Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, ada beberapa persiapan yang perlu diperhatikan
yang meliputi persiapan administrasi dan persiapan alat ukur. Adapun persiapan
administrasi, peneliti mengurus izin kepada perusahaan security guard yang berada di
daerah Jakarta Timur.
Responden penelitian adalah anggota security yang berada di daerah Jakarta
Timur. Setelah mendapatkan izin penelitian, maka peneliti menggandakan kuesioner
sebanyak 300 eksemplar yang sebelumnya sudah dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing, kemudian kuesioner tersebut akan dimintakan responnya kepada
anggota security guard di daerah Jakarta Timur.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai karena data responden yang
didapatkan digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas, kemudian digunakan juga
untuk analisis hasil penelitian. Proses pengambilan data dilakukan pada hari jumat,
tanggal 7 Agustus 2015 pada pukul 14.00 17.00 WIB, dimana para responden
sedang mengadakan acara RAKER yang bertempat di Villa Ratu - Sukabumi.
Kuesioner langsung dibagikan kepada anggota security yang hadir dan dibantu oleh
salah satu komandan sebagai panitia acara. Setelah acara selesai, kuesioner
dikumpulkan kembali di satu tempat. Dari 300 kuesioner yang disebar, semua
terkumpul kembali yaitu sebanyak 300 eksemplar.
0,70. Pengujian
validitas dan
Tabel 3.
Sebaran Aitem dengan Daya Diskriminasi Baik pada Skala Keterikatan
Kerja
Nomor Aitem
No
Karakteristik
Favorable
Unfavorabl
e
Total
Vigor
1, 4, 12, 17
8*, 15*
Dedication
5, 7, 10, 13*, 18
2*
Absorption
16*
14
14
Total
N of Items
.832
14
Menurut Azwar (2012), harga atau nilai mean hipotetik dapat dianggap sebagai
mean populasi yang diartikan sebagai kategori tertentu pada kondisi kelompok
responden pada variabel yang diteliti.
Hasil perhitungan mean empirik dan mean hipotetik pada variabel keterikatan
kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.
Mean Empirik, Mean Hipotetik, Dan Standar Deviasi Skala Keterikatan
Kerja
Skala
Keterikatan Kerja
Mean Empirik
Mean Hipotetik
Standar Deviasi
(ME)
68,34
(MH)
49
Mean Hipotetik
11,67
= < 25,66
= Sangat Rendah
ME MH + 2SD
= 72,34
= Sangat Tinggi
-2SD
25,66
Sangat Rendah
-1SD
37,33
Rendah
MH
49
Sedang
+1SD
60,67
Tinggi
+2SD
72,34
Sangat Tinggi
Mean Hipotetik
Standar Deviasi
Vigor
Dedication
(ME)
19,76
20,08
(MH)
14
14
Mean Hipotetik
3,33
3,33
Absorption
28,50
21
Karakteristik
yaitu nilai terbesar dikalikan dengan aitem yang memiliki daya diskriminasi
baik (6 x 4 = 24), sehingga didapat rentangan antara 4 sampai 24 dengan
jarak sebaran 24 4 = 20, dengan demikian standar deviasinya (SD) sebesar
20 : 6 = 3,33. Nilai 6 didapat dari kurva persebaran yang terbagi atas 6
wilayah, yaitu 3 daerah positif dan 3 daerah negatif. Setelah mendapatkan
nilai standar deviasi, selanjutnya mencari nilai mean hipotetik (MH) dengan
cara mengalikan nilai tengah dengan jumlah aitem yang memiliki daya
diskriminasi baik (3,5 x 4 = 14). Nilai 3, didapat dari median atau nilai
tengah yang digunakan antara 1 sampai 6 yaitu 3,5.
Adapun penggolongan vigor diperoleh dengan cara menghitung :
MH - 2SD = 14 2 (3,33) = 7,34
MH 1SD = 14 1 (3,33) = 10,67
MH + 1SD = 14 + 1 (3,33) = 17,33
MH + 2SD = 14 + 2 (3,33) = 20,66
Dibawah ini adalah pengkategorian vigor :
ME < MH 2SD
= < 7,34
= Sangat Rendah
= 7,34 - 10,67
= Rendah
= 17,33 - 20,66
= Tinggi
ME MH + 2SD
= 20,66
= Sangat Tinggi
-2SD
7,34
-1SD
10,67
MH
14
+1SD
17,33
+2SD
20,66
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
= < 7,34
= Sangat Rendah
= 7,34 10,67
= Rendah
= 10,67 17,33
= Sedang
= 17,33 20,66
= Tinggi
ME MH + 2SD
= 20,66
= Sangat Tinggi
-2SD
7,34
Sangat Rendah
-1SD
10,67
Rendah
MH
14
Sedang
+1SD
17,33
Tinggi
+2SD
20,66
Sangat Tinggi
= < 11
= Sangat Rendah
= 11 16
= Rendah
= 16 26
= Sedang
= 26 31
= Tinggi
ME MH + 2SD
= 31
= Sangat Tinggi
-2SD
11
Sangat Rendah
-1SD
16
Rendah
MH
21
Sedang
+1SD
26
Tinggi
+2SD
31
Sangat Tinggi
Sampel pada penelitian ini adalah anggota security yang memiliki usia
antara 15 50 tahun.
Tabel 7.
Mean Empirik Berdasarkan Usia Responden Penelitian
Mean Empirik (ME)
Usia
Jumlah
15-20 tahun
7
79
172
42
300
2,3%
26,3%
57,4%
14%
100%
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
Total
Keterikatan Kerja
64,57
66,46
70,23
64,76
-
Dengan melihat data pada tabel diatas, berdasarkan usia dapat diketahui
bahwa tingkat keterikatan kerja pada security pada setiap penggolongan usia
yaitu antara usia 15-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, serta 41-50 tahun
berkategorisasi tinggi.
b. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Sampel pada penelitian ini adalah anggota security berjenis kelamin Pria
dan Wanita.
Tabel 8.
Mean Empirik Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Penelitian
Mean Empirik (ME)
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Total
Jumlah
271
29
300
%
90,33
%
9,67%
100%
Keterikatan Kerja
68,35
68,31
-
Pada tabel diatas, berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security pada jenis kelamin pria dan wanita
berkategorisasi tinggi.
c. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sampel pada penelitian ini adalah anggota security yang berpendidikan
terakhir SMP, SMA, D3, dan S1.
Tabel 9.
Mean Empirik Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden Penelitian
Pendidikan
Terakhir
S1
D3
SMA
SMP
Total
2
3
267
28
300
0,7%
1%
89%
9,3%
100%
Keterikatan Kerja
73,50
66,33
68,13
70,25
-
Jumlah
Keterikatan Kerja
0 3 Tahun
3 6 Tahun
Total
238
62
300
79,33
%
20,67
%
100%
67,65
71,00
-
Pada tabel diatas, berdasarkan masa kerja dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security pada setiap penggolongan masa kerja yaitu masa
kerja antara 0-3 tahun dan 3-6 tahun berkategorisasi tinggi.
e. Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Tempat Bekerja
Sampel pada penelitian ini adalah anggota security yang bertempat kerja di
Pabrik, Rumah Sakit, Apartemen, Hotel, dan Kantor.
Tabel 11.
Mean Empirik Berdasarkan Tempat Bekerja Responden Penelitian
Mean Empirik (ME)
Tempat Bekerja
Pabrik
Jumlah
193
Rumah Sakit
Apartemen
Hotel
9
27
Kantor
Total
13
300
58
%
64,33
%
3%
9%
19,33
%
4,34%
100%
Keterikatan Kerja
70,40
72,66
63,96
63,56
65,23
-
Pada tabel diatas, berdasarkan tempat bekerja dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security yang bekerja rumah sakit berkategorisasi sangat
tinggi, dan security yang bekerja di pabrik, Apartemen, Hotel, serta Kantor
berkategorisasi tinggi.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai
keterikatan kerja pada anggota Security Guard. Berdasarkan hasil penelitian ini
ditemukan bahwa keterikatan kerja yang dimiliki oleh responden sebesar 68,34 (SD =
11,67) termasuk kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai
keterikatan kerja yang baik. Hasil yang demikian menunjukan bahwa sebagian besar
anggota security sudah mengarah ke keterikatan kerja tetapi belum sepenuhnya.
