Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SKENARIO 2
ANYANG-ANYANGAN
KELOMPOK B-16
Ketua
Pramudika
: Rizky Gumelar
1102012254
Sekertaris
Anggota
1102012277
: Yenny Agustina
1102011295
1102012255
Siti Andriati
Fitriana
1102012278
Syifa
Amalia
1102012289
Syifa Ananta Khairunnisa
1102012290
1102012291
1102012292
1102012306
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574
2013
SKENARIO 2
ANYANG-ANYANGAN
Seorang perempuan muda, usia 23 tahun, belum menikah datang ke dokter puskesmas
dengan keluhan nyeri saat buang air kecil dan anyang-anyangan berulang. Keluhan ini
dirasakan sejak dua hari yang lalu. Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali
nyeri tekan supra pubik. Pada pemeriksaan mikroskopis urin didapatkan peningkatan
leukosit. Kemudian pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur urin.
KATA SULIT
1. Anyang-anyangan: buang air kecil secara terus menerus tetapi urin yang dikeluarkan
dalam jumlah kecil.
2. Nyeri tekan suprapubik: perasaan tidak enak ketika ditekan pada rongga abdomen,
diatas symphysis pubis.
3. Apa hubungan jenis kelamin, usia, status nikah dengan keluhan yang dialami oleh
pasien?
= pada jenis kelamin, wanita lebih sering terkena penyakit ini karena ureter wanita
lebih pendek dibandingkan ureter laki-laki. Pada usia, pria dengan usia lebih dari 50
tahun lebih sering terkena dikarenakan ada resiko kanker prostat. Status nikah
berhubungan dengan keluhan ini karena untuk membedakan dengan penyakit menular
seksual.
12. Bagaimana hukumnya apabila tidak sengaja mengeluarkan urin (terus menerus)
ketika sedang sholat?
= boleh, karena urin bukan merupakan najis yang tergolong berat dan keadaan ini
(anyang-anyangan) merupakan sesuatu yang darurat.
HIPOTESIS
Infeksi saluran kemih bisa disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang paling sering menyebabkan
infeksi saluran kemih adalah E.coli. Hal ini dikarenakan E.coli merupakan flora normal di
usus yang mungkin bisa keluar bersama feses. Apabila kita tidak membersihkan daerah
kemaluan kita dengan bersih, E.coli bisa masuk ke dalam saluran kemih kita. Pada wanita,
infeksi saluran kemih sangat sering terjadi dibandingkan pada laki-laki (karena uretra wanita
lebih pendek dibandingkan uretra laki-laki). Bakteri yang masuk ke dalam saluran kemih kita
akan menyebabkan inflamasi pada vesicae urinaria. Inflamasi ini akan menyebabkan gejala
seperti nyeri saat buang air kecil, rasa ingin mengeluarkan urin secara terus-menerus
(anyang-anyangan). Pada pemeriksaan fisik, akan ditemukan nyeri tekan suprapubik. Selain
itu, pada pemeriksaan laboratorium akan ditemukan leukositosis, pertumbuhan bakteri lebih
5
dari 10 koloni/ml. Tatalaksana untuk penderita ISK adalah diberikan terapi antibiotik.
SASARAN BELAJAR
LI.1
LO.1.2
LI.2
LI.3
LI.4
LO.4.2
LO.4.3
LO.4.4
LO.4.5
LO.4.6
LO.4.7
LO.4.8
LO.4.9
Memahami dan Menjelaskan Komplikasi
LO.4.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis
LI.5
27
LI.1
LO.1.1
Memahami dan Menjelaskan Makroskopik
Vesicae Urinaria
Vesicae urinaria adalah kantong urine (bulibuli) yang merupakan tempat muara saluran
urinarius ureter dextra dan sinistra dan terdapat dalam rongga pelvis.
Struktur anatomi vesicae urinaria:
a.
