Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ABSTRACT
The increased levels of uric acid is hyperuricemia caused a variety of risk factors that is family history,
obesity, consumption of high foods in purines, high fructose and high alcohol. The highest prevalence data in the
region of Sulawesi according to Riskesdas by 2013 is South East Sulawesi of 12%. The objective of this study is to
know the risk factors offamily history, obesity, consumption of high foods in purines, high fructose and high alcohol
to increase uric acid levels in coastal society district of Watubangga.The design of observational analytic study
was by using a case control. Sample of the study is 136 people in coastal society district of Watubangga recorded in
the medical recordof clinics watubangga by 68 cases and 68 controls are taken using purposive sampling technique.
Research instrument is questionnaire to determine family history, consumption of high foods in purines, high
fructose, high alcohol and coutn BMI to determined obesity. Data declared significant if OR >1 .The findings of
study there is risk factors offamily history (OR = 2,901), obesity (OR = 3,125), the consumption of high foods in
purines (OR = 6,273), the high consumption of fructose (OR = 3,596), and high consumption of alcohol (OR =
2,971) affect increasing uric acid levels.The conclusion of study indicate that risk factors that affect increase uric
acid levels is family history, obesity, consumption of high foods in purines, high consumption of fructose and high
consumption of alcohol.Need handling a pattern of healthy living by exercise and eating patterns set by consumption
of high foods in purines, high fructose and alcohol.
Keywords : Uric acid, family history, obesity, purines, fructose, alcohol.
PENDAHULUAN
Asam urat adalah hasil produksi
metabolisme purin(Misnadiarly, 2007).
Asam urat disintesis terutama dalam hati,
dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh
enzim xantin oksidase. Asam urat kemudian
mengalir melalui darah ke ginjal, tempat zat
ini difiltrasi, direabsorpsi sebagian, dan
diekskresi sebagian sebelum akhirnya
diekskresikan melalui urin (Sacher, 2004).
Peningkatan kadar asam urat darah
diatas normal disebut hiperurisemia.
Diagnosis hiperurisemia jika kadar asam
urat dalam serum pada laki-laki >7,0 mg/dl
dan pada perempuan >6,0 mg/dl (Monangin
dkk, 2013).Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan kadar asam urat
atau hiperurisemia yaitu faktor genetik,
obesitas, usia, jenis kelamin (Misnadiarly,
2008), konsumsi purin seperti ikan teri, otak,
Tabel 1. Analisis faktor risiko riwayat keluarga terhadap peningkatan kadar asam urat
Peningkatan Kadar Asam
Urat
95 % CI
Jumlah
OR
Riwayat
keluarga
Kasus
Kontrol
Lower Upper
n
Risiko Tinggi
49
36
32
23,5
81
59,6
Risiko Rendah
19
14
36
26,5
55
40,4
1,423
5,915
2,901
Jumlah
68
50
68
50
136
100
Tabel 2. Analisis faktor risiko obesitas terhadap peningkatan kadar asam urat
Peningkatan Kadar Asam Urat
Obesitas
Risiko Tinggi
Kasus
Jumlah
Kontrol
36
26,5
18
13,2
54
39,7
Risiko
Rendah
32
23,5
50
36,8
82
60,3
Jumlah
68
50
68
50
136
100
95 % CI
Lower
Upper
1,523
6,414
OR
3,125
Tabel 3.Analisis faktor risiko konsumsi makanan tinggi purin terhadap peningkatan kadar asam
urat
Konsumsi
makanan tinggi
purin
95 % CI
Jumlah
Kontrol
Risiko Tinggi
51
37,5
22
16,2
73
53,7
Risiko Rendah
17
12,5
46
33,8
63
46,3
Jumlah
68
50
68
50
136
100
Lower
Upper
2,969
13,252
OR
6,273
Tabel 4.Analisis faktor risiko konsumsi tinggi fruktosa terhadap peningkatan kadar asam urat
Peningkatan Kadar Asam Urat
Konsumsi
tinggi fruktosa
Risiko Tinggi
Kasus
Kontrol
Jumlah
43
31,6
22
16,2
65
47,
8
Risiko
Rendah
25
18,4
46
33,8
71
52,
2
Jumlah
68
50
68
50
136
100
95 % CI
Lower
Upper
1,772
7,300
OR
3,569
Tabel 5. Analisis faktor risiko konsumsi tinggi alkohol terhadap peningkatan kadar asam urat
Peningkatan Kadar Asam Urat
Konsumsi tinggi
alkohol
Kasus
n
Risiko Tinggi
41
Kontrol
%
30,1
n
23
%
16,9
Jumlah
n
64
47,
1
Risiko Rendah
27
19,9
45
33,1
72
52,
9
Jumlah
68
50
68
50
13
6
100
95 % CI
Lower
Upper
1,477
5,976
OR
2,971
PEMBAHASAN
Faktor risiko riwayat keluarga terhadap
peningkatan kadar asam urat
Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa responden yang mengalami
peningkatan asam urat serta memiliki
riwayat keluarga peningkatan kadar
asam urat lebih berisiko 2,901 kali
lebih besar dibandingkan dengan
responden yang tidak memiliki
riwayat keluarga peningkatan kadar
asam urat.
Keluarga yang memiliki pola
hidup yang sama ataupun terdapat
mutasi gen penyandi atau defisiensi
enzim
hypoxantinguanyl
phosphorilbosyl
transferase
(HGPRT).
Kekuarangan
enzim
HGPRT bersifat genetik. Enzim
HGPRT berperan dalam proses
pemakaian ulang dari metabolisme
purin. Jika mengkonsumsi purin dan
tubuh mengalami defisiensi enzim
HGPRT maka jumlah purin dalam
tubuh akan menumpuk (Soeroso,
2011).
Faktor
risiko
obesitas
peningkatan kadar asam urat
terhadap
monofosfat
dan
inosin
monofosfat
(Prahastuti, 2011).
Asupan fruktosa memiliki efek
langsung terhadap peningkatan kadar asam
urat. Mekanisme terbentuknya asam urat
dengan adanya fosforilasi fruktosa menjadi
fruktosa-1
fosfat
oleh
enzim
ketoheksokinase yang dengan cepat
menghabiskan ATP dan mengubah ADP dan
Pi, selanjutnya ADP diubah menjadi AMP.
Sebagai akibat peningkatan penggunaan
ATP tersebut, terjadi penurunan Pi yang
memicu aktivasi enzim AMP deaminase,
yang mengubah AMP menjadi inosin. Inosin
selanjutnya diubah menjadi hipoxantin
selanjutnya diubah menjadi asam urat oleh
enzim xantin oksidase sehingga terjadi
peningkatan kadar asam urat (Hermawati,
2015).
Faktor risiko konsumsi tinggi alkohol
terhadap peningkatan kadar asam urat
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
responden yang mengkonsumsi tinggi
alkohol lebih berisiko 2,971 kali lebih besar
menderita peningkatan kadar asam urat
dibandingkan dengan responden yang tidak
mengkonsumsi
tinggi
alkohol.Hasil
penelitian ini sejalan dengan Montol dan
agnes (2014) bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara jumlah alkohol yang
dikonsumsi dengan kadar asam urat.
Konsumsi alkohol menyebabkan produksi
NADH yang berlebihan mengakibatkan
peningkatan
laktat
sehingga
terjadi
penurunan ekskresi asam urat (Karimba dkk,
2013).
Alkohol mendorong terjadinya
hiperurisemia karena meningkatnya
produksi urat serta berkurangnya
ekskresi asam urat. Kandungan purin
yang
tinggi
dalam
beberapa
minuman beralkohol seperti bir juga
dapat menjadi salah satu faktornya
(Jameson, 2013).
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa riwayat keluarga, obesitas, konsumsi
makanan tinggi purin, konsumsi tinggi
fruktosa,
konsumsi
tinggi
alkohol
merupakan faktor risiko peningkatan kadar
asam urat pada masyarakat pesisir
Kecamatan Watubangga.
SARAN
Bagi
tenaga
kesehatan
hendaknya memberikan edukasi
kepada
masyarakat
untuk
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat tentang faktor-faktor
risiko peningkatan kadar asam urat
dan tentang menerapkan pola hidup
sehat.Bagi
peneliti
selanjutnya,
disarankan untuk mengembangkan
penelitian mengenai faktor-faktor
risiko peningkatan kadar asam urat
dengan variabel yang belum diteliti
sehingga bisa membandingkan faktor
risiko yang paling berperan terhadap
kejadian peningkatan kadar asam
urat dan agar lebih mengembangkan
ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh dari perkuliahan terutama
yang
berhubungan
dengan
metodologi penelitian, kesehatan
masyarakat dan ilmu klinis tentang
peningkatan kadar asam urat. Bagi
masyarakat, menerapkan pola hidup
sehat dengan berolahraga dan
mengatur pola makan yang sehat
seperti mengurangi konsumsi yang
mengandung tinggi purin, tinggi
fruktosa, dan agar sedapat mungkin
menghindari minuman beralkohol
agar tidak merusak kemampuan
ginjal dan menghindari peningkatan
asam laktat.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.,
2013.
Riset