Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Sumberdaya manusia Buton Utara dan Tokoh masyarakatnya telah berkipra
dalam berbagai bidang pembangunan di Sulawesi Tenggara dan dikancah nasional.
Peran tokoh-tokoh Buton Utara telah banyak mewarnai pembangunan Sulawesi
Tenggara baik sebagai birokrat, akademisi, pengusaha maupun politikus dan
memberikan sumbangsih yang besar untuk pembangunan masyarakat Sulawesi
Tenggara.
Potensi sumberdaya alam di daerah ini melimpah. Di daratan terdapat
kekayaan alam seperti perkebunan, pertanian, kehutanan dan peternakan, sedang
dilaut kekayaan daerah ini meliputi potensi perikanan, rumput laut, teripang, kepiting
bakau dan lain-lain. Selain itu Buton Utara juga memiliki kekayaan sumberdaya
mineral seperti aspal, nikel dan kekayaan tambang lainnya.
Sumberdaya pembangunan lainnya yang perlu dikelola secara baik adalah
tersedianya anggaran pembangunan yang bersumber dari pendapatan asli daerah
maupun bagi hasil dalam bentuk dana perimbangan pembangunan pemerintah. Saat
ini tersedia anggaran pembangunan sekitar Rp. 275 milyar untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan masyarakat. Anggaran pembangunan
yang tersedia ini merupakan salah satu potensi daerah untuk mendorong
pembangunan daerah ini dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat maupun
pembangunan infrastruktur peayanan dasar dan pelayanan perekonomian.
Sumberdaya alam dan sumberdaya pembangunan yang pada prinsipnya
adalah milik masyarakat dan daerah, ini harus dikelola secara berkelanjutan,
transparan dan akuntabel untuk kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat dan
darah Buton Utara hususnya serta masyarakat dan bangsa Indonesia secara umum.
Karena itu diperlukan pemerintahan dengan kepemimpinan yang kuat, cerdas, cermat
dan berorientasi untuk kesejahteraan dan kemajuan daerah ini. Hal ini harus didukung
oleh perencanaan dengan wawasan jauh kedepan berkaria dengan cita-cita untuk
kemajuan masyarakat, mengelola pemerintahan dengan prinsip-prinsip tata kelolah
pemerintahan yang baik (good governance) dan senantiasa mengedepankan
kepentingan umum diatas kepentingan pribadi dan golongan. Karena itu
kepemimpinan yang akan dijalankan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pengalaman selama puluhan tahun sebagai birokrat dengan berbagai jabatan
secara pribadi merupakan modal dasar untuk membangun tanah kelahiran yang saya
cintai ini. Tidak perlu ada keraguan terhadap kapasitas dan integritas saya karena
saya memiliki cita-cita untuk menjadi bupati Buton Utara, dan inilah bentuk
pengapdian saya yang tertinggi dalam perjalanan karir dan karia sebagai Putra
Terbaik Buton Utara. Oleh karena itu dalam mewujudkan Kabupaten Buton Utara
yang maju dan mandiri tahun 2016-2021 akan saya capai melalui agenda utama,
pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pengembangan infastruktur pelayanan
dasar, pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi masyarakat aktualisasi
budaya
masyarakat
Buton
Utara
penguatan
Pemerintahan
Daerah.
A. ADMINISTRASI WILAYAH
Kabupaten Buton Utara adalah salah satu Kabupeten di Provinsi Sulawesi
Tenggara, yaitu wilayahnya meliputi sebagian Pulau Buton bagian Utara, serta pulaupulau kecil yang tersebar disekitar kawasan tersebut.
Kabupaten Buton Utara Terletak dibagian Selatan Katulistiwa pada garis
lintang 4006 samapi 5015 Lintang Selatan dan dari Barat ke Timur 122 059 Bujur
Timur sampai dengan 1230 Bujur Timur.
Kabupaten Buton Utara disebelah Utara berbatasan dengan selat Wawonii,
Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda Selatan dengan Kabupaten Buton dan
sebelah barat berbatasan dengan Selat Buton dan Kabupaten Muna.
Kabupaten Buton Utara secara administrative terdiri dari 6 Kecamatan
definitiv selanjutnya terbagi atas 49 Desa, 8 Kelurahan dan 2 unit pemukiman
transmigrasi (UPT) yang masi dalam tahap pembinaan dinas tenaga kerja dan
transmigrasi Kabupaten Buton Utara. Luas daratan Kabupaten Buton Utara seluas
1.923,03 km atau 192.303 hektar yang terletak dibagian utara Pulau Buton. Dari 6
kecamatan yang berada di Kabupaten Buton Utara, Kecamatan Bonegunu merupakan
Kecamatan yang memiliki wilayah yang paling luas disbanding Kecamatan lainnya,
yaitu seluas 491,44 km atau 25,56 persen dari seluruh luas Kabupaten Buton Utara
Selanjutnya disusul Kecamatan Kulisusu Barat seluas 370,47 km atau 19,26
persen, Kecamatan Kulisusu Utara seluas 339,64 km atau 17,66 persen, Kecamatan
Kambowa Seluas 303,64 km atau 15,78 persen. Selanjutnya 2 kecamatan lainnya
memiliki wilayah yang lebih kecil masing-masing kecamatan Wakorumba seluas
245,26 km atau 12,75 persen dan yang terahir adalah Kecamatan Kulisusu seluas
172,78 km atau 8,98 persen dari seluruh luas Wilayah Kabupaten Buton Utara.
B.
1. Penduduk
Penduduk Kabupaten Buton Utara berjumlah 48.700 jiwa yang terdiri dari
penduduk laki-lakai 23.389 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 25.311 jiwa
dengan jumlah rumaht angga sebesar 12.508 Kepala Keluaraga (KK).
Penduduk Kabupaten Buon Utara terbesar di 6 (enam) Kecamatan yakni
Kecamatan Bonegunu sebesar 7.252 jiwa (14,89) persen Kecamatan Kambowa
5.364 jiwa (11,01) persen, Kecamatan Wakorumba 6.096 jiwa (12,52) persen,
Kecamatan Kulisusu 17.100 jiwa (35,11) persen, Kecamatan Kulisusu Barat
5.978 jiwa (12,28) persen dan Kecamatan Kulisusu Utara sebesar 6.910 jiwa
(14,19) persen.
Terdapat perbedaan mengenai penduduk yang bekerja dan menganggur
antara penduduk laki-laki dan perempuan, dimana presentasi penduduk
perempuan yang mengaggur lebih dua kali lipat disbanding laki-laki. Tercatat
penduduk laki-laki yang menganggur sebanyak 1,85 persen sedangkan
penduduk perempuan yang menganggur sebanyak 4,99 persen.
Untuk penduduk yang termasuk dalam kategori Bukan Angkatan Kerja
kegiatan yang paling banyak adalah mengurus rumah tangga (15,46) persen
disusul kemudian sekolah (9,58) persen. Terdapat perbedaan yang sangat
mencolok apabila dilihat menurut jenis kelamin. Apabila sebagian besar
penduduk laki-laki adalah mempunyai kegiatan sekolah yaitu sebanayak 8.73
persen dari seluruh penduduk usia 10 tahun ke atas, maka penduduk perempuan
yang sekolah adalah sebesar 10,34 persen. Selanjutnya penduduk kabupaten
buton utara usia 10 tahun keatas yang mengurus rumah tangga adalah sebesar
14,46 persen. Terdapat perbedaan yang sangat menyolok antara penduduk lakilaki dan perempuan, dimana untuk penduduk laki-laki sebanyak 2,56 persen
dan
penduduk
perempuan
sebanyak
27,10
persen
2. Penggunaan tanah
Secara umum total penggunaan tanah di Kabupaten Buton Utara tahun
2008 mencapai 192303 hektar. Rincian penggunaan tanah tersebut yang terluas
adalah arela hutan Negara seluas 59.834 hektar atau sebesar 31,11 persen dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Buton Utara. Penggunaan terlaus berikut
adalah untuk kebutuhan lainya dan lahan yang sementara tidak diusahakan
dengan luas masing-masing 45.565 hektar (18,49 persen) dan 34.946 hektar
atau 18,37 persen dari luas wilayah Kabupaten Buton Utara. Selanjutnya adalah
berupa areal perkebunana seluas 30.130 hektar atau 15,67 persen, menyususl
tanaman kayu-kayuan seluas 12.436 hektar atau 6,47 persen. Presentase lahan
yang dimanfaatkan untuk tanaman kayu-kayuan relatif luas karena sebagaian
besar masyarakat lagi giat melakukan kegiatan penanaman tanaman kehutanan
seperti jati pada lahan yang mereka miliki. Sementara yang terkecil adalah
berupa padang rumput seluas 147 hektar atau 0,08 persen dari seluruh luas
lahan di Kabupaten Buton Uatara.
