah Sakit Tentara Dr. Asmir (DKT) Salatiga


Topik

: Diare

Tanggal (kasus) : 1 Maret 2015


Nama Pasien

: Ny. D

No. RM : 040003

Tgl Presentasi :

Nama Pendamping : dr. Nurul F.K.

Tempat Presentasi : RST Dr. Asmir (DKT) Salatiga


Obyektif Presentasi :
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Deskripsi: Perempuan 23th, dengan BAB cair, nyeri perut, dan penurunan nafsu makan

Lansia

Bumil

Tujuan: Memahami dan melaksanakan tatalaksana yang tepat untuk kasus Diare
Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Kasus

Audit

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Email

Pos

Data pasien:

Nama: Ny. D

Nama Klinik:

Nomor Registrasi: 040003


Telp:

Terdaftar Sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:


1) Diagnosis : Disentri Basiler
2) Keluhan Utama : BAB cair
Gambaran Klinis :
Pasien mengeluh BAB cair sejak kurang lebih 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh BAB cair sudah dirasakan kurang lebih 15 kali dalam dua
hari. BAB cair juga disertai dengan lendir, darah (-). Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun. Mual dan muntah (-), pusing (-), nyeri perut (+)

3) Riwayat Pengobatan : pasien belum mengunjungi faskes sejak sakit

4) Riwayat Kesehatan/Penyakit :
- Riwayat sakit serupa disangkal
- Riwayat mondok disangkal

5) Riwayat Keluarga : Keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang mengalami sakit serupa
6) Riwayat Pekerjaan : 7) Kondisi Lingkugan Sosial dan Fisik (Rumah, Lingkungan, Pekerjaan) : Pasien menggunakan fasilitas BPJS
8) Riwayat Imunisasi : 9) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : CM tampak lemah dan gizi kesan cukup
Tanda Vital :
Tekanan Darah = 110/70 mmHg
Nadi = 98x/menit, reguler, Kuat
Frekuensi Napas = 20x/menit
Suhu = 36,5C
Kepala
: simetris, bentuk mesocephal
Kulit
: warna sawo matang, ujud kelainan kulit (-)
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-)

Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorax
Cor

: daun telinga dalam batas normal, sekret (-/-), darah (-/-), tragus pain (-/-)
: napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
: bibir sianosis (-), mukosa kering (-), hiperemis (-), gusi berdarah (-), bibir pecah-pecah (-)
: uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tonsil T1-T1 tenang
: bentuk normocolli, kelenjar getah bening tidak membesar, JVP tidak meningkat
: bentuk normochest, retraksi (-), simetris kanan = kiri
: Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kiri atas
: SIC II linea parasternalis sinistra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri bawah : SIC V linea medioclavicularis sinistra
Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo : Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan = kiri
Palpasi
: fremitus raba kanan = kiri
Perkusi
: sonor di seluruh lapang paru, batas paru-hepar di SIC VI linea midclavicularis dekstra
Auskultasi : suara dasar vesikuler normal/normal, suara tambahan (-/-), ronkhi basah halus (-/-), ronkhi basah kasar (-/-),
wheezing (-/-)

Abdomen

: Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada


Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Perkusi

: timpani, pekak beralih (-)

Palpasi

: supel, nyeri tekan (+) di ulu hati, hepar tidak membesar, lien tidak membesar, turgor kulit kembali cepat

Ekstremitas :
Akral dingin
Oedem
CRT

Superior
-/-/< 2 detik

Inferior
-/-/< 2 detik

10) Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
GDS
Kesan : peningkatan leukosit dan eritrosit

14,5
12,7
185
5,44
41
106

Satuan

Nilai rujukan

g/dl
103/uL
103/uL
106/uL
%
mg/dL

12,0-15,5
5,0-12,0
100-400
4,00-5,20
35,0-49,0
< 160

11) Penatalaksanaan :
Terapi :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj Ceftriaxone 2 x 1gram
- Inj Ondansetron 3 x 1 Amp (jika muntah)
- P.O. New Diatab 3 x 2 tab
Plan :
HA, SGOT/SGPT, UR/CRE, GDS
Konsul Bagian Penyakit Dalam
Diet lunak

Daftar Pustaka
1. Anonim, 2008. Disentri. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Disentri_Amuba. Syaroni A. Hoesadha Y. 2006.
2. Buku Ajar Penyakit Dalam.FKUI:Jakarta.Hembing, 2006. Jangan Anggap Remeh Disentri. Diakses dari http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed.
Simanjuntak C. H., 1991.
3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi III . Fakultaskedokteran UI : Jakarta. Davis K., 2007.
4. Shigellosis. Diakses dari http://www.emedicine.com/ med/topic2112.htm.
5. Robbins dan Cotrans. 2002. Dasar Patologis Penyakit. Buku EGC Kedokteran : Jakarta.

HASIL PEMBELAJARAN
Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (gangguan) dan enteron(usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas
dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lender (mucus) dan
nyeri saat buang air besar (tenesmus). Disentri merupakan peradangan pada usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar yang
encer secara terus menerus (diare) yang bercampur lendir dan darah.
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang
disebut sebagai sindroma disentri, yakni :Sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, Berak-berak, dan Tinja mengandung darah dan lendir
Epidemiologi
Dari Di Amerika Serikat, insidensi penyakit ini rendah. Setiap tahunnya kurang dari 500.000 kasus yang dilaporkan ke Centers for Disease
Control (CDC). DiBagian Penyakit Dalam RSUP Palembang selama 3 tahun (1990-1992) tercatat dicatatan medis, dari 748 kasus yang dirawat karena
diare ada 16 kasus yang disebabkan oleh disentri basiler. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia dari Juni
1998 sampai dengan Nopember 1999, dari 3848 orang penderita diare berat, ditemukan 5% shigella. Prevalensi amebiasis sangat bervariasi,
diperkirakan 10 persen populasiterinfeksi. Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80%). Manusia merupakan host

dan reservoir

utama.

Penularannya lewat kontaminasi tinja ke makanandanminuman, dengan perantara lalat, kecoak, kontak interpersonal, atau lewathubungan seksual
anal-oral. Sanitasi lingkungan yang jelek, penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual mempermudah penularannya.

ara ETIOLOGI

Etiologi dari disentri ada 2, yaitu :


Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella,s p.
Shigella adalah basil non motil, gram negatif,

famili

enterobacteriaceae.

Ada

spesies Shigella,

yaitu S.dysentriae,

S.flexneri,

S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O dariShigella. S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena kekebalan tubuh
yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan
menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103 organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan kadangkadang berat. Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa
diare, adanya lendir dan darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus. Shigella sp merupakan penyebab terbanyak dari diare invasif (disentri)
dibandingkan dengan penyebab lainnya. Hal ini tergambar dari penelitian yang dilakukan oleh Taylor dkk. di Thailand pada tahun 1984.
Disentri amoeba, disebabkan Entamoeba hystolitica.
E.histolytica merupakan protozoa usus, sering hidup sebagai mikroorganisme komensal apatogen) di usus besar manusia. Apabila kondisi mengijinkan
dapat berubah menjadi patogen dengan cara membentuk koloni di dinding usus dan menembus dinding usus sehingga menimbulkan ulserasi. Siklus
hidup amoeba ada 2 bentuk, yaitu bentuk trofozoit yang dapat bergerak dan bentuk kista.
Bentuk trofozoit ada 2 macam, yaitu trofozoit komensal (berukuran < 10 mm) dan trofozoit patogen (berukuran > 10 mm). Trofozoit komensal dapat
dijumpai di lumen usus tanpa menyebabkan gejala penyakit. Bila pasien mengalami diare, maka trofozoit akan keluar bersama tinja. Sementara trofozoit
patogen yang dapat dijumpai di lumen dan dinding usus (intraintestinal) maupun luar usus (ekstraintestinal) dapat mengakibatkan gejala disentri. Bentuk
kista juga ada 2 macam, yaitu kista muda dan kista dewasa. Bentuk kista hanya dijumpai di lumen usus. Bentuk kista bertanggung jawab terhadap
terjadinya penularan penyakit dan dapat hidup lama di luar tubuh manusia serta tahan terhadap asam lambung dan kadar klor standard di dalam sistem
air minum. Diduga kekeringan akibat penyerapan air di sepanjang usus besar menyebabkan trofozoit berubah menjadi kista

