Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hipertensi di definisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evolution
and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang
dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer/esensial (hamper 90% dari semua kasus atau
sekunder, terjadi sebagai akibat kondisi patologiyang dapat dikenali, seringkali dapat
diperbaiki.
Dari banyaknya kasus gangguan kardiovaskuler ini, maka seorang perawat
dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan
keperawatan yang tepat untuk penderita hipertensi.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah, kemudian selain dari itu tujuan lainnya
untuk mengembangkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan dari Pneumonia.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yang
memberikan penjelasan tentang materi ini dengan cara mengumpulkan data,
menganalisa dan menarik kesimpulan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan
cara membaca dan memahami materi dari buku dan sumber lain yang berhubungan
dengan materi tersebut .
1.4 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari Bab I pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang, ujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mm Hg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg
atau lebih. (Barbara Hearrison 1997)
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg, dan tekanan darah sama atau di atas 160/95 dinyatakan hipertensi.
Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut borderline hypertension.
2.2 Etiologi
Pada umunya
hipertensi
tidak
mempunyai
penyebab
yang
spesifik.
hipertensi:
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2.
Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3.
4.
Stress Lingkungan
Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
a.
banyak
factor
yang
mempengaruhi
Hipertensi Sekunder
Dapat
diakibatkan
karena
penyakit
parenkim
renal/vakuler
renal.
angiotensinogen
Renin
Angiotensinogen I
2.5 Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mataberupa
perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan, gagal jantung,
gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1.
Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
2.
3.
7.
8.
2.7 Penatalaksanaan
4.
a.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Aktivitas/ Istirahat.
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
2.
Sirkulasi
Gejala :Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
Tanda :Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,radialis, tikikardi,
murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin
(vasokontriksi perifer) pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3.
Integritas Ego.
Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat penyakit ginjal
Neurosensori
Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,subojksipital (terjadi
saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa jam) Gangguan
penglihatan (diplobia, penglihatan kabur, epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses
piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
7.
Nyeri/ ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakitkepala.
8.
Pernafasan
Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,ortopnea,dispnea,
batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas
curah
jantung
berhubungan
dengan
sakit
kepela
berhubungan
dengan
5.
6.
kondisi
penyakitnya
berhubungan
dengan
3.3Perencanaan keperawatan
1.
Intervensi
a. Observasi tekanan darah
Rasional :perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap
tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional :Denyutan karotis,jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati /
palpasi. Dunyut pada tungkai mungkin menurun,
vasokontriksi (peningkatan SVR) dan kongesti vena.
c.
mencerminkan
efek
dari
dan
masa
pengisian
kapiler. Rasional
:adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler
lambat mencerminkan dekompensasi / penurunan curah jantung.
e.
f.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
Kriteria Hasil :
umum,
penggunaan
energi
dan
periode
aktivitas. Rasional
:Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan
aktivitas dan mencegah kelemahan.
3.
Gangguan
rasa
nyaman
nyeri
sakit
kepela
berhubungan
dengan
serebral
Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam setelah makan.
Rasional :menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja pencernaan.
f.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti ansietas, diazepam
dll.
Rasional
4.
mengidentifikasi
hubungan
antara
hipertensi
dengan
klien
dengan kegemukan.
Rasional :Kegemukan
tentang
adalah
hubungan
resiko
aorta
langsung
tambahan
dan
antara
pada
peningkatan
b. Bicarakan
pentingnya
menurunkan
masukan
masukan lemak,garam dan gula sesuai indikasi.
kalori
hipertensi
darah
tinggi,
curah
jantung
dan
batasi
f.
Rasional :memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang dimakan dan
kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan perhatian pada factor
mana pasien telah / dapat mengontrol perubahan.
g. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging dll) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,jeroan).
Rasional :Menghindari makanan tinggi lemak
dalam mencegah perkembangan aterogenesis.
jenuh
dan
kolesterol penting
perilaku
koping
efektif
dan
konsekkuensinya,
koping
maladaptive
mungkin
merupakan
indicator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD
diastolic.
c.
Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya.
Rasional :pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah
respon seseorang terhadap stressor.
dan
beri
dorongan
partisifasi
e.
f.
Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan perubahan hidup yang
perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketibang membatalkan tujuan diri / keluarga.
Rasional :Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistic untuk
menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya.
6.
b. Kaji
kesiapan
dan
hambatan
dalam
belajar
termasuk
orang
terdekat. Rasional :kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan
sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien / orang terdekat
untuk mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima
realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak
akan dipertahankan). Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut. (mengidentivikasi
tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi dan mempermudah dalam
menentukan intervensi.
c. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi (pengertian,penyebab,tanda
dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut) melalui penkes.
Rasional :Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses
penyakit hipertensi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan