Вы находитесь на странице: 1из 14

LAPORAN KEGIATAN KESLING

PEMERIKSAAN AIR MINERAL AWARNA


PT. AQUARNASS TIRTA GEMILANG
KALIMANTAN BARAT

Disusun oleh :
dr. Tika Awalia Kamal
dr. Yuli Dwiharyani

Pendamping :
dr. Hj. Riska Susanti
NIP: 19770127 200701 2 010

PUSKESMAS RAWAT JALAN SEGEDONG


KABUPATEN MEMPAWAH
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan
makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya.
Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air
bersih. Permasalahan air bersih merupakan salah satu permasalahan utama yang sering
terjadi di beberapa daerah di Indonesia termasuk Sukabumi. Seiring perkembangan
zaman dan pertambahan jumlah penduduk, permintaan terhadap kualitas dan kuantitas
air bersih terus meningkat.
Dari studi lapangan ini didapatkan data-data antara lain: kualitas air baku dan
air bersih, proses pengolahan yang terjadi pada unit pengolahan dan kondisi eksisting
produksi. Kemudian dari hasil studi lapangan diatas diharapkan mahasiswa mendapat
informasi mengenai proses pengolahan air bersih dan memanfaatkan air sebijaksana
mungkin.

1.2 Tujuan Kegiatan


Mengetahui air minum yang layak untuk di konsumsi
Membandingkan kualitas beberapa air minum kemasan yang beredar di pasaran

1.3 Perencanaan dan Intervensi


Kegiatan ini diawali dengan mendatangi tempat perusahaan air minum Awarna.
Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel air minum yang dimasukan ke
dalam wadah berisi H2S untuk dilakukan pemeriksaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
1. Air Bersih
a. Pengertian Air Bersih
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/ PER/IX/ 1990 yang
dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang membahayakan tubuh.
Berdasarkan

Keputusan

1405/Menkes/SK/XI/2002

Menteri
tentang

Kesehatan

Republik

Persyaratan

Kesehatan

Indonesia
Lingkungan

Nomor
Kerja

Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dapat diminum apabila dimasak.
Air bersih merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh
karena itu, air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan
kesehatan, sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan air yang telah
ditentukan (Kusnoputranto, 2000).
b. Sumber Air
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal
Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber
air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
a.

Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk
diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.

b. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran
yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
c.

Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.

d. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat

dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan
sangat besar.
e.

Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air dalam
jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):

a.

Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran
sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.

b. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat
diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
c.

Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur
dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena
mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang
terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan
sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan,
dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti
bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan
dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang
jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan
pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian
sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air
asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar
pantai.

d. Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
1) Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2) Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3) Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial treatment).

c.

Standar Kualitas Air Baku


Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zatzatyang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan
yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air bersih, maka dapat
dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di Indonesia ketentuan
mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria
penentuan standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:

a.

Persyaratan kualitas air untuk air minum.

b. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.


c.

Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:

a.

Syarat fisik, antara lain:

1) Air harus bersih dan tidak keruh.


2) Tidak berwarna
3) Tidak berasa
4) Tidak berbau
5) Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
b. Syarat kimiawi, antara lain:
1) Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
2) Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3) Cukup yodium.
4) pH air antara 6,5 9,2.
c.

Syarat bakteriologi, antara lain:


Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit.

Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi
instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin
jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar
kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut
standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII
tanggal 3 Agustus 1977):
1) Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2) Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih
dahulu dimasak.
3) Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
2. Air Minum
a. Pengertian Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907 /Menkes/SK/VII/2002, air
minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Jenis air minum meliputi :
1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga
2. Air yang didistribusikan melalui tangki air
3. Air kemasan
4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang

disajikan kepada masyarakat


Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling pentin
g. Seperti diketahui, kadar air tubuh manusia mencapai 68 persen dan untuk tetap hidup
air dalam tubuh tersebut harus dipertahankan. Kebutuhan air minum setiap oran
g
bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat badan
dan

aktivitasnya.