Karyawan rata-rata mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya, mau bekerja lebih
keras, tetapi mereka hanya menyediakan waktu tanpa disertai perasaan yang positif
dalam menjalankan perannya di perusahaan (Gallup, 2006).
Secara keseluruhan, berdasarkan indikator variabel skala keterikatan kerja yaitu
dari karakteristik keterikatan kerja dinilai baik, dalam arti bahwa nilai mean empirik
pada masing-masing karakteristik, yaitu vigor, dedication, dan absorption ini masuk
dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil mean empirik diketahui bahwa keterikatan
kerja berdasarkan tiga karakteristik didalamnya, anggota security memiliki
keterikatan kerja yang baik. Dimana karyawan yang memiliki dedikasi akan selalu
mengerjakan apa yang harus dikerjakan, memiliki inisiatif dan menghasilkan umpan
balik bagi dirinya sendiri. Sedangkan dalam karakteristik vigor, karyawan akan
menunjukkan semangat dan antusiasme yang besar dalam melakukan pekerjaannya.
Mereka tetap dapat mempertahankan semangatnya meskipun berhadapan dengan
kesulitan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Engelbrecht (2006),
dimana orang yang memiliki keterikatan kerja mampu membangkitkan energi dan
tetap mempertahankan semangatnya meskipun mereka berada di tengah-tengah
lingkungan kerja yang memiliki moral rendah dan menyebabkan frustrasi (vigor), ia
juga akan mengerjakan apa yang harus dikerjakan, memiliki sikap positif terhadap
pekerjaannya, dan merasa bahagia atas apa yang dikerjakannya (dedication).
Sebagai tambahan, berdasarkan usia security, dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security berdasarkan usia yaitu usia 10-20 tahun, 20-30 tahun,
30-40 tahun, serta 40-50 tahun memiliki kategorisasi tinggi. Faktor usia cukup
menjadi perhatian karena didukung oleh penelitian Robinson (dalam Endres &
Smoak, 2008), yang menyatakan bahwa keterikatan kerja menurun seiring bertambah
tuanya seseorang. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanpacern
(1997), dimana Ia tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara keterikatan
kerja dan usia karyawan. Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Weber & Weber (2001), dimana perbedaan hasil ini dapat diakibatkan
oleh perbedaan pengalaman dimana memang orang yang lebih tua cenderung
memiliki pengalaman yang lebih banyak dan cenderung lebih tenang dalam
menghadapi masalah.
Selanjutnya, berdasarkan jenis kelamin security, dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security yaitu baik pria ataupun wanita berada pada
kategorisasi tinggi. Perbedaan jenis kelamin juga ditemukan berkontribusi terhadap
keterikatan kerja. Pria memiliki keterikatan lebih dengan pekerjaannya dikarenakan
posisinya sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga misalnya, sedangkan
perempuan sebaliknya (Ferguson, 2006). Kemudian, berdasarkan pendidikan terakhir
security, dapat diketahui bahwa tingkat keterikatan kerja pada security yang memiliki
pendidikan terakhir S1 dinilai sangat baik karena berada pada kategorisasi sangat
tinggi, sedangkan security yang memiliki pendidikan terakhir D3, SMA, dan SMP
dinilai cukup baik karena berada pada kategorisasi tinggi.
Selanjutnya, berdasarkan masa kerja security, dapat diketahui bahwa tingkat
keterikatan kerja pada security yang memiliki masa kerja 0-3 tahun maupun 3-6 tahun
dinilai cukup baik dikarenakan keduanya berada pada kategorisasi tinggi. Namun,
menurut Endres dan Smoak (2008), mengungkapkan bahwa tingkat keterikatan kerja