Вы находитесь на странице: 1из 4

CORPORATE GOVERNANCE

STRUKTUR KEPEMILIKAN

KELOMPOK 5 :
GUSTI AGUNG PUTU DIAN YUNITA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2016

(1415351054)

A. PENDAHULUAN
Isu

pemisahan

pengelolaan

perusahaan

dari

kepemilikan

pertama

kali

dikemukakan oleh Adolf Berle dari Gardiners Means (1932) dalam karya mereka berjudul
The Modern Corporation and Private Property. Karya ini sebenarnya menjelaskan
konteks pergeseran dari sistem Kapitalisme Kewirausahaan menuju Kapitalisme
Manajerial di AS. Dalam sistem kapitalisme kewirausahaan, pengelolaan perusahaan
dilakukan oleh pemilik sehingga tidak menimbulkan pemisahan antara kepemilkan dan
pengelolaan. Sebaliknya dalam sistem kapitalisme manajerial, pengelolaan perusahaan
diserahkan kepada pihak yang dinilai memiliki keahlian manajerial.
Jensen dan Meckling (1976) memberi penegasan bahwa masalah utama dalam
perusahaan modern adalah terjadinya ketidakharmonisan hubungan antara pemilik dan
pengelola perusahaan sehingga memunculkan biaya yang dikenal sebagai agency cost.
B. PEMISAHAN KEPEMILIKAN DAN KEPENGURUSAN
Keterbatasan Model Perusahaan Kewirausahaan
Para wirausahawan, secara umum memiliki tiga kepemilikan sekaligus yang
meliputi : (1).Kepemilikan perusahaan itu sendiri yang menyangkut asset-aset yang
digunakan dalam proses produksi, (2).Kepemilikan kompetensi yang meliputi kualitas
SDM, model pengelolaan, dan struktur organisasi yang akan menentukan kualitas serta
kuantitas proses produksi, (3).Kepemilikan atas hak remunerasi atas pengelolaan
perusahaan yang umumnya secara sederhana dapat dipahami sebagai fungsi dan
keutungan perusahaan. Model kewirausahaan baik untuk perusahaan dalam kategori kecil
dan menengah. Namun, tidak cocok digunakan dalam perusahaan berskala besar. Karena,
perusahaan jenis ini membutuhkan dana operasional yang besar yang sulit dipenuhi
dengan modal sendiri, dan perusahaan dengan skala besar, tidak mungkin lagi dikelola
secara pribadi. Dalam kondisi tertentu dibutuhkan tenaga-tenaga professional yang
memiliki tingkat kompetensi memadai untuk mengelola perusahaan. Sehingga perusahaan
berskala besar harus beralih ke perusahaan model manajerial.
Masalah Dalam Model Manajerial
Masalah dalam model manajerial timbul karena terpisahnya pengelolaan
perusahaan dan kepemilikan dan menyebabkan tidak sinkronnya kepentingan pemilik dan
pengelola perusahaan. Dalam kasus perusahaan memiliki pemegang saham yang
majemuk masalah keagenan (agency problem) akan muncul bukan saja antara pemilik
1

modal dan pengelola (keagenan I), melainkan juga antara pemegang saham minoritas
dengan pemegang saham mayoritas (keagenan II)
Ada beberapa mekanisme untuk menekan masalah keagenan tipe I, seperti :
1. Sistem penggajian (remuneration system): diyakini, sistem penggajian yang baik akan
menekan sifat oportunis para pengelola perusahaan, sebagaimana dijelaskan dalam
teori biaya transaksi (transaction cost theory).
2. Sistem pengawasan internal: untuk mengawasi jalannya perusahaan yang dilakukan
oleh pihak lain, para pemilik modal menugaskan dewan pengawas yang membawahi
para pengelola perusahaan di bawah CEO (chief executive officers).
3. Sistem pengawasan eksternal (pasar): pengawasan melalui sistem pasar bisa terjadi
karena control yang dilakukan oleh para investor itu sendiri dengan cara jual beli
kepemilikan (saham), dan control bisa terjadi lewat mekanisme akuisisi yang
dilakukan atas alasan keterpaksaan karena kinerja perusahaan cenderung buruk dan
sulit diselamatkan sehingga mengundang perusahaan lain untuk mengakuisisi.
4. Pasar eksekutif: mekanisme pengawasan dan control terhadap kinerja para eksekutif
dalam menjalankan perusahaan terjadi akibat ketatnya persaingan pasar para
eksekutif.
5. Konsentrasi kepemilikan: dalam berbagai studi ditunjukan bahwa konsentrasi
kepemilikan diyakini akan meningkatkan control terhadap manajer.
C. STRUKTUR KEPEMILIKAN
Dalam perkembangan kapitalisme industrial berikutnya, ternyata yang lebih menjadi
masalah bukan lagi masalah keagenan tipe pertama, melainkan tipe kedua. Dalam kasus
di berbagai Negara di kawasan Asia Tenggara, kepemilikan biasanya memiliki ciri-ciri :
1. Saham mayoritas umumnya dipegang di tangan keluarga dan Negara.
2. Pemegang saham pengontrol memiliki hak suara (control right) yang melebihi
kepemilikan (cash flow right) karena sistem kepemilikan yang bersifat pyramidal, atau
karena mereka menempatkan para manajer dari anggota keluarga di perusahaanperusahaan yang di kontrolnya.
3. Kepemilikan bank secara signifikan tidak begitu lazim.
4. Terdapat hubungan antara struktur kepemilikan dengan pemilihan Dewan Pengawas.
D. STRUKTUR KEPEMILIKAN DI ASIA
Di kawasan Asia, pada umumnya pemisahan antara kepemilikan dan
kepengelolaan perusahaan tidak terlalu berkembang. Bisnis lebih bersifat kekeluargaan
sehingga kelompok-kelompok usaha besar yang berkembang selalu dikendalikan oleh
anggota keluarga dari hubungan darah atau hubungan perkawinan.
2

Dalam sistem Anglo-Saxon, pemisahan antara pemilik dan pengelola perusahaan


umumnya cukup tegas. Pemilik modal menyerahkan sepenuhnya pengelolaan perusahaan
kepada para professional. Dalam hal ini, kepemilikan perusahaan bisa saja terjadi secara
anonym lewat pembelian kepemilikan perusahaan lewat mekanisme pasar modal.
Umumnya, para pemilik modal ini memiliki suara dalam rapat RUPS. Para pemilik modal
bisa dikelompokan dalam pemilik modal besar (blockholder) atau pemilik modal kecil
(ritel). Dalam perusahaan dikenal sistem komisaris independen yang bertugas
melindungi kepentingan pemegang saham minoritas.
Nampaknya, model pemisahan yang tegas antara pemilik dan pengelola
perusahaan ini tidak terjadi di kawasan Asia. Berbagai studi menunjukan bahwa
kelompok-kelompok bisnis di kawasan Asia dikuasai oleh segelintir pengusaha saja
(Salim Group di Indonesia). Kontrol para pemilik perusahaan dilakukan melalui struktur
piramida dan kepemilikan silang diantara beberapa perusahaan. Model ini nampaknya
sangat umum terjadi di semua Negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini guna
mempertahankan posisi suara.

DAFTAR PUSTAKA
Prasetyantoko, Dr. A. 2008. CORPORATE GOVERNANCE (Pendekatan Institusional).
PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Вам также может понравиться