Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Dari asal katanya tahu berarti mengerti sesudah

melihat

(menyaksikan, mengalami, atau diajari). Pengetahuan dalam kamus umum


bahasa Indonesia diartikan sebagai hal mengetahui sesuatu, segala apa yang
diketahui / akan diketahui berkenaan dengan sesuatu hal (Poerwadarminta,
2003).
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia ,yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003).
b. Manfaat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Dari pengalaman dan
penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng

daripada

(Notoatmodjo, 2003)
c. Tingkat pengetahuan

perilaku

yang

tidak

didasari

oleh

pengetahuan.

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif terdiri dari 6 tingkatan


yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai peningkatan suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tinggkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima,
oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
redah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,
menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari .
3) Alikasi (Aplikasion)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sesungguhnya). Aplikasi
disini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan
prinsip dalam situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu


objek keadaan komponen-komponen tapi masih didalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis

ini

dapat

dilihat

dari

penggunakan

tanda

menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

kerja

dapat

memisahkan ,

mengelompokkan dan sebagainya.


5) Sistesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formalasi

baru dari formulasi-

formulasi yang ada.


6) Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan kriteria yang ditentukan
atau menggunakan kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2007).
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Pendidikan
Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada perkembangan
orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu. Makin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan semakin banyak
pengetahuan yang akan dimiliki. Tingkat pendididkan seseorang akan
berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari
luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih

rasional terhadap informasi yang akan datang dan akan berfikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan
tersebut.
2) Paparan media
Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai
informasi dapat diterima masyarakat,sehingga seseorang yang lebih sering
terpapar media masa (TV, radio, majalah, pamplet dan lain-lainnya) akan
memperoleh informasi yang lebih banyak dibanding dengan orang yang
tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan media masa
mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.
3) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah
tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.hal ini akan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ekonomi dapat mempengaruhi kebutuhan seseorang tentang
berbagai hal.
4) Pengalaman
Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya
diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya.
Misalnya sering mengikuti kegiatankegiatan pendidikan miasalnya
seminar. Organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena

dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang sesuatu hal dapat


diperoleh.
5) Hubungan sosial
Manusia adalah makluk sosial dimana didalam kehidupan salimg
berinteraksi antara satu dengan yang lain, individu yang dapat berinteraksi
secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Faktor hubungan
sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media. (Rahman, 2003).
Support Sistem Lingkungan disekitar kita juga dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan manusia, karena dari lingkungan ini di dapat
pengetahuan

serta

mengetahui

sesuatu

yang

belum

diketahui

(Notoatmodjo, 2003).
2. Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup diluar kandungan, melalui jalan lahir, atau dengan jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, B, 1998).

b. Tanda- tanda permulaan persalinan sebagai berikut :


Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
biasanya memasuki bulannya atau minggunya yang disebut kala
pendahuluan dengan tanda-tanda :
1) Lightning atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida, pada multioara tidak terlalu terlihat.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3) Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertahan oleh
bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus.
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah dan
bisa bercampur darah.
c. Tanda-tanda Inpartu
1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam,serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

d. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan


1) Kekuatan mendorong janin keluar
a) His ( kontraksi uterus )
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada bulan
terakhir pada kehamilan sebelum persalinan dimulai, sudah ada
kontraksi rahim yang disebut : his pendahuluan/ his palsu yang
sebenarnya hanya merupakan peningkatan daripada kontraksi dari
Braxton His.
Berikut ini kontraksi rahim yang palsu dan kontraksi rahim yang benar
adalah :
1). Tanda-tanda kontraksi rahim palsu :
a) His pendahuluan ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri di
perut bagian bawah dan lipatan paha.
b) His ini tidak menyebabkan nyeri yang memuncak dari
pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan.
c) Lamanya kontraksi pendek dan tidak bertambah lambat bila
dibawa berjalan, malah sering berkurang.
d) His pendahuluan tidak bertambah kuat dengan majunya waktu.
e) His pendahuluan tidak mempunyai pengaruh terhadap serviks.

2). Tanda-tanda kontraksi yang benar.


a) His bersifat nyeri, nyeri ini disebabkan oleh anoxia dari sel-sel
otot waktu kontraksi.
b) Kontraksi rahim bersifat berskala, lamanya kontraksi :
1) Kontraksi berlangsung 45 detik, sampai 75 detik.
2) Kekuatan kontraksi menimbulkan naiknya tekanan intra
uterina sampai 35 mmHg.
3) Interval antara 2 kontraksi, pada permulaan persalinan his
timbul sekali dalam 10 menit.
b) Faktor dari janin
Yang paling sering dijumpai adalah presentasi belakang kepala dan
kebanyakan presentasi ini masihJ dalam 'pintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang. Masuknya kepala memesuki pinti atas
panggul dapat dalam keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu
kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula
kepala masuk dalam keadaan sinklitismus, yaitu sumbu arah kepala
janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior
menurut Neagle ialah apabila arah sumbu kepala membuat sudut
lancip kedepan dengan pintu atas panggul. Dapat pula asinklitismus
posterior menurut Litsman adalah keadaan sebaliknya dari sinklitismus
anterior

c) Faktor jalan lahir


Karena panggul mempunyai bentuk tertentu, sedangkan
ukuran-ukuran kepala anak hampir sama besarnya dengan ukuranukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan
diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu bawah panggul, supaya
anak dapat lahir. Jika salah satu dari beberapa tanda tersebut tampak
seharusnya segera bersiap untuk pergi ke rumah sakit atau
menghubungi bidan atau dokter. Memang tidak jarang dokter meminta
datang setelah kontraksi terasa sekitar 10 menit sekali. Tetapi jika
cairan ketuban pecah biasanya dokter akan segera menangani
persalinan, karena jika dalam waktu 24 jam persalinan belum juga
berlangsung dikhawatirkan akan menjadi infeksi yang dapat
mempengarui j anin yang dilahirkan
Ada 2 bagian jalan lahit yaitu bagian jalan lahir lunak dan jalan
lahir keras. Bagian lunak jalan lahir pada kala II ikut membentuk jalan
lahir segmen bawah uterus, serviks uteri dalam vagiana. Umumnya
servik disebut menjadi matang bila teraba sebagai bibir dan ini terjadi
dalam kehamilan 34 minggu. Disamping uterus dan vagina, otot-otot
dan jaringan-jaringan ikat dan ligamen-ligamen yang berfungsi
menyokong alat-alat urogenitalis. Dibagian tngah ditemukan otot-otot
yang melingkari uretra, otot-otot yang melingkari vagina bagiuan
tengah dan anus antara lain muskulus iliokoksigeus, muskulus
iskiokoksigeus, muskulus perinei transversus profundus dan muskulus

koksigeus. Lebih kedalam lagi ditemukan otot-otot dalam yang paling


kuat disebut diagfragma pelvis terutama muskulus levator ani yang
berfungsi menahan dasar panggul.
Sedangkan jalan lahir keras terdiri dari tulang-tulang panggul
terdiri dari os koksa yang terdiri atas osilium, os iskium, os pubis, os
sakrum dan os oksigis. Pintu atas panggul merupakan suatu bidang
yang dibentuk oleh promotorium korpus vertebre sakral 1, linea
innominata, dan pinggir ats simfisis. Pintu bawah panggul tersusun
atas dua bidang datar yang masing-masing terbentuk segitiga ossis iski
dengan ujung os sakrum dan ossiski dengan bagian bawah simfisis.
Bidang hodge untuk menentukan bagian terendah janin turun dalam
panggul pada persalinan, terdiri dari hodge I : bidang yang dibentuk
pada lingkaran pintu atas panggul dengan bidang atas simfisis dan
promotorium, Hodge II : sejajar dengan hodge I terletak setinggi
bagian bawah simfisis. Hodge III : sejajar dengan bidang hodge I dan
II terletak setinggi spina isia dika kanan dan kiri. Hodge IV : sejajar
dengan bidang hodge I, II dan III terletak setinggi os koksigis
(Mochtar, R. 1998

e. Proses peralinan terdiri dari 4 kala yaitu :


1) Kala 1 ( kala pembukaan )
Inpartu dimulai atau ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah karena serviks mulai membuka ( dilatasi ) dan mendatar. Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Kala pembukaan
dibagi dalam 2 fase yaitu :
a) Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam;
b) Fase aktif yaitu berlangsung selma 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase
yaitu : 1. periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm; 2. periode dilatasi maksimal, selama 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm; 3. Periode deselerasi bertambah
lambat dalam waktu 2 jam, pembukaan 10 cm atau lengkap.
Proses pembukaan serviks disebut dengan beberapa istilah yaitu :
melembek (softening), menipis (thinred out), oblitrasi (obliterated),
mendatar dan tertarik keatas, dan membuka.
2) Kala II (Kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, cepat dan lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah masuk panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan
rasa mengejan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau
buang air besar dengan tanda anus terbuka.

Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum menegang. Dengan his yang mengejan yang terpimpin akan
melahirkan kepala, diikuti seluruh badan janin. Kala II primi 1-2 jam
dan pada multi -1 jam.
3) Kala III (Fase pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi
tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh placenta terlepas. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV (Pengawasan)
Kala IV adalah pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri
lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan
post partum. Darah yang keluar harus diganti.bila perdarahan lebih dari
500 cc ini sudah dianggap abnormal. Jumlah perdarahan yang normal
adalah 250 cc. Jika terdapat perdarahan yang abnormal harus dicari
penyebab perdarahan tersebut, kehilangan darah pada persalinan biasa
disebabkan oleh luka pada pelepasan uri dan robekan pada serviks dan
vasika. (Mochtar, R. 1998).
f. Yang perlu diperhatikan selama proses persalinan adalah :
1) Dukungan psikologis dari suami

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kehadiran suami


dalam ruang persalinan untuk memberi dukungan pada istri akan
mendatangkan banyak kebaikan bagi proses persalinan sendiri. Sehingga
banyak dilaporkan banyak diantaranya yang tidak memerlukan obat
penghilang rasa sakit untuk melahirkan.
2) Posisi melahirkan
Persalinan dan kelahiran merupakan statu peristiwa fisiologis yang
normal tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Selama
melahirkan biasanya ibu memilih posisi yang nyaman. Bertahun-tahun
dokter dan bidan meminta ibu-ibu melahirkan dengan posisi berbaring
datar, tetapi ternyata posisi itu cukup sulit untuk mengalami proses
persalinan dan melahirkan. Dorong ibu untuk mencoba berbagai posisi,
namun sebagian besar ibu akan menentukan bahwa posisi paling baik
untuk mendorong bayi supaya lahir adalah posisi jongkok, berlutut atau
duduk dengan bersandar pada punggung, berdiri posisi miring, dan bukan
posisi tidur terlentang.

3) Posisi yang dianjurkan untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri


Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa dengan makin
bertambahnya pembukaan mulut rahim. Ada beberapa posisi yang
dianjurkan untuk membantu mengurangi rasa sakit, misal : berdiri,
berjalan, berdiri dan bersandar pada pegangan tempat tidur.
Pada kala I, biasanya secara naluri bergerak mencari posisi yang
nyaman dan tetap pada posisi tersebut selama kala I. ada juga yang tetap
berjalan, posisi tegak ini menguntungkan karena gravitasi bumi
mendorong berat bayi untuk menekan dan membuka serviks.
Pada kala II, ketika kontraksi lebih lama dan Sangat terasa
dianjurkan untuk melakukan posisi sebagai berikut : meminta suazi untuk
duduk dan sandarkan punggung diantara kedua lutut serta meminta ibu
tangannya memegang lengan dan menahan berat tubuh ibu, atau dapat
rileks dengan posisi menungging gunakan tangan dan kaki untuk
menyangga berat tubuh. (Varney, H. 2001)

3. Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Laktasi merupakan bagian
integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia. Masa laktasi
mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak
mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.(Ambarwati, R. Wulandari, D. 2008)

A. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI


1. Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa
jam pertama.
a

Membina hubungan / ikatan disamping bagi pemberian ASI.