10

Patofisiologi
Disentri basiler Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja
biasanya lunak, diserta ieksudat inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah. Kuman Shigella secara genetik bertahan
terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati barrier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air,makanan, dan lalat yang tercemar oleh
ekskreta pasien. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginvasi sel epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon
merupakan tempat utama yang diserang Shigella namun ileumterminalis dapat juga terserang. Kelainan yang terberat biasanya di daerahsigmoid,
sedang pada ilium hanya hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatalditemukan mukosa usus hiperemik, lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi
biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir lipatan transversum didapatkan ulkus
yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung S.dysentriae, S.flexeneri, dan S.sonei menghasilkan
eksotoksin antara lain ShET1, ShET2, dan toksin Shiga, yang mempunyai sifat enterotoksik, sitotoksik,dan neurotoksik. Enterotoksin tersebut
merupakan salah satu faktor virulen sehingga kuman lebih mampu menginvasi sel eptitel mukosa kolon dan menyebabkan kelainan pada selaput
lendir yang mempunyai warna hijau yang khas. Pada infeksi yang menahun akan terbentuk selaput yang tebalnya sampai 1,5cm sehingga dinding usus
menjadi kaku, tidak rata dan lumen usus mengecil. Dapat terjadi perlekatan dengan peritoneum

11

Diagnosa
Gejala-gejala disentri antara lain :
-

Buang air besar dengan tinja berdarah

Diare encer dengan volume sedikit

Buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus)

Nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Ciri-ciri saat jika terkena disentri adalah sebagai berikut :


-

Panas tinggi (39,50C 40,0C), appear toxic

Muntah-muntah

Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB

Kadang disertai gejala serupa ensefalitis dan sepsis

12

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja

Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit

Sakit berut hebat (kolik)

Gejala Disentri Basiler


Disentri Basiler Masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri
perut bawah, diare disertai demam yang mencapai 400C. Selanjutnya diare berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan
nafsu makan menurun.
Bentuk klinis dapat bermacam-macam dari yang ringan, sedang sampai yang berat.Sakit perut terutama di bagian sebelah kiri, terasa melilit diikuti
pengeluaran tinja sehingga mengakibatkan perut menjadi cekung. Bentuk yang berat (fulminating cases) biasanya disebabkan olehS.dysentriae.
Gejalanya timbul mendadak dan berat, berjangkitnya cepat, berak-berak seperti air denganlendir dan darah, muntah-muntah, suhu badan subnormal,
cepat terjadi dehidrasi,renjatan septik dan dapat meninggal bila tidak cepat ditolong. Akibatnya timbulrasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit
berkurang karena dehidrasi. Mukamenjadi berwarna kebiruan, ekstremitas dingin dan viskositas darah meningkat (hemokonsentrasi).
Kadang-kadang gejalanya tidak khas,dapat berupa seperti gejala kolera atau keracunan makanan. Kematian biasanya terjadi karena gangguan
sirkulasi perifer, anuria dan koma uremik. Angka kematian bergantung pada keadaan dan tindakan pengobatan.
Angka ini bertambah pada keadaan malnutrisi dan keadaan darurat misalnya kelaparan. Perkembangan penyakit ini selanjutnya dapat membaik
secara perlahan-lahan tetapi memerlukan waktu penyembuhan yang lama. Pada kasus yang sedang keluhan dan gejalanya bervariasi, tinja biasanya
lebih berbentuk, mungkin dapat mengandung sedikit darah/lendir. Sedangkan pada kasus yang ringan, keluhan/gejala tersebut di atas lebih ringan.
Berbeda dengan kasus yang menahun, terdapat serangan seperti kasus akut secaramenahun. Kejadian ini jarang sekali bila mendapat pengobatan yang

