Вы находитесь на странице: 1из 8

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

agregat yang sering digunakan mempunyai volume pori tertutup sekitar dari 0
20 % volume butirnya.
Pada pori-pori mungkin terjadi reservoir air bebas didalam agregat.
persentase berat air yang mampu diserap oleh suatu agregat jika direndam
dalam air disebut serapan air. Agregat yang jenuh air (pori-porinya terisi
penuh oleh air) namun permukaannya kering sehingga tidak mengganggu air
bebas dipermukaanya disebut jenuh kering muka.
Air dalam agregat ada dua macam, yaitu air yang meresap dan air yang
ada dipermukaan butiran. Air yang meresap berada dalam pori antar butir dan
mungkin tidak tampak permukaan, dan ini dipengaruhi oleh besar pori butiran
agregatnya. Pada agregat normal kemampuan menyerap air ini sekitar 1 2 %
dan dihitung sebagaimana menghitung kadar air jenuh kering kemampuan
menyerap ini disebut serapan air atau daya serap suatu agregat.
Serapan air dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh
agregat pada kondisi Jenuh Permukaan Kering (JPK) atau Saturated Surface
Dry (SSD), kondisi ini merupakan :
1. Keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam
beton, sehingga agregat tidak akan menambah ataupun mengurangi air
pastanya.
2. Kadar air di lapangan lebih banyak mendekati kondisi SSD dari pada
kondisi kering tungku.
Keadaan SSD yaitu suatu kondisi agregat dimana permukaan
partikelnya dalam keadaan jenuh dimana tidak ada air di permukaan agregat,
tetapi agregat tersebut masih mampu menyerap air. Pada kondisi ini, air
dalam agregat tidak akan menambah atau mengurangi air pada campuran
beton.
Standar ini merupakan revisi SNI 03-1995-2015, metode pengujian
berat jenis dan penyerapan air agregat halus. Standar ini merupakan
AASTHO T 84-00 (2004), Standard methode of test for specific gravity and
absorbtion of fine aggregate. Lingkup standar menetapkan cara uji berat jenis
PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016
KELOMPOK 1

27

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

kering dan berat jenis semu (apparent) serta penyerapan air agregat halus.
Agregat halus adalah agregat yang ukuran butirannya lebih kecil dari 4,75
mm (No. 4). Dalam standar dibahas penggunaan bahan, pelaksanaan dan
peralatan yang berbahaya, dan tidak memasukkan masalah keselamatan yang
berkaitan dengan penggunaannya.
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1989-2015F). Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang
dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu
beton semen hidraulik atau adukan. Adapun macam-macam agregat:
1. Agregat halus yaitu pasir alam sebagai hasil disintegrasi 'alami' batuan
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 5,0 mm
2. Agregat kasar yaitu kerikil sebagai hasil disintegrasi 'alami' dari batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm
3. Agregat ringan yaitu agregat yang dalam keadaan kering dan gembur
mempunyai berat isi sebesar 1 100 kg/m3
Menurut standar SK SNI S-04-2015-F (Spesifikasi Bahan Bangunan
Bagian A), agregrat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut (kecuali agregat khusus, misalnya agregrat ringan
dan sebagainya). Persyaratan untuk agregrat halus adalah :
a) Butir-butirnya keras dan tidak berpori. Indeks kekerasan 2,2 % (diuji
dengan goresan batang tembaga).
b) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan
hujan). Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang
hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat
maksimum 18 %.
c) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat saringan 0,06 mm)
lebih dari 5 %.
d) Tidak mengandung zat organik terlalu banyak, yang dibutuhkan dengan
percobaan warna dengan larutan NaOH, yaitu warna cairan diatas
PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016
KELOMPOK 1

