Вы находитесь на странице: 1из 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................ 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN.......................................................................6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................10
BAB V KESIMPULAN ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 27
LAMPIRAN........................................................................................................... 29

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Esterifikasi

merupakan

proses

pembentukan

ester,

didapatkan

dengan

mereaksikan asam karboksilat dengan methanol, proses berjalan lambat, tetapi dengan
penambahan katalis membuat proses berjalan lebih cepat. variabel proses yang
mempengaruhi kecepatan reaksi, meliputi : suhu, konsentrasi reaktant, jenis katalis,
pengadukan. Reaksi yang terjadi berada dalam keadaan setimbang, sehingga untuk
menggeser reaksi kearah produk dilakukan dengan cara salah satu reaktant dibuat
berlebih.
Proses pembentukan ester dapat diamati dari penurunan konsentrasi reaktant,
yaitu penentuan asam karboksilat pada waktu-waktu tertentu secara titrasi asam-basa,
sehingga konversi pembentukan ester dapat diketahui, juga perubahan index bias
selama reaksi berjalan.
Reaksi pembentukan ester ditunjukkan sebagai berikut :
O

O
+ CH3OH

C17H33

OH

Asam oleat
(Asam karboksilat)

+
C17H33

methanol
(alkohol)

Fatty Acid Methyl Ester


(FAME)

H 2O

OCH3

Air

ester

Reaksi esterifikasi yang dilakukan hanya menggunakan alkohol primer. Reaksi


esterifikasi antara asam karboksilat dengan alkohol sekunder masih belum banyak
dilakukan. Beberapa penelitian sebelumnya yang melakukan reaksi esterifikasi
menggunakan alkohol sekunder misalnya esterifikasi campuran asam lemak dari
minyak kelapa sawit dengan isopropanol pada suhu 77C dan 2-butoksietanol pada
suhu 95C menggunakan katalis asam metanasulfonat (Moya-Leon, dkk, 2006),
esterifikasi asam asetat dengan 2-butanol menggunakan katalis resin asam sulfonat
(Xin, dkk, 2013) pada suhu 120C, dan esterifikasi asam butirat dengan 2-heksanol
menggunakan enzim Novozym 435 yang diimobilisasi pada resin akrilik makropori
(Romero, dkk, 2011). Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat metil oleat
2

melalui reaksi esterifikasi asam oleat dengan metanol dan Tetrahydrofuran


menggunakan katalis Amberlyst-15.
2

Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum ini adalah :
1. Membuat Fatty Acid Methyl Ester ( FAME Ester ) melalui reaksi esterifikasi
asam oleat dengan metanol dan Tetrahydrofuran menggunakan katalis Amberlyst15 serta memisahkan katalis dari campuran hasil reaksi .
2. Mengidentifikasi produk ester melalui pengukuran titik didih, indeks bias, berat
jenis, bau, warna.
3. Mengerti bahwa esterifikasi dipengaruhi faktor-faktor antara lain struktur molekul,
rasio mol reaktan, suhu, jumlah katalis, dan pengadukan.

BAB II
LANDASAN TEORI

Menurut Nancy S. Dalam Modul Praktikum Satuan Proses II (3, 2013) Esterifikasi
adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol. Produk esterifikasi (ester)
mempunyai sifat yang khas yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan
sebagai pengharum (essens) sintesis.
Minyak nabati mengandung pula asam-asam karboksilat yang disebut dengan asam
lemak. Di dalam minyak asam lemak ini membentuk ester yang disebut dengan trigliserida,
digliserida, dan monogliserida. Bila asam lemak ini tidak membentuk ikatan, maka disebut
asam lemak bebas. Dalam pembuatan biodiesel, esterifikasi dilakukan untuk mengurangi
kadar asam lemak bebas ( FFA ) dengan cara mengkonversi FFA tersebut menjadi metil ester.
Pada proses ini akan diperoleh minyak dengan campuran metil ester kasar dan metanol sisa
serta air ( Soerawidjaja, 2006 ).
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat. Untuk mempercepat
jalannya reaksi dan meningkatkan produk, maka dilakukan dengan pengadukan, penambahan
katalis dan pemberian reaktan berlebih agar reaksi bergeser ke kanan. Secara umum factorfaktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi adalah pengadukan, suhu, katalis, perbandingan
pereaksi dan waktu reaksi ( Mittelbach, 2004 ).
Secara umum, reaksi esterifikasi adalah:

Kereaktivan alkohol terhadap esterifikasi:


