Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sektor industri merupakan salah satu motor penggerak utama pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Pembangunan industri akan memberikan dampak besar berupa meningkatnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mendorong terciptanya teknologi yang tepat
guna, memperkuat daya guna masyarakat dalam proses pertumbuhan ekonomi nasional, memperluas
pembukaan lahan kerja dan kesempatan berusaha serta dapat memperkuat stabilitas nasional.
Dalam pertumbuhan realisasi investasi triwulan pertama 2016, sektor industri menjadi salah satu motor
utama dengan 5 (lima) sektor yang memberikan kontribusi besar dalam realisasi investasi. Sebagian
besar sektor industri yang memberikan sumbangan terbesar berasal dari industri padat karya yang
menjadi prioritas pemerintah bersama industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor dan industri
hilirisasi mineral.
Tekstil
Industri tekstil merupakan salah satu industri tertua dan paling strateis di Indonesia. Selain
kebutuhan ragam fashion yang terus berkembang, jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar
menjadi beberapa faktor bagi tumbuh-kembangnya industri ini. Di tahun 2010, industri tekstil mampu
mengaryakan hingga lebih kurang 11% dari total angkatan kerja industri, atau 1,34 juta orang di
2.853 perusahaan dan menyumbang 8,9% dari total ekspor negara.
Industri tekstil Indonesia mampu berkembang baik di sektor hulu maupun hilir. Dari baku bahan
hingga tahapan finishing, menciptakan rantai pasokan yang sangat efisien, serta mampu
menyediakan solusi satu pintu baik untuk pasar lokal maupun internasional. Beberapa produsen
garmen lokal besar bahkan mengupayakan meningkatkan modal untuk memperoleh aset yang akan
membantu mereka terus mengefisienkan rantai pasokan.
Dengan kekuatan tersebut, Indonesia telah berhasil memosisikan dirinya sebagai pasar produksi
alternatif untuk merek fashion dunia dan termasuk dalam 10 besar negara eksportir tekstil dan
garmen. Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengklaim 80% mereka pakaian global diproduksi di
dalam negeri. Pabrik tekstil yang terutama berlokasi di Bandung, Bekasi dan Bogor, menjadi
pemasok merek mahal seperti Hugo Boss, Giorgio Armani, Guess, Mark and Spencer, Mango dan
banyak merek-merek terkenal lainnya. Produk ekspor pabrik-pabrik ini telah mencapai pasar negara
maju seperti Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan pasar high-end lainnya.
Hingga tahun 2014, realisasi investasi pada industri tekstil Indonesia mencapai Rp9,53 triliun, atau
tumbuh 9,4 % dari tahun sebelumnya. Akumulasi pada periode 2009 hingga Triwulan III 2014
menunjukkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) meningkat 33,6% atau Rp11,8 triliun,
sementara Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat hingga 36,4%, atau Rp23,2 triliun.
Potensi Investasi :
> Biaya tenaga kerja rendah, stabilitas polik, ketersediaan bahan baku dan lahan industri murah.
Dibandingkan Tiongkok, upah rata-rata pekerja tekstil telah meningkat menjadi US$247 per bulan,
jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia yang berada di angkat US$140.
> Indonesia telah menjadi basis industri bagi perusahaan asing yang memproduksi produk tekstil
khusus seperti geotextile; seragam militer, yang telah diekspor ke sekitar 30 negara. Salah satunya
untuk tentara North Atlantic Treaty Organizaton (NATO); dan seragam Anti-Nuklir yang telah
diekspor ke Arab Saudi dan Malaysia.
> Industri pakaian dan tekstil lainnya merupakan salah satu penyerap tenaga kerja terbesar di
Indonesia. Di tahun 2013, jumlah pekerja yang berkarya di bidang ini mencapai hampir 850 ribu
orang, meningkat dari tahun 2009 yang sekitar 690 ribu.
Dukungan Pemerintah :
* Mendukung revitalisasi pelebaran industri dengan menyediakan insentif keuangan untuk
meyakinkan pelaku usaha tekstil dan pakaian berinvestasi dalam mesin baru. Hal ini juga
mempromosikan kerjasama terkait teknologi antara perusahaan lokal dan asing dan membagikan
pengetahuan.
* Menanggung bea masuk barang modal dan bahan untuk memproduksi karpet dan/atau
permadani.
* Tax Allowance: pengurangan pajak penghasilan kena pajak perusahaan sebanyak 30% dari nilai
investasi diberikan untuk wilayah bisnis tertentu dan/atau daerah-daerah tertentu untuk semua
industri hilir tekstil. Pengurangan pajak ini diberikan selama 6 tahun, yang berarti 5 % setiap tahun.