Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ade Nurtini di Universitas
Udayana Bali pada tahun 2012, menyatakan bahwa : hubungan signifikan
terjadi antara tingkat pengetahuan WUS dengan cakupan IVA, dimana
semakin baik tingkat pengetahuan WUS mempunyai hubungan dengan
tingginya cakupan IVA di suatu Puskesmas. Dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh WUS terkait dengan test IVA untuk mendeteksi adanya lesi
kanker serviks maka WUS mampu meningkatkan cakupan IVA.
Teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2001) yang menyatakan
bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkat yakni: tahu (know), memahami (comprehension),
aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation). Berdasarkan enam domain kognitif tersebut tentunya para WUS
tahu tentang test IVA dan kaitannya dengan lesi serviks, selanjutnya paham
terhadap perkembangannya, sampai pada kemampuan analisis, sintesis, dan
menilai apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker serviks.
Secara teori dikatakan bahwa WUS akan memperoleh pengetahuan
melalui sistem penginderaan yaitu mata dan telinga, sehingga pemberian
promosi kesehatan tentang IVA sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
pengetahuan WUS guna meningkatkan cakupan IVA 46 (Notoatmodjo, 2010).
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab
dengan program deteksi dini kanker serviks ini, mulai dari dinas kesehatan
provinsi, kabupaten dan kota serta puskesmas, diantaranya adalah sosialisasi
dan promosi kesehatan melalui penyuluhan dan program pemeriksaan IVA
gratis,`namun belum dilakukan secara optimal karena daerah yang dicapai
belum merata. Program deteksi dini kanker serviks ini di tingkat pelayanan
kesehatan yang paling dasar atau Puskesmas menjadi tanggung jawab dari
bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Purwanto tahun 1998
dikatakan bahwa seseorang akan mengadopsi atau melakukan sesuatu melalui
suatu proses yang selalu didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif.
Saat hal tersebut terjadi semua yang diadopsi dan dikerjakan akan menjadi
sesuatu yang langgeng, namun apabila sesuatu dikerjakan atau diadopsi tanpa
didasari oleh suatu pengetahuan dan kesadaran maka semua yang diadopsi
atau dikerjakan hanya bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama
(Wawan dan Dewi, 2010).
Wanita usia subur yang tidak tahu tentang pemeriksaan IVA merupakan
faktor yang sangat berperan dalam peningkatan cakupan IVA. Saat mereka
tidak tahu mereka tidak akan datang untuk melakukan pemeriksaan IVA, hal
tersebut bukan sepenuhnya menjadi kesalahan dari WUS, namun juga
seharusnya menjadi bahan pertimbangan 47 bagi setiap fasilitas pelayanan
kesehatan karena program pemerintah yang saat ini sedang digalakkan belum
banyak diketahui oleh sasaran dari pogram tersebut, yaitu WUS. Kurangnya
sosialisasi dan perencanaan yang kuat serta dukungan dari pemerintah dan
fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri salah satu dari penyebab kurangnya
10
sedangkan
data-data
yang
diperoleh
dari
lapangan
merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan apakah variabelvariabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.
Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis
hubungan yang perlu diketahui, yaitu:
a) Hubungan simetris
Hubungan simetris terjadi apabila :
1) Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama,
2) Kedua variabel berkaitan secara fungsional,
3) Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan sematamata, misalnya secara kebetulan semua murid berkacamata
gemar membaca. Hubungan antara variabel murid berkacamata
dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.
b) Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua
variabel yang saling timbal bali, maksudnya adalah satu variabel
dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya,
demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan varibel
mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat.
11
(Notoatmodjo,
2009).
Pengindraan
yakni
(believe),
takhayul
(supertition)
dan
12
tingkat
pengetahuan
yang
paling
rendah.