28

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap dari pada warna standar/
pembanding.
e) Modulus halus butir antara 1,5 3,80 dengan variasi butir sesuai standar
gradasi.
f) Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat halus tidak
reaktif terhadap alkali.
g) Agregrat halus dari pantai, boleh dipakai tetapi dengan petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
Bahan yang digunaka dalam praktikum perkerasan jalan adalah agregat
halus abu batu. Abu batu merupakan hasil Samping dari mesin pemecah batu
dalam proses pemecahan batu menjadi batu pecah dapat dijadikan bahan
pengganti agregat halus. Namun abu batu mempunyai banyak kelemahan
seperti penyerapan air yang lebih besar dari pasir alam. Jenis jenis agregat,
adalah batuan atau agregat yang biasa digunakan dalam konstruksi jalan
umumnya diklasifikasikan berdasarkan sumbernya yaitu, agregat alam,
agregat hasil pemrosesan, agregat buatan atau agregat artifisial.
1. Agregat alam (natural aggregates)
Agregat alam adalah agregat yang digunakan dalam bentuk alamiahnya
dengan sedikit atau tanpa pemrosesan sama sekali. Agregat ini terbentuk
dari proses erosi alamiah atau proses pemisahan akibat angin, air,
pergeseran es, dan reaksi kimia. Dua jenis agregat alam yang digunakan
untuk konstruksi jalan adalah pasir dan kerikil. Kerikil biasanya
didefinisikan sebagai agregat yang berukuran lebih besar dari 6,35 mm.
Pasir didefinisikan sebagai partikel yang lebih kecil dari 6,25 mm, tapi
lebih besar dari 0,075 mm. Sedangkan partikel yang lebih kecil dari 0,075
mm disebut sebagai mineral pengisi (filler).
2. Agregat yang diproses
Agregat yang diproses adalah batuan yang telah dipecah dan disaring
sebelum digunakan. pemecahan batuan/ agregat dilakukan untuk merubah
tekstur permukaan partikel dari licin ke kasar, merubah bentuk partikel
dari bulat ke angular, dan untuk meningkatkan distribusi serta rentang

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016


KELOMPOK 1

29

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

ukuran partikel.Penyaringan terhadap agregat yang telah dipecahkan akan


menghasilkan partikel agregat dengan rentang gradasi tertentu.
3. Agregat buatan
Agregat ini didapat dari proses kimia atau fisika dari beberapa material
sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai
agregat. Jenis agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri
dan dari proses material yang sengaja diproses agar dapat digunakan
sebagai agregat atau sebagai mineral pengisi (filler). Pembuatan agregat
secara langsung adalah sesuatu yang relatif baru. Agregat ini dibuat
dengan membakar tanah liat atau material lainnya dan produk akhir yang
dihasilkan biasanya agak ringan dan tidak memiliki daya tahan terhadap
keausan yang tinggi.
B. Maksud
Maksud dari percobaan ini adalah sebagai pegangan dalam pengujian
untuk menentukan berat jenis semu agregat tersebut dan angka penyerapan.
C.

Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh besaran berat jenis
curah, berat jenis kering permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu dan
besaran angka penyerapan.

D. Benda Uji
Benda uji yang digunakan dalam percobaan ini adalah abu batu.
E.

Alat-alat yang Digunakan


1. Timbangan elektrik.
2. Picnometer kapasitas 500 ml.
3. Oven.
4. Saringan no.4.
5. Desicator.
6. Cawan.
7. Kain Lap.
8. Sekop.