Sementara itu luas tanah sawa ada 1.962 hektar atau 1,02 persen yang
sudah diusahakan seluas 400 hektar atau 0,21 persen, sedangakan yang tidak
diusahakan seluas 1.562 hektar atau 0,81 persen. Besarnya lahan sawa yang
belum diusahakan disebapkan sarana pengaiaran berupa irigasi belum tersedia
dengan memadai sehingga pengolahan lahan sawa pada umumnya tergantung
pada curah hujan.
3. Tanaman pangan
Produksi padi Kabupaten Buton Uatara tahun 2008 berjumlah 2.011 ton
yang terdiri dari padi sawa sebanyak 544 ton (27,05 persen) dan padi ladang
sebanyak 1.467 ton (72,95 persen) dari total produksi padi. Pada tahun 2008
luas panen padi tercatat 1.783 hektar terdiri dari luas panen padi sawa seluas
390 hektar dengan rata-rata produksi 13,90 kwintal perhektar dan luas panen
padi ladang seluas 1.392,5 hektar dengan rata-rata produksi 10,5 kwintal
perhektar.
Sementara itu produksi jagung selama tahun 2008 adalah sebesar 1.968,
90 ton dengan luas panen seluas 1.940 hektar dan rata-rata produksi 10,1
kwintal perhektar.
Produksi ubi kayau tahun 2008 mencapai 9.969,8 ton dengan luas panen
1.085 hektar serta rata-rata produksi atau produktifitas mencapai 91,9 kwintal
perhektar, sedangkan untuk komoditi ubi jalar dari luas panen 28,25 hektar
prouksi tercatat sebesar 873 ton yang berarti rata-rata produksi 31 kwintal
perhektar.
Luas panen tanaman kacang tanah di kabupaten buton utara mencapai
151 hektar dengan produksi sebesar 169,2 ton dan rata-rata produksi per hektar
sebesar 11,2 kwintal perhektar. Selanjutnya produksi kacang kedelai dan
kacang hijau yaitu masing-masing sebanyak 86,95 ton dan 233,76 ton dari luas
panen kedua jenis tanaman yakni masing-masing seluas 100,25 hektar untuk
kacang kedelai dan 159,75 hektar untuk kacang hiajau.
4. Tanaman perkebunaan
Produksi kelepaa tahun 2008 mencapai 3.593 ton dengan luas tanaman
berjumlah 4.105 hektar. Sementara itu tanaman jambu mete yang mencapai luas
tanaman 7.044 hektar memperoleh produksi sebanyak 2.505, 8 ton sedangkan
jumlah produksi tanamaan coklat/kakao tahun2008 mencapai 851,7 ton
Selain 3 (tiga) komoditi diatas yang dikembangkan di Kabupaten Buton
Utara, juga terdapat komoditi lain seperti tanaman kopi tahun 2008 produksinya
mencapai 513,4 ton dengan luas tanaman 153,3 hektar. Disamping itu tanaman
kapuk seluas 84,5 hektar dengan produksi 22 ton lada seluas 74,5 hektar
mempunyai produksi 25,8 ton serta cengkeh tahun 2008 produksinya mencapai
9,6 ton dengan luas sebesar 89 hektar.
5. Peternakan
Secara keseluruhan populasi ternak besar berupa sapi tahun 2008
berjumlah 2.962 ekor tersebar di semua Kecamatan, di Kecamaatn Bonegunu
jumlah ternak sapi sebanayak 501 ekor, Kecamatan Kambowa 450 ekor,
Wakorumba 835 ekor, Kulisusu 603 ekor, Kulisusu Barat 213 ekor dan
Kulisusus Utara 300 ekor. Sedangkan untuk kerbau terdapat 47 ekor dimana 29
ekor ada di kecamatan Wakorumba dan 18 ekor terdapat dikecamatan bone
gunu.
Khusus ternak kecil berupa kambIng juga menyebar diseluruh Kecamatan
dalam Wilaya Kabupaten Buton Utara. Jumlah popilasi kambing tahun 2008
sebanayak 1.750 ekor terdapat di Kecamatan Bonegunu 413 ekor, Kambowa
211 ekor, WakorumBa 109 ekor Kulisusu 731 ekor Kulisusu Barat 92 ekor dan
Kulisusus Utara bejumlah 93 ekor.
6. Perikanan
Jumlah produksi ikan tangkap tahun 2008 berjumlah 3.004 ton terdapat di
Kecamatan Bonegunu sebesar 292,3 ton, Kambowa 430,22 ton, Wakorumba
240,44 ton, Kulisusu 651,56 ton, Kulisusu barat sebanyak 136,28 ton dan
Kulisusu Utara sebesar 1.253,35 ton.
Selain perikanan dikabupaten buton uatara dikembangkan usaha budidaya
rumput laut yang terdapat diseluruh kecamatan. Tahun 2008 produksi rumput
laut mencapai 11.898 ton dengan produksi pada masing-masing Kecamatan
adalah Kecamatan Bonegunu sebesar 760,7 ton, Kambowa 745 ton,
Wakorumba 270 ton, Kulisusu 8760 ton, kulisusu barat 741,7 ton dan kulisusu
utara sebanyak 621 ton. Selain itu juga terdapat produksi hasil laut lainya
berupa kepiting, udang, kerang dan lainnya yang masi sangat potensil untuk di
kembangkan di Kabpaten Buton Uatara.
7. Kehutanan
Kawasan hutan merupakan salah satu luas kawasan Kabupaten Buton
Utara yang terbesar, yaitu seluas 59.834 hektar atau 32,11 prsen dari seluruh
Luas Kabupaten Buton Utara.
Jenis kawasan hutan yang terluas di Kabupaten Buton Utara adalah
berupa hutan produksi yang dapat di konfersi yaitu seluas 33.14 hektar atau
55,68 persen dari seluruh luas kawasan hutan, kemudian disusul hutan produksi
terbatas (limitet productif forest) seluas 10.515 hektar atau 17,61 persen
kawasan hutan lindung (proctetion forest) seluas 9.464 hektar (15,82 persen),
serta hutan produksi biasa (productif forest) seluas 6.521 hektar atau sebesar
10,90 persen dari seluruh luas kawasan hutan Buton Utara. Sdeangkan untuk
kawasan hutan wisata (park and reserfation forest) belum dipetakan
dikabupaten Buton Uatara.
8. Industry
Usaha industri yang paling banyak adalah industri makanan dan minuman
yaitu 1.285 usaha dengan jumlah tenaga kerja 2772 orang atau 62,90 persen
dari total tenaga kerja di sekitar industri. Kemudian industri kayu berjumlah
732 usaha dengan jumlah tenaga kerja 1.212 atau 27,50 persen sedangkan
industri lainnya sebanyak 244 usaha dan tenaga kerja yang diserap sebanyak
423 orang atau 9,60 persen.
Jumlah tenaga kerja usaha penggalian kerikil di Kabupaten Buton Utara
tahun 2008 sebesar 15 tenaga kerja dengan produksi 2.700 m3 , usaha
penggalian pasir menyerap tenaga kerja 172 orang dengan produksi sebesar
15.040 m3, sedangkan usaha penggalian batu gunung mempunyai 198 orang
tenaga kerja dengan total produksi 7.408 m3.