Berbentuk piramid 3 sisi apex menuju ventral atas, basis (fundus) menuju
dorso caudal, dan corpus terletak antara apex & fundus.
b.
Pada bagian kanan atau kiri fundus vesicae ada muara kedua ureter disebut
ostium uretericum vesicae dan daerah tersebut berbentuk segitiga disebut
trigonum vesicae. Pada basis caudal terdapat jalan keluar urine menuju urethra
disebut ostium urethra internum vesicae.
c.
Pada apex vesicae terdapat jaringan ikat yg merupakan sisa embryologis dari
Urachus yg menuju umbilicus disebut ligamentum vesico umbilicalis
medianum
d.
e. Pada daerah trigonal vesicae terdapat otot lanjutan stratum longitudinalis yang
menghubungkan kedua ostium uretericum dan membentuk plica inter
uretericum untuk menutup vesicae jika sudah penuh
Urethra
Adalah saluran terakhir dari sistem urinarius mulai dari ostium urethra internum sampai
ostium urethra externum, Urethra pada laki-laki lebih panjang dari wanita, sebab pada lakilaki ada penis dan kelenjar prostat, pada wanita tidak ada. Pada laki-laki lebih panjangnya 1820 cm, dan pada wanita hanya 3-4 cm.
Pada laki-laki, urethra terbagi atas 3 daerah:
a. Urethra pars prostatica mulai dari ostium urethra internum sampai urethra
yang ditutupi oleh glandula prostat & berada di rongga pelvis.
b. Uretra pars membranacea mulai dari urethra pars prostatica sampai bulbus
penis pars cavernosa (paling pendek: 1-2 cm)
c.
Uretra pars cavernosa (spongiosa) mulai dari daerah bulbus penis sampai
ostium urethra externum, berjalan dalam corpus cavernosa urethra
(penis),
12-15 cm.
1. Dorsalis penis
2. A. Bulbo Urethralis
Persarafan urethra di urus oleh cabangcabang N. Pudendus ke N. Dorsalis penis.
LO.1.2
Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik
Vesicae Urinaria
Adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung urine. Lumen vesika
urinaria dilapisi epitel transisional yang dapat meregang atau membesar (berubah bentuk)
saat diisi urine. Vesika urinaria dilapisi oleh 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan
adventitia/serosa. Lapisan yang menyusun epitel transisional pada mukosa lebih banyak, pada
permukaan epitel yang teregang dapat ditemukan sel payung dengan dinding apikalnya
berwarna asidofil. Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis tersusun oleh
lapisan-lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventitia berupa jaringan
ikat, sebagian vesika urinaria ditutupi oleh peritoneum (serosa).
Urethra
Pada urethra pria epitel pembatas urethra pars prostatica ialah epitel transisional, tetapi pada
bagian lain berubah menjadi epitel berlapis/bertingkat silindris, dengan bercak epitel berlapis
gepeng, ujung urethra bagian penis yang melebar atau fosa naviculare dibatasi oleh epitel
berlapis gepeng terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Sedangkan pada wanita
muskularisnya terdiri dari dua lapisan sel otot polos tetapi diperkuat sfingter otot pada
muaranya, dan epitel pembatasnya berupa epitel berlapis gepeng. Lamina propianya
merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyaknya sinus venosus
LI.2
Memahami dan Menjelaskan Proses Berkemih
Setelah dibentuk ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih. Kontraksi otot
peristaltik otot polos dalam dinding uretra juga mendorong urin bergerak dari ginjal menuju
kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung kemih secara oblik sebelum bermuara di
rongga kandung kemih. Susunan anatomis ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih
ke ginjal ketika terjadi peningkatan tekanan di kandung kemih.
Ketika kandung kemih terisi, ujung ureter yang terdapat di dinding kandung kemih tertekan
dan menutup. Tapi urin masih tetap bisa masuk ke kandung kemih, karena kontraksi ureter
menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk mendorong urin melewati saluran yang
tertutup. Lapisan epitel kandung kemih (epitel transisional) mampu meningkatkan atau
mengurangi luas permukaan melalui proses teratur daur membran saat kandung kemih terisi
atau kosong.