F. Langkah Percobaan
PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016
KELOMPOK 1

30

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

1. Mengambil benda uji abu batu yang lolos saringan no 4 (4,75mm);


2. Memasukan kedalam pan, kemudian menambahkan air hingga benda uji
terendam seluruhnya. Dicuci agar kadar lumpur hilang;
3. Mendiamkan atau merendam selama 24 jam;
4. Setelah 24jam, membuang air yang merendam benda uji dan ditebarkan
benda uji secara tipis-tipis diatas kain lap yang telah disiapkan.
Kemudian mengangin anginkan hingga permukaan benda uji terlihat
kering. Setiap 15menit harus diaduk agar cepat kering;
5. Memasukan benda uji kedalam kerucut abraham sebanyak 3 lapis, dan
menumbuk untuk lapis pertama sebanyak 9 kali, untuk lapis kedua dan
ketiga 8 kali tumbukan;
6. Mengangkat kerucut abraham dengan hati hati, jika benda uji tersebut
runtuh sebagian maka benda uji tersebut sudah dalam keadaan kering
permukaan (SSD);
7. Memasukkan benda uji, kedalam picnometer dengan bantuan corong agar
benda uji tersebut masuk seluruhnya;
8. Mengeluarkan benda uji dari dalam picnometer, lalu bersihkan.
9. Mengeluarkan benda uji dari dalam oven, kemudian memasukan kedalam
desicator hingga dingin atau beratnya tetap;
10. Menimbang benda uji setelah benda uji dingin atau beratnya tetap;
11. Mengambil 1 sample benda uji, sebanyak 500 gram;
12. Menambahkan air suling 2/3 bagian dari isi picnometer;
13. Memasangkan picnometer tersebut dengan Vacum Pump sampai
gelembung udara yang berada dalam picnometer hilang;
14. Menambahkan air kembali hingga batas leher picnometer. Kemudian
menimbangnya;
15. Memasukkan benda uji kedalam oven selama 24 jam,
Mengisi kembali picnometer dengan air suling hingga batas leher, kemudian
menimbangnya kembali.
16. Rumus :
BK
Berat Jenis Bulk = B+SSD-Bt
SSD
Berat Jenis SSD = B+SSD-Bt
BK
Berat Jenis Semu = B+BK-Bt

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016


KELOMPOK 1

31

BERAT JENIS AGREGAT HALUS


SSD-Bk
= BK

% Penyerapan

G. Data Pengamatan dan Perhitungan


1. Data Pengamatan
Tabel 4.1 Data Pengamatan (Terlampir)
2. Perhitungan
a. Benda Uji 1
1) Berat Jenis Bulk
=

BK
B + SSD - Bt

250
1360 + 300 1200,5

= 1,8 gram/ml

2) Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh (SSD)


=

SSD
B + SSD - Bt

300
1360 + 300 1200,5

= 2,1 gram/ml
3) Berat Jenis Semu (Apparent)
=

BK
B + BK - Bt

250
1360 + 250 1200,5

= 2,8 gram/ml

4) Penyerapan (Absorption)
=

SSD - BK
BK

x 100%

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016


KELOMPOK 1

32

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

300 250
250

20 %

x 100%

H. Gambar Alat dan Gambar Kerja


1

Gambar Alat
Tabel 4.2 Gambar Alat Berat Jenis Agregat Halus (Terlampir)

Gambar Kerja
Tabel 4.3 Gambar Kerja Berat Jenis Agregat Halus (Terlampir)

I. Kesimpulan dan Saran


1

Kesimpulan
Dari hasil percobaan ini didapat data :
Berat Jenis
Bulk
Berat Jenis

Berat (gram)
BU 1
1,8
2,1

SNI 2008
(gram)
2,4-2,5

Agregat ringan

2,4-2,5

kurang dari 2,5


Agregat ringan

Permukaan
(SSD)
Semu
(Apparent)
Penyerapan
(Absorption)

KET

kurang dari 2,5


2,8

2,4-2,5

Agregat normal
kurang dari 2,8

20 %

5,51 %

Agregat nilai
penyerapan besar

(%)
Dari tabel di atas di tarik kesimpulan seperti berikut:
a. Berat jenis bulk = 1,8
b. Berat jenis SSD = 2,1
c. Berat jenis semu = 2,8
d. Penyerapan

= 20%

Beserta jenis yang diisyaratkan adalah berkisar antara 2,4-2,5 gr dan


nilai penyerapan besar 20%. Agregat yang di uji termasuk agregat ringan
berdasarkan berat jenisnya.
PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016
KELOMPOK 1

33

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Agregat tersebut telah memenuhi standar yang di tetapkan dan dapat


di gunakan sebagai bahan campuran beraspal.
2.

Saran
a. Sebaiknya ketika mencatat data setelah ditimbang tunggu lebih dulu
agar angka pada timbangan berhenti terlebih dahulu.
b. Berhati-hatilah ketika mengangkat Picnometer.
c. Gunakan sarung tangan ketika memasukan benda uji ke oven karena
keselamatan yang utama.

PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN 2016


KELOMPOK 1

34

Вам также может понравиться