13

baik.
Setelah masa inkubasi yang pendek (1-3 hari) secara mendadak timbul nyeri perut, demam, dan tinja encer. Tinja yang encer tersebut berhubungan
dengan kerja eksotoksin dalam usus halus. Sehari atau beberapa hari kemudian, karena infeksi meliputi ileum dan kolon, maka jumlah tinja
meningkat, tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai dengan mengedan dan tenesmus (spasmus
rektum), yang menyebabkan nyeri perut bagian bawah. Demam dan diare sembuh secara spontan dalam 2-5 hari pada lebih dari setengah kasus
dewasa. Namun, pada anak-anak dan orang tua, kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis, dan bahkan kematian.
Kebanyakan orang pada penyembuhan mengeluarkan kuman disentri untuk waktu yang singkat, tetapi beberapa diantaranya tetap menjadi pembawa
kuman usus menahun dan dapat mengalami serangan penyakit berulang-ulang.Pada penyembuhan infeksi, kebanyakan orang membentuk antibodi
terhadap Shigella dalam darahnya, tetapi antibodi ini tidak melindungi terhadap reinfeksi
Gejala Disentri Amuba meliputi:

diare berair, yang dapat berisi darah, lendir atau nanah,

mual dan muntah,

nyeri perut, dan

demam dan menggigil.

Gejala-gejala disentri amuba biasanya berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Namun, tanpa pengobatan, bahkan jika gejala hilang,
amuba dapat terus hidup di usus selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Infeksi masih dapat ditularkan kepada orang lain dan diare
masih bisa kembali. Bahayanya penyakit desentri amuba dapat bersifat fatal bila terjadi komplikasi antara lain usus berlubang (perforasi usus),
infeksi selaput rongga perut (peritonitis), abses di hati dan otak. Dan bila infeksi amuba ini tidak diobati secara tuntas, dapat mengakibatkan

14

kematian.

PENCEGAHAN PENYAKIT DISENTRI


Disentri amoeba Makanan, minuman dan keadaan lingkungan hidup yang memenuhi syarat kesehatan merupakan sarana pencegahan penyakit yang
sangat penting. Air minum sebaiknya dimasak dahulu karena kista akan binasa bila air dipanaskan 50 0C selama 5 menit. Penting sekali adanya jamban
keluarga, isolasi dan pengobatan carrier. Carrier dilarang bekerja sebagai juru masak atau segala pekerjaan yang berhubungan dengan makanan. Sampai
saat ini belum ada vaksin khusus untuk pencegahan. Pemberian kemoprofilaksis bagi wisatawan yang akan mengunjungi daerah endemis tidak
dianjurkan.
Disentri basiler Belum ada rekomendasi pemakaian vaksin untuk Shigella. Penularan disentri basiler dapat dicegah dan dikurangi dengan kondisi
lingkungan dan diri yang bersih seperti membersihkan tangan dengan sabun, suplai air yang tidak terkontaminasi, penggunaan jamban yang bersih
Dari program-program yang telah dibuat oleh pemerintah, terdapat cara-cara untuk mencegah terjadinya disentri. Salah satunya dengan melakukan
program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dari yang paling penting,yaitu mencuci tangan. Mencuci tangan sering dianggap sebagai hal biasa di
masyarakat. Ada yang tidak mencuci tangan sebelum makan,ada yang mencuci tangan hanya sekedar dengan air. Padahal mencuci tangan merupakan
pencegahan terjadinya penyakit yang paling penting. Cara mencuci tangan yang paling benar yaitu dengan cara memakai air bersih dan sabun atau
antiseptik. Sabun dan antiseptik berguna untuk membersihkan kuman atau bakteri yang ada di tangan. Mencuci tangan hingga steril menggunakan
sembilan langkah yang diterapkan dan dianjurkan oleh rumah sakit adalah cara mencuci tangan yang paling benar. Mencuci tangan dilakukan setelah
buang air besar,sebelum memasak atau menjamah makanan,sebelum dan sesudah makan.
Langkah selanjutnya yaitu menutup rapat-rapat tempat menyimpan makanan. Ini bertujuan agar makanan tidak berisi bakteri dan makanan menjadi
makanan yang bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Dalam kehidupan sehari-hari,ada masyarakat yang kurang menjaga kebersihan. Sehingga tidak jarang

15

di dalam rumah atau ruangan mereka banyak terdapat serangga atau binatang lain yang dapat menimbulkan penyakit seperti lalat, kecoak, tikus,
nyamuk, dan lainnya. Kebersihan alat-alat rumah tangga yang digunakan untuk membuat makanan juga harus diperhatikan. Kita juga harus melindungi
sumber air agar tetap bersih dan terhindar dari kontaminasi tinja. Kamar mandi harus bersih dan diusahakan agar tidak lembab dan ada sinar matahari
yang masuk ,karena bakteri dapat hidup di daerah yang lembab. Tinja dibuang secara saniter dan teratur. Dalam menjalankan langkah-langkah
pencegahan, sebaiknya masyarakat saling bergotong-royong, sehingga setiap orang akan tahu bahaya dari penyakit ini. Dari pengetahuan tersebut akan
tercipta masyarakat yang harmonis, memiliki perilaku sehat,dan pola hidup sehat teratur.
Dalam bidang pelayanan kesehatan, sudah banyak diterapkan program-program untuk mencegah disentri.Masyarakat juga harus mencari informasiinformasi terkini terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan. Banyak juga klinik-klinik atau rumah sakit meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan yang professional dengan memperbanyak program sosialisasi dan penyuluhan ke masyarakat,sekolah-sekolah,di banjar,dan dimana
saja.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa penyakit ini merupakan penyakit berbahaya yang dapat dicegah. Memang sulit untuk mengobati penyakit disentri ini.
Namun,dengan adanya kesadaran dari setiap individu,dan menerapkan pengetahuan yang didapat dari sosialisasi, edukasi, pengalaman, kontak sosial,
atau motivasi dari orang terdekat,niscaya penyakit ini setidaknya dapat dicegah. Bersama-sama semua orang bergotong-royong menerapkan pola hidup
sehat, berolahraga, dan memakan makanan yang sehat dan teratur. Semua orang diharapkan dapat menjadi role mode bagi orang-orang yang belum tahu.
Semuanya harus dimulai dari diri sendiri.

Secara khusus sebagai berikut :


Disentri tersebar karena kebersihan yang buruk. Untuk meminimalkan risiko terkena penyakit ini, jaga selalu kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Cuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet atau sebelum dan sesudah makan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain/anak.
Bila Anda bepergian, jangan minum air setempat kecuali telah direbus selama paling sedikit 10 menit. Atau gunakan air kemasan atau minuman

bersoda dari kaleng atau botol yang masih dalam kondisi bersegel.
Jangan minum dari air mancur umum atau membersihkan gigi dengan air keran
Jangan makan buah segar atau sayuran yang tidak bisa dikupas sebelum makan.
Jangan makan atau minum produk susu, keju atau susu yang mungkin belum dipasteurisasi.

16

Jangan makan atau minum apa pun yang dijual oleh PKL (kecuali minuman dari kaleng benar disegel atau botol).
PENGOBATAN
Disentri basiler Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat,mencegah atau memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat
diberikan antibiotika. Cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan cairan rehidrasi oral. Jika frekuensi buang air besar
terlalu sering, dehidrasi akan terjadi dan berat badan penderita turun. Dalam keadaan ini perlu diberikancairan melalui infus untuk menggantikan cairan
yang hilang. Akan tetapi jika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman atau pemberian air kaldu atau oralit. Bila penderita
berangsur sembuh, susu tanpa gula mulai dapat diberikan. Diet Diberikan makanan lunak sampai frekuensi berak kurang dari 5kali/hari, kemudian
diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.
Pengobatan spesifik Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis pasien diobati dengan antibiotika. Jika setelah 2 hari pengobatan
menunjukkan perbaikan, terapi diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan,antibiotika diganti dengan jenis yang lain. Resistensi terhadap
sulfonamid, streptomisin, kloramfenikol dantetrasiklin hampir universal terjadi. Kuman Shigella biasanya resisten terhadap ampisilin, namun apabila
ternyata dalam uji resistensi kuman Terhadap ampisilin masih peka, maka masih dapat digunakan dengan dosis4 x 500 mg/hari selama 5 hari. Begitu
pula dengan trimetoprim-sulfametoksazol, dosis yang diberikan 2 x 960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin tidak dianjurkan dalam pengobatan
disentri basiler karenatidak efektif. Pemakaian jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti siprofloksasin atau makrolide azithromisin
ternyata berhasil baik untuk pengobatan disentri basiler. Dosis siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari sedangkan azithromisin
diberikan 1gram dosis tunggal dan sefiksim 400 mg/hari selama 5 hari. Pemberian Ciprofloksasin merupakan kontraindikasi terhadap anak-anak dan
wanita hamil. Di negara-negara berkembang di mana terdapat kuman S.dysentriae tipe 1 yang multiresisten terhadap obat-obat, diberikan asam
nalidiksik dengan dosis 3 x 1 gram/hari selama 5 hari. Tidak ada antibiotika yang dianjurkan dalam pengobatan stadium carrier disentri basiler.