Untuk
mendefinisikan,
menyatakan,
dan
sebagainya.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
sebagai
kemampuan
untuk
13
digambarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
untuk
dan
sebagainya
terhadap
tori
kemampuan
atau
untuk
14
observasi
langsung
dan
membuat
yang
15
Seseorang
akan
berpendidikan
berbeda
dengan
tinggi
orang
berpendidikan rendah.
2) Lingkungan
Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikir
luas maka pengetahuannya akan lebih baik dari pada
orang yang tinggal di lingkungan yang berpikir sempit.
3) Pekerjaan
Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih
luas dari pada seseorang yang tidak bekerja karena
dengan berkerja seseorang akan banyak mendapat
informasi dan pengalaman.
4) Sosial Budaya
Seseorang yang hidup dalam heterogenitas sosial dan
budaya yang berpengaruh turun menurun itu tinggi,
maka pengetahuannya akan lebih baik dari pada orang
yang tinggal di heterogenitas yang rendah yang
berpikiran sempit.
2.2.2.5. Kategori Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan dibagi dalam 3
kategori, yaitu:
16
a) Baik
17
18
polycyclic
aromatic
hydrocarbons
19
20
21
dengan
penglihatan
mata
langsung
(mata
telanjang).
2.2.5. Konsep Sikap
2.2.3.1.
Pengertian Sikap
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang,
setuju-tidak
setuju,
baik-tidak
baik,
dan
sebagainya)
(Notoatmodjo, 2009).
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan
seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg,
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada
orang tersebut untuk respons atau berprilaku dalam cara
tertentu yang dipilihnya (Walgito, 2007).
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap yang
menjadi objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah terhadap
suatu hal, suatu objek, tidak ada sikap tanpa objek. Sikap
mungkin terarah terhadap benda-benda, orang-orang tetapi
juga peristiwa, pandangan, lembaga, terhadap norma, nilainilai, dan lain-lain (Azwar, 2007).
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan
22
Struktur Sikap
Menurut Sunaryo (2009) struktur sikap memiliki tiga
komponen :
a) Komponen kognitif (cognitive)
Dapat disebut juga komponen perseptual, yang berisi
kepercayaan individu. Kepercayaan tersebut berhubungan
dengan hal-hal bagaimana individu mempersepsi terhadap
objek sikap, dengan apa yang dilihat dan diketahui
(pengetahuan),
pandangan,
keyakinan,
pikiran,
2.2.3.3.
23
sikap
memiliki
empat
tingkatan, yaitu :
a) Menerima (receiving)
Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan
rangsangan (stimulus) yang diberikan.
b) Merespon (responding)
Sikap individu yang dapat memberikan jawaban apabila
ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
c) Menghargai (valuing)
Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan
atau mendiskusikan suatu masalah.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap individu yang bertanggung jawab dan siap
menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya.
2.2.3.5.
Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Sunaryo (2009), yaitu :
24
a) Sikap
tidak
dibawa
sejak
lahir,
tetapi
dipelajari
sepanjang
perkembangan
individu
simpati,
25
secara
langsung
ataupun
tidak
langsung.
Sikap
akan
lebih
mudah
terbentuk
apabila
dianggap
penting
26
27
sebaik-baiknya.
Berikut
peralatan
yang
harus
28
zona
transformasi
asam
asetat
atau
menggunakan lugol.
h) Bersihkan semua daerah
warna
dan
kekuningan
debris
pada
bila
saat
pemeriksaan.
i) Bersihkan sisa larutan asam asetat dan larutan lugol
dengan lidi wotten atau kassa.
j) Lepas spekulum dengan hati-hati.
k) Catat hasil pemeriksaan.
2.2.5.4.
Pembacaan Hasil Test IVA
Pemeriksaan IVA positif terinfeksi sel kanker, apabila
ditemukan adanya area putih dan permukaannya meninggi
serta memiliki batas yang tegas di sekitar zona transformasi.
Jika
hasil
pemeriksaan
IVA
menunjukkan
adanya
29
Pengertian
Korelasi
Sederhana
merupakan
suatu Teknik
Sederhana
adalah
sebagai
berikut
30