Memberikan rasa hangat dengan membaringkan dan menempelkan


pada kulit ibunya dan menyelimutinya.

2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul. Perawatan yang di lakukan bertujuan untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu
sehingga memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan
payudara hendaknya dimulai sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi
dilahirkan dan dilakukan 2 hari sekali.
3. Bantu ibu pada waktu pertama kali menyusui.
Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah
persalinan. Hal ini sangat penting apakah bayi akan mendapat cukup ASI
atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat ASI, antara lain
hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu
jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta.

Perlu diperhatikan posisi menyusui yang benar yaitu :


a

Berbaring miring
Ini merupakan posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang
pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau nyeri.

Duduk
Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu
dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.

4. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.


Menyusui bayi secara tidak dijadwal (on demand), karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, dll) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5 7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam.
5. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.
ASI dan kolostrum adalah makanan terbaik bagi bayi. Kolostrum
merupakan cairan kental kekuning kuningan yang dihasilkan oleh
alveoli payudara ibu pada periode akhir atau trimester ketiga kehamilan.
Kolostrum dikeluarkan pada hari pertama setelah persalinan, jumlah
kolostrum akan bertambah dan mencapai komposisi ASI biasa/matur
sekitar 3-14 hari. Dibandingkan ASI matang, kolostrum mengandung
laktosa, lemak, dan vitamin larut dalam air (vitamin B dan C) lebih
rendah, tetapi memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin larut

dalam lemak (vitamin A, D, E, K), dan beberapa mineral (seperti seng dan
sodium) yang lebih tinggi. Kolostrum juga merupakan pencahar untuk
mengeluarkan mekonium dari usus bayi dan mempersiapkan saluran
pencernaan bayi bagi makanan yang akan datang.
ASI mampu memberi perlindungan baik secara aktif maupun pasif.
ASI juga mengandung zat anti-infeksi bayi akan terlindung dari berbagai
macam infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau
parasit. Pemberian ASI sangat dianjurkan, terlebih saat 4 bulan pertama,
tetapi bila memungkinkan sampai 6 bulan yang dilanjutkan sampai usia 2
tahun dengan makanan padat. (Ambarwati, R., Wulandari, D. 2008)
B. Manfaat Pemberian ASI
1. Bagi bayi
a

Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik.


Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan
mengurangi kemungkinan obesitas.

Mengandung antibodi.
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut :
apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk
antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit.
Antibodi di payudara disebut mammae associated immunocompetent
lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran
pernafasan

yang

di

transfer

disebut

Bronchus

associated

immunocompetent iymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran

pencernaan ditransfer melalui Gut associated immunocompetent


lymphoid tissue (GALT).
c

ASI mengandung komposisi yang tepat.


Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu
terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi
yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.

Mengurangi kejadian karies dentis.


Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh
lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan
menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan
menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara
ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan
bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan
psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

Terhindar dari alergi.


Pada bayi barn lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan
alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang
ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.

ASI meningkatkan kecerdasan bayi


Lemak pada ASI adalah bentuk tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang

mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari


rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan
terhindar dari kerusakan sel-sel saraf orak.
h

Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi


karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Telah
dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan
botol dan dot.

2. Bagi ibu
a

Aspek kontrasepsi .
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin.
Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya
tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan
pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif)
dan belum terjadi menstruasi.

Aspek kesehatan ibu


Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan
mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Mencegah Kangker
hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif.
Penelitian membuktikan ibu yang memberikan ASI secara eksklusif

memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25%


lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara eksklusif.
c

Aspek penurunan berat badan.


Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil,
badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena
penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya
memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.

Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.

3. Bagi keluarga
a Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali
itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI
lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b Aspek psikologi.
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan
bayi dengan keluarga.
c Aspek kemudahan.

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot
yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. (Ambarwati,
R., Wulandari, D. 2008)
C. Pembentukan Air Susu
Seorang ibu yang menyusui mempunyai dua reflek yang masingmasing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran ASI yaitu reflek
prolaktin dan reflek let down :
1) Reflek Prolaktin
Menjelang akhir kehamilan terutama hormon prolaktin memegang
peranan untuk membuat kolustum, namun jumlah kolustrum terbatas,
karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang
memang masih tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan
kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesteron
berkurang, ditamnah lagi dengan isapan bayi yang merangsang puting
susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung-ujung syaraf sensoris
yang berfungsi sebagai reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan ke
hipotalamus melalui modula spinalis dan mesensephalon. Hipotalamus
akan menekan pengeluaran faktor-faktor yang menghambat sekresi
prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor-faktor yang
memacu sekresi prolaktin. Faktor-faktor yang memacu sekresi prolaktin
akan merangsang edeno hipofase (hipofase anterior) sehingga keluar
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk

membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu yang menyusui akan menjadi
normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walaupun ada isapan bayi,
namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahikan
anak tetapi tidak menyusui kadar prolaktin akan menjadi normal pada
minggu ke 2-3. pada ibu yang menyusui prolaktin akan meningkat dalam
keadaan-keadaan seperti : Stres atau pengaruh psikis, anastesi, operasi,
rangsangan puting susu, hubungan kelamin, obat-obatan tranqulizer
hupotalamus seperti reserpin klorpromazin,
keadaan-keadan

fenotiazid.

Sedangkan

yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah : Gizi

ibu yang jelek, obat-obatan seperti ergot dan 1-dopa.


2) Reflek let down (milk ejection reflek).
Barsamaan

dengan

pembentukan

prolaktin

oleh

adenohipofase,

rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke


neurohipofase (hipofise posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin
melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi infolusi dari organ
tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan mempengarui sel
mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah buat
keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktulus yang selanjutnya
mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Faktor-faktor
yang meningkatkan reflek let down adalah : melihat bayi, mendengarkan
suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-

faktor yang menghambat reflek let down adalah stres saperti : keadaan
bingung / pikiran kacau, takut dan cemas (Soedjiningsih, 1997).
D. Komposisi Gizi Dalam ASI
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu,
hal ini berdasarkan stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :
1. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI mature,
bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel.
2. ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh, dengan
warna komposisi kekuning-kuningan.
3. ASI mature
ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. (Ambarwati,
R. Wulandari, D. 2008).
Tabel 1. Perbedaan komposisi ASI, Susu sapi, dan susu Formula
Komposisi/100 ml
Kalori
Protein
Lactalbumin (%)
Kasein (%)
Air (ml)
Lemak (gr)

ASI Matur

Susu sapi

75
1,2
80
20
87,1
4,5

69
3,5
18
82
87,3
3,5

Susu
Formula
67
1,5
60
40
90
3,8

Karbohidrat
Ash (gr)
Mineral
Na
K
Ca
P
Mg
Fe
Zn

7,1
0,21

4,9
0,72

6,9
0,34

16
53
33
14
4
0,05
0,15

50
144
128
93
13
Trance
0,04

21
69
46
32
5,3
1,3
0,42

Vitamin
A (iu)
C (mg)
D (iu)
E (iu)
Thiamin (mg)
Robflavin (mg)
Niacin (mg)
Ph
Bacteria iontent