CHOH > ROH primer > ROH sekunder > ROH tersier
Kereaktivan asam karboksilat terhadap esterifikasi:
HCOH > CHCOH > RCHCOH > RCHCOH > RCCOH
Kinetika reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol yang menggunakan katalis asaam
dinyatakan sebagai berikut:
ROH + H+ ROH2+
RCOOH + ROH2+ RCOOR + H3O+
4

Persamaan diatas didasarkan pada asumsi bahwa ion hydrogen (H+) dari katalis bereaksi
dengan gugus hidroksil dari alcohol untuk membentuk kompleks ROH 2+ kemudian bereaksi
dengan asam karboksilat membentuk ester.
Laju esterifikasi sesuai dengan konsentrasi ester dan kompleks alcohol:
ROH 2+
d [R COOR]
=k [ R' COOH ]
dt
'

Dengan terbentuknya air dalam reaksi ini menyebabkan lambatnya laju esterifikasi,
sehingga kesetimbangan antara alcohol dengan kompleks air ditunjukkan pada persamaan
reaksi di bawah ini:
ROH2+ + H2O H3O+ + ROH
Berdasarkan reaksi kesetimbangan diatas, maka konstanta kesetimbangan dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
H 3 O+

[ ROH ]

ROH 2+

k =
Sesuai dengan hukum aksi massaa (mass-action law), untuk memperoleh rendemen ester
yang tinggi, maka kesetimbangan harus bergeser ke arah pembentukan ester. Untuk mencapai
keadaan ini dapat ditempuh dengan cara:
a. Salah satu perekasi yang murah digunakan secara berlebih.
b. Membuang salah satu produk dari dalam campuran reaksi, misalnya melalui proses
distilasi air secara azeotropis.
( Nancy S. Dkk, 3:2013 )
Bilangan asam adalah ukuran jumlah asam bebas yang dihitung berdasar bobot molekul
asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
KOH 0,1 N yang dibutuhkan untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1
gram minyak. Bilangan asam ini menyatakan jumlah asam lemak bebas yang terkandung
dalam minyak, dan biasanya dihubungkan dengan telah terjadinya hidrolisis minyak
berkaitan dengan mutu minyak ( Indah, 2014 )

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1.

Percobaan
2.1.1. Alat dan bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan
Pada Praktikum Esterifikasi
Alat

Jumlah

Bahan

Jumlah

Penangas ( Waterbatch )

asam oleat ( C17H33COOH )

Kondensor

Methanol ( CH3OH )

Termometer

TCF ( Tetra Hidro Furan )

Motor pengaduk

Alkohol netral

175 mL

Jangkar Pengaduk

KOH Alkoholic

Batang pengaduk

Phenolpthalein ( PP )

Selang silicon

Labu leher 4

Gelas ukur 50 mL

Gelas kimia 250 mL

Pipet volume 10 mL

Ball pipette

2.1.2. Rangkaian reaktor

20 mL
100 mL
4 mL

4
5 6
3

Keterangan.

1. Penangas Parafin
8

2. Labu leher empat


3. Pengaduk Jangkar

4. Motor pengaduk
9

5. Thermometer
6. Kondensor
7. Tabung CaCl2
8. Selang
9. Statif
Gambar 1. Rangkaian Reaktor Esterifikasi
2.1.3. Prosedur Percobaan
a. Proses Esterifikasi
Merangkai Alat
Esterifikasi Refluks.
Bahan Baku.
100 mL Metanol
20 mL asam oleat
4 mL THF

Reaktor 400C dengan


pengadukan.

Katalis.
Amberlyst

Mengambil sample
setiap 15 menit.
b. Analisis dengan titrasi
Menyiapkan alat
untuk mentitrasi.
5 mL Sample
( Metanol, Asam
oleat dan THF )

25 mL Alkohol
Netral
Memasukkan ke
dalam Erlenmeyer.

Menambahkan 2-3
tetes indikator PP.

Mentitrasi
menggunakan KOH
Alkoholic.
7

Catat Kebutuhan
KOH Alkoholikc.

c. Analisa Indeks Bias

Sampel pada menit ke-30


Sampel pada menit ke-60
Sampel pada menit ke-90
Sampel pada menit ke-0

Sampel pada menit ke-15


Sampel pada menit ke-45
Sampel pada menit ke-75

Mengukur indeks bias.


2.2.

Keselamatan Kerja
-

Wajib mengenakan lab-jas, sarung tangan, masker dan kaca mata pelindung.
Jangan sampai kontak dengan kulit dan mata karena akan menyebabkan luka dan
jangan sampai uapnya terhirup

Lakukan pekerjaan di dalam lemari asam

Disarankan untuk sarapan dan minum susu sebelum melaksanakan praktikum.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Hasil penelitian dan pembahasan


3.1.