Sfingter uretra interna, terdiri dari otot polos dan berada di bawah kontrol involunter.
Sewaktu kandung kemih melemas/ rileks, susunan anatomis uretra interna menutupi
pintu keluar kandung kemih.
Kontrol reflex
1.
utk memperkuat kontraksi peristaltik 1-5 x/mnt dan dpt dihambat rangsang
simpatis mendorong urin ke vesika dan kumpul di vesika urinaria
meningkatkan regangan vesika urinaria sampai ambang batas (tresshold)
tertentu (250-400ml) mengaktifkan reseptor regang.
2.
urin keluar.
Kontrol volunter (miksi di bawah kehendak)
1.
2.
korteks serebri
motorik otot sfingter
hambat inhibitor
retensi urin.
penurunan
LI.3
1. Enterobacteriacea
Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah,
dan air. Enterobacteriaceae adalah kuman berbentuk batang pendek dengan ukuran
0,5 um x 3,0 um negatif gram tidak berspora, gerak positif dengan flagel peritrik
(Salmonella, Proteus, Escherichia) atau gerak negatif (Shigella, Klebsiella),
mempunyai kapsul/selubung yang jelas seperti pada Klebsiella atau hanya berupa
selubung tipis pada Escherichia atau tidak berkapsul sama sekali. Sebagian besar
spesies mempunyai fili atau fimbriae yang berfungsi sebagai alat perlekatan dengan
bakteri lain.
Contoh Enterobacteria yang menyebabkan infeksi saluran kemih:
a. Escherichia coli
o Morfologi:
b. Klebsiella
Klebsiella pneumoniae kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran kemih
dan bakteremia dengan lesi fokal pada pasien yang lemah. Ditemukan pada
selaput lendir saluran napas bagian atas, usus dan saluran kemih dan alat
kelamin. Tidak bergerak, bersimpai, tumbuh pada perbenihan biasa dengan
membuat koloni berlendir yang besar yang daya lekatnya berlainan.
c. Enterobacter aerogenes
Organisme ini mempunyai simpai yang kecil, dapat hidup bebas seperti dalam
saluran usus, serta menyebabkan saluran kemih dan sepsis. Infeksi saluran
kemih terjadi melalui infeksi nosokomial.
d. Proteus
Kuman ini adalah kuman patogen oportunis. Dapat menyebabkan infeksi
saluran kemih atau kelainan bemanah seperti abses, infeksi luka, infeksi
telinga atau saluran napas. Spesies proteus dapat menyebabkan infeksi pada
manusia hanya bila bakteri itu meninggalkan saluran usus. Spesies ini
ditemukan pada infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia,
pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang
menerima infus intravena.
P.mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi
lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus urine bersifat
basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak mungkin
mengasamkannya. Pergerakan cepat oleh Proteus mungkin ikut berperan
dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies Proteus menghasilkan urease
mengakibatkan hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia.
2. Pseudomonas aeroginosa
P.aeruginosa bersifat patogen bila masuk ke daerah yang fungsi pertahanannya
abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit "robek" karena kerusakan kulit
langsung. Pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih atau bila terdapat
netropenia, misalnya pada kemoterapi kanker. Kuman melekat dan mengkoloni
selaput mukosa atau kulit dan menginvasi secara lokal dan menimbulkan penyakit
sistemik. Proses ini dibantu oleh phili, enzim dan toksin.
3. Enterococcus faecalis
Terdapat sedikitnya 12 spesies enterokokus. Enterococcus faecalis merupakan yang
paling sering dan menyebabkan 85-90% infeksi enterokokus. Enterokokus adalah
yang paling sering menyebabkan infeksi nosokomial.
LI.4
LO.4.1
Memahami dan Menjelaskan Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih
(mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra). ISK
adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Untuk
menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu
infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya
terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi
bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria
bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.
LO.4.2
Memahami dan Menjelaskan Etiologi
Mikro-organisme terbanyak sebagai penyebab ISK adalah Escherichia coli sebanyak 50-90%,
lalu berturut-turut disusul Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida albicans dan Staphylococcus aureus. (L.
Barth Ruller). Adapun jenis virus yang dapat menyebabkan ISK adalah Adenivirus (diduga
sebagai penyebab infeksi kandung kemih.
Mikroorganisme
Escherichia coli
Klebsiela atau enterobacter
Proteus sp
Pseudomonas aeroginosa
Staphylococcus epidermidis
Enterococci
Candida albican
Staphylococcus aureus
Persentase biakan %
50-90
10-40
5-10
2-10
2-10
2-10
1-2
1-2
Selain beberapa cara penyebaran di atas, ISK mudah terjadi karena kondisi-kondisi di bawah
ini:
infeksi asimtomatik adalah 30%, pada bayi laki-laki 3:1 dan 5:1 dibandingkan bayi
perempuan.
Namun pada masa neonatus, ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak
menjalani sirkumsisi daripadi bayi perempuan (0,7%) . Dengan bertambahnya usia insiden
ISK terbalik, yaitu pada masa usia sekolah, ISK pada anak perempuan 36% sedangkan pada
nak laki-laki 1,1%
LO.4.4
Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi
Berdasarkan lokasi:
1. ISK Bawah
Persentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender:
a. Perempuan
Sistitis adalah persentasi
bakteriuria bermakna.
Sindrom Urethra Akut (SUA) persentasi sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril) sering dinamakan sistitis bakterialis.
b. Laki-laki
Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis, prostatitis,
epidimidis dan uretritis.
2. ISK Atas
a. Pielonefritis
b.
Berdasarkan komplikasi :
1.
2. ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali kuman penyebab sulit
diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika,
sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila terdapat keadaankeadaan sebagi berikut:
LO.4.5
Memahami dan Menjelaskan Patogenesis dan Patofisiologi
Patogenesis
Saluran kemih merupakan area yang seharusnya bebas dari mikroorganisme atau steril.
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
berkembang biak di dalam media urin. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman
yang berasal dari flora normal usus dan hidup secara komensal di introitus vagina, prepusium
penis, kulit perineum, dan sekitar anus. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui 4
cara, yaitu:
1. Ascending
2. Hematogen
3. Limfogen
4. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya
Gambar. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih. (1)kolonisasi kuman
di sekitar uretra, (2)masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3)penempelan kuman pada
dinding buli-buli, (4)masuknya kuman melaui ureter ke ginjal.
Infeksi Ascending
Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi melalui 4 tahapan, yaitu:
A. Faktor host
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran
kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula,
dan adanya dilatasi atau refluks sistem urinaria.
2.
Bakteri dilengkapi dengan pili atau fimbriae yang terdapat di permukaannya. Pili
berfungsi untuk menempel pada urotelium melalui reseptor yang ada dipermukaan
urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis bakteri yang mempunyai
virulensi berbeda, yaitu:
LO.4.6
Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis
Setiap jenis infeksi saluran kemih dapat menyebabkan lebih khusus tanda dan gejala,
tergantung pada bagian mana dari saluran kemih yang terinfeksi.
Bagian dari saluran kemih yang Tanda dan gejala
terkena
ISK bagian Atas
Ginjal (pielonefritis akut)
Skoliosis
Penurunan BB
Gejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut:
0 - 1 Bulan: Gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma,
panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus (sepsis).
1 bulan -2 tahun: Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan pertumbuhan,
anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik (anak menjerit keras), air kemih
berbau/berubah warna, kadang-kadang disertai nyeri perut/pinggang.
2 - 6 tahun: Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah, gangguan
pertumbuhan serta anoreksia.
6 - 18 tahun: Nyeri perut/pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak dapat menahan
kencing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna.
LO.4.7
Diagnosis
1. Anamnesis
ISK bawah: frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik.
ISK atas: nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah, hematuria.
2.
3.
4. Pemeriksaan penunjang:
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang menegakkan
diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain:
a. Urinalisis
Untuk pengumpulan spesimen, dapat dipilih pengumpulan urin melalui
urin porsi tengah, pungsi suprapubik, dan kateter uretra. Secara umum,
untuk anak laki-laki dan perempuan yang sudah bisa berkemih sendiri,
maka cara pengumpulan spesimen yang dapat dipilih adalah dengan cara
urin porsi tengah. Urin yang dipergunakan adalah urin porsi tengah
(midstream). Untuk bayi dan anak kecil, spesimen didapat dengan
memasang kantong steril pada genitalia eksterna. Cara terbaik dalam
pengumpulan spesimen adalah dengan cara pungsi suprapubik, walaupun
tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding cara yang lain karena harus
dibantu dengan alat USG untuk memvisualisasikan adanya urine dalam
vesica urinaria. Pada urinalisis, yang dinilai adalah sebagai berikut:
Eritrosit
Piuria
- infeksi tuberkulosis
- urin terkontaminasi dengan antiseptik
- urin terkontaminasi dengan leukosit vagina
- nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik)
- nefrolitiasis
- tumor uroepitelial
o
Silinder
untuk
Kristal
Bakteri
1. Punksi Suprapubik
Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin
langsung dari kandung kemih melalui kulit dan dinding perut dengan semprit dan
jarum steril. Yang penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis
yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada daerah yang akan
ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka
bakteri apapun dan berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat
dipastikan merupakan penyebab ISK.
2. Kateter
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang steril. Pada
cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk
dan keadaan asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter sebaiknya
sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada di dalam kandung kemih
(ujung distal). Penilaian urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan
urin yang diperoleh dari punksi suprapubik.
b. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya bakteriuria,
diantaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate.
Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali enterococci mereduksi
nitrat.
1.
2.
3.
4.
Obstruksi saluran kemih dapat terjadi pada setiap titik di saluran kencing,
dari ginjal ke meatus uretra. Uropati obstruktif dapat mengakibatkan rasa
sakit, infeksi saluran kemih, kehilangan fungsi ginjal, atau, mungkin,
sepsis atau kematian. Gejala hematuria mungkin ada dengan atau tanpa
infeksi.
LO.4.8
Memahami dan Menjelaskan Tatalaksana
Pilihan antimikroba berdasarkan Educated Guess (Farmakologi, FKUI)
Jenis infeksi
Penyebab tersering
Pilihan antimikroba
Sistitis akut
E.coli, S.saprophyticus,
kuman gram negative
lainnya
Pielonefritis akut E.coli, kuman gram negative
lainnya, Streptococcus
Prostatitis akut
Nitrofurantion, ampisilin,
trimetroprim
Untuk pasien rawat:
Gentamisin(atau
aminoglikosida lainnya),
kotrikmoksazol parenteral,
sefalosporin generasi III,
aztreonam
Untuk pasien berobat
jalan:
Kotrimoksazol oral,
fluorokuinolon,
amoksisilin-asam
klavulanat
trimetroprim
Yang
termasuk
aminoglikosida:gentamisin,
tobramisin,
netilmisin,
dan
ofloksasin,
pefloksasin,
norfloksasin, dll.
SULFONAMID
Mekanisme kerja:
Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic-acid) untuk membentuk asam folat yang
digunakan untuk sintesis purin asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat
kompetitif PABA.
PABA
Dihidropteroat sintetase
PABA
Asam dihidrofolat
Dihidrofolat reduktase
trimetroprim
Asam tetrahidrofolat
Purin
DNA
Efek sulfonamide dihambat oleh adanya darah, nanah dan jaringan nekrotik,
karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang
mengandung basa purin dan timidin.
Farmakokinetik
Absorpsi: melalui saluran cerna mudah dan cepat, terutama pada usus halus,
beberapa jenis sulfa di absorpsi di lambung.
Distribusi: semua sulfonamis terikat dengan protein plasma terutama albumin
dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh,
karena itu berguna untuk infeksi sistemik.
Obat dapat menembus sawar uri dan menimbulkan efek antimikroba dan efek
o
o
b. Sulfametoksazol
o derivate
lambat
c. sulfadiazine
o dosis permulaan
d. Sulfasitin
o Eksresinya
e. Sulfametizol
o Digunakan untuk infeksi saluran kemih dengan dosis 5001000mg dalam 3-4 kali pemberian sehari
o
2.
a. Sulfasalazin
b. suksinilsulfatiazol dan ftalilsulfatiazol
3. Sulfonamide yang terutama di gunakan untuk pemberian topical
a. Sulfasetamid
b. Ag-sulfadiazin(sulfadiazine perak)
c. Mafenid
4. sulfonamide dengan masa kerja panjang
a. sulfadoksin
Efek samping
Reaksi ini dapat hebat dan kadang bersifat letal. Bila mulai terlihat adannya
gejala reaksi toksik dan sensitisasi, pemakain secepat mungkin dihentikan.
Dan tidak diberikan lagi.
HPS.
Gangguan saluran kemih: anuria dan kematian dapat terjadi kristaluria atau
hematuria (jarang terjadi)
- Reaksi alergi: gambaran HPS pada kulit dan mukosa bervariasi, berupa kelainan
morbiliform, purpura, petekia, eritema nodosum, eritema multiformis tipe
stevens-johnson, dll. Demam obat dapat terjadi(timbul demam tiba2, pada hari
ke tujuh sampai ke 10 pengobatan, di sertai sakit kepala, menggigil, rasa
lemah, dan erupsi kulit, semuanya bersifat reversible).
CORTIMOKSAZOL
Trimetropin + sulfametoksazol
o
o
o
o
o
Diekskresi di urin
Indikasi : ISK, IS nafas, IS cerna, Inf. Genital
Efek samping: megaloblastosis, leukopenia atau trombositopenia, pada kulit
karena sulfonamid.
GOL. CEPHALOSPORIN
Farmako dinamik:
gram (-)
GOL. FLUOROKUINOLON
Efektif untuk ISK dengan atau tanpa penyulit disebabkan oleh kuman-kuman
yang multiresisten dan P.Aeruginosa.
Farmako dinamik: hambat pemisahan double helix DNA saat replikasi dan
transkripsi dengan bantuan enzim DNA girase hambat DNA girase pada
kuman dan bersifat bakterisid.
Farmako kinetik: diserap baik di saluran cerna, dalam sediaan oral, hanya
sakit yang terikat protein, distribusi baik ke berbagai organ, capai kadar tinggi
di prostat, T1/2 panjang 2x sehari diperlukan. Di metabolisme di hati,
ekskresi ginjal sebagian empedu.
Indikasi : ISK, Infeksi saluran nafas, penyakit menular hubungan sex, infeksi
tukak dan sendi, dll.
AMINOGLIKOSIDA
Farmako kinetik: sangat polar, sukar di absorbsi di saluran cerna, per oral
hanya untuk efek lokal di saluran cerna. Untuk kadar sistemik parenteral,
ikatan protein rendah kecuali streptomisin 30-50%. Distribusi ke dalam
cairan otak sangat terbatas, ekskresi di ginjal, kadar dalam urin capai 50-200
mg/ml, gangguan ginjal hambat ekskresi.
Efek samping: alergi, reaksi iritasi (rasa nyeri di tempat suntik), toksik
(gangguan pendengaran dan keseimbangan), ototoksik pada N. VII,
nefrotoksik.
