Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
keduakalinya dengan UU Nomor 12 Tahun 2008, dan sejumlah peraturan pemerintah terkait
pelepasan aset.
Jokowi terbukti telah melanggar PP No 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah, Perda No 8/2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
KKN Jokowi bersama Lukminto telah melanggar Laporan Pertanggung Jawaban Walikota
Tahun 2010 yang telah menganggarkan pembelian tanah Hotel Maliyawan sebesar Rp 4
Miliar dari pemda / BUMD Jawa Tengan (CMJT).
Jokowi juga telah melanggar Nota Kesepakatan Pemkot Solo dengan DPRD Kota Solo No
910/3.314 dan No 910/1/617 tentang Kebijakan Umum Perubahan APBD Solo.
1. Jokowi melanggar hukum dan diduga korupsi dana hibah KONI Solo Rp. 5 miliar.
Pada thn 2008 KONI Surakarta (Solo) mengajukan permohonan bantuan anggaran
pembinaan dan bonus atlet berprestasi ke pemkot Solo. Atas permintaan KONI, pemkot Solo
menyampaikan usulan RAPBD 2009 dengan alokasi dana hibah sebesar Rp. 11.3 M untuk
KONI Solo.
Nota RAPBD 2009 Pemkot Solo dengan rencana anggaran hibah untuk KONI Solo disetujui
DPRD Solo dan ditandatangani Jokowi selaku Walikota.
Sebelumnya pada tahun 2008 PERSIS Solo juga mengajukan permohonan dana bantuan ke
Pemkot Solo. Tapi tidak disetujui karena dilarang peraturan dan perundang undangan.
Terbukti bahwa APBD Solo TIDAK mengalokasikan dana hibah ke PERSIS Solo pada
APBD tahun 2009.
Namun dalam pelaksanaanya, DPRD Solo menemukan penyimpangan pencairan dana Rp.
11.3 Milyar itu oleh Jokowi, di mana dana APBD 2009 untuk hibah KONI Solo hanya
diterima sebesar Rp. 6.3 miliar, atau kurang Rp. 5 miliar dari anggaran APBD 2009 yang
sudah disahkan.
KONI Solo melalui Wakil Ketua KONI Gatot Sugiharto mempertanyakan kemana
kekurangan uang Rp. 5 miliar yang tidak diterima KONI. Jawaban walikota Jokowi bahwa
sisa uang Rp. 5 miliar dana hibah hak KONI itu sudah dialihkan untuk PERSIS (Persatuan
Sepak bola Solo).
Pengalihan uang Rp. 5 Miliar dana Hibah KONI melanggar UU dan hukum karena tanpa ada
persetujuan DPRD dan Mendagri. Sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku dana
APBD tidak diperbolehkan dihibahkan ke cabang olah raga termasuk sepakbola.
Tindakan Jokowi itu melanggar UU No. 32 thn 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Permendagri No. 59 thn 2007 serta Perda APBD Kota Solo.
Belakangan diketahui uang Rp. 5 miliar hak KONI SOLO telah dialihkan dan disebut Jokowi
sudah diterima PERSIS Solo juga tidak dapat dipastikan kebenarannya. Tidak ada laporan
penerimaan dana hibah dari APBD 2009 atau hibah dari KONI Solo untuk PERSIS Solo
sebesar Rp. 5 miliar dalam laporan keuangan PERSIS Solo tahun 2009.
Disposisi Walikota Jokowi itu kemudian dituangkan dalam surat jawaban Kadispenda kepada
PT. Loka Niaga Adiperdana pada tanggal 19 Desember 2008.
Pada tanggal 22 Desember 2008 atau 3 hari setelah surat Kadispenda Solo kepada PT. Loka
Niaga Adiperdana diterbitkan, Dispenda Solo mengirim surat undangan kepada perusahaan
perusahaan biro iklan rekanan terdaftar Pemkot Solo untuk menghadiri penjelasan lelang
pengadaan Baliho, Bando, Billboard, dan lainnya, yang akan dilaksanakan pada 23 Desember
2008 atau hanya satu hari terhitung sejak surat undangan penjelasan lelang disampaikan.
Pada tanggal 23 Desember 2008 dilakukan penjelasan lelang di Kantor Dispenda Solo yang
dihadiri beberapa perusahaan biro iklan rekanan pemkot Solo. Namun, semua biro iklan yang
hadir dalam penjelasan lelang di kantor Dispenda Solo itu tidak ada yang mengetahui bahwa
pemkot Solo juga sedang melelang pengadaan sarana reklame videotron, kecuali PT. Loka
Niaga Adiperdana.
Pada 24 Desember 08, sekitar pukul 14.00 WIB digelar rapat di ruang lantai 2 kantor
Dispenda, dipimpin langsung Kadispenda Solo Budi Suharto. Hadir pada rapat itu antara lain
Budi Ismoyo (PT Jarum), Wardani ( DKP), Aroni (DTT), Singgih ( Kantor Aset) & Yosca H
(DLLAJ Solo).
Rapat tanggal 24 Desember 2008 di lantai 2 Dispenda Solo itu ditetapkan para pemenang
lelang sesuai dengan arahan Walikota Jokowi kepada Kadispenda. Khusus untuk paket
pengadaan sarana reklame videotron senilai Rp. 4 miliar diserahkan kepada PT. Loka Niaga
Adiperdana yang merupakan satu satunya perusahaan biro iklan yang mengetahui informasi
lelang dan juga merupakan satu satunya biro iklan yang mendapat undangan untuk
mengikuti lelang paket pengadaan videotron pemkot Solo.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Solo sudah mengusut korupsi videotron ini, namun perkembangan
penyelidikan dan penyidikannya macet total. Padahal, Kejari Solo sudah menemukan bukti
korupsi di antaranya temuan bahwa CV. Tika Martindo pelaksana studi kelayakan adalah
perusahaan fiktif yang tidak diketahui alamat dan keberadaaanya.
Di samping itu, Kejari Solo juga sudah menetapkan Budi Suharta sebagai tersangka, namun
tiba tiba status tersangka korupsi Budi Suharta dicabut kembali tanpa dasar dan alasan yang
jelas.
Padahal penetapan tersangka terhadap Budi Suharta dan pejabat pejabat Dispenda Solo
serta direktur PT. Loka Niaga Adiperdana akan menguak keterlibatan Jokowi dalam korupsi
serta akan menyeret mantan walikota Solo yang kini adalah capres PDIP sebagai tersangka
korupsi videotron Manahan Solo.
Kolusi, Korupsi dan Nepotisme (KKN) Jokowi pada proyek pengadaaan videotron Manahan
Solo ini sebenarnya sangat mudah dibuktikan, namun sayangnya ada intervensi tangan sakti
kepada Kejari Solo dan penyidik. KPK diharapkan segera masuk mengambilalih kasus
korupsi Jokowi yang sudah terkatung katung penuntasannya selama 4 tahun.
Pihak Kejari Solo dan Kejati Jawa Tengah memang mengeluhkan adanya intervensi dan
tekanan dari pihak tertentu yang meminta kasus kasus korupsi Jokowi selama menjabat
walikota Solo dipetieskan. (Bersambung)