Tabel data pengamatan


3.1.1. Informasi Bahan Baku, Katalis dan Produk.
Tabel 2. Informasi Bahan Baku, Katalis dan Produk

Bahan

Volume

Konsentrasi

( mL )
100

(N)

Massa

Rumus

Indeks

Berat Jenis

Molekul
32

Kimia
CH3OH

Bias
1,3288

( gr/cm3 )
1,500

20

282

C18H34O2

1,4565

0,895

THF

72

C4H8O

1,6110

0,889

Kalium Hidroksida

0,1

56

KOH

1,6100

2,120

Metanol
Asam Oleat

3.1.2. Proses Esterifikasi


Tabel 3. Kebutuhan titran dan berat dari setiap waktu setelah titrasi
No

Waktu ( t )

Berat Sample

Volume Titran ( mL )

( gram )
1.
Blanko
2.
T0
3.
T1 ( 15 menit )
4.
T2 ( 30 menit )
5.
T3 ( 45 menit )
6.
T4 ( 60 menit )
7.
T5 ( 75 menit )
8.
T6 ( 90 menit )
*Catatan :

111,94
115,78
115,81
115,83
115,89
116,14
116,15
116,17

0,70
7,90
7,00
6,90
6,75
6,45
6,15
6,10

Komposisi dari setiap waktu sesuai jobsheet


3.1.3. Analisis
9

Tabel 4. Analisis Indeks bias, angka asam dan konversi


t
0
15
30
45
60
75
90

Angka Asam ( Av )
10,58
9,37
9,24
9,04
8,64
8,24
8,17

Indeks Bias
1,3587
1,3553
1,3569
1,3580
1,3613
1,3621
1,3671

Konversi
0,114
0,126
0,145
0,183
0,221
0,227

*Catatan :
Perhitungan Angka Asam dan Konversi disajikan di Lampiran.

10

3.2.

Pembahasan

BAB V
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. And Fessenden J., 1982., Organic Chemistry, 2nd Edition, Willard Grant
Press Publisher, Massachussets, USA
Groggins, P. H., Unit Processes in Organic Synthesis, Fifth Edition, International Student
Edition, Mc. Graw-Hill Kogakusha, Ltd.
Himmelblau, D. M., 1996, Basic Principles and Calculations in Chemical Engineering,
Sixth Edition. By prentice Hall PTR, New Jersey.
Mittelbach, M. And Remschmidt, C., 2004, Biodiesel The Comprehensive Handbook,
Vienna: Baersedruct Ges mbH.
Othmer K., 1982, Encyclopedia of Chemical Technology. Vol.8. Second Completely
Revised Edition, Interscience Publishers a division of John Wiley and Sons, Inc.
Soerawidjaya, 2006. Jurnal : Intensifikasi Proses Produksi Biodiesel. Bandung: ITB dan PT.
Rekayasa Industri.

LAMPIRAN
1. Perhitungan
a. Penentuan Blanko.
Diketahui.

KOH 0,1 N
11

Volume titran 0,7 mL

Volume Blanko 25 mL

Penyelesaian.
N1 . V1

N2 . V2

N1 . 25 mL =

0,1 . 0,7

N1

0,0028 N

Jadi, konsentrasi blanko adalah 0,0028 N.


b. Penentuan Angka Asam
Angka Asam ( Av )

Berat KOH Alkoholic(+ sample)berat KOH Alkoholic (tanpasample )


gr Sample
Atau
Angka Asam ( Av )

mL KOH . N KOH .56


gr sample

Perhitungan :
-

T0 , dengan volume titran 7,9 mL.


Av0

=
=

=
=

=
=

9,37
6,9 x 0,1 x 56
4,18
9,24

T3 , dengan volume titran 6,75 mL.


Av3

=
=

7 x 0,1 x 56
4,18

T2 , dengan volume titran 6,9 mL.


Av2

10,58

T1 , dengan volume titran 7,0 mL.


Av1

7,9 x 0,1 x 56
4,18

6,75 x 0,1 x 56
4,18
9,04

T4 , dengan volume titran 6,45 mL.

12

Av4

6,45 x 0,1 x 56
4,18

=
=

8,64

T5 , dengan volume titran 6,15 mL.


Av5

6,15 x 0,1 x 56
4,18

=
=

8,24

T6 , dengan volume titran 6,10 mL.