Namun,

agar

tetap

sehat,

air

minum

persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Suriawiria, 1996).

harus

memenuhi

b. Kualitas Air Minum


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran
dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila
dimasak.
3. Instalasi Pengolahan Air Bersih
Air adalah salah satu kebutuhan utama bagi manusia, untuk kebutuhan minum,
mandi, cuci, masak, dan lainnya. Ketersediaan air bersih di sebuah kawasan sangatlah
penting. Namun, mengingat bahwa tidak semua kawasan mendapatkan air bersih, maka
perlu adanya pemerataan distribusi air bersih bagi masyarakat.
Kriteria air bersih biasanya meliputi 3 aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas. Dalam usaha menyediakan air bersih, biasanya BUMN di Indonesia yang
berkaitan dengan hal ini adalah PDAM Perusahaan Dagang Air Minum. Kadang ada
yang menyindirnya sebagai Perusahaan Dagang Air Mandi, karena terkadang air yang
didistribusikan tidak memenuhi kriteria air minum.
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan secara
fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara
mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan,
filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan
bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan
logam-logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis,
biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi dalam proses
penyediaan air bersih. Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di
Indonesia terlihat seperti pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam
sistem pengolahannya.

a. Bangunan Intake
Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air
dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk pengolahan air bersih, diambil dari
sungai. Pada bangunan intake ini biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk
menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke
dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP
Water Treatment Plant.
b. Water Treatment Plant
Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah bangunan
utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri dari 4 bagian, yaitu : bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi. Nah, sekarang kita bahas satu
per satu bagian-bagian ini.
1) Koagulasi
Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini. Pada proses koagulasi
ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau
air-air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang
terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel koloid ini bisa dengan penambahan
bahan

kimia

berupa

tawas,

ataupun

dilakukan

secara

fisik

dengan rapid

mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara
mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada WTP dilakukan dengan cara
hidrolis berupahydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 90 detik.
2) Flokulasi
Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam unit flokulasi. Unit ini
ditujukan untuk membentuk dan memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan
pengadukan lambat (slow mixing).
3) Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi dan unit
flokulasi, selanjutnya perjalanan air akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini

berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh


unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid
(biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak
sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.
4) Filtrasi
Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi. Unit filtrasi ini, sesuai
dengan namanya, adalah untuk menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini
biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga ketebalan berbeda.
Dilakukan secara grafitasi.
Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
c.

Reservoir
Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air masuk ke
dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air
bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan
distribusi di kita menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di
tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA Instalasi Pengolahan Air.
Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya Intake, WTP, dan Reservoir dibangun
dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan
pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari
WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan
melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

PELAKSANAAN
Telah dilakukan kegiatan pemeriksaan perusahaan air minum
Tempat: Perusahaan air minum Awarna
Waktu

: Selasa, 23 Agustus 2016

Pelaksana

: dr. Tika Awalia Kamal


dr. Yuli Dwiharyani
dr. Wilhelmina
dr. Tessa Thendria
Ibu Lasmiati
Ibu Yunita
IDENTITAS PABRIK AIR MINUM

Nama dan alamat fasilitas yang diperiksa

Kabupaten : Mempawah

Perusahaan air minum Awarna

Propinsi

Purun Besar
Pemilik Fasilitas : Lim Fi Thiong
Jenis : Air minum

: Kalimantan Barat

Penanggung Jawab :
Tanggal : 23 Agustus 2016
Tujuan pemeriksaan : untuk memeriksa
tingkat kebersihan air minum dan apakah
sumber air minum yang di produksi layak
untuk dikonsumsi

Dari hasil pemeriksaan air minum tergolong bersih dan layak dikonsumsi.

LAPORAN KEGIATAN KESLING PEMERIKSAAN AIR MINUM MERK


AWARNA

Nama Peserta

dr. Yuli Dwiharyani

TandaTangan:

Nama Pendamping

dr. Hj. Riska Susanti

Tanda Tangan:

Nama Wahana

Puskesmas Rawat Jalan Segedong

Tujuan Pelaksanaan

Memeriksa dan mengawasi pabrik air minum merk awarna


apakah sudah terstandar baik dalam segi kebersihan, pengolahan

Hari/Tanggal

air minum, serta peralatan dan kebersihan tenaga kerja


Selasa, 23 Agustus 2016

Waktu

11.00 13.00 WIB

Tempat

Pabrik depot air minum Awarna

DOKUMENTASI

Pengamatan hari pertama

Pengamatan 1x24 jam

Pengamatan 2x24 jam

Вам также может понравиться