9. Perdagangan
Jenis komoditi yang paling banyak diperdagangkan berupa hasil
perikanan termasuk rumput laut yaitu sebesar 27.604 ton dengan nilai
perdagangan sebesar Rp 315.401 ribu rupiah.Kemudian menyusul kayu rimba
3
gergajian dengan volume sebesar 7.200 m sebesar Rp.14.400 ribu. Selain itu
hasil perkebunan juga memberikan kontribusi yang cukup besar diantaranya
coklat/kakao sebnyak 498 ton dengan nilai Rp.9.462.000 ribu, kemudian kopra
sebanyak 2.337 ton dengan nilai Rp.5.842.500 ribu serta jambu mete sebanyak
629 ton dengan nilai perdagangan sebanyak Rp.4.088.500 ribu. Selain itu juga
ada komoditi hasil pertanian tanaman pangan, hasil hutan berupa rotan,serta
166,25
ton.
C. PENDIDIKAN
Hingga tahun 1983, kenyataan menunjukan masi 16,4% penduduk usia
SD (7-12 tahun) dalam kondisi tidak sekola. Beranjak dari realita itu, pada
tahun 1984 pemerintah mencanankan gerakan wajib belajar anak usia 7-12
tahun. Selain bertujuan untuk mereduksi persentase penduduk yang tidak tamat
SD secara implicit kebijakan ini juga menegaskan bahwa pendidikan SD
merupakan suatu kebutuhan dasar bagi setiap penduduk.
Pada tahun ajaran 2008 jumlah sekolah Taman kanak-kanak (TK)
berjumlah 36 unit dengan jumlah guru 59 orang serta murid berjumlah 1.565
orang. Rasio murid terhadap guru adalah 27 yang bearti setiap 1 orang guru
terdapat 27 murid.
Jumlah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Buton Utara tahun 2008 adalah
70 unit yang tersebar di 6 Kecamatan dengan jumla guru 529 orang serta
jumlah murit sebanyak 9.533 orang. Kecamatan Kulisusu adalah Kecamatan
yang memiliki sekolah dasar terbanyak yaitu 23 unit dan gurunya berjumlah
197 orang dengan jumlah murid 3271 orang, menyusul Kecamatan Bonegunu
dan Wakorumba masing-masing terdapat 11 unit, Kecamatan Kulisusu Utara
ada 9 unit dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Kambowa dan Kecamatan
Kulisusu Barat, Masing-masing mempunyai sekolah dasar 8 unit. Adapun rasio
murid sekolah dasar terhadap guru adalah 18 dan yang paling tinggi terdapat di
Kecamatan Kulsusu Barat sebanyak 24 dan yang paling kecil adalah
Kecamatan Kulisusu sebesar 17. Kecilnya rasio murit seko;ah dasar per guru di
kecamatan kulisusu dsebapkan pertambahan guru yang relative besar, dimana
tahun 2007 sebanyak 107 orang dan tahun 2008 meningkat menjadi 197 orang.
Pada tingkat menengah pertama (SMP) di Kabupaten Buton Utara
berjumlah 19 unit, dengan jumlah guru 246 orang serta jumlah murit sebanyak
3501 orang. Pembangunan sarana pendidikan SMP di Kabupaten Buton Utara
sudah ada di setiap kecamatan bahkan dikecaatan kulisusu terdapat 8 unit SMP.
1.488
orang
dan
DPT
berjumla
1.461
orang.
Prasarana jalan
Secara umum kondisi jalan di Kabupaten Buton Utara tahun 2007, baik
jalan Provinsi maupun jalan Kabpaten dan jembatan yang menghubungkan
antar Kabupaten Kecamatan maupun antar Desa adalah rusak berat. Panjang
jalan yang menjadi kewenangan provinsi adalah 66,0 km dan jalan kabupaten
sepanjang 180 km. panjang jalan tersebut sama dengan keadaan selama tahun
2007 kemudian menurut permukaan selama tahun 2008, jalan profinsi yang
telah di aspal sdepanjang 9.0 km dan tidak di aspal sepanjang 57 km, sedangkan
jalan kabupaten sepanjang 180,0 km seluruhnya belum teraspal/aspal rusak. dan
menurut klasifikasi jalan seluruh panjang jalan tidak dirinci.