Av6

6,10 x 0,1 x 56
4,18

=
=

8,17

c. Penentuan Konversi
Konversi ( K )

Av0
-

Av 0 Av 1
Av 0

10,589,37
10,58

0,114

Konversi ( K ) pada t2.


K2

Av 0 Av 2
Av 0

10,589,24
10,58

=
-

10,58

Konversi ( K ) pada t1.


K1

Angka Asam Awal ( Avo ) Angka Asam waktu t( Avt)


Avo

0,126

Konversi ( K ) pada t3.


K3

Av 0 Av 3
Av 0

10,589,04
10,58
13

=
-

Konversi ( K ) pada t4.


K4

Av 0 Av 4
Av 0

10,588,64
10,58

=
-

0,183

Konversi ( K ) pada t5.


K5

Av 0 Av 5
Av 0

10,588,24
10,58

=
-

0,145

0,221

Konversi ( K ) pada t6.


K6

Av 0 Av 6
Av 0

10,588,17
10,58

0,227

2. Foto Kegiatan Praktikum


a. Pengukuran Indeks Bias

Gambar 2. Indeks Bias pada t0

Gambar 3. Indeks Bias pada t1

14

Gambar 4. Indeks Bias pada t2

Gambar 5. Indeks Bias pada t3

Gambar 6. Indeks Bias pada t4

Gambar 7. Indeks Bias pada t5

Gambar 8. Indeks Bias pada t6


b. Titrasi Sample.

15

Gambar 9. Titrasi sample t0

Gambar 10. Titrasi sample t1

Gambar 11. Titrasi sample t2

Gambar 12. Titrasi sample t3

16

Gambar 13. Titrasi sample t4


3. MSDS ( Material Safety Data Sheet )
3.1.

Fatty Acid Methyl Ester ( FAME Ester ) atau C19H36O2

Sifat Fisika dan Kimia


a

Keadaan fisik dan penampilan

Cairan (agak kental)

Bau

berbau khas.

Berat Molekul

296,48 g / mol

Warna

Kuning Pucat

Titik Didih

186 C

Melting Point

-20 C

Titik Nyala

180 C

Spesifik Gravity

0,87

Densitas Uap

Kelarutan

Tidak larut dalam air

Penanganan
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
17

Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
3.2.

Amberlyst

Sifat Fisik dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan

Padat

Bau

Berat Molekul

Warna

pH (1% soln / air)

Titik Didih

Melting Point

dekomposisi

Titik Nyala

Spesifik Gravity

Densitas Uap

Kelarutan

Tidak larut dalam air.

Penanganan
Kontak Mata:

18

Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
3.3.

Tetrahydrofuran

Sifat Fisika dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan

cairan

Bau

Berat Molekul

Warna

Tak Berwarna

pH (1% soln / air)

Titik Didih

65C - 67 C

Melting Point

-108 C

Densitas

0,89 g/cm3

Titik Nyala

-17 C

Spesifik Gravity

Densitas Uap

: 152.0 hPa (114.0 mmHg) at 15.0 C (59.0 F)


190.7 hPa (143.0 mmHg) at 20.0 C (68.0 F)
19

213.3 hPa (160.0 mmHg) at 25.0 C (77.0 F)


373.3 hPa (280.0 mmHg) at 38.0 C (100.4 F)

Penanganan
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

3.4.

Asam Oleat (CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH)

Sifat Fisika dan Kimia.


Keadaan fisik dan penampilan

cairan

Bau

Berbau Khas

Berat Molekul

282 gr/mol

Warna

Kuning Pucat atau Kuning Kecoklatan

pH (1% soln / air)

Titik Didih

360C

Melting Point

16,3 C

Densitas

0,89 g/cm3

Titik Nyala

-17 C

20

Spesifik Gravity

0,895

Kelarutan

: Tidak larut dalam air tapi larut dalam metanol

Penanganan
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

3.5.

Methanol
a

Sifat Fisika dan Kimia


Keadaan fisik dan penampilan

Cairan tidak berwarna

Bau

berbau khas seperti alkohol lainnya.

Berat Molekul

296,48 g / mol

Warna

Kuning Pucat

Titik Didih

64,7 C

Freezing Point

-97,8 C

Tekanan Uap

12,8 kPa

Titik Nyala

11 C

21

Spesifik Gravity

0,870

Densitas Uap

1,105

Kelarutan

Larut dalam ester, keton , dan pelarut


organik lainnya.

Penanganan.
Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin
dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
Kulit Serius :
Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim
anti-bakteri. Mencari medis segera
Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis.
Serius Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.

22

Вам также может понравиться