Disentri amuba Asimtomatik atau carrier : Iodoquinol (diidohydroxiquin) 650 mg tiga kali perhari selama 20 hari.Amebiasis intestinal ringan atau
17

sedang : tetrasiklin 500 mg empat kali selama 5 hari. Amebiasis intestinal berat, menggunakan 3 obat : Metronidazol 750 mgtiga kali sehari selama 5-10
hari, tetrasiklin 500 mg empat kali selama5 hari, dan emetin 1 mg/kgBB/hari/IM selama 10 hari. Amebiasis ektraintestinal, menggunakan 3 obat :
Metonidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari, kloroquin fosfat 1 gram per hari selama 2 hari dilanjutkan 500 mg/hari selama 4 minggu, dan
emetin 1mg/kgBB/hari/IM selama 10 hari.

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :


1. Subyektif :
Pasien mengeluh BAB cair sejak kurang lebih 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh BAB cair sudah dirasakan kurang lebih 15 kali dalam dua hari. BAB
cair juga disertai dengan lendir, darah (-). Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun. Mual dan muntah (-), pusing (-), nyeri perut (+).
2. Obyektif :
Gejala Klinis : BAB cair, nyeri perut, dan penurunan nafsu makan
Tanda Vital : TD = 110/80 mmHg, nadi = 98x/menit, reguler, frekuensi napas = 20x/menit, suhu = 36,5C
Pemeriksaan Fisik :
a) Keadaan umum : CM tampak lemah, gizi kesan cukup
b) Abdomen : terdengar bising usus meningkat nyeri abdomen pada ulu hati
Pemeriksaan Lab : AL dan AE meningkat
3. Assesment (Penalaran Klinis) :

18

Pasien Pasien mengeluh BAB cair sejak kurang lebih 2 hari yang lalu. Pasien mengeluh BAB cair sudah dirasakan kurang lebih 15 kali dalam dua
hari. BAB cair juga disertai dengan lendir, darah (-). Pasien juga mengeluh nafsu makan menurun. Mual dan muntah (-), pusing (-), nyeri perut
(+).Gejala Klinis : BAB cair, nyeri perut, dan penurunan nafsu makan. Tanda Vital : TD = 110/80 mmHg, nadi = 90x/menit, reguler, frekuensi
napas = 20x/menit, suhu = 36,5C. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum : CM tampak lemah, gizi kesan cukup , Abdomen : terdengar bising usus
meningkat nyeri abdomen pada ulu hati. Pemeriksaan Lab : AL dan AE meningkat
4. Plan :
Diagnosis : Disentri Basiler
Pengobatan : 1. Rehidrasi Cairan, 2. Obat-Obatan Simptomatik
Edukasi : Pasien diberikan edukasi mengenai penyakitnya, terutama penyebab, keterkaitan antara penyakit-penyakit yang diderita,
kemungkinan untuk sakit berulang, komplikasi yang dapat timbul serta pola pencegahan penyakit yang dapat diterapkan di rumah.
Konsultasi : Dijelaskan secara rasional perlunya konsultasi dengan bagian spesialis penyakit dalam untuk penanganan utama dan pencegahan
komplikasinya, serta dengan bagian gizi terkait pengaturan diet.

19

Вам также может понравиться