1. Metenamin
- Indikasi:
dengan
makanan dapat menurunkan inhalasi kambung dan menigkatkan
bioavailibitasnya, terikat protein plasma, ekskresi di ginjal, T1/2 20
menit, urin agak cokelat
- Efek samping: mual, muntah dan siare, sakit kepala vertigo, nyeri otot.
3. Asam nalidiksat
- Indikasi :
Fosfomisin trometamin
Efek samping: mual, muntah, diare, sakit kepala, bisa untuk wanita
hamil
Sediaan ; bubuk 3 gram dicampur air 100 ml tidak boleh dengan air
panas
LO.4.9
Memahami dan Menjelaskan Komplikasi
Penatalaksanaan ISK yang baik dan benar sangat jarang menimbulkan komplikasi. Namun,
jika ISK dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat, maka ISK dapat menjadi serius
dan menyebabkan beberapa gejala yang sangat tidak nyaman.
ISK yang tidak diobati dapat menyebabkan gagal ginjal akut/kronik (akibat pyelonefritis),
yang dapat merusak ginjal secara permanen. Anak-anak dan orang tua merupakan usia yang
resiko tinggi mengalami kerusakan ginjal akibat ISK karena gejala yang ditimbulkannya
sering diabaikan atau disalah-artikan akibat adanya kondisi lain. Wanita hamil dengan ISK
juga beresiko mengalami abortus atau kelahiran bayi prematur.
LO.4.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis
ISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila dilakukan pengobatan
pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan terhadap kemungkinan infeksi
berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis
umumnya kurang memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang adequat dan
dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi terutama pada penderita dengan nefropati refluk.
Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis, pengobatan yang segera pada fase akut.
kerjasama yang baik antara dokter, ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangan
diperlukan untuk mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada terminal gagal ginjal
kronis.
LO.4.11 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ISK:
1.
Asupan cairan yang banyak, terutama air. Meminum air yang banyak dapat
membantu mencegah ISK dengan cara sering berkemih sehingga urine dapat
mendorong bakteri keluar dari traktus urinarius.
2. Basuh alat pengeluaran urin dari depan ke belakang. Melakukan hal ini setelah
berkemih dapat mencegah bakteri di daerah anal menyebar ke daerah vagiana
dan urethra.
3.
4.
5. Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
6. Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus
yang
memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak
cukup bersih.
7.
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak
menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa
menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan
dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilet-toilet umum yang baik biasanya
sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
8.
Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di
bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
9.
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak
lembab.
LI.5
Memahami dan Menjelaskan Istinja dan Salisul-baul
Istinja
Menghilangkan semua najis yang keluar dari dua alat pembuangan manusia (qubul dan ubur)
menggunakan air dan atau batu, atau yang sejenisnya.
Sunnah dan adab BAK menurut islam:
6.
7. Menyepi
8. Mendahulukan kaki kiri ketika masuk, kaki kanan ketika keluar.
9. Membaca doa Bismillah, Allahumma Inni Audzubika minal
Khubutsi wal
Khabaits
10.
11.
12.
Menyuci (istinja) dengan tangan kiri. Tidak buang air di tempat mandi yg
airnya tergenang.
1.
2.
Menurut mazhab Hanbali, salisul-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu
berupa air kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.
3.
4.
" Ubad
bin
Basyar menderita penyakit mencret dan dia tetap melanjutkan shalatnya (dalam keadaan
mencret tersebut)." Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai
penyakit mencret, keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki kewajiban untuk
mengulang-ulang wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam keadaan tersebut.
dan
semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat
keluar hadas tersebut dengan wudhu.
5.
Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat. Maka, jika
melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulang
lagi diwaktu shalat.
Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudian keluar air
kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan istinja'
dan berwudhu lagi. Namun cukup dengan wudhu yang telah ia lakukan di awal.
27