2. Angkutan darat
Jumlah mobil tahun 2008 sebanayak 57 buah terdiri dari mini bus 2 buah,
truk 16 buah dan mikrolet 39 buah. Sedangkan ojek sepeda motor berjumlah
597 buah tersebar disemua kecamatan dalam wilayah kabpaten buton utara dan
gerobak tercatat 221 buah terdapat diseluruh Kecamaatn di Kabupaten Buton
Utara
3. Angkutan laut
Jumla prasarana angkutan laut berupa perahu bermotor sebanya 109 buah
terdapat di Kecamatan Bonegunu 31 buah, Kecamatan Wakorumba 34 buah,
Kecamatan Kulisusu 17 buah, Kecamatan Kulisusu Barat 4 buah, dan
Kecamatan Kulisusu Utara berjumlah 23 buah. Sementara itu jumlah perahu tak
bermotor sebesar 327 buah terdapat di Kecamatan Bonegunu, Kambowa,
Kulisusus, Kulisusus Barat dan Kukisusus Utara. Sedangkan kapal motor ada 8
buah terdapat di Kecamatan Kulisusu Utara. Disamping itu jumlah katingting
atau jonson berjumlah 414 buah terdapat disemua Kecamatan dalam wilayah
Kabupaten Buton Utara.
4. Komunikasi
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berkomunikasi merupakan
salah satu kebutuhan yang sangat mandasar, slah satu alat/media berkomunikasi
adalah melalu pos dan giro.
Selain kantor pos pembantu untuk memperlancar arus informasi di
kabupaten buton utara , juga telah tersedia wartel sebagai sarana komunikasi
yang
digunakan
masyarakat.
dan
A. PERMASAALAHAN
Secara umum permasaalahan yang dihadapi dalam pembangunan lima
tahun kedepan adalah: bagaimana mengembangkan potensi yang ada melalui
suatu sistem manajemen pemerintahan yang lebih berpihak pada masyarakat
serta dengan mengarahkan sumberdaya yang dimiliki untuk dikembangkan
melalui program-program pembangunan masyarakat bersifat pragmatis dan
memecahkan prsoalan yang dhadapi terutama di desa-desa.
Sedangkan beberapa permasaalahan pokok yang perlu mendapatkan
perhatian penanganan pembangunan dalam kaitanya dengan upaya untuk
mengatasi permasaalahan secara umum tersebut yaitu:
1. Bagaimana mempercepat dan mengebangkan pembangunan infastruktur
wilayah, infrastruktur perekonomian dan infrastruktur pelayanan umum
(kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan).
2. Bagaimana mengembangkan jaringan tataniaga komoditas masyarakat,
menyediakan informasi pasar serta mengembangkan jaringan transportasi
barang dan jasa, serta menciptakan iklim berusaha dan investasi yang
kondusif .
3. Bagaimana meningkatkan kapasitas aparat desa dan kecamatan serta fasilitas
pendudukan
dan
insentifinya.
e. Masih terbatasnya infrastruktur pelayanan dasar untuk mendukung usahausaha ekonomi secara layak serta terbatasnya pelayanan pendidikan dan
kesehatan serta pelayanan pemerintahan secara optimal.
3. Peluang
Beberapa peluang pembangunan yang dikembangkan adalah:
a. Beberapa produk pertanian dalam arti luas seperti kakao, merica, ternak sapi,
cukup tersedia dan memiliki pasar domestic, nasional serta secara
internasional secara luas.
b. Produk hasil laut seperti ikan tangkap, ikan kerapu, lobster dan hasil laut
lainnya cukup dikenal dipasar nasional maupun internasional.
c. Potensi sumberdaya alam daratan
memungkinkan untuk dikembangkan.
dan
lautan
yang
masih
sangat
4. Ancaman
a. Situasi bangsa Indonesia akhir-akhir ini yang banyak diwarnai demonstrasi.
b. Situasi politik dibutur yang hangat menjelang pilkada.
Visi
Mewujudkan Kabupaten Buton Utara yang Egaliter 2016-2021
A. MISI (AGENDA UTAMA)
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut akan dilaksanakan misi
atau agenda utama pembangunan sebagai berikut:
1. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Pelayanan Dasar.
2. Pengembangan Kualitas sumberdaya Manusia .
3. Pembangunan Ekonomi Masyarakat dan Mendorong Investasi Daerah.
4. Oenguatan pemerintahan daerah.
5. Aktualisasi budaya msyarakat buton utara;
B. STRATEGI PEMBANGUNAN
1. Pembangunana Pusat-Pusat Pertumbuhan, Berbasis Potensi Wilayah
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat
serta mendorong perkembangan daerah maka terutama ekonomi masyarakat
melalui potensi dan kapasitas masyarakat maka mendorong pusat-pusat
pertumbuhan adalah merupakan salah satu pilhan yang tepat. Mealui strategi
pendekatan ini maka dalam lima tahun kedepan pemerintah akan menstimulasi
pembangunan pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan potensi wilayah dan
rencana penataan ruang. Melalui stimulus yang diberikan diharapkan
masyarakat dapat mengembangkan potensi yang ada seperti apa yang sudah
berjalan selama ini.
2. Pembangunan berwawasana lingkungan dan berkelanjutan (enviromental
suspainnable development)
profesionalisme
dan
kapabilitasnya.
daerah
otonom
Kabupaten
Buton
Uatar
memiliki
anggaran
AGENDA
MEMPERCEPAT
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
PELAYANAN DASAR
1. KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan pembangunna infrastruktur pelayanan dasar ditujukan untuk
mengaselerasi perkembanagan wilayah melalui pembangunan jalan jembatan
dan penyebrangan untuk menghubungkan seluruh pusat-pusat pemerintahaan
kecamatan, membuka isolasi desa-desa dan kawasan potensi ekonomi, serta
memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan secara merata kepada seluruh
masyarakat kabupaten buton utarayang disinkornkan dengan kebijakan
pembangunana pemerintah pusat dan pemerintah profinsi Sulawesi tenggara.
wilayah
secara
keseluruhan,
mempermudah
akese
SUMBERDAYA
MANUSIA
1. KEBIJAKAN UMUM
Kebijakan
pengembangan
kualitas
sumberdaya
ditujukan
untuk
pendidikan
secara
nasional
serta
memberikan
muatan
untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan
kepada
pelayanan
kesehatan
individu,yang
berpihak
wilayah.
Dengan
demikian
diharapkan
ekonomi
masyarakat
pembangunan
investasi
daerah
dilakukan
dengan
Kebijakan umum
Dimaksudkan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa, lebih berorientasi pada pelayanan masyarakat. pemerintahan yang
transparan dan akuntable, serta bersi dari praktek-praktek kolusi, korupsi dan
nepotisme.
Berdasarkan kebijakan ini maka peningkatan professional dan kinerja
birokrat penataan fungsi-fungsi kelembagaan, peningkatan pelayanan kepada
masyarakat serta disiplin aparat dalam menyelesaikantugas-tugas administrasi
dan
pelayanan
masyarakat
akan
semakin
meningkat.
Agenda
penguatan
pemerintahan
daerah
meliputi
penongkatan
mendukung
pelaksanaan
kebijakan
agenda
penguatan
buton
utara
2. Program pokok
Untuk mendukung kebijakan tersebut maka program pokok dalam
pelaksanaan aktualisasi budaya buton utara antara lain:
a. Pengembangan seni budaya masyarakat yaitu lagu daerah, tarian daerah dan
seni cipta lainnya.
b. Pengembangan wisata bahari
c. Pengembanagan norma-norma kearifan local
d. Refitalisasi situs budaya
CALON BUPATI