Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TTINJAUAN PUSTAKA
2.1 TANAMAN CABAI
Morfologi
Batang
Batang tanaman cabai memiliki struktur yang keras dan berkayu, berwarna
hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang utama tumbuh tegak
dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman mencapai ketinggian berkisar
antara 30-45 cm. cabang tanaman beruas-ruas, setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas
(cabang).
Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak
bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun tanaman cabai
besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak mendatar, memiliki
tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat pada batang/cabang. Jumlah
daun cukup banyak sehingga tanaman tampak rimbun.
Bunga
Bunga tanaman cabai merupakan bunga tunggal yang berbentuk bintang.
Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga berwarna putih.
Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self pollinated crop), namun dapat
juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan sekitar 56%.
Buah
Buah cabai akan terbentuk setelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki
keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah cabai dapat
berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk kerucut. Ukuran buah
bervariasi, menurut jenisnya cabai yang kecil-kecil memiliki ukuran panjang antara 22,5 cm dan lebar 5 mm.
Warna buah cabai bervariasi buah muda berwarna hijau/putih sedangkan
buah yang telah masak berwarna merah menyala/merah jingga (merah agak kuning)
pada waktu masih muda, rasa buah cabai kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi
pedas.
Biji
: Plantae (tumbuhan)
: Tracheobionta (tumbuhan erpembuluh)
: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
: Angiospermae (biji berada dalam buah dan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Asteridae
: Corolliforea / Solanales
: Solanaceae ( suku terung-terungan )
: Capsium
: Capsium frustescens L.
HAMA
Ulat Tanah ( Agrotis sp. )
Ulat tanah ini biasanya muncul pada musim kemarau dan menyerang pada sore
hari. Bagian tanaman yang dimakan adalah daun dan pangkal tanaman, terutama
tanaman yang masih muda.
Gejala yang tampak pada tanaman yang terserang ulat tanah adalah terlihat lubanglubang yang tidak beraturan pada daun-daun, terutama yang terletak pada tunas yang
masih muda. Tanaman menunjukkan gejala kelayuan karena pangkal batangnya putus
akibat dimakan ulat-ulat dewasa.
Cara Pengendalian
a) Secara mekanis yaitu memberantas sarang-sarang ngengat di sekitar kebun
dengan membersihkan sisa-sisa tanaman, terutama dari jenis loguminosa atau kacangkacangan, pisang, cabai, kentang dan labu-labuan.
b)
Secara kimiawi yaitu dengan menyemprotkan pestisda Dursban 20 EC atau
Furadan 3 G disekitar pangkal batang tanaman.
Hama tungau
Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian
musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak
menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga
menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi
hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
PENYAKIT
Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur
Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan
pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan
akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana
kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air
hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau
biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen.
Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak
terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman
yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan
Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan
kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati
pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada
buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan
memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan
memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.
Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk
cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh
Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang
dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan
mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti
urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar.
Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan
dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki
perekat.
Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya
tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman
seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah
Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan
yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri
ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih
spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat
menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah
virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun
kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan
tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi
vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan
mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang
mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh
subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.
Keriting daun atau mosaik
1. Nutrisi
Nutrisi adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai
komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang dibutuhkan tumbuhan
untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa unsur unsur mineral. Adapun
menurut jumlah yang di butuhkan oleh tubuh, unsur mineral ini dibedakan menjadi 2:
Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia,
aster, dan krisatinum.
Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada,
gandum, dan kentang.
Faktor dalam
Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormonyang
terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan
oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara
fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.
Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:
Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang
dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama,
sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang,
dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang
berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu
koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena
cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada
bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh
membelok ke arah datangnya sinar.
Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan bijibiji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan tumbuhan
lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun,
merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi
(menghambat perkecambahan biji).
Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap
sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah.
Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan
masam, menjadi empuk dan berasa manis.
Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka. Tumbuhan
memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut daya
restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka atau
kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup
kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat
diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh
tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.
2.3 PUPUK
ORGANIK
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk
padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya.
Jenis Pupuk Organik
A.Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Selain berbentuk padat,
pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan.
Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.
C.Kompos
Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah
organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Beberapa kegunaan
kompos adalah:
1. Memperbaiki struktur tanah.
2. Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir.
3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air.
4. Memperbaiki drainase dan pori pori dalam tanah.
5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Alat
Polybag 3 buah
Mistar
Label Kertas
Bahan
Tanah
Tanaman Cabe 3
Pupuk
matahari.
10. Menyiram tanaman dengan air secara rutin pada tiap polybag.
11. Melakukan pengamatan .
12. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
Tempat
: Halaman Sekolah
WAKTUU.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN