MUHAMMAD ARIEF RACHMAN AGUS

14116726
1KA23
BAB V WARGA NEGARA DAN NEGARA
Hukum : peraturan peraturan yang
memaksa, yang menentukan perilaku
manusia dalam masyarakat yang dibuat
oleh
lembaga
pemerintahan
yang
berwajib, dan akan mendapat sanksi jika
melanggar peraturan tersebut
BAB V
WARGA
NEGARA
DAN
NEGARA

Hukum
dan
Negara

Hukum

Ciri dan Sifat Hukum : adanya perintah

dan larangan yang harus dipatuhi oleh
setiap orang
Pembagian Hukum : Hukum yang
melihat
dari
Sumbernya
(UU,
Kebiasaan,
Traktat),
Bentuknya
(Hukum Tertulis dan Tidak Tertulis),
Tempat berlakunya (Hukum Nasional,
Internasional, Asing, Gereja), Waktu
Berlakunya (Ius Constitutum, Ius
Constituendum, Hukum Asasi), Cara
mempertahankan (Material, Formal),
Sifatnya
(Memaksa,
Mengatur),
Wujudnya
(Obyektif,
Subyektif),
Isinya (Privat, Publik)
Sumber sumber hukum : segala sesuatu
yang menimbulkan aturan aturan yang
memaksa yang mempunyai kekuatan
memaksa, jika dilanggar akan mendapat
sangsi yang tegas dan nyata

A1

Undang
Undang
(Statue)
adalah
Peraturan Negara yang mempunyai
kekuasaan hukum yang mengikat,
diadakan dan dipelihara oleh penguasa
negara

A1

Sumber
Hukum Formal

Kebiasaan (Costum) adalah perbuatan

manusia yang tetap dilakukan berulang
ulang dalam hal yang sama dan diterima
masyarakat
Keputusan
Hakim
(Yurisprudensi)
adalah keputusan hakim terdahulu yang
sering dijadikan dasar keputusan hakim
kemudian mengenai masalah yang sama
Traktat (Treaty) adalah perjanjian antara
dua orang atau lebih mengenai sesuatu
hal, sehingga masing masing pihak
bersangkutan terikat dengan isi perjanjian
tersebut
Pendapat
Sarjana
Hukum
adalah
Pendapat para sarjana yang sering dikutip
para hakim dalam menyelesaikan suatu
masalah

Negara

Tugas Utama Negara : Mengatur dan

menertibkan gejala gejala dalam
masyarakat yang bertentangan satu sama
yang lainnya, mengatur kegiatan
seseorang dan kelompok untuk
menciptakan tujuan bersama yang
disesuaikan dan diarahkan pada tujuan
Negara
Sifat sifat Negara : Sifat memaksa, sifat
monopoli, sifat mencakup semua

Bentuk Negara : Negara Kesatuan

(sentralisasi, desentralisasi), Negara
Serikat (Negara Federasi)
2

Perbedaan
Negara
Kesatuan
Didesentralisasi
dan Negara
Federasi

Bentuk
kenegaraan
yang kita
kenal dewasa
ini

Unsur Unsur
Negara

Tujuan Negara
Republik Indonesia

Negara Kesatuan Didesentralisasi : asal usulnya

ada Negara kesatuan dahulu baru dibentuk daerah
otonom, kewenangan membuat UUD hanya ada
satu pembuat yaitu pemerintah pusat, sumber
wewenang pemerintah pusat yang didistribusikan
kepada daerah otonom
Negara Federasi : Asal Usulnya ada Negara bagian
terlebih dahulu lalu membentuk Negara serikat,
kewenang membuat UUD ada 2 yaitu pemerintah
federal dan pemerintah Negara Bagian, sumber
wewenang pemerintah Negara Bagian
dikontribusikan pada pemerintah Federal

Negara
Dominion
Negara
Uni

Negara Uni ada 2 yaitu : Uni Riil

(dua/beberapa Negara berdasarkan
suatu perjanjian), Uni Personil
(Dua/beberapa Negara kebetulan
mempunyai seorang kepala Negara
yang sama)

Harus ada Wilayahnya, ada Rakyatnya,

ada pemerintahannya, ada tujuannya,
ada kedaulatannya

Melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, ikut melaksanakan
ketertiban dunia

C
3

C
Permanen : walau badan yang memegang
kedaulatanan itu berganti, kedaulatan negara masih
tetap ada

Sifat sifat
Kedaulatan

Absolut : di dalam Negara tidak ada kekuasaan yang

lebih tinggi dari kekuasaan negara
Tidak terbagi bagi : Kekuasaan pemerintah
memang terbagi bagi tetapi kekuasaan tertinggi dari
Negara tetap tidak dapat dibagi bagi

Tidak Terbatas

Sumber
Kedaulatan

Hukum Menurut
Purnadi
Purbacaraka dan
Soerjono Soekanto

Negara Hukum
dalam arti Sempit,
yakni Negara liberal

Negara Hukum
dalam arti Luas,
yakni Negara liberal

1.
2.
3.
4.

Teori Kedaulatan Tuhan

Teori Kedaulatan Rakyat
Teori Kedaulatan Negara
Teori Kedaulatan Hukum
Hukum sebagai Ilmu pengetahuan, Hukum
sebagai dispin, Hukum sebagai kaidah, Hukum
sebagai tata hukum, Hukum sebagai petugas,
Hukum sebagai keputusan penguasa, Hukum
sebagai proses pemerintah, Hukum sebagai sikap,
Hukum sebagai jalinan nilai - nilai
Adanya perlindungan hak hak asasi manusia
dan pemisahan kekuasaan antara kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif
Perlindungan terhadap hak hak asasi manusia
dan pemisahan kekuasaan, setiap tindakan
pemerintah harus didasarkan pada undang
undang, adanya peralihan administrasi yang
berdiri sendiri untuk aparat pemerintah yang
melanggar batas batas kewenangnya

Pemerintah

Pemerintah dalam arti Luas : Segala

kegiatan/usaha yang terorganisir, bersumber
pada kedaulatan dan berdasarkan dasar
Negara, kewenang dan kewajiban Negara yang
harus dilaksanakan menurut dasar dasar
tertentu(suatu Negara) demi tercapainya
tujuan negara
Pemerintah dalam arti sempit : Menurut
Montesquieu, pemerintah hanyalah tugas
kewajiban dan kekuasaan Negara di bidang
eksekutif, dan menurut Vollenhoven, Kekuasaan
Negara di bidang testur

Warga Negara
dan Negara

Menurut Kansil : orang orang berada dalam

wilayah suatu Negara itu dapat dilihat dari
penduduk Warga Negara dan Penduduk
Bukan Warga Negara(mereka yang berada di
wilayah suatu Negara)

Ius Sanguinis : Kriterium kelahiran menurut

asas keibubapaan
Ius Soli : Kriterium kelahiran menurut asas
tempat kelahiran
Asas
Kewarganegaraan

Hak Opsi : Hak untuk memilih

kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif)
Hak Repudiasi : Hak untuk menolak
kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel pasif)

Naturalisasi

Suatu proses hukum yang menyebabkan

seseorang dengan syarat syarat tertentu
mempunyai kewarganegaraan

Hak dan Kewajiban

Warga Negara
Indonesia

E1

E1

PASAL 26, YANG MENJADI WARGA NEGARA ADALAH ORANG-ORANG

BANGSA INDONESIA ASLI.

PASAL 27 (2), TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK ATAS PEKERJAAN DAN

PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN.
PASAL 28, KEMERDEKAAN BERSERIKAT BERKUMPUL MENGELUARKAN
PENDAPAT DENGAN LISAN DAN TULISAN DITETAPKAN DALAM UNDANGUNDANG.
PASAL 29 (2), NEGARA MENJAMIN KEMERDEKAAN TIAP-TIAP PENDUDUK
UNTUK MEMELUK AGAMANYA MASING-MASING.

PASAL 30 (1), TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA
DALAM USAHA PEMBELAAN NEGARA.
PASAL 31 (1), TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK MENDAPAT
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.

PASAL 34, FAKIR MISKIN DAN ANAK-ANAK TERLANTAR DIPELIHARA OLEH

NEGARA.