182
5
2,2
0,08
0,01
0,04
0,2
Alkaline
Sterlite

140
1
42
0,04
0,04
0,03
0,17
Acid
Nonsterlite

210
5,3
42
0,04
0,04
0,06
0,7
Acid
Sterlite

Tabel 2. komposisi kandungan ASI


Kandungan
Energi (kg/Kla)
Laktosa (gr/100 ml)
Lemak (gr/100 ml)
Protein (gr/100 ml)
Mineral (gr/100 ml)
Imunoglobin
Ig A (mg/100 ml)
Ig G (mg/100 ml)
Ig M (mg/100 ml)
Lisosium (mg/100 ml)
Laktoferin

Kolostrum
57,0
6,5
2,9
1,195
0,3

Transisi
63,0
6,7
3,6
0,965
0,3

Asi Matur
65,0
7,0
3,8
1,324
0,2

335,9
5,9
17,1
14,2-16,4
420,520

119,6
2,9
2,9
24,3-27,5
250-270

(Ambarwati, R., Wulandari, D. 2008)

E. Hal-hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI


Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-1000 ml
setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut : Makanan, ketenangan jiwa dan pikiran,. penggunaan alat
kontrasepsi, perawatan payudara, anatomis buah dada, fisiologi, faktor
istirahat, faktor isapan anak, faktor

obat-obatan. (Ambarwati, R.

Wulandari, D. 2008)
F. Tanda Bayi Cukup ASI
Berikut ini merupakan tanda-tanda bayi cukup ASI : 1. Jumlah buang
air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali, 2. Warna seni biasanya tidak

berwarna kuning pucat, 3. Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji, 4.


Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan
cukup, 5. Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam, 6. Payudara ibu
terasa lembut setiap kali selesai menyusui, 7. Ibu dapat merasakan rasa geli
karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui, 8. Ibu dapat mendengar
suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI, 9. Bayi bertambah berat
badannya. (Ambarwati, R., Wulandari, D. 2008 )
G. Inisiasi Menyusu Dini
1. Definisi
Inisiasi menyusu dini (early initation) atau permulaan menyusu
dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini dinamakan the best crawl atau
merangkak mencari payudara.(Rosita, S. 2008)
2. Inisiasi menyusu dini yang dianjurkan
a. Begitu lahir bayi diletakkan diatas perut ibu yang sudah dialasi kain
kering.
b. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya.
c. Tali pusat dipotong lalu diikat.
d. Vernik (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi tidak dibersihkan
karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
e. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut
ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti
bersama sama. Jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi

pengeluaran panas dari kepalanya.


3. Keuntungan inisiasi menyusu dini
a

Bagi bayi
1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar
kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera
kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.
3) Meningkatkan kecerdasan.
4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas.
5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
6) Mencegah kehilangan panas.
7) Merangsang kolostrum segera keluar.

b. Bagi Ibu
1) Merangsang produksi oksitoksin dan prolaktin.
2) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.
3) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. (Rosita, S. 2008)

H. Cara Menyusui Yang Benar


1. Cara menyusui dengan sikap duduk:
a

Duduk dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah
agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.

Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada


puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.

Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan


diatas pangkuan ibu dengan cara :
1) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu
jari, menekan payudara bagian atas areola.
2) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh
sisi mulut bayi.
3) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan
ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut
bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut
bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak dibawah areola.

2. Melepas isapan bayi.


Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong,

sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan
bayi:
a

Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut


atau.

Dagu bayi ditekan ke bawah.

3. Menyusui berikutnya dimulai pada payudara yang belum terkosongkan


(yang dihisap terakhir).
4. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan
sendirinya.
5. Menyendawakan bayi.
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi:
a

Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian


punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usapusap punggung bayi sampai bayi bersendawa. (Ambarwati, R.
Wulandari, D. 2008)

B. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Pendidikan
Pengalaman

Faktor pendukung
Pekerjaan
Lingkungan

Proses Persalinan dan


laktasi Primigravida

Faktor Pendorong
Petugas Kesehatan
Orang Tua

Gambar 1 . Kerangka Teori


Sumber Notoatmodjo. 2005

Вам также может понравиться